Semua Bab Tiga Ranjang Suamiku: Bab 51 - Bab 60
121 Bab
Menolong Melisa
Aku mendekati Melisa yang masih menatapku tegang. Dia masih tidak percaya aku memergokinya saat dia menelepon seseorang mengatakan hal yang tidak pernah aku duga. Anak itu ternyata bukan anaknya Mas Farus? Lalu siapa yang sudah menghamili Melisa? Bukankah dia selama ini sudah bersama dengan suamiku? Tapi kenapa dia bersama dengan lelaki lain? Ini benar-benar tidak masuk akal."Kau bersama suamiku. Untuk apa aku bersama orang lain? Tidak perlu mengelak apa yang sudah aku dengar. Sekarang mengaku saja. Jika aku mengatakan ini kepada suamiku, maka kau benar-benar akan diceraikannya. Aku tak percaya kau pengkhianat suamiku dan sahabatmu sendiri. Kau memang benar-benar sangat munafik."Melisa semakin mendekatiku. Dia menatapku saja. Hatinya memang tidak karuan. Apalagi, Farus pergi bersama Mariia, dan memang lebih memilih wanita itu. Aku tahu, dan sangat paham dengan suamiku saat ini. Dia hanya ingin semua terlihat hebat dalam dirinya. Hanya saja, aku tidak tega melihat Melisa sebenarnya m
Baca selengkapnya
Melisa Menyerah
Melisa mengatakan hal yang tidak masuk akal. Aku semakin menatap tajam. Hatiku berdetak lebih cepat dari biasanya. Apakah ini berarti dia berada dipihakku?"Melisa? Kau mengatakan yang sesungguhnya? Kenapa kau sekarang berubah pikiran? Bukankah kau selama ini bersama suamimu baik saja? Kenapa kau sekarang malah ingin menjerumuskan dia ke penjara? Sungguh, aku benar-benar tidak paham dengan semua perkataanmu barusan."Wajah sendu kini terlihat. Melisa sesekali menghela napas dan sedikit menekan jantungnya. Aku tidak bisa membuat dirinya tegang, karena akan memicu penyakit barunya."Sudahlah, jangan memikirkan apa pun. Kau tahu sendiri kan, sekarang kau memiliki penyakit jantung. Istirahat saja. Tidak perlu membicarakan hal ini," ucapku sambil menggunakan selimut agar menutup tubuhnya yang sedikit pucat itu."Ah, aku tidak memikirman diriku lagi. Maya, aku sangat menderita. Dia tidak mencintaiku dan aku sadar, dia sudah menyakiti kita berdua. Maria sangat berkuasa, Maya. Dia selama ini
Baca selengkapnya
Apa Sebenarnya Tujuannya
Kami saling berpandangan. Dia tiba-tiba memanggilku, dan mengajakku keluar. Aku tidak percaya. Perasaanku benar-benar mengatakan, dia sudah mendengar semua perkataan yang Melisa saat mengatakan semua padaku ketika berada di dalam ruangan itu.Hatiku hancur melihat suamiku ternyata sangat pintar seperti ini. Bukan pintar yang sesungguhnya, tapi sangat cerdik dan licik. Semuanya ... selama ini adalah topeng. Kebaikannya, kemesraannya, semua adalah tipuannya belaka. Aku akan menghadapi ini dan tidak akan pernah membuat dia berhasil untuk mempengaruhi diriku."Tidak ada yang perlu kita bicarakan, Mas. Kau sudah membuat kesalahan yang sangat luar biasa dan kau bangga dengan itu semua. Wanita yang berada di kamar itu," ucapku sambil menatapnya dengan tajam. Jemariku menunjuk tepat ke pintu masuk ruangan kamar Melisa, lalu aku lanjut berkata, "Dia wanita yang sudah memberikan semuanya kepadamu. Namun, ternyata kau masih saja seperti ini. Apa yang kau inginkan? Bukankah semuanya sudah kau per
Baca selengkapnya
Mengikuti Mas Farus
Febri mendekatiku, kemudian menarik tubuhku dan mengajak untuk duduk tepat di depan pintu kamar Melisa. Dia menatapku dengan sangat serius. Aku berusaha tidak memandangnya, karena aku tidak mau ada gosip di antara kita berdua. Banyak sekali suster yang mengamati kami. Dan mereka tahu jika aku adalah istri dari Mas Farus. Namun, Febri tidak menghiraukan hal itu. Dia masih saja mengamatiku hingga aku menyerah dan membalas tatapan itu."Apa yang kau inginkan Febri? Kita tidak bisa berbicara di sini. Kau tahu mereka akan menganggap kita sangat buruk dan itu akan membuatku kalah di pengadilan. Kau tahu kan, dan dengan sendiri dia akan melawanku. Entahlah aku tidak mengerti apa keinginan kakakmu yang sebenarnya," ucapku tegas kemudian memegang kepalaku yang terasa sangat pusing."Ya, aku mendengar semuanya. Dan aku tidak akan ambil pusing dengan itu. Aku akan membantu Mbak menyelesaikan semuanya. Entah Mbak suka atau tidak," balas Febri lebih tegas dariku. Ini sangat tidak baik. Aku sebaik
Baca selengkapnya
Jebakan Melisa
Maria sangat terkejut saat melihatku berteriak. Tentu saja aku tidak akan pernah mengambil kesempatan saat melewati meja. Secepatnya otakku berputar saat tahu dia memergokiku. Dengan cepat aku mengambil hiasan sendok kuningan di atas meja. Menabraknya dengan sengaja, lalu memasukkan ke dalam tasnya. Dia akan membayarnya. Tidak akan aku biarkan dia lolos. Melawan dia, dengan sangat cerdas."Mana mungkin aku mencuri. Kalian sudah gila!" ucapnya sangat marah. Dia berteriak keras."Maria, sendok itu ada di dalam tasmu. Kalian harus menangani ini." Aku segera pergi dan berjalan dengan tersenyum. Meninggalkan Maria yang kini harus berurusan dengan sang manajer. Aku harus bergegas agar Mas Farus tidak menemukanku. Tapi ... aku salah. Dia sudah berdiri di depan mobilku sambil bersandar dan bersedekap. Kakiku yang semula melangkah cepat, perlahan mulai melambat. Kini kita saling berhadapan."Kau menguntitku? Lalu ... melakukan itu kepada Maria?" ucapnya dengan tatapan menghakimi. Tubuhnya mene
Baca selengkapnya
Keputusan Mengejutkan
Apakah dia sudah gila? Dia menemuiku, mengatakan semuanya tentang Mas Farus. Tapi, dia berubah? Apa-apaan ini? Dia dengan tega menjebakku. Melisa? Kenapa denganmu?Aku berdiri, namun Ema menarik lenganku dan menggelengkan kepala. Aku segera duduk, berusaha bersikap tenang. Kini sahabatku itu duduk di sebelah suamiku. Tidak ada Maria di sini. Semua membuatku sangat panik. Aku hanya ingin bersama dengan kembar. Hanya itu saja."Mas Farus tidak pernah mencuri uangku. Dia," tunjuk Melisa ke arahku. "Yang memintaku untuk melakukan itu. Aku tidak mau dan dia memaksaku untuk melakukan itu.""Aku ... memiliki bukti jika Melisa mengatakan semuanya. Tapi, aku akan memberikan itu di pengadilan perdana. Aku sebagai pengacara Bu Maya, akan melakukan apa pun agar dia tidak terpisahkan dengan anak kembarnya." Ema berbicara dengan tegas. Aku masih terdiam, dan menundukkan kepala.Apa yang harus aku lakukan? Kenapa ini harus terjadi? Bagaimana jika aku akan bercerai dengan Mas Farus? Bagaimana jika ak
Baca selengkapnya
Kembali Ke Rumah
Aku sangat bodoh. Wanita tidak tahu malu. Bodoh ... dan tolol! Kenapa aku merendahkan harga diriku seperti ini? Tidak aku percaya, aku dengan mudah menyerahkan diriku kepada lelaki predator!Aku melangkah cepat menuju mobil Ema. Dia masuk ke dalam masih dengan melirik kesal ke arahku. Aku tahu dia tidak paham dengan keinginanku. Padahal, aku memiliki rencana besar untuk suamiku itu."Aku sebenarnya tidak paham dengan maksud kamu. Tapi ... aku paham sama kamu. Ya udahlah, aku ikut dengan keinginanmu saja," ucapnya sebelum menyalakan mesin mobil."Apa yang bisa aku lakukan. Perceraian akan terjadi dengan cara yang benar," balasku dengan suara lantang. Ema hanya menggelengkan kepala sambil menambah kecepatan.Kembar berlari keluar rumah ketika melihatku datang. Entah apa yang akan mereka lakukan jika mendengar aku kembali kepada ayahnya yang mungkin ... sekarang mereka benci. Namun, aku ada rencana lain, dan itu akan aku lakukan."Ibu, bagaimana hasilnya? Hmm ... kalau dilihat dari wajah
Baca selengkapnya
Mengalah Saja
Aku berjalan bersama Ana masuk ke dalam rumah, kemudian mendekati Mas Farus yang mengulurkan tangannya untuk memelukku. Mereka berdua menatapku dengan sangat tajam bahkan napasnya pun terdengar keras. Ana hanya mengikuti apa yang aku lakukan. Kami berdua memasang senyuman untuk membuat suamiku percaya jika memang ini adalah keinginanku. Walaupun sebenarnya ada sebuah rencana dibalik ini semua dan akan datang jika saatnya tiba."Aku tahu kau pasti akan kembali. Kau tidak bisa hidup tanpa aku, Maya. Aku adalah lelaki yang sangat tepat buatmu dan bukan adikku. Tapi malam ini aku harus bersama dengan Melisa. Kau tahu kan, Dia baru saja sakit dan aku harus memberikan perhatian lebih kepadanya. Semuanya harus aku lakukan dengan adil. Maria pun juga sudah menyetujui hal ini," ucapnya dengan memberikan senyuman yang sangat percaya diri. Aku pun menganggukkan kepala kemudian melewatinya begitu saja dan naik masuk ke dalam kamarku seperti biasanya. Ana aku tinggalkan begitu saja ketika dia suda
Baca selengkapnya
Penyakit Melisa
Melisa sebenarnya bagaimana keadaannya? Dia selalu saja sakit. Baru saja keluar dari rumah sakit dan dinyatakan sehat. Tapi sekarang kenapa dia seperti ini lagi? Pasti ada suatu hal yang tidak beres dengannya. Parahnya, Mas Farus ingin melihat Melisa dan tidak melakukan apa pun."Mas! Mas Farus!" teriakku dengan cukup lantang. "Kau tidak segera memanggil seorang dokter? Hei dia kesakitan dan berdarah." Aku mendekatinya, lalu menunjukkan arah Melisa yang masih saja memegang perutnya di atas ranjang dan berteriak."Biarkan saja dia seperti itu. Itu adalah dosa yang sudah dia terima. Ada seorang laki-laki datang kepadaku dan berkata, jika dia adalah Ayah dari anak yang dikandungnya. Jika kau ingin menolongnya silakan saja." Suamiku memberikan pandangan dingin. Dia segera meninggalkan kamar Melisa. Aku tidak percaya ternyata Mas Farus mengetahui hal ini. Sudahlah aku akan membiarkan dia dan yang terpenting aku harus menolong Melisa."Ibu, ada apa?" Untung saja Ana tiba-tiba masuk ke dalam
Baca selengkapnya
Sesuatu Tak Terduga
Aku kembali ke kamar. Segera mengganti baju. Tidak akan aku tinggalkan Melisa. Bagaimana pun juga dia adalah sahabatku."Ana, kau harus di rumah. Jangan keluar kamar sampai aku kembali," ucapku sambil memegang kedua pundak Ana saat dia masuk ke dalam kamarku."Ibu, aku ikut saja. Rumah ini sangat menakutkan. Aku tidak mau ke sini. Aku mohon," rengek Ana sambil menahan langkahku. Aku menggelengkan kepala, lalu berkata, "Ana, mengertilah. Ibu harus menyelesaikan ini. Ibu akan cepat kembali." "Ibu," balas Ana masih merengek ketika aku menggandengnya dan membawa ke kamarnya kembali. "Sekarang diam di sini dan kunci pintunya," lanjutku dengan cemas meninggalkannya. Ana akhirnya menyerah. Dia menatapku dengan pandangan sayu ketika aku keluar dari sana dan menutup kamarnya.Aku bergegas menuruni tangga lalu masuk ke dalam mobil. Aku lupa itu adalah mobil suamiku dan aku ke sini diantar oleh Ema. Tanpa berpikir lagi aku berjalan ke gerbang dan membuka pintunya, lalu mencari taksi yang bisa a
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status