Semua Bab Sang Penguasa Selatan : Ahli Pedang Ganda: Bab 1 - Bab 10
117 Bab
Bab 1 || Ryder Si pecundang
Musim panas yang begitu terik, dengan keringat bercucuran pria itu terus meronta agar dia di lepaskan."Kembalikan pedangku!" Pekik pria yang sedang dikepung oleh pria sebayanya."Ryder, kamu hanyalah seorang pecundang yang membuat malu desa kita." Seru pria yang mengambil pedang Ryder.Ryder adalah seorang pria muda berusia 18 tahun yang tidak memiliki kekuatan sihir di Wilayah Selatan. Dari zaman dahulu Wilayah selatan selalu di anugrahi penyihir hebat, hingga pada bulan purnama ke sepuluh musim dingin seorang anak terlahir tanpa memiliki kekuatan sihir. Ryder merupakan cucu dari Alexiuz sang penyihir dan petarung legenda yang menyelamatkan wilayah selatan dari peperangan besar antar wilayah. Sikap tegas, baik dan bijaksana sang kakek membuat Ryder tenang dari keterpurukannya.Wilayah selatan terkenal dengan pencetus generasi yang memiliki kekuatan sihir yang hebat, sedangkan di wilayah utara yang merupakan salah satu wilayah terbesar dengan penduduk manusia t
Baca selengkapnya
Bab 2 || Pria Yang Tidak Diinginkan
Sejak seminggu menjalani kontrak darah dengan Natalia, Ryder mencoba dengan giat untuk mengeluarkan sihirnya. Alih-alih memiliki kekuatan, Ryder menjadi tersiksa karena tidak bisa berpedang hanya karena belajar sihir setiap hari. Hujan turun begitu lebat di desa Tornitus yang sedang dilanda kekacauan. Zane membuat surat anonim dan mengirimnya ke para warga agar percaya bahwa berita tentang Ryder itu benar, Ryder yang telah melakukan kontrak darah tersebar ke desa begitu cepat. Albert sang penjaga wilayah selatan memberitahukan pada Tetua tentang berita Ryder. "Tetua Yudistira, Saya Albert datang menghadap anda." Salam Albert."Ada apa Albert?" Tanya Tetua Yudistira."Ryder cucu dari Pahlawan Alexiuz telah melakukan kontrak darah dengan salah satu gadis suku penyembuh. Mohon segera di eksekusi Tetua." Tegas Albert.Yudistira terdiam di tempat, wasiat dari Alexiuz tidak bisa di jalankan oleh Yudistira. Perbuatan Ryder telah melanggar tradisi alam di wilayah Selatan. Jika tidak bereskan
Baca selengkapnya
Bab 3 || Freya Si Penyihir
Ryder mengerang kesakitan saat membuka matanya, pandangannya melirik kesana kemari, tempat asing yang baru pertama kali dia lihat. Ternyata Ryder telah di buang oleh para penjaga ke daerah tandus pemisah wilayah selatan dan utara. Banyak pedagang yang melewati Ryder dengan kereta kuda mereka, Ryder memeriksa tasnya dan melihat bekalnya sangat cukup untuk beberapa minggu Ryder berkeliling hingga menemukan tempat tinggal. Di tengah teriknya matahari, Ryder memakai mantel dengan tudung yang menutupi kepalanya agar tidak merasa panas. Ryder berjalan begitu lambat karena lukanya, terkadang dia berhenti untuk beristirahat. Sekarang dia benar-benar sendiri, tak ada yang menemani langkahnya. Sang kakek yang selama ini selalu menuntun Ryder telah tiada membuat hati Ryder hancur. Air matanya luruh membasahi pipinya, selain orang tua dan kakeknya di desa selatan tak ada lagi yang peduli padanya. Hinaan dan cacian oleh warga tak lagi membuatnya marah, senyum kakek yang terbayang kian memud
Baca selengkapnya
Bab 4 || Menjadi Penguntit Ryder
Ryder yang masuk ke dalam kelas petarung, berkat pertandingan resmi saat upacara penyambutan banya siswa yang kagum pada Ryder. Pelajaran bertarung di ajarkan oleh kesatria Damian dari Utara yang mahir dalam berpedang yang merupakan wali kelas petarung. Saat masuk ke dalam kelas Ryder mengedarkan pandangannya dan melihat Freya duduk di bangku depan. Ryder memilih duduk di bangku belakang sambil membersihkan pedangnya."Wahh... apa kamu Ryder? Aku senang sekali bisa satu kelas denganmu." Sahut perempuan yang duduk di sebelah Ryder.Mendengar nama Ryder, seluruh siswa di kelas menatap ke belakang begitupun dengan Freya. Mengingat perbuatan Ryder saat upacara penyambutan, membuat Freya kesal dan berniat mempermalukan Ryder."Lihatlah Freya dan Ryder dalam satu kelas, mungkin mereka akan bertarung lagi." Seru seorang siswa yang berada di depan Freya."Diamlah!" Tegas Freya.Ryder yang tidak tertarik dengan omong kosong mereka hanya membuang wajahnya dan menatap
Baca selengkapnya
Bab 5 || Melawan 5 Perampok Dengan 2 Pedang
Ryder kembali ke kamarnya, suasana yang begitu sunyi membuatnya teringat sang kakek yang selalu mendampinginya selama ini. Suara ketukan dari luar pintu, membuat Ryder beranjak dari duduknya."Evan, ada apa?" Tanya Ryder."Ryder, kelas besok diliburkan. Jadi aku harap kamu memiliki pedang baru yang layak pakai di tes bertarung besok lusa." Jawab Evan."Baiklah, aku akan pergi ke toko pedang besok." Balas Ryder."Kalau begitu aku permisi, harus ke kamar yang lain. Sampai jumpa." Pamit Evan.Evan merupakan ketua kelas Petarung, setiap informasi terkait kelas maka akan di sampaikan melalui Evan. Meskipun Evan seorang Penyihir tapi Ryder tidak membenci Evan karena pribadi Evan tampak berbeda dari penyihir lainnya.Keesokan pagi, Ryder menghabiskan sarapannya dengan cepat lalu meminta izin pada penjaga untuk keluar akademi membeli pedang. Kota yang begitu damai, tidak seperti daerah selatan yang selalu memandang Ryder dengan tatapan hina. Sesampainya di toko
Baca selengkapnya
Bab 6 || Pertemuan Ryder dan Pria Misterius
Ryder berjalan menuju norman dan membantunya berdiri. Norman mengikatkan kain ke kakinya yang berdarah. Berkat Ryder, para perampok itu bisa ditangkap dengan mudah. Norman mendapatkan banyak luka, tetapi Ryder tidak mendapat luka sedikit. Mata norman tertuju pada kedua pedang di tangan Ryder. Pedang yang tampak biasa saja, namun sangat kuat hingga bisa menebas bongkahan batu besar."Kau membeli pedang baru rupanya?" sahut Norman."Benar, aku lebih suka menggunakan dua pedang sekaligus," balas Ryder."Kau memang hebat Ryder." Bangga Norman."Aku hanya murid biasa, kalau begitu aku pergi dulu, sampai jumpa lagi Norman." Pamit Ryder.Norman melambaikan tangannya, seorang pria yang dia tolong dulu telah menjadi orang yang paling berbakat. Melihat Ryder pergi, Freya bergegas berdiri dan mengikutinya.Ryder berjalan begitu cepat, dia sama sekali tidak peduli dengan Freya yang sedang kesakitan. Sesampainya di gerbang akademi, Ryder berhenti dan menatap Freya di
Baca selengkapnya
Bab 7 || Kekuatan Freya Yang Sebenarnya
Melihat reaksi Ryder, perempuan itu tersenyum senang karena mendapat respons seperti yang dia inginkan. Sejak Natalia melihat Ryder di perpustakaan akademi, Natalia terus mengikuti kemanapun Ryder pergi."Bagus, Ryder telah masuk ke dalam jebakanku," gumam Natalia.Freya yang mendengar hal itu, dengan cepat menarik lengan Natalia paksa."Apa yang kamu rencanakan?" tanya Freya."Hahaha, santailah sedikit nona penyihir, aku hanya ingin bermain-main denganmu sebentar saja," jawab Natalia.Freya menggeram kesal, lalu meninju perut Natalia keras hingga terjatuh. Badan Natalia serasa remuk dengan pukulan Freya. Tak sepantasnya Natalia menganggap Freya remeh, namun karena melihat kondisi Freya yang sedang menahan sakit Natalia harus melancarkan satu serangan yang bisa menumbangkan Freya.Natalia mengeluarkan seluruh tenaga dalamnya, menarik napas dengan pelan dan melesat dengan cepat ke belakang Freya. Freya yang sangat terkejut tak sempat menghindar, pukulan keras di punggung Freya. Darah s
Baca selengkapnya
Bab 8 || Umpan dari Natalia
Ryder melihat sekelilingnya dengan kagum, bangunan besar dengan desain dan interior yang mewah begitu memanjakan mata. Ruangan kepala akademi dijaga begitu ketat, hanya orang-orang yang memiliki akses bisa memasuki area kepala akademi.Pria tua itu mempersilahkan Ryder duduk, selagi menyeduhkan secangkir teh bunga mawar yang begitu pekat. Ryder begitu gugup, entah apa yang telah dilakukannya sehingga kepala akademi ingin berbicara secara tertutup dengan Ryder."Ryder, aku bisa melihat keringatmu mengucur dengan cepat. Jadi santailah, jangan gugup begitu," tutur kapala akademi."Ba-baik pak kepala," sahut Ryder."Perkenalkan saya Jafar, kepala akademi. Sebelumnya saya ingin meminta maaf karena telah membuatmu takut, tapi saya hanya ingin memberitahu bahwa kamu jangan pernah melawan Freya, dia sangat berbeda denganmu jadi saya mohon menjauhlah darinya," ungkap Jafar."Kenapa aku harus melakukan hal itu?" tanya Ryder."Ini semua untuk membalas kebaikanmu, aku sangat berharap padamu Ryder
Baca selengkapnya
Bab 9 || Ryder Yang Malang
Damian pergi ke tengah lapangan dan mengajarkan beberapa teknik dasar berpedang seorang ksatria sihir. Sedangkan Zack, membaca buku tentang mantra sihir yang diberikan oleh Jafar kepala akademi. Ryder yang begitu bersemangat tidak sadar jika darah terus menetes di lengannya. Sontak para murid berteriak kaget karena Ryder sama sekali tidak peduli dengan luka di lengannya."Pak guru, Ryder berdarah cukup banyak," pekik Evan.Damian dan Zack dengan cepat berlari ke arah Ryder. Semua murid mundur dan menjauh dari Ryder. Tatapan mereka seperti sedang ketakutan, Damian segera meminta salah satu murid untuk memanggil Alice untuk menyembuh Ryder. Sedangkan, Ryder hanya diam dan menatap Damian dan Zack bergantian."Aku bisa menjaga diriku sendiri," ketus Ryder.Tiba-tiba pandangan Ryder memudar, badanya bergetar hebat membuat Ryder pingsan seketika. Damian menggendong Ryder menuju ruang kesehatan akademi, disana Alice telah menyiapkan beberapa ramuan khusus untuk menangkal ra
Baca selengkapnya
Bab 10 || Terjadinya Keakraban Ryder dan Daren
Ibu guru Alice begitu lihai dalam memberikan pertolongan pada Daren, tangan ibu guru Alice yang kecil itu bisa menyembuhkan luka memar dengan sihir pemulihannya. Setelah memastikan Daren telah diobati, Ibu guru Alice juga mengecek keadaan tubuh Ryder,  lalu keluar dari ruang rawat. Ryder meraih buku yang ada di meja kecil dekat tempat tidurnya, setelah beberapa jam membaca buku sihir kuno, Daren sadar dari tidurnya dan menatap Ryder dengan sinis."Kau, apa yang kau lakukan disini?" tanya Daren."Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau seperti pecundang yang kalah dari medang perang," jawab Ryder."Ini semua karena Freya, dia terlalu sombong dengan kekuatannya," balas Daren kesal."Bukankah kau yang memulai perkelahian?" tanya Ryder."Diamlah, aku sedang kesal!!" bentak Daren."Kenapa kau kesal? Apa karena kau dikalahkan oleh perempuan," ucap Ryder."Tidak, aku hanya ingin menguji kekuatanku, tapi ternyata aku dikalahkan begitu cepat," ungkap Daren."
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status