All Chapters of Pencuri Kecil Kesayangan Tuan Muda: Chapter 41 - Chapter 50
86 Chapters
41. Ketegasan Camille
Camille mengantarkan makanan penutup ke meja Martin dan Patrick lalu bergegas kembali karena ada pelanggan lain yang memanggilnya. "Dia terlihat baik-baik saja," cetus Patrick pelan pada Martin. "Lain kali jangan memperhatikannya atau mau aku congkel keluar biji matamu?" dengkus Martin kesal bercampur cemburu karena pastinya Patrick juga memindai kemolekan tubuh Camille meskipun terbalut apron. Patrick berdecak dan geleng-geleng kepala menanggapi ucapan Martin yang sangat tidak masuk akal baginya. "Sepertinya Anda harus buru-buru melamarnya, ku lihat mereka para pria itu yang sering datang ke sini dan mata mereka hanya menatap padanya." tutur Patrick setelah mengedarkan pandangannya ke sekeliling cafe dan memperhatikan para tamu yang berinteraksi dengan Camille. "Cepat habiskan makananmu dan kembalilah ke kantor!" Martin tahu jika banyak pria yang pastinya menyukai Camille. Gadis itu bukan hanya terlihat manis mempesona, namun juga luwes dan ramah pada pelanggan tanpa membe
Read more
42. Ikatan Bathin
"Kalian berantem?" Dylan bertanya pada Camille saat putrinya itu sudah kembali ke kamarnya yang mereka akan tidur bersama di ranjang baru. "Tidak. Aku hanya tidak suka pria yang memaksakan kehendaknya pada wanita. Och, Paman ...apakah ada duplikat pria seperti dirimu di dunia ini? Aku ingin menikah dengan pria yang memiliki karakter seperti dirimu!" Camille menyahut sambil memeluk sebelah bahu Dylan dan melabuhkan wajahnya bersandar pada Ayah angkatnya tersebut. Solenne tersenyum, ikut memeluk Camille dari belakang. "Pamanmu memang yang terbaik. Tetapi Bibi yakin, kamu gadisku yang manis juga pasti mendapatkan pria tampan yang cocok, sesuai dan menyayangimu tanpa memaksakan kehendaknya padamu." Dylan memeluk Camille dan Solenne yang dia tarik pada masing-masing sisi tubuhnya. Lalu menoleh pada Abraham yang tersenyum lebar juga berhambur memeluk Camille dan masih terjangkau lengan Dylan ikut memeluknya. "Sudah Paman katakan, jika kamu tidak suka, jangan dipaksakan menjalin hubu
Read more
43. Test DNA
Martin tidak bisa memejamkan matanya hingga matahari pagi terbit di ufuk barat dan cahayanya masuk ke dalam kamarnya melalui ventilasi. Martin sebelumnya memang tidak menyesali atas apa yang telah dia lakukan dan berikan sebagai hadiah untuk Camille. Tetapi mendengar ucapan gadis pujaannya itu semalam, membuatnya berpikir ulang puluhan kali dalam kepalanya jika dia telah salah menilai Camille. "Aku bukan ingin memaksa dan merendahkanmu, Cammie ...tapi, aku sungguh dan ingin memberikan apa pun serta semuanya untukmu. Melindungimu juga berharap dirimu bisa berhenti dari pekerjaan berbahaya yang kamu lakukan." bisik Martin sambil bangkit dari ranjangnya, berjalan dan berdiri di depan jendela, menatap cahaya matahari pagi yang dia tatap langsung ke pijaran bola terangnya. Setelah beberapa saat, Martin menghela napas panjang. Martin masuk ke kamar mandi untuk mengguyur kepalanya yang terasa panas karena secara tidak langsung Camille telah menjaga jarak dengannya dari ucapan gadis itu ta
Read more
44. Camille Desoutter
Solenne tiba-tba merasa pusing dan tubuh besarnya oleng saat akan membuatkan penganan untuk pelanggan di warungnya. "Solenne!" Dylan langsung tanggap memegangi tubuh Solenne yang hendak jatuh. "Duduklah, biarkan aku dan Abraham yang melayani pelanggan." tutur Dylan lembut sambil membawa istri kesayangannya itu untuk duduk pada salah satu kursi. Dylan menerima air lemon segar dari tangan Abraham yang datang membawakan minuman untuk Solenne. "Paman temani Bibi saja, biar saya yang membuatkan penganan," tutur Abraham yang diangguki Dylan. Abraham sudah terbiasa membantu Solenne dan sudah mulai bisa membuat penganan yang juga rasanya tidak kalah lezatnya dari kedua orangtua angkatnya tersebut. "Ada apa denganmu? Apakah kepalamu pusing atau tensimu rendah?" Dylan bertanya kuatir pada Solenne yang menatap Dylan dengan tatapan kosong selama beberapa saat. "Kita jalan-jalan ke Lemoncello yuk!" ajak Solenne tanpa menjawab pertanyaan Dylan. Dylan menatap mata Solenne yang terlih
Read more
45. Keluarga
"Apa kabar, Bibi? Dan bagaimana denganmu anak muda? Mari Paman, silakan bawa Bibi dan Abraham duduk di sofa. Aku akan memanggil Camille ..." Solenne mengibaskan tangan di depan wajahnya sambil tertawa kecil. "Biarkan saja dia bekerja. Jangan beritahu dia dulu," potong Solenne cepat agar Pierre tidak memanggil Camille yang sedang melayani para pelanggan datang ke Lemoncello membantu karyawan magang yang meminta bantuan pada gadis itu. Pierre tersenyum maklum. Dia melayani sendiri keluarga Camille, menanyakan minuman, makanan dan camilan yang ingin mereka makan sambil dia juga memberikan rekomendasi menu terlaris di Lemoncello. "Itu orangtua Camille?" tanya Luca saat Pierre kembali ke balik meja bartender. "Ya. Camille memanggil mereka dengan sebutan Paman dan Bibi. Anak lelaki itu Abraham yang anggota baru di yayasan Dokter Elma," sahut Pierre sambil memotong cake untuk keluarga Camille sebagai makanan pembuka. Luca terdiam mendengar jawaban Pierre yang terbuka padanya menceritak
Read more
46. Tuan Muda
Camille menyewa taksi mengajak Solenne, Dylan dan Abraham ke restoran tepi pantai yang pernah Martin membawanya ke sana sebelumnya. Camille tidak memperhatikan di parkir restoran terparkir mobil Martin, namun Solenne menyadarinya karena tadi dia melihat Martin mengendarai mobil tersebut pergi dari Lemoncello. "Ayo kita masuk. Gurita bakar yang pernah aku bawa pulang, itu belinya di sini. Ada makanan lainnya yang juga lezat. Mari kita duduk di balkon dalam ruangan private sana," Camille menarik lengan Solenne yang sedang memindai ruangan restoran mencari keberadaan Martin. "Kamu sepertinya sudah pernah datang ke sini," celetuk Abraham sambil memperhatikan pemandangan laut dari balkon ruangan private yang di pesan oleh Camille untuk menikmati makan malam bersama keluarganya. "Uhm, Martin pernah mengajakku ke sini," sahut Camille pendek. Sekilas terbersit kesedihan pada wajah Camille yang bisa ditangkap oleh Dylan. Tetapi gadisnya itu kembali ceria seperti biasanya. Camille memangg
Read more
47. Sebuah Rencana
Martin menahan pergelangan tangan Camille ketika gadisnya itu hendak turun dari mobil. Solenne dan Dylan juga Abraham mengulum senyum, serempak mengedipkan mata pada Camille agar tinggal menemani Martin. "Cepatlah kembali pulang, aku akan turun sekarang!" Camille berkata setelah cukup lama dirinya dan Martin hening tanpa bicara sedangkan keluarganya sudah masuk ke dalam rumah. "Tadi aku ke Lemoncello ..." cetus Martin yang ditanggapi Camille diam. "Aku juga menelpon dan mengirim pesan padamu ..." tambah Martin sambil memperhatikan wajah Camille yang diterpa sinar bulan. "Aku tidak terbiasa menerima panggilan telpon ataupun pesan saat sedang bekerja." jawab Camille datar, mengalihkan arah tatapannya ke lautan yang terlihat gelap pada bagian tengahnya. "Aku tau, aku salah. Aku sudah memaksakan kehendakku padamu. Tapi sungguh, tidak ada terbersit niat dalam hatiku ingin merendahkan atau pun menghinamu. Sebaliknya, aku ingin memberikan apa pun untukmu agar hidupmu dan keluargamu bah
Read more
48. Ketahuan
"Hai, Cammie ...lama tak bertemu, apa kabar?" Martha menyapa Camille yang baru saja naik ke lantai dua cafe Lemoncello. "Haii ...kamu yang sudah lama tidak datang ke sini. Apakah peragaan busanamu lancar?" tukas Camille seraya meletakkan cangkir kopi beserta camilannya di depan Martha. "Uhm, ya!" Martha tertawa kecil, meraih cangkir kopi dan langsung menyesapnya dengan wajah nikmat. "Aku sekarang memiliki waktu luang untuk mengajarkanmu. Apakah kamu sudah tertarik untuk belajar design bersamaku?" lanjut Martha bertanya pada Camille sambil menatap lurus pada gadis muda di depannya. "Sepertinya aku ...tidak ...""Tentu! Cammie akan sangat senang belajar bersamamu, Martha!" Pierre datang dan langsung menjawab cepat memotong ucapan Camille yang hendak menolak Martha. "Kamu pasti bisa, percayalah padaku!" bisik Pierre sambil merangkul pundak Camille erat-erat di depan Martha yang terus tersenyum bahagia melihat tatapan penuh cinta Pierre untuk Camille. "Nanti akan aku kirimkan jadwal
Read more
49. Pertemuan
Camille masih menduduki Martin dan pangkal pahanya bisa merasakan batang jantan pria itu yang sangat mengganjal pada sela pahanya. Sama seperti sewaktu mereka hampir bercinta saat berada di perpustakaan kediaman Martin. "Nanti aku akan menjemputmu pulang kerja," cetus Martin seraya melingkarkan lengan besarnya mengelilingi pinggang ramping Camille. "Uhmmm!" Camille menjawab cepat yang terdengar seperti desahan di telinga Martin. Ponsel Martin berbunyi nyaring dari dalam kantong celananya yang akhirnya membuat Camille bergegas bangkit dari atas tubuh Martin tanpa sempat Martin meraih bibirnya kembali. "Aku akan kembal bekerja," ucap Camille yang terpaksa diangguki Martin setuju. "Ada apa Danno?" Daniel yang sedang menghubungi Martin bisa merasakan nada amarah dalam suara Martin. "Kamu sedang bersama Cammie?""Ya, dan kau menggangguku! Cepat katakan ada apa dan jangan sampai itu hal remeh ...""Kamu dan Camille mungkin tidak akan bisa bersama, Martin!" Daniel berkata cepat yang m
Read more
50. To The Point
"Kamu serius?" Martin bertanya setelah terdiam beberapa saat mendengar penjelasan Daniel tentang Camille yang akan sulit bersatu dengannya dalam hubungan serius. "Ya! Dylan dan Solenne bukanlah orangtua kandung Camille. Beberapa waktu lalu aku mendampingi Clea melakukan test DNA dari sampel rambut Camille dan kedua orangtuanya. Hasilnya positif jika Camille adalah putri dari David Carle dan Eve Carle." "Tunggu, siapa Clea?" tanya Martin yang otaknya seperti padam tidak bisa berpikir, padahal Daniel sudah menjelaskan siapa Clea padanya sebelumnya. "Clea adalah gadis pelayan baru yang bekerja di Lemoncello, demi tujuannya dekat dengan Cammie," ulang Daniel singkat dan padat yang dianggukkan mengerti oleh Martin."Lalu masalahnya dimana yang membuat aku tidak bisa bersama Camille? David tidak memiliki hubungan darah denganku!" Daniel tersenyum tipis mendengar pertanyaan Martin yang kini mendadak kritis tanpa berpikir panjang. "David memang tidak memiliki hubungan darah denganmu teta
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status