Pencuri Kecil Kesayangan Tuan Muda

Pencuri Kecil Kesayangan Tuan Muda

By:  Lucy  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
13 ratings
86Chapters
3.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Camille merupakan pencuri ulung yang dianggap penjahat oleh masyarakat golongan atas. Kepalanya bahkan dihargai jutaan Dollar. Hanya saja, di sebuah misi, Camille tak sengaja bertabrakan dengan Martin Jakovsky--tuan muda kaya raya--yang menderita penyakit alergi aneh. Tubuhnya tidak bisa bersentuhan ataupun di sentuh oleh lawan jenis. Anehnya, dia tidak alergi dengan Camille! Tuan Muda Martin menjadi penasaran. Pria itu bahkan diam-diam melindungi dan mengerahkan orang-orangnya untuk menjaga sang gadis dari cengkeraman para orang kaya juga penguasa. Sebenarnya, kenapa Martin mau bersusah payah untuk membantu si Gadis Pencuri? Apakah ada sesuatu yang diinginkan sang tuan muda dari pencuri cantik itu?

View More
Pencuri Kecil Kesayangan Tuan Muda Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Fatmah Azzahra
dari tidak alergi menjadi benih-benih cinta
2024-04-17 16:41:56
1
user avatar
Maesaro Ardi
Dari pencuri barang mahal jadi pencuri hati kah nantinya. Seru nih kak ...
2024-04-17 16:36:16
1
user avatar
Senja Maya
Seru juga. Aku lanjut baca
2024-04-17 16:12:31
1
user avatar
afrizal
mantaappp,, wajib di baca ini novel keren
2024-03-27 05:07:34
0
user avatar
unvc
lanjutannyaaaaa mana authooorr
2024-03-26 20:47:52
0
user avatar
EL Dziken
beruntungnya camille
2024-03-20 17:40:25
1
user avatar
Ulyana
Semangat Thor
2024-03-06 22:41:18
0
default avatar
unmv
lanjutannya mana thoorrr
2024-02-13 14:15:55
0
default avatar
unmv
thooorrr,,, ceritanya jangan sampe gantung. ditunggu kelanjutan ceritanyaaa
2024-02-02 10:58:05
0
user avatar
Agus Irawan
hai kak bagus banget ceritanya. aku juga ada rekomendasi loh, ceritanya juga oke mampir ya. judul" Terapis Muda Sang Nyonya" pena " Agus Irawan
2023-10-15 00:37:38
0
user avatar
M Dee Hades
Jadi penasaran..
2023-06-24 13:04:06
1
user avatar
Na_Vya
wah, baru ya kak(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠...
2023-04-13 21:46:54
2
user avatar
yusi wandhini
ditunggu update nya thor
2023-04-06 05:56:53
1
86 Chapters
1. Pencuri Ciuman
"Wah, rumah yang besar dan sunyi seperti museum! Aku akan kembali lagi nanti, tunggu aku barang-barang mahal. Tunjukkan keberadaan kalian padaku!" bisik Camille ke dirinya sendiri lalu tersenyum di balik kain cadar hitam yang menutupi separoh wajahnya. Gadis cantik yang senang melakukan pekerjaan sampingan untuk mencuri di kediaman orang kaya itu sontak berbalik arah, saat telinganya mendengar suara getaran ponsel. Bergegas, Camille meninggalkan ruangan mewah yang akan menjadi target mencurinya tersebut. Namun tanpa sengaja, saat Camille berbalik, tangannya menyenggol patung kristal di atas pajangan yang tergantung di dinding. Prang!!! Patung kristal yang berbentuk seperti kuda ukuran tiga puluh centimeter pada dinding tersebut hancur berserakan di atas lantai, membuat suara pecahannya terdengar sangat nyaring pada tengah malam nan sunyi. Martin masih belum tidur, dia sedang memeriksa laporan dan dokumen pekerjaan yang diberikan oleh asistennya, Patrick. Ponsel Martin baru saja be
Read more
2. Bekerja di Cafe
"Kuharap kamu senang bekerja di sini," ucap Pierre Bastien, pemilik cafe Limoncello kepada Camille yang baru saja diantarkan Dylan ke sana. Camille mengangguk dan tersenyum tipis, “Terima kasih, Mister Bastien!” sahutnya sambil menundukkan sedikit kepalanya memberikan hormat. Pierre tertawa kecil melihat kepolosan dan keluguan gadis muda di depannya. Dylan juga ikut tersenyum bangga pada putrinya yang bisa bersikap sopan terhadap orang lain meskipun tidak pernah mengenyam pendidikan formal. “Panggil aku, Pierre, Tidak perlu sungkan. Kita semua rekan kerja di sini,” ucap Pierre kepada Camille sambil melirik ke arah Dylan yang mengangguk padanya. Dylan segera pamit pergi untuk berbelanja keperluan jualan di cafe kecil-kecilannya bersama Solenne, setelah berjanji akan menjemput Camille pulang kerja nanti sore. Pierre sudah beberapa kali bertemu dengan Dylan yang menurutnya memiliki kepribadian baik dan tentu saja dia langsung menerima Camille bekerja di cafe miliknya yang hanya terd
Read more
3. Kecurigaan Martin
Martin merasa yakin jika gadis yang sudah berani mencium bibirnya semalam adalah pelayan baru di cafe Lemoncello milik Pierre. "Untuk apa dia datang ke rumahku? Apakah dia orang suruhan Lili atau Ayahku?" gumam Martin sambil tetap mengamati dan curi-curi pandang memperhatikan Camille mengambil dan mengantarkan pesanan ke meja pelanggan lainnya di cafe. Lili adalah istri muda Gabriel, Papanya Martin yang selalu mencari kesempatan untuk menggoda Martin. Dan setiap kali itu pula penyakit alergi aneh Martin kambuh sampai pernah di bawa ke rumah sakit karena sekarat. Sedangkan Gabriel, sejak Martin menunjukkan reaksi serta alergi anehnya terhadap lawan jenis yang muncul saat dia berusia tiga belas tahun, Gabriel seperti tidak mempedulikan Martin. Namun akhir-akhir ini Gabriel semakin cerewet meminta Martin menikahi wanita-wanita yang dia carikan dan kenalkan kepada putra yang selama ini dia abaikan tersebut. Wanita-wanita yang memiliki kekuatan atau kekuasaan untuk membuat Gabriel s
Read more
4. Pelanggan Pertama
Hari ini adalah hari kedua Camille bekerja di cafe, dia memutuskan berangkat sendiri karena Dylan harus pergi ke tempat lain untuk berbelanja bahan makanan sebagai tambahan jualan di warung sederhana milik mereka. Kaki Camille melangkah seperti menari di jalanan, terkadang dia membuat lompatan kecil dengan senyuman ceria, semakin membuat wajahnya terlihat sangat cantik dan manis menggemaskan. Seorang gadis muda yang sangat berenergi memulai hari dan membuat siapapun yang melihatnya ikut menjadi bersemangat. “Hei, kamu datang pagi sekali, Cammie!” sapa Luca menepuk pundak Camille dari belakang. “Oh ya? Ku pikir tadi aku kesiangan hehe,” sahut Camille tertawa kecil yang ditanggapi Luca juga tertawa lalu mengeluarkan kunci dari gantungan tasnya untuk membuka pintu masuk cafe Lemoncello. Camille bergegas membersihkan ruangan cafe, meja dan kursi yang dia lap bersih dan tata sama seperti sebelumnya. “Kami bisa membantumu, Nona,” ucap Martha, salah satu Bibi yang bekerja di bagian
Read more
5. Kambuh
“Kamu ga pa-pa?” tanya Martin saat Camille di paksa Luca kembali ke meja tempat Martin masih menunggu menu sarapannya. Dua orang gadis pekerja part-time yang sebelumnya pernah membantu di cafe Lemoncello, hari ini datang untuk bekerja dan sudah mendapat ijin dari Pierre. “Uhm, ga papa!” sahut Camille singkat, memberikan senyum terpaksa di bibirnya pada Martin yang menatapnya lekat-lekat. Satu orang gadis datang membawakan menu sarapan untuk Martin dan Camille, meletakkannya di atas meja. Namun tanpa sengaja tangan sang gadis menyentuh tangan Martin yang berada di atas meja. Spontan Martin langsung menutup hidungnya yang terasa sesak, wajahnya memerah dan tubuhnya bergetar. “Takeaway sarapanku!” pinta Martin cepat pada Camille yang bingung mendengar intonasi suara Martin, seperti perintah dan sikapnya berubah 360 derajat dari sebelumnya. Martin sudah berlari masuk ke dalam mobilnya yang terparkir di tempat parkir tidak jauh dari café Lemoncello. Tangan Martin bergetar mencari apap
Read more
6. Rencana Pencurian
Sama seperti hari sebelumnya, cafe Lemoncello ramai didatangi pengunjung yang ingin makan siang, makan camilan atau sekedar kongkow istirahat. Camille merasakan tatapan Donna sedikit tidak biasa memandangnya tetapi gadis itu berusaha bersikap cuek agar tetap profesional dalam melayani pelanggan yang datang ke Lemoncello. Menjelang sore, Pierre tiba di cafe dan langsung mencari Camille sambil tersenyum lebar. “Hai, sibuk?” goda Pierre melihat Camille di lantai dua cafe, baru saja selesai membersihkan salah satu meja yang di tinggalkan pelanggan agar bersih untuk pelanggan berikutnya. “Hai juga. Kamu baru datang?” sahut Camille sambil berjalan menyimpan peralatan bersih-bersih ke tempatnya diikuti Pierre di belakangnya. “Tadi Martin ke sini?” tanya Pierre mengabaikan pertanyaan Camille dan dia menatap lekat ke dalam mata gadis di depannya itu.Camille menoleh dan ikut menatap mata Pierre, “Uhm, tapi dia segera pergi. Apakah ada masalah dalam pasokan lemon ke cafe?” Camille bertan
Read more
7. Bantuan
Camille berhasil keluar dari rumah tanpa membangunkan siapapun, kaki jenjangnya berlari ke arah jalanan dan menumpang mobil angkutan umum yang membawanya ke Positano. Camille belum pernah datang ke Positano tetapi bukan berarti dia tidak bisa membaur atau mencium aroma uang dan harta yang tersimpan di dalam rumah-rumah orang kaya yang tampak megah dan mewah juga sunyi.Setelah membayar jasa angkutan, Camille berjalan menyusuri jalanan dan ketika tiba di tempat sepi, gadis muda itu langsung memakai cadar kain hitam untuk menutupi separoh wajahnya. Kemudian, meloncati pagar lalu berjalan cepat, mengendap dan mata indahnya sangat waspada mengenali serta menandai sekelilingnya. Camille menemukan sebuah rumah yang menarik perhatiannya, berada di tepi jurang. Sekeliling rumah terdapat bebatuan seperti batu karang, seakan membingkainya dengan kokoh juga sangat indah. Rumah yang hanya beberapa meter dari tempatnya saat ini berdiri dalam kegelapan. Cukup lama Camille mengamati pemandangan ru
Read more
8. Perintah Pierre Bastien
Camille bangun kesiangan dengan kantung mata bergelantung tebal di bawah matanya. “Hei, kamu tidak pergi bekerja hari ini?” tanya Solenne begitu melihat Camille keluar dari kamarnya menuju kamar mandi. “Bekerja, Bibi!” sahut Camille cepat lalu menutup pintu kamar mandi dan mandi dengan sangat cepat. “Apa yang kamu lakukan semalam, gadis kecil?” cetus Solenne sambil menyiapkan sarapan untuk putrinya tersebut. Camille tidak menjawab pertanyaan ibu angkatnya itu, sudah masuk ke dalam kamarnya untuk berganti pakaian dengan terburu-buru lalu segera keluar lagi, bersiap pergi bekerja. “Bibi …maaf, aku tidak sempat sarapan,” “Kalau begitu, kamu bisa membawanya! Kami semua sudah sarapan, Pamanmu dan Abraham sedang pergi terapi mandi air laut tadi,” sahut Solenne dengan telaten dan gesit memindahkan sandwich ke dalam tempat makanan dan memasukkannya ke dalam tas Camille. Mata Solenne terbelalak melihat dua gepok uang, pecahan seratus Euro ada di dalam tas putrinya tersebut yang dia sedan
Read more
9. Darurat
Camille melangkah masuk ke dalam ruangan Dokter wanita yang tersenyum hangat menyambutnya. “Hallo …” sapa Camille sopan pada Dokter yang tersemat nama Elma pada dada jas Dokternya. Dokter Elma mengangguk pada Camille dan mempersilakan gadis muda di depannya untuk duduk. “Abraham?” “Itu nama saudaraku. Bagaimana, apakah saya bisa mendapatkan vitaminnya di klinik ini?” tanya Camille hati-hati dan berdoa di dalam hatinya, berharap mendapatkan vitamin untuk Abraham. Dokter Elma kembali mengangguk, “Bagaimana kondisinya? Jika memungkinkan, bawalah ke sini. Kebetulan saya juga bekerja pada yayasan kemanusiaan yang berfokus membantu penderita ODHA. Kalian bisa mendapatkan diskon harga untuk vitamin juga pengobatan khusus penderita ODHA,” ucap Dokter Elma sedikit meneliti keadaan Camille yang sederhana namun kecantikannya seperti mengingatkannya pada seorang sahabat lama. “Yang saya lihat, keadaannya baik-baik aja. Apakah siang ini Dokter masih berada di Klinik ini, saya bisa pulan
Read more
10. Obat Alergi Darurat!
“Pergilah bersamanya, aku akan menutup toko kita dulu,” cetus Dylan pada Solenne sambil melirik Camille yang mengikuti pria tampan di depannya tanpa ragu. Ada berbagai macam pertanyaan dalam benak Dylan dan Solenne mengenai pria yang datang membantu Abraham tersebut tetapi mereka akan memendamnya dulu, sampai Camille bisa terbuka untuk bercerita pada mereka. Martin membukakan pintu kursi penumpang depan untuk Solenne duduk karena Camille dan Abraham duduk di kursi belakang. “Apakah kepalamu pusing?” Camille bertanya kuatir dan menyandarkan kepala Abraham pada bahunya. Martin sudah melajukan mobilnya menuju rumah sakit besar yang ada di Sorrento. “Aku sudah berjanji pada Dokter Elma di klinik Giovanna untuk membawa saudaraku ke sana,” ucap Camille saat melihat arah mobil Martin tidak menuju ke klinik Giovanna. “Aku bisa menghubunginya untuk datang ke rumah sakit.” sahut Martin yang langsung melakukan panggilan ke Dokter Elma melalui ponselnya untuk datang ke rumah sakit tanp
Read more
DMCA.com Protection Status