All Chapters of Pernikahan Kedua: Chapter 51 - Chapter 60
119 Chapters
51. Apakah Aku Merebutnya?
***Gadis melangkahkan kakinya ke masjid  Indonesia-Tokyo yang berada di Meguro, Tokyo. Hari ini ia tidak pergi ke ke kampus karena memang tidak ada jadwal dan memanfaatkannya untuk bertemu dengan Maryam, guru ngaji dan tempatnya untuk cerita segala hal. Gadis memang ingin menceritakan semuanya pada Maryam mengenai Yamazaki, lelaki yang ternyata diam-diam menaruh perasaan padanya."Assalamu'alaikum... " Sapa Gadis dengan senyum sumringah, ia langsung masuk ke salah satu ruangan masjid yang Maryam biasa di sana."Wa'alaikumussalam," balas Maryam dengan mengukir senyum.Gadis langsung berlari kecil dan memeluk Maryam membuat perempuan itu sedikit terkejut. "Kenapa manja begini? Pasti ada hal bahagia yang ingin kamu ceritakan sama Kakak ya?" tanya Maryam menebaknya.Gadis melepaskan pelukannya dan ia pun mengangguk malu-malu dengan wajah yang merah merona."Jangan-jangan ada lelaki yang ingin melamarmu ya?" Maryam menebak
Read more
52. Meminta Restu
***"Semua terjadi atas kehendak Allah dan dia tidak berhak memaksakan perasaan orang lain juga. Allah yang mengendalikan hati manusia, jadi kenapa dia harus di marah dan merasa kamu merebutnya? Dia dan calon suamimu kan tidak dalam suatu hubungan, jadi kata Kakak kamu tidak perlu merasa tidak enak, wong calon suamimu saja enggak membalas perasaannya," ucap Maryam.Gadis langsung merona malu saat mendengar Maryam mengatakan 'Calon suamimu' padahal ia belum memutuskan untuk menerima Yamazaki. "Iya, Kak. Mungkin aku banyak takutnya, padahal aku enggak merebut apapun darinya," balas Gadis dengan pelan."Lelaki itu siapa, apa Kakak kenal juga?" tanya Maryam penasaran.Gadis mengangguk. "Kakak pasti kenal.""Siapa?" tanya Maryam tak sabar."Sensei...""Sensei? Dosen pembimbingmu? Kento Yamazaki?" tanya Maryam sedikit terkejut."Iya. Dia lelaki itu," jawab Gadis malu-malu."Alhamdulillah....
Read more
53. Meraba Rupa Takdir
***"Hari ini tidak pergi ke kampus?" tanya Mesya"Memang tidak ada jadwal," jawab Gadis, ia merapikan beberapa bajunya yang belum sempat ia lipat."Tumben, biasanya walau tidak ada jadwal kamu selalu rajin pergi ke perpustakaan kampus," ucap Mesya. "Kamu lagi menghindari seseorang ya?" Mesya menatap Gadis curiga."Memang hari ini niatnya mau beres-beres di apartemen. Aku selalu sibuk dan tak sempat membereskannya, Alhamdulillah ada kamu jadi bisa bantuin aku,"balas Gadis sambil nyengir."Dasar ya dari dulu tak pernah berubah!" sungut Mesya sambil berpura-pura kesal. "Lalu bagaimana dengan jawabanmu pada Yamazaki-san? Apa kamu sudah memutuskannya?"Gadis mengangguk. "Aku akan kirim pesan sama Sensei nanti malam saja.""Lho kenapa lewat pesan? Kenapa tidak langsung bicara saja? Jangan-jangan kamu mau menolak Kento-san?" Mesya terkejut dan menatap Gadis tak percaya."Mau menerima atau menolak, memang ba
Read more
54. Menerima Kabar Baik
***"Sensei!Yamazaki langsung menghentikan langkahnya dan ia berbalik melihat siapa orang yang memanggilnya. Yamazaki melihat Aisyah dan Noor sedang berjalan menghampirinya."Assalamu'alaikum, Sensei..." sapa Noor dengan ramah."Wa'alaikumussalam," balas Yamazaki."Sensei tumben ada di sini? Tidak sibuk di kampus?" tanya Noor."Hari ini kebetulan jadwalnya tidak terlalu padat dan bisa menyempatkan  datang ke sini menemui Fatih," jawab Yamazaki."Kalau begitu saat ini ada waktu?" tanya Noor."Memangnya ada apa?""Hari ini kak Aisyah sedang milad dan Alhamdulilah kita mau berkumpul untuk makan-makan. Mungkin kehadiran Sensei bisa jadi kado terindah untuk kak Aisyah," balas Noor sambil melirik ke arah Aisyah.Yamazaki tersenyum tipis. "Maaf, sepertinya tidak bisa.""Kenapa?" tanya Noor terkejut karena baru kali ini Yamazaki menolak permintaan
Read more
55. Hati Merah Jambu
***Pagi ini Gadis sedikit terlambat datang ke ruang laboratorium karena semalam suntuk, Ratu menginap di apartemennya dan membuka sesi curhat padanya. Gadis langsung masuk dan tersenyum pada semuanya. "Selamat pagi!" sapanya sambil duduk di mejanya."Pagi, Gadis. Tumben hari ini sedikit terlambat," balas Deborah."Semalam ada temanku yang menginap dan kamu tahu kalau para perempuan berkumpul pasti mereka melupakan semuanya, termasuk waktu," balas Gadis sambil tersenyum."Pantas saja matamu terlihat lelah. Nanti kita ke Coffee Shop ya biar kamu tak lelah lagi," ajak Deborah dan Gadis mengangguk."Gadis, kamu melupakan chat yang aku kirimkan semalam?" Albert berbisik memberitahukannya.Gadis langsung menepuk jidatnya. "Astaghfirullah... Aku lupa! Semalam sempat baca dan saat aku mau balas ponselku tiba-tiba mati, jadi aku lupa mau balas lagi tadi," ujarnya. "Maaf ya..."Albert mengangguk. "Enggak masalah, kam
Read more
56. Pemilik Rindu
***Setelah cerita banyak dengan Fatih dan juga Raisya. Gadis hendak pamit, namun sapaan seseorang membuatnya langsung melihat ke arah sumber suara."Harumi!" seru Gadis dengan hangat, ia senang bertemu dengan perempuan itu yang mungkin sebentar lagi jadi adik iparnya."Assalamu'alaikum, Kakak cantik,"sapa Harumi sambil memeluk hangat.Sapaan Harumi tentu saja membuat wajah Gadis merona malu karena orang lain pun mendengarnya."Wa'alaikumussalam. Kamu sudah kembali ke Jepang ternyata, bukankah pas terakhir kita chat kamu berencana kembali ke Jepang bulan depan?""Rencananya memang seperti itu, tapi saat mendengar kabar bahagia dari oniichan membuatku mempercepat rencana kembali ke sini. Aku bahagia sekali. Alhamdulillah... Doaku pun Allah ikut kabulkan. Terima kasih ya!" Harumi menatap Gadis dengan penuh haru."Kenapa harus berterima kasih segala," tukas Gadis."Karena mau menerima
Read more
57. Mendung Terlukis di Wajahmu
***Pagi ini Gadis masih menunggu kabar dari Indonesia. Gadis gelisah karena semalam ibunya memberi kabar bahwa Hadi-ayahnya terlibat kecelakaan dan saat ini masih berada di rumah sakit dan ia belum mendapatkan kabar terbaru dari ibunya. Gadis menangis terus menerus dari tadi karena masih khawatir dengan kondisi ayahnya.Ponselnya berbunyi dan ia langsung mengangkatnya."Assalamu'alaikum," ucap Gadis dengan suara terisak."Wa'alaikumussalam... Gadis, kamu di mana?""Masih di apartemen. Eva, aku bisa minta bantuan kamu? Ayahku kecelakaan dan sampai saat ini aku masih sulit menghubungi ibu. Aku takut ada apa-apa. Bisa tolong lihat bagaimana kabar ayah?""Aku justru mau ngasih tahu kamu, Gadis. Saat ini aku lagi menemani ibu di rumah sakit," balas Eva."Alhamdulillah... Bagaimana kabar ayah? Ayah enggak apa-apa, kan?" tanya Gadis dengan cepat."Ayah masih di IGD. Makanya ibu belum b
Read more
58. Rasa Tenang darinya
"Aku kan mahasiswi yang dibimbingnya? Kenapa kamu bertanya seperti itu?""Iya aku tahu kalau kamu mahasiswi yang dibimbing Sensei. Aku bukan menanyakan hubungan yang umum itu. Kamu dan Sensei, apa kalian sedang menjalin hubungan lebih dari sekedar dosen dan mahasiswi yang dibimbing ya?""Maksud kamu apa?" tanya Gadis, ia semakin tidak mengerti dengan pernyataan Albert."Kamu dan Sensei berpacaran?" Albert langsung bertanya tanpa basa-basi.Gadis terkejut, bagaimana bisa Albert berpikiran seperti itu. "Aku dan Sensei tidak berpacaran! Kenapa kamu bisa berpikir bahwa kami mempunyai hubungan seperti itu?""Sangat terlihat dengan jelas dari sikap kamu dan Sensei yang berbeda dan juga tatapan kalian yang seperti berbicara ada cinta. Apa alasan kamu menolakku karena Sensei saat ini?"Gadis mengehela napasnya dan ia menggelengkan kepalanya. "Ada Sensei atau tidak, aku memang pasti akan menolakmu, Albert!
Read more
59. Cinta Sepihak
***Beberapa hari terakhir ini Albert tak bisa tidur dengan nyenyak. Ia masih saja memikirkan hubungan Yamazaki dan Gadis. Albert yakin keduanya terlibat romansa karena melihat keduanya canggung satu sama lainnya dan Gadis lebih banyak diam saat berbicara dengan Yamazaki.Albert menatap langit malam dengan tatapan sendu. Jika memang keduanya saling mencintai, apa ini adalah kekalahannya? Apa ia harus menyerah begitu saja? Haruskah ia bersaing dengan lelaki yang selama ini ia hormati?Albert menghela napas, ia menyalakan sebatang rokok untuk menghapus segala sesak di dadanya."Aku dari tadi mencarimu, Albert. Ternyata kamu melamun di balkon selarut ini," ucap Paula, ia duduk sejajar dengan Albert yang masih saja mengedarkan pandangannya ke langit malam. Paula memang sudah terbiasa masuk ke apartemen Albert. Entah itu untuk memasak atau mengantarkan keperluan Albert. Paula seperti keluarga bagi Albert dan ia membebaskan perempuan itu masuk ke apartemen pribadinya."Aku sulit tidur beber
Read more
60. Sisi Lain Pria itu
***Gadis memutuskan untuk menyelusuri Tokyo seorang diri. Ia tidak ingin larut dalam kesedihan dan merasa menyesal karena tidak bisa berada di Jakarta menemani kedua orang tuanya.Baru saja Gadis menginjakkan kaki di salah satu mal, seseorang menepuk bahunya yang membuatnya otomatis membalikkan tubuhnya. "Mama!" "Gadis!" Fumie tersenyum. "Kamu sama siapa?""Sendirian, Ma. Mama sama siapa?" tanya Gadis, ia berharap Fumie tidak bersama dengan Kento."Mama sama Aisyah. Kebetulan tadi ada acara bareng dengannya, jadi pulang sekalian mampir ke sini untuk makan. Aisyah sedang bicara dulu sama temannya," jawab Fumie. "Bagaimana kalau kamu ikut makan dengan kita? Mama ingin ngobrol juga dengan kamu," ajaknya.Gadis mengangguk ragu-ragu, sebenarnya ia ingin menolak karena ada Aisyah bersama Fumie. Tapi Gadis tidak tega menolak permintaan calon ibu mertuanya. Ehemm... Maksud Gadis permintaan ibu dari dosen pembimbingnya.Gadis sudah duduk di sebelah Fumie dan perempuan paruh baya itu memesan
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status