Melihat tingkah lucu Aidit, membuat Elnara dan Martis terkekeh. Bahkan Elnara sempat tertawa karena menurutnya Aidit ini sangat lucu. "Elnara, berhenti tertawa," ujar Martis. "Dan kau, Aidit, kalau memang tidak ada perlu, baiklah. Kau bisa pergi. Aku akan melatih Muridku saja kalau begitu. Elnara, ayo...," Saat Martis ingin pergi, barulah Aidit berani berkata-kata. "Tunggu dulu...! Namaku adalah Aidit. Dan aku..., aku...," Martis berbalik badan. "Kamu kenapa?" Bugh...! Aidit justru berlutut di hadapan Martis. "Aku..., aku mohon angkat aku jadi Muridmu, Suhu...!" Martis menatap ke arah Elnara. Mereka saling pandang sejenak. Lalu Elnara berkata, "Guru, jangan tanya padaku. Keputusan mutlak ada pada Guru. Jika memang Guru mengangkat nya menjadi Murid juga, aku tidak keberatan kok." Aidit tidak berkutat. Ia masih terus berlutut, tidak mau mengangkat kepala dan tubuhnya sebelum Martis menerimanya sebagai murid. Dia sudah bertekad dalam hatinya. "Hem..., Aidit, apakah kau tahu apa
Last Updated : 2025-07-20 Read more