Jeritan minta tolong itu menggema di tengah derasnya hujan dan gemuruh petir. Martis berlari sekencang mungkin ke arah sumber suara dengan jantungnya yang berdebar-debar. Saat Martis tiba, ia melihat tenda Aidit sudah porak-poranda, kainnya terkoyak dan tercabik-cabik oleh tubuh raksasa anaconda itu. Aidit tergeletak di tanah, tubuhnya terhimpit di bawah gulungan tubuh ular yang besarnya melebihi mobil kecil. "Aidit!" teriak Martis, suaranya nyaris tak terdengar di tengah badai. Ternyata Elnara dan Komandan sudah tiba di tempat kejadian, wajah mereka pucat pasi. Elnara memegangi mulutnya, menahan isak tangis. "Kita harus bertindak cepat untuk menyelamatkan Aidit!" seru Komandan, matanya menatap tajam anaconda raksasa itu. "Martis, kau punya senjata apa?" Martis menggeleng. Karena tergesa-gesa, ia lupa mengeluarkan senjata miliknya. "Hanya pisau lipat kecil. Tidak akan cukup melawan ini." Anaconda itu menggerakkan kepalanya, lidahnya menjulur-julur, mencium aroma darah Aidit.
Last Updated : 2025-08-05 Read more