"Suka atau tidak, mau tidak mau, akan kulakukan sendiri!" tukas Navier.Telunjuknya sudah teracung ke wajah Edgar, dan wajahnya memerah."Kalau kau pergi sejauh itu, bagaimana denganku yang harus memyelesaikan banyak hal di sini?"Sebisa mungkin, Edgar berkata dengan nada lembut. Dia tidak ingin Navier semakin marah.Sebelumnya, mereka berdebat tentang apa yang terjadi pada Henry. Menurut Navier, Henry perlu mendapatkan pelajaran yang nyata.Maka dari itu, dia mengusulkan agar mereka menjalani kehidupan yang biasa.Akan tetapi, Edgar tidak mau. Dia berdalih bahwa banyak pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja.Akhirnya, Navier memutuskan secara sepihak jika hanya dia dan Henry yang pergi."Na, kita bisa bicarakan hal ini pelan-pelan, ok? Kau tidak harus terburu-buru untuk berkemas. Lagi pula, kita belum mengurus kepindahan sama sekali," bujuk Edgar."Ada kau, kan? Kenapa aku harus repot-repot menunggu jika semuanya bisa kuserahkan padamu!""Tapi bukan begini caranya. Kita l
Baca selengkapnya