All Chapters of Akibat Sumpah Sebelum Menikah: Chapter 51 - Chapter 60
140 Chapters
Mulai Berubah
Seminggu telah berlalu, fase-fase menyebalkan Mas Fariz akhirnya telah berhasil kulewati. Mulai hari ini dia sudah kembali aktif dan berperilaku layaknya suami siaga lagi.Tangannya yang terkilir bahkan sudah kembali pulih. Sejak kemarin dia bahkan sudah ikut Bapak dan Ibu Doni untuk membajak sawah kami yang akan kembali ditanami.Dengan rantang berisi makanan aku bergegas untuk pergi ke Sawah. Sebenernya dia sudah lama melarang, karena masih dalam usia kandungan yang sangat muda Mas Fariz mulai selektif membatasi kegiatan apa saja yang boleh kulakukan di luar. Dia takut hal-hal yang tak diinginkan terjadi mengingat kondisiku yang rentan.Namun, sebagai seseorang yang juga aktif dan tak betah berlama-lama hanya diam di rumah. Beberapa larangannya tetap kulanggar, selama itu masih dalam batas wajar. Termasuk ini."Mbak Suci!" Suara seseorang yang memanggil, membuatku sontak menghentikan langkah, dan menoleh ke belakang.Kulihat wanita berdaster yang berlari tergopoh-gopoh menghampiri s
Read more
Kabar Duka
Pesawat baru saja landing di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta pukul 15.15 WIB. Kutatap punggung lebar Mas Fariz yang berjalan cepat di hadapan dengan berbagai pertanyaan yang menggelayut dalam benak sepanjang perjalanan ini.Baru pertama kali seumur tiga bulan pernikahan, aku merasakan seolah ada benteng menjulang yang menjadi penyekat di antara kami. Dekat yang terasa begitu jauh. Terikat, tapi tak tersentuh.Sebenarnya apa yang terjadi?Langkahnya tiba-tiba berhenti, saat menyadari aku tertinggal jauh di belakang. Lelaki itu berbalik lalu berlari kecil menghampiri."Maaf." Hanya itu kata yang terucap sebelum dia meraih tanganku dan menggenggamnya.Sampai saat kami menumpangi Taksi jemputan, mulut Mas Fariz masih terbungkam, tapi kuyakin pikirannya sedang melayang tak tentu tujuan."Tenang, banyak-banyak istigfar!" Kuletakkan tangan di atas pahanya yang bergetar, sebab berkali-kali sebelah kaki itu dia ketuk tak sabar.Mas Fariz menatapku. Mata pekatnya menyorot sayu. Seandainya bisa
Read more
Janggal
Entah siapa yang bisa disalahkan dalam situasi ini. Prihatin sudah pasti, sedih, juga merasa bersalah tiba-tiba menyelimuti diri. Entah kenapa aku merasa ikut andil saat mendengar keterangan dari Mama bahwa Mas Ali tak pulang ke rumah sejak sepuluh hari lalu. Tepatnya setelah pertengkaran kami di Lumajang hari itu.Selama sepuluh hari Farah hanya tinggal bersama Hafiz, karena asisten rumah tangganya ada keperluan mendadak dan meminta cuti. Selama lebih dari seminggu adik kandung Mas Fariz itu bungkam dari orang tuanya tentang keberadaan sang suami yang entah di mana rimbanya. Sampai dini hari tadi, dia mengeluh nyeri dan mulas, bersamaan dengan itu air ketubannya pecah. Farah tergelincir air ketubannya sendiri dan jatuh dari tangga lantai dua.Hasil USG mengatakan bahwa bayi di kandungannya mengalami gegar otak, kemungkinan untuk selamat kecil. Hingga harapan seorang Ibu yang menanti kehadiran sang buah hati selama sembilan bulan lamanya benar-benar pupus, saat prosedur operasi caesar
Read more
Mampir di Tempat Lain
Ada apa dengan tujuh tahun lalu?Pertanyaan itu terus saja berputar-putar di kepalaku. Bahkan setelah lelaki itu pergi beberapa saat lalu, aku masih terjaga dengan berbagai perasaan yang berkecamuk menjadi satu. "Suci!" Suara lembut itu menyentak lamunanku.Sebelum sempat aku berbalik, Mama sudah lebih dulu duduk di sampingku."Fariz udah pergi?" Beliau bertanya sembari meletakkan tangan di atas jemariku, lalu meremasnya pelan.Aku mengangguk."Terakhir kali kita liat Fariz kayak gitu sekitar dua atau tiga tahun lalu. Dia berantem sama Papa terus nggak pulang hampir dua minggu." Aku menoleh ke arah Mama, lalu tertegun dibuatnya. "Temperamennya masih belum berubah, tapi Mama tahu dia pasti punya alasan dibalik semua itu." Kini giliran Mama yang menatapku."Kasih dia waktu buat nenangin diri ya, Ci. Fariz pasti pulang. Jangan banyak pikiran, inget janin di perutmu!" Mama mengusap perutku yang sejauh ini masih tampak datar, mungkin beberapa bulan lagi baru terlihat perubahannya."Iya, M
Read more
Lebih Tahu
Pesan yang dikirim Sherly sukses membuatku terjaga semalaman hingga berpikir berlebihan. Setelah menghubungi beberapa sumber terpercaya dan menyelidiki sampai akar-akarnya, akhirnya aku tahu di mana bisa menemukan wanita itu.Aku tak mau melihatnya dari satu sisi, kemudian langsung menyimpulkan hal yang belum tentu benar. Kalau pun memang semalam Mas Fariz singgah ke tempat wanita itu, suamiku belum tentu macam-macam. Jadi, aku harus memastikannya sendiri.Setelah pamit pada Mama, Papa, dan ... lelaki yang membuat Farah menangis semalaman. Aku berakhir di sini. Di depan sebuah kafe yang terletak di sekitar pusat perbelanjaan Ibukota. Butuh sekitar empat puluh lima menit perjalanan menggunakan taksi sebelum sampai di sini.Menurut keterangan Bang Bobby, Sherly adalah owner di Kafe Ngabret ini.Terkadang dia juga ikut serta melayani sebagai seorang Barista yang berdiri di balik mesin espresso.Seperti yang sudah kuduga sebelumnya. Kebanyakan pelayan yang singgah adalah anak-anak motor b
Read more
Bertemu Kawan Lama
Semua berawal saat dia datang ke Lumajang. Mengusik ketenangan yang sempat kami rasakan selama lebih dari dua belas pekan, mengungkit kembali apa yang pernah terjadi di masa lampau, berharap perasaan yang nyaris hilang itu masih tertinggal.Semua berawal saat panggilan telepon dari Bobby datang. Meninggalkan kesan-kesan berharga kebersamaan selama beberapa pekan yang kami lalui di Lumajang.Semua berawal dari ponsel yang sengaja dia tinggalkan, menguak kembali tabir masa lalu yang sebenarnya tak ingin lagi kukenang. Ferry sudah kukhlaskan, tapi kalau cara dia pergi disebabkan seseorang, haruskah aku tetap tinggal diam?Masa lalu memang selalu punya cara untuk memberikan pelajaran, tapi tak semua hal yang dilaluinya perlu dikenang, beberapa kasus bahkan meninggalkan memori yang amat menyakitkan, hingga beberapa orang lebih memilih menguburnya dalam-dalam.Sejauh ini, selama tiga bulan kebersamaan. Kupikir hanya aku yang memiliki rahasia kelam. Kupikir hanya aibku yang harus rapat disem
Read more
Gelisah
Tiba rumah, aku sudah mendapati dua mobil terparkir di pelataran. Sepertinya mereka sudah membawa Farah pulang bersama dengan suaminya.Entah apa yang terjadi di antara mereka setelah kutinggal malam itu. Yang pasti Farah kembali luluh dan dia bersedia menerima maaf Mas Ali.Sejujurnya kalau aku yang ada di posisi itu sudah pasti akan langsung menendangnya pergi. Namun, sekali lagi aku memang tak memiliki hati bidadari seperti Farah yang bersedia memberi lebih dari dua kali kesempatan, meski sudah disakiti berkali-kali."Fariz masih belum ada kabar, Ci?" Pertanyaan Mama menghentikan langkahku sebelum mencapai undakkan tangga pertama. Aku menoleh, menatap mereka yang berkumpul di ruang tamu sembari memerhatikan Hafiz yang tengah bermain dengan tabletnya."Belum, Ma. Mas Fariz emang udah izin nggak akan pulang dalam beberapa hari."Mama mangut-mangut. Giliran Papa yang bicara."Tapi, nggak ada apa-apa, kan, Ci?"Aku terdiam sejenak. Sebelum pergi Mas Fariz memang sempat berpesan agar a
Read more
Fitnah atau Jebakan
Malam beranjak. Ponsel yang sejak tadi kukenggam masih belum dilepaskan. Ini adalah hari kedua di mana tidur tak cukup mampu untuk membawa ketenangan. Aku terjaga, di atas balkon kamar. Menatap malam yang seolah menertawakan seorang insan yang menunggu pagi datang tanpa perlu melewati malam yang panjang.Aku benci menunggu dalam ketidakpastian. Aku tak mau apa yang pernah terjadi tujuh tahun lalu kembali terulang. Ketika penantian berujung dengan tragedi yang tak akan pernah bisa kulupakan.Di mana kamu, Mas?Sudah dua hari sejak kamu pamit pergi sebentar.Tak ada petunjuk, tak ada orang yang bisa kuhubungi. Bobby bahkan mengatakan bahwa dia tak melihat Mas Fariz sejak semalam.Ke mana aku harus pergi? Ke mana aku harus mencari jawaban dari pertanyaan yang selama ini menggelayuti pikiran?Di tengah kekalutan pikiran tiba-tiba ponsel di genggaman tanganku bergetar. Nama lelaki yang menjadi penyebab segala keresahan tertera di layar."Halo, Mas! Kamu di--""Malam, Bu. Apa benar ini deng
Read more
Dipaksa Masuk Pesantren
Lima belas tahun lalu ...."Mal, lulus nanti lu mau lanjut ke mana?" Bobby bersedekap di atas bangku Fariz, saat pemuda tujuh belas tahun itu baru saja selesai merapikan barang.Mereka baru saja selesai menjalani serangkaian kegiatan ujian nasional selama empat hari yang di akhiri oleh mata pelajaran Kejuruan hari ini."UI, kalau enggak ke UNPAD. Masuk teknik. Motivasi gue jelas dari dulu. Kalau nggak jadi teknisi, ya jadi pengusaha onderdil," jawab pemuda berambut cepak itu.Dua karib itu sudah berteman sejak mereka pertama kali mendaftar di SMK Harum Jaya dengan jurusan Teknik Otomotif. Pemuda yang sama-sama berasal dari keluarga berada itu selalu terlihat bersama kapan pun ada kesempatan.Bobby mangut-mangut, sebelum melanjutjan obrolan. "Gue kira lo mau ngambil akuntan, terus nerusin bisnis Sawit Pak Jamal. Biasanya, kan begitu.""Nggak, kerjaan kayak begitu bukan passion gue, Met. Duduk lama depan komputer, berkutat sama angka-angka, cuma bikin pantat kapalan. Liat bokap gue, bad
Read more
Awal Pertemuan
Tutorial menghilang dari bumiCara guna-guna orang tua sendiri?Tutorial menjadi gembel?Apakah hidup di jalanan menyenangkan?Berapa penghasilan pengamen dan tukang minta-minta?"Aaargh!" Di dalam kamar bernuansa biru dongker dengan beberapa poster Bob Marley, Slank, dan The Beatles itu, Fariz meradang. Sudah lebih dari tiga jam dia berkutat dengan komputer tabung, berselancang di internet mencari solusi yang mungkin bisa membatunya keluar dari permasalahan ini.Beberapa hari sudah berlalu sejak kelulusan diumumkan. Hari perpisahan juga esok akan datang. Namun, keputusannya untuk mengikuti keinginan papanya masih belum benar-benar bisa dia ikhlaskan.Rencana masa depan yang sudah dia rancang sejak lama harus berakhir berantakan saat orang tuanya mengambil sebuah langkah besar dengan memasukkannya ke sebuah pesantren kecil di daerah Lumajang, Jawa Timur. Sebuah alternatif lain yang bahkan tak pernah terbersit dalam benaknya sedikit pun.Setelah beberapa kali membenturkan kepala ke me
Read more
PREV
1
...
45678
...
14
DMCA.com Protection Status