Aku terdiam sejenak. Memastikan apa yang kudengar bukanlah satu kesalahan. "T-ta-aruf, Mi?"Azmi mengangguk cepat. "Hilma, izinkan aku jujur tentang satu hal. Tentang satu rasa yang selama ini kupendam sendirian.""Sudah sejak lama, aku menaruh hati terhadap kamu, Hil. Tapi, seperti yang sudah kamu ketahui sendiri. Semua anggota keluarga di yayasan ini, menikah karena perjodohan yang ditetapkan para dewan dan sesepuh. Sehingga aku tidak bisa menolak, saat perjodohanku ditetapkan. Meski ternyata bukan dengan kamu, melainkan dengan Diba. Aku dituntut patuh, dan menerima. Tapi ternyata takdir berkata lain. Pernikahanku bersama Diba harus batal. Karena Diba berpulang. Aku mencari kamu, Hil. Aku berharap, kamulah yang akan menggantikan Diba menjadi pendampingku. Tapi, aku harus kembali menerima kenyataan, jika kamu sudah menikah.""Mungkin, sekarang takdir akan berpihak pada perasaanku, Hil. Entah perasaanku ini akan bersambut ataukah hanya bertepuk sebelah tangan. Apa pun itu, izinkan aku
Read more