Lahat ng Kabanata ng Istri Lumpuh Milik Pewaris Dingin: Kabanata 21 - Kabanata 30
147 Kabanata
Bab 21.
"Aku takut, Edd." Navier menggenggam erat tangan Edgar.Setelah permintaa Luois, Navier menangis keras. Dia yang belum siap harus dihadapkan kenyataan jika pernikahan mereka harus berhasil.Sejujurnya Navier masih takut.Ikatan mereka boleh saja kuat, tetapi untuk menerima Edgar secara penuh, dia sama sekali belum memiliki persiapan apa pun."Mereka tak akan melukaimu, Sayang. Mereka hanya akan memeriksamu. Lagi pula, bukan hanya kau yang akan diperiksa, tapi aku juga. Kita akan baik-baik saja.""Tapi bagaimana jika hasilnya tidak sesuai harapan kita? Apa kau akan meninggalkanku seperti yang lainnya?" Navier menatap wajah Edgar.Menunggu dokter bersiap itu terasa menyakitkan untuk Navier.Sebelum memiliki anak, mereka diharuskan menjalani tes terlebih dahulu. Apakah mereka dalam kondisi yang baik untuk melakukan pembuahan."Apa pun hasilnya, kita akan menerimanya," jawab Edgar mantap.Dia sama sekali tidak meragukan Navi
Magbasa pa
Bab 22.
"Silakan, hasilnya sudah keluar dan kalian bisa melihatnya di mana saja. Dan sebelumnya, aku ingin mengatakan untukmu, Nav. Selamat atas pernikahanmu. Aku adalah teman lama Elle, ibumu. Dan kau, bisa memanggilku Uncle, Paman, atau ... Dad, mungkin," ucap Eris sambil tersenyum dan menyerahkan map berisi hasil pemeriksaan mereka."Terima kasih, Paman. Begitu sajakah aku memanggil? Boleh?" Navier bertanya.Dia merasa sungkan jika harus memanggil Dad. Karena jujur aja, baru kali ini Navier bertemu dengannya.Diminta memanggil dengan panggilan akrab itu tentu tidak nyaman, apalagi oleh orang yang baru ditemui."Tak apa. Aku bisa melihat diri Elle di dalam dirimu, Nav. Jangan sungkan padaku, karena kau sudah kuanggap sebagai anakku sendiri," pinta Eris."Kita pulang!"Edgar yang merasakan ketidaknyamanan dari istrinya, segera mengambil langkah untuk membawa Navier pergi. Dan Navier, hanya bisa menurut saja."Ingat, jangan sungan padaku, ya,
Magbasa pa
Bab 23.
"Untuk sementara, kita akan pergi ke kediaman kakek, ya," pinta Edgar. Dia menggenggam lembut tangan Navier. Selesai dari kediaman utama keluarga Xavier, Edgar langsung mengambil uang tunai yang bisa dia dapatkan. Benar saja, ayahnya langsung memblokir setelah itu. Beruntung, mereka kini memiliki uang tunai yang cukup untuk hidup beberapa waktu ke depan Keluarga Wyatt mungkin sudah bangkrut, tetapi kediaman utama masih tersisa. "Kakekku, bagaimana dengan beliau?" tanya Navier. "Akan ada kakekku yang mengurusnya. Mereka teman lama, jadi tak mungkin mengkhianati satu sama lain. Setelah Dad memberi syarat itu, Kakek langsung mengambil alih pengobatan Kakek James. Jadi, kau tenang saja. Hanya saja, kakek tidak bisa melindungi kita. Dad akan bertindak brutal jika itu menyangkut Mom. Keinginan itu pasti dari Mom. Aku yakin itu," tutur Edgar. Dirinya tahu jika sang ayah pasti tidak akan tega berbuat demikian padanya. Itulah kenapa
Magbasa pa
Bab 24.
Sudah satu tahun Edgar membawa Navier menghilang. Perusahaan Wyatt sudah tidak terendus lagi keberadaannya.Baik Cassandra maupun Lissa, tidak ada yg berhasil menemukannya. Dan Luois pun tak mengeluarkan suara apa pun untuk itu.Dari ketiga orang itu, mereka mencurigai Jonathan. Pria tua itu hanya diam dan menjalani hidup seperti biasa.Padahal, Edgar adalah cucu tersayangnya."Ayah, aku ingin langsung saja. Ayah tidak menyembunyikan Edgar, kan?" tanya Luois.Dia dan sang istri langsung mendatangi Jonathan di kantornya. Seperti biasa, pria itu hanya berkutat dengan berkas-berkas yang menumpuk."Katakan padaku bukti apa yang kau punya untuk menuduhku!? Kau tahu dengan pasti jika aku hanya duduk diam dan perusahaan kita!"Luois terdiam.Ayahnya memang hanya sibuk mengurus perusahaan mereka, tetapi siapa yang tahu bagaimana sepak terjangnya di luar sana?"Tidak bisa menjawab, kan?" tambah Jonathan.
Magbasa pa
Bab 25.
"James, kapan kau akan sadar," tanya Jonathan. Dia memegang tangan James yang terkulai lemas. Sudah satu tahun sejak kejadian itu, keadaan James belum membaik sama sekali. "Cucu kita belum menampakkan diri lagi. Aku lelah ... aku ingin istirahat," keluh Jonathan. Hanya pada James dia mengeluhkan semuanya. Tentang sang anak yang lebih condong ke cucunya, dan musuh yang mulai menampakan diri secara terang-terangan. "Tuan, pabrik kita di daerah timur terbakar. Tak hanya itu, jejak mereka terlihat nyata. Sepertinya mereka tidak menghilangkan barang bukti sama sekali. Hanya media massa yang mereka bungkam." Salah satu orang kepercayaannya melapor. Untungnya, pabrik yang terbakar adalah yang tidak terlalu fatal. Dan lokasinya, berada di pinggiran hutan, jauh dari pemukiman. Sepertinya mereka memang ingin menunjukkan diri lebih nyata lagi. "Mereka kali ini meninggalkan pesan, Tuan," tambahnya lagi, "mereka ingin bertemu
Magbasa pa
Bab 26.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Edgar.dia mendorong pelan kursi roda yang dipakai Navier. Kini, mereka tengah berjalan-jalan ke kebun belakang.Kebun yang berisi tanaman buah anggur nan lebat."Aku selalu baik. Kau saja yang selalu khawatir."Navier membuang muka ke samping. Dia terlalu malu karena Edgar memperlakukannya dengan lembut.Padahal, dia tahu jika bersama anak buahnya, Edgar tidak pernah seperti itu."Aku mengkhawatirkanmu dan anak kita," bisik Edgar.Pipi Navier memerah. "Aku baik-baik saja. Kau tidak perlu berlebihan.""Tidak jika untuk kalian berdua."Setelah memilih pergi karena tidak mau dinikahkan dengan Lissa, Edgar membawa Navier pergi ke tempat yang jauh.Tempat yang sudah dia rencanakan sejak jauh-jauh hari.Di mana dia bisa bersembunyi dari semuanya.Tak hanya itu, mereka juga memalsukan identitas, hingga tidak ada satu pun yang bisa melacak keberadaannya.
Magbasa pa
Bab 27.
"Maaf, sekilas memang berkas ini terlihat asli, tetapi kami tidak bisa memprosesnya karena palsu!" Tubuh Fernand merasa lemas karenanya. Berkas yang dia bawa ternyata palsu, padahal tadi dia pikir berkas itu adalah asli. Sebab, dia sudah menelitinya secara sempurna. "Apa yang kau teliti jika berkas ini palsu! Ini asli, dan aku bisa menjamin hal itu!" Fernand masih tetap kukuh dengan pendiriannya. Berkas yang dia bawa harus asli! Harus, karena dia sudah melihatnya berkali-kali dan memastikannya dengan sempurna. "Kami memiliki indikasi sendiri untuk melihat keaslian dan keabsahan berkas yang kami keluarkan, Tuan. Dan berkas yang Anda miliki adalah palsu, benar adanya. Kami mengatakan hal ini bukan tanpa bukti, karena dari setiap berkas, kami hanya memiliki satu ciri khusus yang tidak bisa ditiru atau dipalsukan," tutur manager bank itu. Wajah Fernand merah padam. Dia sudah membuat Jonathan sekarat dan meninggalkannya begitu saja. Mungkin, Jonathan sudah meninggal di gudang tempat di
Magbasa pa
Bab 28.
"Aku ikut senang saat kau kembali dengan selamat, Fel. Sebelumnya aku sudah takut kalau kau akan pulang tinggal nama!" tukas Jonathan.Wajah tuanya terlihat dingin, tetapi tidak di dalam hati.Jonathan ingin mengakui jika kepulangan Felix, membuat hatinya senang."Saya selamat berkat campur tangan tuan muda juga, Tuan.""Apa yang kau maksud Edgar!?"Felix mengangguk, dan Jonathan langsung meraih kerah pakaian bawahannya.Jonathan terlalu terkejut. "Katakan bagaimana keadaannya!" perintahnya."Tu-Tuan tenang dulu, Tuan Muda baik-baik saja tanpa satu hal pun. Namun, sepertinya sekarang lebih bahagia karena wajahnya selalu berseri."Pegangan tangan Jonathan pada kerah Felix mengendur. Dia menunduk. Lalu tanpa Felix duga, dia menangis."Syukurlah jika cucuku baik-baik saja. Syukurlah ... syukurlah!" racaunya, "aku lebih bersyukur jika dia lebih bahagia ketimbang masih di sini."Tiba-tiba, kaki Jona
Magbasa pa
Bab 29.
Edgar tidak pernah main-main dengan ucapannya. Setelah Sean melaporkan kemunduran beberapa cabang milik sang ayah, Edgar bergerak mengakuisasi miliknya yang sebelum ini dia tinggalkan.Edgar benar-benar tidak memberi ampun.Luois merasa kecea, tetapi dia sama sekali tidak bisa berbuat apa pun terhadap sang istri."Sayang ... bagaimana ini?" tanya Cassandra.Dia kalut, takut jika nantinya Luois akan membuangnya.Bagaimanapun, perusahaan Edgar yang dititipkan padanya habis tanpa sisa."Aku tidak tahu apa yang telah kau perbuat, Cass. Kau membuang milik anak kita begitu saja!" Ingin rasanya Luois memaki, tetapi dia masih memiliki rasa sayang."Aku juga tidak tahu, Lu. Semua terjadi begitu saja. Aku tidak melakukan apa-apa, dan semuanya kacau," lirih Cassandra.Memang benar dia tidak melakukan apa pun pada perusahaan anaknya. Namun, mengambil penghasilan untuk kepentingan pribadinya sendiri.Perusahaan tanpa progress, tentu
Magbasa pa
Bab 30.
"Jean, ke mana Edgar pergi? Apa dia mengatakan tujuannya?" tanya Navier.Jeanne menggeleng. Dengan cekatan dia berusaha membantu Navier untuk berdiri dan berjalan.Sejak Jonathan dinyatakan tiada dua bulan yang lalu, Navier sudah mengalami kemajuan. Dia sudah bisa melangkah meski harus dibantu tongkat dan pelayannya, Jeanne.Akan tetapi, kemajuan itu masih belum diketahui oleh Edgar."Tuan sama sekali tidak mengatakan ke mana, dan berapa lama perginya, Nyonya," jawab Jeanne.Dengan telaten, Jeanne membantu Navier. Wanita yang tengah hamil tua itu sedang ingin menikmati teh di rumah kaca."Usahakan agar Eddy tidak tahu jika aku sudah ada kemajuan. Bagaimanapun, aku ingin memberinya kejutan!" Saat mengucapkannya, wajah Navier berbinar.Dia sudah tidak sabar untuk menantikan wajah bahagia suaminya.Pertama kali melihat suaminya bahagia adalah saat dia menerima pinangannya. Kedua, saat dia dinyatakan bisa sembuh dan mengandung. Dan
Magbasa pa
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status