Semua Bab Sang Penguasa Selatan : Ahli Pedang Ganda: Bab 31 - Bab 40
117 Bab
Bab 31
Laila menjadi malu melihat reaksi Natalia yang berlebihan. Daren mencari sebuah kejelasan, namun tidak ada informasi yang bisa dia dapatkan tentang Freya dan Hana. Daren pergi sambil tersenyum pada Natalia dan Laila. Hati Natalia menjadi tak karuan, dia sangat senang mendapatkan senyuman dari Daren. Berbeda dengan Ryder, perasaan Natalia begitu senang melihat Daren dan mendengar semua apa yang Daren lakukan. Ryder berjalan menjauh menuju Pak Damian, mereka berdua saling menatap dan bertegur sapa sebentar. Ryder sudah bisa memahami situasi yang dialami oleh Freya, itu sama saja seperti perebutan tahta yang terjadi di dalam kerjaan. Tapi, logika Ryder terus menentang hal itu, karena Freya adalah keturunan asli dari sang penguasa. Pendapat itu bisa dikatakan hanya bisa menjadi mimpi belaka, buktinya Hana bisa menjadi kuat dan memiliki aura hitam yang sangat pekat di mata Ryder."Itu bisa menyulitkan Freya nanti," lirih Ryder.Laila berjalan mengikuti Natalia, mer
Baca selengkapnya
Bab 32
Hana memberi hormat pada Freya, lalu mundur beberapa langkah. Freya melepaskan sepatunya, menarik pedang dari sabuk lalu menghunuskannya ke arah Hana. Kedua perempuan itu telah siap, demi mempertaruhkan harga diri masing-masing dan menjadi penerus sang ayah. Freya sebenarnya tak ingin sampai melukai Hana, dia hanya menginginkan orang-orang memandang dirinya sebagai putri dari mantan ksatria sihir yang terbunuh oleh ibu Hana.Hana berlari ke arah Freya, sambil mengeluarkan sulur daun merambat dari tanah. Sulur itu memiliki duri, Freya dengan sigap melompat menghindari sulur daun itu. Namun, pergerakannya seperti terbaca dengan cepat oleh Hana, hingga lengan kiri Freya tergores begitu dalam oleh duri dari sulur daun itu. Freya menembakkan bola api yang besar, Hana menghindarinya dengan cepat. Sejauh ini Hana terlihat lebih unggul, tapi setiap detiknya Freya mengamati dengan baik pergerakan dan sihir yang digunakan oleh Hana. Freya memutar padangnya dengan lihai, lal
Baca selengkapnya
Bab 33
Ryder menatap para penjaga dengan tajam, dan menyerang mereka tanpa ampun. Natalia merasakan kekuatan Zane berada di sekitar arena, perempuan itu melihat sekelilingnya dengan cepat dan menemukan aura dari kekuatan Zane. Natalia merupakan partner penyihir Zane seja mereka melakukan kontrak darah, sebelum menipu Ryder. Natalia gemetar ketakutan, bisa saja Zane datang ke arena untuk menangkapnya yang telah berkhianat. Tapi, melihat Zane yang fokus pada pertandingan, membuat Natalia bisa sedikit tenang.Melihat Ryder yang mengamuk, Pak Damian segera turun menenangkannya. Saat Ryder sudah menumbangkan sebagian penjaga, sebuah cahaya keemasan keluar dari tubuh Freya yang sudah membeku. Cahaya yang sangat menyilaukan itu, membuat sang penguasa wilayah utara berdiri dari duduknya dan gemetar melihat kekuatan itu. Sama seperti cahaya yang pernah muncul di perang wilayah zaman dulu.Ryder berhenti, dan menatapnya dengan khawatir. Perlahan bongkahan es itu retak dan jatuh dar
Baca selengkapnya
Bab 34
Ryder menceritakan pada Freya tentang kisah hidupnya di masa lalu, perempuan itu menjadi menangis dan mengelus wajah Ryder pelan. Sudah berapa lama Ryder ingin menyembunyikan tentang masa lalunya, tapi melihat Freya yang selama ini begitu menyayangi dirinya."Aku akan minta maaf," ucap Ryder."Untuk apa?" tanya Freya."Karena aku tidak bisa menerimamu," jawab Ryder."Aku akan menunggumu kapanpun itu, percayalah padaku Ryder," balas Freya."Jangan berharap terlalu banyak padaku," ucap Ryder.Freya tersenyum tipis, lalu menatap Ryder sendu. Pria itu hanya mengelus kepala Freya, lalu berbalik begitu cepat meninggalkan Freya yang masih menatap dirinya menjauh. Ryder masih tidak ingin membuat orang memiliki perasaan untuknya, pria itu akan mulai melakukan hal yang diluar dari nalar semua orang  demi mencapai tujuannya.Ryder berjalan menuju kamarnya, sambil memperkirakan apa yang harus dia lakukan setelah keluar dari akademi nanti. Malam itu Evan men
Baca selengkapnya
Bab 35
Ryder melangkah dengan kesal menuju pintu, saat membukanya Nana tampak terdiam sejenak lalu memberikan sarapan pada Ryder dan segera pergi. Ryder manatap perempuan itu heran, sepertinya penginapan itu memberi makanan secara gratis. Ryder mengemas kembali barang-barangnya, melangkah keluar kamar dan membayar sewa kamar yang dia gunakan. Saar Ryder pergi keluar Nana memberikan sebuah buah apel yang segar, namun pria itu hanya tersenyum sambil menolak pemberian dari Nana.Setelah hujan badai semalam, hari di desa Zisu sangat cerah. Ryder berjalan sambil melihat peta yang diberikan oleh Pak Damian. Letak lembah Zisu berada cukup dekat dengan dermaga, hal itulah yang membuat Ryder harus memilih meninggalkan penginapan dan mencari tempat tinggal setelah tiba di lembah Zisu. Suasana langit yang cerah, tapi terlalu sepi membuat Ryder sangat waspada. Sejak berjalan cukup jauh dari penginapan, Ryder sama sekali tidak bertemu dengan siapapun, baik penjaga yang tiba dengannya
Baca selengkapnya
Bab 36
Alan berjalan ke arah Ryder, langkah kakinya terdengar begitu keras. "Kamu pasti telah bertemu Damian, dia salah satu muridku yang sangat kuat tapi lemah terhadap sihir," jelas Alan."Benarkah? Tapi bagaimana bisa tubuh anda berubah?" tanya Ryder bingung."Hahahaha, aku menggunakan sihir perubah wujud untuk mengelabui orang," jawab Alan."Aku sangat terkejut, tapi aku meminta maaf sudah menganggap remeh pada anda guru," seru Ryder sambil membungkuk."Angkat pedangmu, dan lawanlah aku," teriak Alan.Ryder segera berdiri dan mengangkat pedangnya dengan cepat. Postur tubuh Ryder yang sudah terlatih, dan otot keras sudah terbentuk dengan sempurna. Alan memperhatikan aura hitam yang keluar dari tubuh Ryder, sekarang Alan paham mengapa Damian membantu Ryder untuk berlatih aura."Anak yang terlahir dengan kekuatan luar biasa," gumam Alan.Alan meminta salah satu pedang Ryder, mereka berduel di malam yang begitu sunyi. Suara gesekan pedang, dan ser
Baca selengkapnya
Bab 37
Malam pun tiba, Alan telah siap dengan 10 pedang kayu yang dipahat sendiri. Sekarang pria muda bertelanjang dada tengah berdiri dan memberi hormat padanya. Ryder, murid ketiga sejak Alan menjadi seorang pengelana. Bulan yang begitu terang, suara angin yang berhembus kencang tidak melunturkan semangat Ryder. Dia telah siap untuk belajar teknik pedang dari Alan sang guru."Selama latihan kau tidak boleh tidur, pakailah 10 pedang itu selama 10 hari tanpa tidur. 1 malam pertama ini kau gunakanlah 1 pedang, begitu seterusnya, ingat malam hari kau tidak boleh tidur sedikitpun hingga fajar. Owh iya, batu itu telah ku berikan sihir pelindung jadi pedang kayu mu itu hanya akan terpental dan tidak hancur karena berbenturan dengan batu," tutur Alan."Ta-tapi guru, bukankah seharusnya malam hari itu sangat baik untuk memulihkan tenaga?" protes Ryder."Apa kau ingin berhenti?" ucap Alan."Tidak, baiklah saya akan lakukan itu semua. Tapi apa yang harus aku perbuat dengan peda
Baca selengkapnya
Bab 38
Ryder menatap langit-langit kamar itu, bayangan tentang mimpi buruknya begitu jelas setelah beberapa hari sadar. Mimpi yang menunjukkan dirinya harus membunuh Freya, dan seluruh penyihir yang ada di wilayah selatan. Pria itu menggeleng keras, lalu segera bangkit dari tidurnya. "Ryder, kamu sudah merasa lebih baik?" tanya Nana."Iya, terima kasih Nana," jawab Ryder."Baiklah, jika kau butuh sesuatu katakan saja," balas Nana."Tentu," Ryder duduk didekat jendela penginapan, Alan sang guru sudah beberapa hari pergi untuk menyelesaikan ritual sang dewi ular setiap bulannya."Apa alasan kau dan guru meneliti sang dewi ular?" tanya Ryder."Lakukan urusanmu saja, aku tidak memiliki hak untuk memberi jawaban atas pertanyaan itu," sahut Nana dingin.Ekspresi Nan berubah, Ryder  membuat kesalahan karena mempertanyakan sesuatu yang sensitif bagi Nana. Hari itu, Ryder menjalani pemeriksaan tubuh secara menyeluruh, di usianya yang sebentar lagi mencapa
Baca selengkapnya
Bab 39
Pedagang pria itu segera menghampiri Ryder, namun melihat ekspresi wajah Ryder yang begitu menakutlan pria itu tidak berani mengucapkan sepatah katapun."Bawa budak itu," ucap Ryder dingin."Ba-baik tuan," seru pria itu.Ryder berjalan  menuju ruangan awal yang mereka kunjungi, Daren menatap malas ke arahnya sejak tadi. "Ini 1 keping emasnya," ucap Ryder."Wahh terima kasih tuan, owh sebagai hadiah bawalah perempuan ini. Saya yakin dia bisa membuat ranjang tuan selalu panas setiap hari," seru Pria itu.Ryder menatap ke arah perempuan itu dengan seksama, warna mata yang biru sangat menenangkan. "Baiklah, aku akan membawanya terima kasih," ucap Ryder. "Tidak, aku tidak ingin ikut dengan pria itu," teriak perempuan itu."Heyy berhentilah bersikap keras kepala begitu," sahut Ryder dingin."Terima kasih tuan," sery pedagang pria itu senang.Daren dan perempuan itu berjalan keluar klinik mengikuti sang master, Ryder memeriksa b
Baca selengkapnya
Bab 40
"Apa guru sudah gila? Melakukan pembantaian secara besar-besaran bisa membuat kacau wilayah ini," seru Ryder."Tidak, kita hanya harus memberi mereka sedikit rasa takut dan jera, aku sudah memiliki rencana," gumam Alan."Guru, apa guru yakin?" tanya Ryder."Apakah kau kenal dengan Zane, dia adalah pria yang membantu pasukan sosok bayangan dalam mengungkap Alexiuz sahabatku," jelas Alan."Apa? Zane? Tidak mungkin mereka melkukan hal sebaik itu, mereka itu hanyalah kumoulan orang yang jahat guru," teriak Ryder."Ryder, percayalah padaku, kau akan segera memahami maksudku" sahut Alan.Mereka berdua memutuskan untuk lergi ke penginapan, Ryder terus mengingat perkataan sang guru. Zane bukanlah orang yang mudah berubah, pria itu berbahaya. Tapi, sang guru sepertinya begitu percaya pada Zane. Ryder berjalan menuju kamarnya, Nana sudah memberikan makan malam pada Ryder. Alan menyiapkan beberapa kertas yang penuh dengan bukti penjualan budak, bahkan nama para pen
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status