Tiga Ranjang Suamiku

Tiga Ranjang Suamiku

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-30
Oleh:  CelebesTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.7
56 Peringkat. 56 Ulasan-ulasan
121Bab
21.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Hidup Maya terlihat sempurna. Sebagai pengacara, dia berprestasi. Sebagai istri, dia memiliki suami penuh kasih. Tak hanya itu, dia pun cantik. Hanya saja, semua runtuh ketika 12 tahun kebersamaan dikhiantai sang suami yang tega berpologami tanpa mengatakan apa pun padanya! Bahkan, Maya mendapati suaminya memiliki "dua ranjang lain" dengan perempuan-perempuan yang sama sekali tidak diduganya. Lantas, bagaimana Maya mengungkap semuanya? Apakah Maya akan tetap mempertahankan pernikahannya atau ... pergi demi menjaga kewarasan?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Tugas Mendadak

“Tidak mungkin! Dia lelaki sempurna. Selama ini, pernikahan kami berjalan tanpa ada masalah. Suamiku ... tidak mungkin melakukan itu!”

“Sadarlah Maya. Terimalah keadaanmu saat ini!”

Pikiranku berbelit tidak karuan. Selama ini aku selalu percaya dengan lelaki yang memberikanku kehidupan layaknya seorang ratu dalam negeri dongeng. Tapi, kini aku menghadapi kenyataan pahit.

“Aku ... tidak percaya. Dia adalah ... argh!”

Dengan lemas aku duduk, menundukkan kepala. Berusaha mengingat jelas dua bulan kejadian sebelum aku menemukan tiga ranjang itu. Aku harus mengingatnya!

Saat itu, aku mendapati dirinya menghubungi seseorang.

“Mas, Farus!”

“Maya!”

Sampai di rumah, aku mendapati suamiku menghubungi seseorang di teras depan rumah. Dia sangat terkejut ketika aku menepuk pundaknya. Dia bergegas masuk ke dalam. Aku segera mengikutinya, menuju dapur untuk mengambil minuman. Pekerjaanku sebagai pengacara sangat melelahkan.

“Tadi siapa, Mas? Kok, mendadak ditutup?” tanyaku sangat penasaran.

“Selama satu minggu, aku harus bekerja di luar kota.”

“Apa? Kenapa mendadak sekali?”

Dengan pelan Mas Farus mendekat ke arahku, refleks aku mundur pelan. Langkah mundurku terhenti saat aku berada di ujung tembok. Mas Farus terus melangkah sangat pelan, hingga wajahku dan wajahnya hanya berjarak satu senti saja. Aku dapat merasakan embusan napasnya, bahkan harum tubuhnya menusuk hidungku. Sangat kentara.

Kesempatan itu tidak dilewatkan sedikit pun olehnya. Mas Farus perlahan mengecup bibirku dengan lembut. Hanya beberapa detik saja kemudian melepasku.

“Jaga dirimu. Aku harus menemani para dokter magang. Jangan khawatir. Febri akan ikut denganku,” ucapnya lembut tepat di telingaku kemudian bergegas masuk ke dalam kamar kami.

Entah apa yang ada di dalam pikiranku, saat suamiku yang sangat sempurna itu mencium bibir ini. Walaupun itu sangat cepat, aku selalu terhipnotis pesonanya. Tapi, ini sangat aneh. Tidak biasanya dia akan melakukan tugas selama itu. Selama dua belas tahun pernikahan, baru kali ini Mas Farus akan meninggalkanku selama ini.

“Dokter magangnya ... ada gadisnya tidak?” ucapku bercanda. Aku menyusulnya di dalam kamar. Oh Tuhan! Bagaimana bisa aku menolak tubuh kekar itu di hadapanku? Kedua mata ini dipenuhi pandangan ketampanannya. Farus Abraham adalah dokter spesialis kandungan tertampan yang pernah aku lihat.

“Ngapain sih, lihatin gitu?” ucapnya pelan sambil terkekeh.

“Aku gak nyangka ternyata suamiku sangat tampan. Hmm, pasti para dokter magang itu akan terpesona sama kamu, Mas.”

“Ah, kamu berburuk sangka saja ama aku, Maya. Dengerin aku ya, kamu boleh merasa curiga sama aku. Tapi, Mas akan menjaga hubungan pernikahan kita dengan sangat baik. Lagi pula, aku kan sama Febri. Mana mungkin mau macam-macam.”

Febri adalah adik kandung suamiku. Dia dokter spesialis penyakit dalam. Mereka berdua sangat pintar, dan bersekolah karena mendapat beasiswa. Hatiku masih cemas. Melepaskan suamiku seperti itu. Tapi, aku harus menerimanya. Ini pekerjaan penting untuknya.

“Kamu itu mikir apa sih?” Mas Farus mendadak memelukku. Rasanya sangat hangat. Aku memang tidak boleh berpikiran buruk.

“Mas mau pakai baju. Sudah, jangan mikir macam-macam,” ucapnya sekali lagi meyakinkan aku. Dengan tersenyum aku memandangnya. Hingga lamunanku teralihkan pada getaran ponselnya.

“Mas, ada yang telefon,” teriakku pelan.

Terburu-buru aku mengambil ponsel itu di saku jaket kesayangan Mas Farus. Aku segera melihat siapa yang menghubunginya malam-malam begini. Tidak ada nama, dan hanya nomor tidak dikenal. Entah kenapa, aku merasa tidak asing dengan dua nomor di belakang. Seperti nomor milik ...

“Maya!”

“Ah, Mas. Kamu ini mengejutkan aku saja.”

Mas Farus merebut ponsel itu dari genggamanku. Dia sejenak memandang ponsel itu, kemudian menutupnya.

“Abaikan saja,” ucapnya kemudian meletakkan ponsel itu kembali di saku jaketnya. Mendadak, dia menarikku ke ranjang. Memandangku dengan tersenyum tampan.

“Sebelum pergi, aku mau jatah,” bisiknya. Kemudian dia menjamah seluruh tubuhku. Malam terjadi sangat panas. Kami berdua akhirnya terlelap setelah melampiaskan hasrat masing-masing.

**

Pagi datang dengan cepat. Seperti biasanya, aku menyiapkan sarapan. Kedua anak kembar kami bernama Ema dan Ana, selalu saja bersemangat tiap hari. Mereka duduk di bangku SMP.

"Kalian jaga Bunda, ya. Ayah akan pergi satu minggu,” ucap Mas Farus. Dia berdiri, mengecup kening kedua anakku yang hanya terdiam menatapnya.

“Ke mana, Yah?” tanya Ema kembar pertama. “Tidak biasanya Ayah pergi selama itu,” lanjutnya sambil melirikku.

“Sudahlah, itu adalah pekerjaan penting Ayah kalian. Lagi pula, Ayah pergi dengan Paman Febri. Ayo, segera habiskan sarapan kalian. Nanti kalian terlambat,” balasku sambil tersenyum.

"Ucapan ibumu benar. Kalian, belajar yang rajin. Baiklah, Ayah pergi dulu," balas Mas Farus, kemudian memeluk anaknya satu persatu.

Kami melepas kepergian Mas Farus dengan cemas. Ah, apa yang aku pikirkan. Selama ini pernikahan kami baik-baik saja. Bahkan, nyaris sempurna. Tidak perlu mencemaskan apa pun.

“Bunda, kami pergi.” Ana memelukku, bergantian dengan Ema. Mereka menuju mobil penjemput. Dengan memaksa senyuman, mereka melambai kepadaku. Aku paham. Mereka pasti juga merasakan hal yang sama denganku.

“Maya!”

Seseorang memanggilku dari luar pagar rumah, keluar dari taxi. Dia berlari menghampiriku. Tentu saja dia Melisa. Sahabatku yang baru saja datang dari Singapura. Aku sangat merindukannya. Dia selalu bersamaku sejak sekolah.

“Ah, kau datang?” ucapku terkejut.

“Kau bercanda, kan?” balasnya sambil menggelengkan kepala. “Seperti melihat hantu saja. Hei, aku ini memang datang,” lanjutnya sambil bersedekap.

“Hahaha. Apa wajahku terlihat bercanda? Tentu saja aku terkejut. Sudah lama sekali kau tidak mengunjungiku. Ayo, masuk.”

Kami masih saling melempar senyuman. Melisa tidak hentinya menatap semua sudut rumahku. Padahal, dia sangat kaya. Keluarganya pengusaha sukses.

“Rumahmu lebih bagus. Ngapain lihat gitu?” ucapku sambil menyodorkan secangkir teh hangat yang sudah disiapkan di atas meja oleh Mbok Sri. Pelayan yang sudah bekerja di rumahku sejak kembar lahir.

“Kamu beruntung. Suamimu tampan, rumahmu bagus, punya anak kembar. Apalagi ... kau sangat hebat. Pengacara sukses dan berprestasi.”

“Untuk apa memuji aku. Kau sendiri, kapan menikah?” balasku sambil menepuk pundak kanannya.

“Aku sudah meni--”

PRANG!

Suara nyaring datang di ruang kerja Mas Farus. Aku segera ke sana. Apa yang terjadi? Semoga saja tidak ada hal serius.

“Mbok, kenapa?” tanyaku sambil melotot. Mbok ternyata memecahkan vas bunga. Hah, untung saja dia tidak terluka. Aku segera membantunya. Tapi, apa itu? Selembar foto seorang wanita muda di bawah meja. Dengan cepat aku mengambilnya. Aku tidak percaya. Kenapa gambar wanita muda dengan busana seksi bisa ada di selipan buku Mas Farus?

“Tidak seharusnya seorang dokter berpakaian terbuka seperti itu. Ih, menyebalkan,” sela Melisa. Dia merebut foto itu dan menatapnya sambil menggeleng.

“Itu mungkin pegawai magang. Lihatlah. Di atas ada nama dan keterangannya,” balasku. Sebenarnya hatiku benar-benar tidak karuan. Sumpah! Aku sangat terkejut. Tapi, tidak mungkin aku membuka aib suamiku. Siapa tahu, ini hanya kebetulan saja.

“Melisa, kau tadi mau mengatakan apa? Hmm, aku mendengar kau akan mengatakan sesuatu.” Aku merebut foto itu dan memasukkannya ke kantong kemejaku. Aku berusaha mengalihkan perhatian Melisa.

“Ah, yang tadi?” ucapnya sedikit tertawa.

“Iya, aku sebenarnya sudah meni--”

Suara ponselku membuat Melisa tidak menyelesaikan perkataannya lagi. Aku tersenyum, dan segera mengangkatnya. Hatiku benar-benar lega. Febri menghubungiku. Pasti dia akan mengatakan keadaan Mas Farus. Aku harus segera mengangkatnya.

“Febri, bagaimana kabar Mas Farus? Apa kalian sudah sampai?” tanyaku dengan bersemangat.

“Mbak, aku mau memberikan titipan Ibu. Minuman kesehatan yang biasa Ibu racik sendiri. Mbak ada di rumah, kan?”

Aku semakin bingung. Bukankah seharusnya Febri bersama Mas Farus? Tapi, kenapa dia malah akan ke rumah?

“Loh, kamu tidak sama Mas Farus?” tanyaku memastikan.

“Hari ini aku ambil cuti, Mbak. Aku segera antar ke rumah ya, Mbak?”

“Febri, tunggu!” Aku mencegah Febri menutup ponsel. Aku semakin tidak mengerti. Ada apa ini?

“Feb, kamu tidak menemani dokter magang bersama Mas Farus?” tanyaku sekali lagi. Hatiku benar-benar sangat berdebar.

“Apa? Tidak ada tugas seperti itu, Mbak. Sudah ya, Mbak. Aku pergi dulu.”

Deg!

'Jadi ... sebenarnya ke mana Mas Farus? Apakah dia berbohong?'

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

10
98%(55)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
2%(1)
9.7 / 10.0
56 Peringkat · 56 Ulasan-ulasan
Tulis Ulasan
default avatar
susana1amalia2
greget dan gemes bagus dan Makasih sudah menginspirasi
2023-08-03 08:23:11
0
user avatar
Peni Nie
ceritanya seru. keren pkonya. dari awal baca bikin penasaran, SMA greget. tp happy ending..
2023-08-02 22:47:56
1
user avatar
amandamardiah4
semakin menarik
2023-06-15 11:15:07
0
user avatar
Natasha Amelia
menunggu koin lagi untuk lanjut hikss. Gak sabar tau endingnya. please happy
2023-05-25 09:14:09
0
user avatar
baroantonius
author kamu ini gemesin. Mayaaaaaa weslah pasrah aku. Memang dia punya alasan dengan semuanya bukan berarti tolol. adew kasihan yang suka umpat kalau komen. Semangat author. Penasaran akut
2023-05-25 09:12:14
0
default avatar
nathasha1amelia2
saya mengikuti cerita ini selalu tidak bisa menebak kelanjutannya. Gemes juga. Pengacara gak harus bisa jadi Intel yang komen kasar. Dia ini kan saking cintanya Ama suami jadi dia selalu berpikiran positif. salut dengan tokoh ini. semoga sebagain inspirasi
2023-05-25 09:06:42
0
user avatar
arkanaalman0
ceritanya semakin bagus. kasihan lihat yang komen kasar pakai kata tolol ataupun kata mesum atau apalah mengumpat para tokoh. bijak dalam berkomentar. cerita itu tidak harus sesuai keinginan kalian. ikuti saja dengan baik. selalu semangat buat author.
2023-05-25 09:03:49
0
user avatar
amanda1berlian22
Cerita gak bisa ditebak sama sekali
2023-05-15 06:30:27
0
user avatar
Celebes
Hai maaf author beberapa hari sakit. Mulai besok up banyak ya. Cerita akan tamat bulan ini. Tidak akan berbelit dan semakin seru. Pantau terus ya. Makasih
2023-05-14 00:25:03
0
user avatar
agus1tampan2
semakin bagus
2023-05-04 22:09:13
0
user avatar
MerryZumer
bagus aku suka
2023-04-15 10:22:49
0
user avatar
sarisarimulia88
mantap. gak rugi beli koin. Maya aku suka
2023-04-12 23:36:42
0
user avatar
sitiamina6777
dasar istri kedua kudu tak tampar saja
2023-04-03 09:33:14
0
user avatar
aki123andri123
aku sangat suka ceritanya
2023-04-03 05:29:30
0
default avatar
mariaabdel008
bagus banget
2023-04-01 21:18:08
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
121 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status