Tiga Ranjang Suamiku

Tiga Ranjang Suamiku

By:  Celebes  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.7
56 ratings
121Chapters
17.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Hidup Maya terlihat sempurna. Sebagai pengacara, dia berprestasi. Sebagai istri, dia memiliki suami penuh kasih. Tak hanya itu, dia pun cantik. Hanya saja, semua runtuh ketika 12 tahun kebersamaan dikhiantai sang suami yang tega berpologami tanpa mengatakan apa pun padanya! Bahkan, Maya mendapati suaminya memiliki "dua ranjang lain" dengan perempuan-perempuan yang sama sekali tidak diduganya. Lantas, bagaimana Maya mengungkap semuanya? Apakah Maya akan tetap mempertahankan pernikahannya atau ... pergi demi menjaga kewarasan?

View More
Tiga Ranjang Suamiku Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
default avatar
susana1amalia2
greget dan gemes bagus dan Makasih sudah menginspirasi
2023-08-03 08:23:11
0
user avatar
Peni Nie
ceritanya seru. keren pkonya. dari awal baca bikin penasaran, SMA greget. tp happy ending..
2023-08-02 22:47:56
1
user avatar
amandamardiah4
semakin menarik
2023-06-15 11:15:07
0
user avatar
Natasha Amelia
menunggu koin lagi untuk lanjut hikss. Gak sabar tau endingnya. please happy
2023-05-25 09:14:09
0
user avatar
baroantonius
author kamu ini gemesin. Mayaaaaaa weslah pasrah aku. Memang dia punya alasan dengan semuanya bukan berarti tolol. adew kasihan yang suka umpat kalau komen. Semangat author. Penasaran akut
2023-05-25 09:12:14
0
default avatar
nathasha1amelia2
saya mengikuti cerita ini selalu tidak bisa menebak kelanjutannya. Gemes juga. Pengacara gak harus bisa jadi Intel yang komen kasar. Dia ini kan saking cintanya Ama suami jadi dia selalu berpikiran positif. salut dengan tokoh ini. semoga sebagain inspirasi
2023-05-25 09:06:42
0
user avatar
arkanaalman0
ceritanya semakin bagus. kasihan lihat yang komen kasar pakai kata tolol ataupun kata mesum atau apalah mengumpat para tokoh. bijak dalam berkomentar. cerita itu tidak harus sesuai keinginan kalian. ikuti saja dengan baik. selalu semangat buat author.
2023-05-25 09:03:49
0
user avatar
amanda1berlian22
Cerita gak bisa ditebak sama sekali
2023-05-15 06:30:27
0
user avatar
Celebes
Hai maaf author beberapa hari sakit. Mulai besok up banyak ya. Cerita akan tamat bulan ini. Tidak akan berbelit dan semakin seru. Pantau terus ya. Makasih
2023-05-14 00:25:03
0
user avatar
agus1tampan2
semakin bagus
2023-05-04 22:09:13
0
user avatar
MerryZumer
bagus aku suka
2023-04-15 10:22:49
0
user avatar
sarisarimulia88
mantap. gak rugi beli koin. Maya aku suka
2023-04-12 23:36:42
0
user avatar
sitiamina6777
dasar istri kedua kudu tak tampar saja
2023-04-03 09:33:14
0
user avatar
aki123andri123
aku sangat suka ceritanya
2023-04-03 05:29:30
0
default avatar
mariaabdel008
bagus banget
2023-04-01 21:18:08
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
121 Chapters
Tugas Mendadak
“Tidak mungkin! Dia lelaki sempurna. Selama ini, pernikahan kami berjalan tanpa ada masalah. Suamiku ... tidak mungkin melakukan itu!”“Sadarlah Maya. Terimalah keadaanmu saat ini!” Pikiranku berbelit tidak karuan. Selama ini aku selalu percaya dengan lelaki yang memberikanku kehidupan layaknya seorang ratu dalam negeri dongeng. Tapi, kini aku menghadapi kenyataan pahit.“Aku ... tidak percaya. Dia adalah ... argh!”Dengan lemas aku duduk, menundukkan kepala. Berusaha mengingat jelas dua bulan kejadian sebelum aku menemukan tiga ranjang itu. Aku harus mengingatnya!Saat itu, aku mendapati dirinya menghubungi seseorang.“Mas, Farus!”“Maya!”Sampai di rumah, aku mendapati suamiku menghubungi seseorang di teras depan rumah. Dia sangat terkejut ketika aku menepuk pundaknya. Dia bergegas masuk ke dalam. Aku segera mengikutinya, menuju dapur untuk mengambil minuman. Pekerjaanku sebagai pengacara sangat melelahkan.“Tadi siapa, Mas? Kok, mendadak ditutup?” tanyaku sangat penasaran.“Selama
Read more
Mencari Tahu Semuanya
“Lalu, ke mana Mas Farus? Dia mengatakan pergi bersama Febri. Tapi, dengan terang Febri mengatakan hal sebaliknya. Oh, ada apa ini? Lalu, tadi malam itu telepon siapa?” batinku masih memandang ponselku sendiri.“Tidak perlu mencemaskan apa pun yang belum pasti.”Melisa menarikku kembali ke kursi sofa. Sebagai sahabat, dia pasti berusaha memendam perasaanku. Sebenarnya, aku tidak mau dia mengetahui rasa cemas ini. Tapi, seperti biasanya. Melisa sangat paham ekspresi wajahku.“Aku tidak mau menceritakan apa pun tentang pernikahanku. Tapi, kau sahabatku. Apa yang harus aku cemaskan?”“Bukankah kamu sendiri mengatakan kepadaku, tidak suka jika ada yang disembunyikan. Aku pun begitu. Aku tak mau ada rahasia. Ayolah, Maya! Katakan saja. Aku pasti siap membantumu.”Tentu saja aku harus mempercayai Melisa. Dia adalah sahabatku sejak lama. Ke mana lagi aku akan meminta bantuan?“Mas Farus tidak pernah pergi selama ini. Dia selalu saja pulang ke rumah. Sekarang, mendadak dia mendapat tugas. Par
Read more
Tidak Mendapat Petunjuk
“Mas Farus?” Benar-benar tidak aku percaya. Ternyata bukan suamiku. Dia, kenapa seperti itu? Bunuh diri? “Apa kau ... jangan ditutup!”Nomor tidak dikenal menghubungiku. Suara itu, sangat aku kenal. Dia memanggil nama suamiku, lalu menutupnya? Benar-benar aku mengenalnya. Tapi, siapa? Berkata, ingin bunuh diri?Aku sudah tidak tahan lagi. Aku harus membongkar semuanya. Jujur, semakin berjalannya waktu hatiku semakin sesak. Mas Farus ... apakah kau memang menduakan aku? Apakah dokter magang itu adalah wanita simpananmu? Dari pada aku bertanya-tanya dan semakin gila. Aku akan nekat menghubunginya.“Mas, aku harap kau menerimanya.”Dengan cemas, aku masih menunggu suamiku mengangkat ponsel ini. Tapi, nada sibuk yang aku dengar. Apakah di sana tidak ada sinyal? Ah, dia pasti sangat sibuk dan ini tengah malam. Tentu saja dia tidak akan pernah mengangkatnya.Sepanjang malam aku resah. Kedua mata ini sama sekali tidak bisa tertutup. Semakin aku berusaha terlelap, hatiku rasanya berdetak heb
Read more
Salah Sasaran
Aku melebarkan kedua mataku. Tidak percaya melihat Mas Farus datang ke rumah dengan tubuh terluka seperti itu? Ditambah, undangan pernikahan yang disodorkannya kepadaku.“Mas, apa ini?” tanyaku gelisah. Semoga saja ini bukan kejutan besar buatku. Apakah ini adalah undangan pernikahan dia dengan dokter ...“Apa?” Tidak aku percaya setelah membacanya. Ternyata?“Maya. Aku mengalami kecelakaan. Maaf, selama lima hari aku di rumah sakit. Argh,” ucapnya sambil merintih. Spontan aku memapahnya. Dia ... benar-benar terluka parah. Tapi, kenapa luka itu masih segar? Bukankah dia mengatakan berada di rumah sakit selama lima hari? Seharusnya luka itu sudah mengering.“Mas. Jadi kamu kapan kecelakaan? Aduh, Mas. Seharusnya kau mengabari aku. Nanti aku jemput di sana,” ucapku masih kesal. Bagaimana pun juga, aku tidak mau melihat suamiku terluka seperti ini.“Aku tidak mau membuatmu khawatir. Lagi pula, banyak dokter di sana. Oh ya. Febri merawat Ibu. Dia tidak ikut bersamaku. Ponselku hilang saat
Read more
Menemukan Sesuatu
Benar-benar tidak aku percaya. Mas Farus menarikku ke ranjang. Dia seolah-olah tidak mau mendengarkan semuanya. Dan ... seperti tidak memiliki masalah apa pun. Tapi, siapa yang menghubunginya? Aku sangat mengenal suara itu. Hanya saja, siapa dia?“Maya. Kau ini kenapa? Dari tadi tidak tidur. Aku ini ngantuk. Hah ...,” ucap Mas Farus sambil menguap. Dia melingkarkan tangan ke tubuhku. Aku benar-benar masih tidak bisa melepaskan pikiranku dari suara wanita yang ada di dalam telepon itu. Entah kenapa aku seperti mengenal suara itu. Suara yang benar-benar tidak asing.“Maya, tidurlah,” ucap suamiku sambil memejamkan kedua matanya.Sepanjang malam, tanpa terasa aku terus memikirkan itu. Hingga aku tidak menduga. Sinar cahaya matahari sudah memasuki celah-celah jendela, membuatku mengernyit. Apalagi saat cahaya itu masuk ke retinaku. Mas Farus mengeliat dan terbangun. Dia menatapku dengan kaku.“Ah, kau ini ya,” ucap Mas Farus dengan menguap. Dia segera menuruni ranjang tanpa melirikku. Ak
Read more
Apakah Memang Dia?
Benar-benar aku tidak mengerti. Mana mungkin Mas Farus melakukannya. Ah ... itu tidak mungkin. Dia tidak mungkin melakukan hal itu kepadaku. Aku pasti melupakan lipstik ini. Tentu saja aku memiliki lebih dari satu. Saat itu Mas Farus membelikanku sebagai hadiah pernikahan. Aku selalu menghemat lipstik ini karena harganya sangat mahal. Mungkin dia membelikanku lagi dan lupa untuk memberikannya.Sambil menarik napas panjang dan mengatur diriku sendiri, aku membuka lipstik itu walaupun memang aku benar-benar sedikit terkejut. Lipstik itu sudah dipakai oleh seseorang. Jika memang Mas Farus membelikanku yang baru, pasti tidak akan pernah terlihat tumpul seperti ini.Satu hal yang membuatku lebih terkejut adalah, beberapa helai rambut berwarna pirang menempel di jaketnya. Hmm, sedangkan rambutku berwarna hitam. Ya, aku sama sekali tidak pernah memiliki warna rambut seperti ini. Lalu siapa yang memilikinya? Kenapa ada di jaket suamiku?"Bu, ada tamu. Ada sahabat Ibu menunggu di bawah. Ibu Me
Read more
Ada Yang Disembunyikan
Melisa menarikku. Dia membawaku keluar dari gedung. Melepaskan cengkeramannya dengan sangat kasar saat kami sudah berada di samping gedung. Kebetulan sangat sepi sekali, tidak ada tamu atau pun panitia pernikahan di sana. "Hentikan, Maya." Pandangannya sangat menusuk. Sementara, aku masih saja mengatur diriku. Perlahan aku menarik napas, sambil memejamkan kedua mataku. "Aku tidak bisa tahan dengan ini semua, Melisa. Aku merasa dia berhubungan dengan suamiku sebelum menikah," balasku sambil mengurut pelipis. Pikiranku sangat kacau. “Kau sudah gila!” bentak Melisa. Dia mengangkat kedua tangannya, sambil melotot tajam. “Kau bisa mempermalukan dirimu sendiri. Parahnya, suamimu juga akan terlibat,” lanjutnya masih dengan nada keras. “Kita pulang saja. Kau harus menenangkan dirimu. Hei, tatap aku,” ucap Melisa sembari menarik pundakku. Aku mengangkat wajah, lalu membalas tatapan Melisa. “Aku yakin kalian baik-baik saja. Seorang dokter selalu dekat dengan pasiennya. Mungkin saja rambut
Read more
Kabar Mengejutkan
Aku semakin tidak mengerti. Ada apa ini? Kenapa dengan Mas Farus dan Melisa?Kedua mataku masih saja menatap mereka. Jantungku berdetak lebih hebat dari biasanya. Kedua pandangan itu semakin jelas membuatku penasaran. Ada ekspresi sendu di dalam wajah Melisa. Walaupun Melisa berjarak cukup jauh dariku, tapi aku melihat itu cukup jelas.“Ibu baik-baik saja, kan?” tanya Mbok membuyarkan lamunanku.“Ah, aku baik-baik saja, Mbok,” jawabku sekenanya untuk mengalihkan agar Mbok tidak curiga. Bagaimanapun juga, aku akan menutup rapat semua. Aku tidak mau hal buruk terungkap dan itu aib keluarga.Aku kembali mengamati semua arah. Ternyata Melisa dan taxi itu sudah pergi.“Maya ...” Mas Farus mengulurkan tangannya. Kusambut dengan hangat uluran tangan itu. “Aku hari ini memeriksa pasien sangat banyak. Rejeki tidak terduga aku dapat hari ini. Dan ... ini buat kamu.” Mas Farus memberiku kotak putih berisi parfum sangat harum. Kalau dilihat merknya, sangat mahal dan berkelas.“Kok diam saja? Kamu
Read more
Pandangan Lain Dari Biasanya
Aku masih terdiam. Apakah ini benar? Suamiku sudah tidak bekerja di rumah sakit itu lagi? Tapi, setiap hari dia bekerja. Pulang malam dan selalu beralasan tepat di hadapanku.“Maya? Maya!” Ema berteriak keras. Dia membuatku terkejut. “Maya, kenapa diam saja? Hei, aku ini sakit. Kandunganku bermasalah. Sudah beberapa dokter aku temui. Ah, tidak ada yang cocok. Maya, aku mau suamimu memeriksaku. Sekarang katakan di mana dia bekerja?” lanjutnya masih membuatku bingung. Oh Tuhan, apa yang harus aku lakukan?“Ema, maksud aku ...,” ucapku dengan gugup.“Maya, kamu kenapa sih?” Mas Farus datang dan memelukku dari belakang. Sedikit kecupan dia berikan di leherku.“Mas, Ema menghubungiku. Dia punya masalah ama kandungannya. Maunya, Mas yang memeriksa,” ucapku sambil menyodorkan ponselku kepadanya. Aku hanya ingin tahu bagaimana ekspresi Mas Farus saat Ema bertanya di mana dia bekerja.“Ema ... teman kamu kuliah saat itu? Hmm, kok tiba-tiba mencariku?” balasnya sambil mengernyit. Dia menerima p
Read more
Semakin Tidak Percaya
Aku tidak percaya. Rambut itu ... mirip sekali dengan milik Melisa. Tidak mungkin. Bagaimana bisa? Mas Farus tidak pernah bertemu dengannya sejak kita menikah. Lalu, atasan itu ... mirip sekali dengan kemeja yang dipakai wanita di dalam foto ponsel Mas Farus. Yah, ada sosok wanita memandang kami dengan wajah sendu, seperti menangis. Memang terlihat cukup jauh. Ketika aku membesarkan gambar itu, terlihat tidak begitu jelas. Tapi, aku masih bisa melihat kemeja itu.“Maya!” teriak Melisa. “Bagaimana rambutku? Aku baru saja memanggil penata rambut ke apartemen. Katanya sih, warna ini lagi hits sekarang. Alias, banyak yang suka.”Melisa membuatku menarik napas lega. Ah, dia baru saja mengecat rambutnya. Dan itu pasti kebetulan saja. Aku tidak bisa percaya dengan diriku yang sangat bodoh ini. Bagaimana mungkin sahabat baikku bersama suamiku? Sangat mustahil.“Maya, ayolah. Dari tadi kau diam saja. Padahal aku sudah berbicara panjang lebar. Hei, kau!” ucapnya semakin berteriak.Melisa masih
Read more
DMCA.com Protection Status