Semua Bab Pelakor Kesayangan Tuan CEO: Bab 21 - Bab 30
100 Bab
Karna Pikiran Yang Kacau?
"Mas Byan! Tunggu!"Dengan perasaan tidak menentu, Aleena berlari mengejar bayangan siluet seseorang yang seperti sangat di kenalnya.Dengan jantung berdebar. Perasaan tak menentu, wanita itu terus berlari dengan sebuah harapan yang tiba-tiba hadir di benaknya."Hati-hati Nyonya Arfa!"Eh"A--Alex?"Wajah Aleena langsung merah padam. Ternyata bayangan siluet itu adalah milik Alex. Bukan seeorang yang sangat di kenalnya."A-apa kau tadi berada di depan ruang ICU? Apa kau juga yang memakaikan jas ini kepadaku?" Menunjukkan jas di tangannya dengan perasaan berkecamuk.Alex menghela nafas serayak menggeleng samar."Aku sudah sejak lama berdiri di belakangmu tadi. Bahkan aku menanyakan bagaimana keadaan Arfa, tapi kau justru diam saja," jelas Alex.Dahi Aleena sedikit berkerut. Mencoba mengingat saat dirinya nyaris terkantuk di depan pintu ICU tadi.Tapi nihil.Hanya sebuah suara lirih yang nyaris tidak terdengar, yang memanggil namanya. Hanya itu yang di ingatnya."La-lalu apa ini jas mi
Baca selengkapnya
Arfa Siuman
Aleena berlari keluar dari kamar hotel dengan perasaan yang sudah tidak karu-karuan.Mengabaikan teriakan Karina yang memintanya untuk menunggu.Tidak lagi memperhatikan langkah kakinya, begitu keluar dari lift Aleena terus saja berlari kecil menuju lobi.Dalam benaknya hanya ada Arfa dan Arfa. Tidak ada yang lain.Aahkk!Bruk!Aleena terjatuh, tersandung kakinya sendiri. Salah satu flat shoes yang di pakainya terlepas begitu saja.Wanita itu meringis, memegangi kaki kanannya yang terasa sedikit sakit.Mengabaikan tatapan beberapa orang yang melihatnya, Aleena coba meraih flat shoes miliknya yang tergeletak tidak jauh dari hadapannya.Baru saja tangannya terulur hendak meraih flat shoes tersebut, seseorang sudah terlebih dulu meraihnya.Seorang pria, dengan memakai masker medis duduk bersimpuh di samping Aleena dengan bertumpu pada salah satu lututnya.Aleean langsung memejamkan kedua matanya, begitu hidungnya mencium wangi tubuh pria di sampingnya.Aleena begitu mengenal wangi itu. L
Baca selengkapnya
Alex VS Nyonya Miranda
"Apa! Mereka pergi berlibur?"Nyonya Miranda kembali di buat terkejut oleh keterangan salah satu pegawai resepsionis di kantor Arfa.Kemarahan wanita paruh baya itu langsung mencapai ubun-ubun. Niatnya datang ingin memarahi anaknya dan meminta Arfa untuk membatalkan pengalihan sahamnya kepada Aleena, tapi justru mereka sedang berlibur sakarang?"Wanita jalang itu memang tidak bisa di anggap remeh. Aku harus bisa menyiapkan sebuah siasat agar bisa mendepaknya dari sisi Arfa," batin nyonya Miranda."Apa Alex juga tidak terlihat di kantor sepanjang mereka pergi berlibur?""Pak Alex selalu berada di kantornya, Nyonya. Beliau juga yang mengambil alih tugas Pak Arfa selama beberapa hari ini," jawab petugas tersebut.Tanpa mengucapkan sepatah katapun, wanita paruh baya itu berlalu dari tempat tersebut. Melangkah ke arah lift dengan dagu terangkat. Angkuh.Kali ini nyonya Miranda bermaksud menemui Alex, akan melampiaskan kemarahannya kepada orang kepercayaan sekaligus orang terdekat Arfa itu.
Baca selengkapnya
Menyusun Siasat Licik
Nyonya Miranda terus memijit kepalanya yang terasa sakit seperti ingin pecah saja.Bukan karena migrain, vertigo atau darah tinggi, melainkan karena memikirkan perkataan Alex beberapa jam yang lalu."Sial! Dari mana bawahan tidak tahu diri itu mengetahui tentang kematian Aliysa dan peristiwa kecelakaan itu!" umpat wanita paruh baya itu.Bukannya banyak-banyak mengucap istigfar dan beramal, justru wanita paruh baya itu semakin gelap mata karena keserakahannya."Sepertinya musuh yang harus aku hadapi menjadi bertambah dan bawahan tidak tahu diri itu tidak bisa dianggap remeh ternyata," lanjut nyonya Miranda."Pelakor sialan! Bawahan tidak tau diri!"Sedang asyik mengumpat, tiba-tiba saja Laura muncul dari arah depan, menatap heran ke arah ibu mertuanya. Wanita itu kemudian mengambil tempat duduk di depan Nyonya Miranda seraya bertanya, "Apa yang terjadi? Apa Mama berhasil menemui Mas Arfa?"Nyonya Miranda mendongak, menatap ke arah Laura sambil menghela nafas panjang. "Aku datang ke pe
Baca selengkapnya
Ancaman Untuk Arfa
"Apa? Mereka ingin mengadakan rapat para pemegang saham?""Benar sekali," jawab Alex sembari mengangguk."Aneh. Bukankah belum waktunya kita mengadakan rapat dengan para pemegang saham?" gumam Arfa."Kau benar sekali. Tapi mereka terus mendesak, jadi mau tidak mau kita harus melakukannya," ujar Alex.Arfa menyandarkan kepalanya ke belakang sambil terus berfikir ada apa di balik semua desakan yang mendadak ini."Apa ini ada kaitannya dengan pengalihan saham milikku kepada Aleena?"Tiba-tiba saja kalimat itu meluncur dari mulut Arfa. "Apa kau takut, jika mereka menarik sahamnya dari perusahaan ini karna masalah itu?" Pancing Alex.Arfa terkekeh pelan."Mereka lupa jika 55 persen saham di perusahaan ini adalah milikku sendiri yang sekarang aku alihkan untuk Aleena. Mereka pikir dengan menarik saham mereka di perusahaan ini akan membuatku jatuh bangkrut?" kekeh Arfa.Alex tersenyum samar. Pria itu lalu berkata,"Bagaimana jika mereka benar-benar menarik sahamnya, dan kau jatuh bangkrut?"
Baca selengkapnya
Kedatangan Karina
Semua orang menoleh ke arahnya.Tapi wanita itu tidak peduli. Melangkah dengan tenang kemudian duduk dengan elegan di atas kursi yang sudah dipersiapkan oleh Alex sebelumnya.Arfa yang tidak tahu menahu tentang wanita itu langsung mengalihkan pandangannya ke arah Alex, seolah meminta penjelasan dari asistennya tersebut."Maaf, jika kedatanganku membuatmu terkejut, Tuan Arfa." Wanita itu berkata dengan nada lembut namun syarat akan ketegasan.Arfa mengangguk samar, masih menunggu penjelasan dari Alex, sang asisten.Sementara para peserta rapat lainnya mulai berkasak kusuk mempertanyakan siapa sosok wanita itu sebenarnya."Aku rasa asisten pribadimu sudah menjelaskan semuanya tentang diriku serta maksud kedatanganku," ucap wanita tersebut serayak mengarahkan pandangannya kepada Alex.Alex pun segera bangkit dari duduknya, lalu menghampiri Arfa dengan membawa sebuah map."Mengapa kau baru mengatakannya sekarang?" protes Arfa.Aku baru mendapatkan jawabannya beberapa menit yang lalu," kil
Baca selengkapnya
Undangan Makan Malam
Pria itu memeluk tubuh Aleena dari belakang. Mencium bahu mulus istrinya yang terekspos sempurna."Kau tau Aleena, kehadiranmu tidak hanya membuat hidupku bahagia, tapi kau juga membawa keberuntungan bagiku," ucap Arfa dengan senyum bahagia."Aku tau. Maka dari itu Mas Arfa harus menjagaku dengan baik, seumur hidup," ujar Aleena.Arfa tersenyum. Sudah pasti ia akan melakukannya. Tujuan hidupnya saat ini adalah Aleena, tidak mungkin ia akan menyimpang jalan."Apa Mas Arfa tidak ingin mencoba mengingatnya lagi?"Arfa yang sedang asyik mencumbu bahu Aleena langsung terdiam, menghentikan aktivitasnya di tubuh wanita itu."Aku ingin. Ingin sekali. Tapi aku lebih takut kehilanganmu karna tidak mampu menahan sakit, seperti waktu itu," jawab Arfa lirih.Sejujurnya Aleena pun takut. Takut jika Arfa kembali tidak berdaya karena berusaha mengingat bagian memorynya yang hilang. Tapi ia harus tetap mencoba. Jika tidak, selamanya ia akan hilang dari ingatan Arfa dan akan tetap menempati posisi ked
Baca selengkapnya
Kehadiran Yudha di Acara Makan Malam
Selepas salat magrib, Arfa dan Aleena berangkat menuju ke rumah nyonya Miranda untuk makan malam bersama.Arfa melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang membelah jalan raya."Nanti kalau mama membicarakan sesuatu yang tidak tidak kepadamu, tolong jangan dengarkan ya, sayang," ucap Arfak di dalam mobil.Aleena menoleh, lalu tersenyum. Wanita itu lalu berkata, "Mas Arfa tidak perlu kuatir, aku tidak akan membalas setiap ucapan mama selagi itu tidak menyakiti harga diriku."Arfa mengangguk, faham dengan maksud istrinya. "Terima kasih ya, sayang. Aku percaya kepadamu. Bagaimanapun juga dia adalah ibu yang tetap harus aku hormati.""Iya, Mas. Aku tahu," sahut Aleena sembari mengusap bahu pria di samping.Tidak lama kemudian mereka telah sampai di depan sebuah rumah megah. Rumah yang sudah lama tidak Arfa kunjungi.Mata Alena tidak berkedip menatap bangunan megah di depannya. Rasa sakit dan sedih kembali menyelimuti hatinya begitu mengingat setiap duka dan penderitaan yang pernah ia rasaka
Baca selengkapnya
Berdebat Dengan Yudha
"Yudha! Mengapa kamu jadi membahas masalah Tante?" protes nyonya Miranda seraya menatap tajam ke arah Yudha."Bukan begitu, Tante. Aku hanya sekedar ingin mengingatkan jika nomer dua itu belum tentu buruk, dan nomer pertama juga belum tentu baik selamanya. Tergantung masing-masing individu bagaimana melaksanakannya," jelas Yudha."Dan itu pengecualin buat Tante," tegas nyonya Miranda."Maka dari itu, Tante jangan protes kalau Aleena juga termasuk pengecualin buat Mas Arfa. Spesial buat Mas Arfa," tandas Yudha."Sudah-sudah. Kita lanjutkan makan malamnya saja, jangan membahas masalah itu lagi," kilah nyonya Miranda yang merasa malu sendiri selalu di bantah oleh Yudha.Aleena dan Arfa yang sejak tadi melihat perdebatan antara Yudha dan nyonya Miranda akhirnya kembali menikmati makanan di piring mereka.Kedatangan Yudha merupakan sebuah keberuntungan tersendiri buat Aleena. Setidaknya masih ada orang lain selain Karina dan Alex yang mau membelanya."Aleena," panggil nyonya Miranda, tanpa
Baca selengkapnya
Ada Apa Dengan Arfa?
Suasana di dalam mobil terasa hening dan mencekam. Arfa yang biasanya banyak bicara dan tidak mau diam menggoda Aleena, tiba-tiba saja berubah pendiam seperti Peri yang sedang patah hati."Mas Arfa," panggil Aleena dengan lembut."Heem." Hanya sebuah deheman, tanpa mau menoleh ke arah wanita di sampingnya. Arfa pura-pura sibuk mengamati keadaan jalan di sekelilingnya."Ada apa?"Tidak ada apa-apa," jawab Arfa dengan cepat.Aleena menarik nafas panjang. Heran, dengan perubahan sikap suaminya."Apa ada yang mengganggu pikiran, Mas Arfa?" tanya Aleena dengan hati-hati."Tidak." "Apa sikapku kepada Mama tadi membuat Mas Arfa tidak nyaman?""Tidak juga." "Lalu? Mengapa Mas Arfa tiba-tiba mendiamkan aku?""Aku tidak mendiamkanmu, Aleena. Aku hanya sedang fokus mengemudi," kilah Arfa.Namun tetap saja, Aleena mencium sesuatu yang tidak beres pada diri suaminya itu.Tapi ... bukan Aleena namanya kalau tidak bisa menjinakkan seorang Arfa.Masih dengan posisi menghadap kesamping, ke arah Arf
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status