All Chapters of Dicampakkan Setelah Malam Pertama: Chapter 51 - Chapter 60
298 Chapters
Part 51. Datang di Waktu Tak Tepat
“Axel brengsek. Aku akan membalaskan atas semua perbuatanmu kepadaku!” Jeritan itu lagi-lagi memenuhi ruangan dan terdengar sampai ke luar. Leona lupa, jika sekarang hidupnya sudah tidak ada artinya lagi. Satu-satunya yang pernah diperjuangkan – Larena – bahkan sudah hampir bangkrut kalau Permata tidak menyelamatkannya. Dan saat seharusnya dia berbicara dengan Permata tentang pembelian saham Larena atas nama Permata, dia malah disuguhkan oleh kenyataan yang begitu menyakitkan hatinya sebab ulah Axel. Semua hancur. Leona kehilangan Axel, juga sebentar lagi akan kehilangan Larena jika dia tidak mau berbaik hati dengan Permata. Sepertinya ini adalah kesialan Leona yang sudah membuat masalah dengan Permata. Setelah mendapatkan saham begitu besar dari Larena, Permata tidak puas dan masih ingin mengamankan setidaknya sampai dia memiliki 30% saham di sana. Tapi, itu masih diusahakan. “Setelah ini, kita harus berhenti, Permata. Ingat, kamu nggak boleh boros.”“Boros pun aku belinya saham.
Read more
Part 52. Axel Si Blak-blakan
Permata tidak tahu harus bereaksi seperti apa saat tiba-tiba saja Axel datang dan duduk di sampingnya. Mengembalikan ponselnya dengan cara kelewat santai seolah mereka adalah teman lama. Sikap semena-mena yang ditunjukkan Axel mau tak mau membuat sesuatu dalam diri Permata bereaksi. Kesal itu terasa tak bisa dibendung.Tatapan Mario pun tampak bingung dan menuntut. Apalagi ketika lelaki itu bertanya untuk meluruskan situasi yang terjadi.“Kalian bersama?” Permata dan Axel tentulah tahu maksud dari ‘bersama’ yang dikatakan oleh Mario. Secara tidak langsung, lelaki itu ingin mengkonfirmasi apakah mereka sedang berkencang atau sejenisnya.“Tidak.”“Iya.”Permata dan Axel menjawab bersamaan dengan memberikan jawaban yang berbeda. Dan Permata segera menegaskan.“Kami tidak bersama.” Begitu katanya. “Saya pernah bilang kan waktu itu kalau kami memiliki hubungan yang rumit?” Axel menatap Mario untuk mengingatkan tentang ucapannya yang dia lontarkan saat di tempat fitness. “Seharusnya kamu
Read more
Part 53. Apakah Mereka Baik?
“Oma dan Opa?” Ada sentakan di dalam hati Permata sehingga menimbulkan getaran di dalam hatinya saat mendengar penuturan putranya. Dulu Permata menyangka seandainya keberadaan putranya terungkap, maka masalah akan bertambah besar karena bisa saja dia akan mendapatkan penolakan dari orang tua Axel. Nyatanya itu tidak terjadi. Mereka justru menerima dengan baik. “Mami, apa mereka orang baik?” Lamunan Permata menghilang begitu saja saat pertanyaan Angkasa mengudara. Pertanyaan itu sebenarnya membingungkan. Permata pun tidak tahu apakah mereka orang baik atau tidak. Jika dilihat bagaimana mereka menerima keberadaan Angkasa adalah hasil dari perbuatan Axel, dia bisa menjawab jika dua orang yang dipanggil oma dan opa oleh Angkasa itu adalah orang baik. Tapi siapa yang tahu jika sebenarnya itu hanya akal-akalan mereka saja.“Mami!” Angkasa menggoyang-goyangkan tangan Permata karena lagi-lagi Permata hanya terdiam tak menjawab. Sedangkan Angkasa membutuhkan jawabannya secepatnya. “Mereka
Read more
Part 54. Ini Tentang Bisnis
"Aku akan memastikan posisimu tergeser hari ini." Permata membatin sampai sebuah suara terdengar di telinganya. “Selamat datang, Berlian.” Miss Gina, editor senior Larena menyambut kedatangan Permata dengan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Hanya ada senyum kecil basa-basi yang dikeluarkan. Permata menerima uluran tangan Miss Gina sambil mengangguk. Dia tak menyangka perempuan itu juga ada di sana. “Terima kasih, Miss Gina.” Kecuali Leona, tidak ada yang menatap Permata dengan wajah mengesalkan. Meskipun dalam pikiran mereka, kejadian ini begitu membingungkan. Bagaimana tidak, Infinity mempermasalahkan karena Larena sudah memperlakukan Permata dengan buruk dan memutus kontrak mereka. Tapi ternyata, Permata justru masuk ke dalam perusahaan untuk menguasai Larena. Ini jelas kejadian yang langka. “Kita mulai saja rapatnya.” Suara itu membuat semua orang yang ada di sana segera fokus pada lembaran-lembaran yang ada di depan mereka. Ada satu orang yang sudah berbicara dan
Read more
Part 55. Kehancuran Leona
“Jadi kamu memilih perusahaan ini benar-benar hancur karena keegoisanmu?” Melody mengajukan pertanyaan dengan nada sarkasme. Melody mengangguk dengan khidmat setelahnya. “Baiklah kalau begitu, seharusnya kamu bisa membangkitkan kembali Larena dengan cara yang sudah kamu susun. Bagaimana dengan satu bulan?”“Apa maksudnya dengan satu bulan?” “Batas waktumu untuk menyelesaikan masalah. Kalau kamu tidak bisa melakukannya, itu artinya kamu hanya perlu menuruti ucapan kami. Yang kita butuhkan adalah kepercayaan masyarakat kepada kita. Kita bisa mencoba membuat berita tentang pergantian nama ini. Kita tarik perhatian masyarakat dengan berita ini dan kita lihat respon mereka.” “Benar. Saya setuju dengan usulan tersebut.” Salah satu dari anggota rapat pun menyetujui dan membuat posisi Leona terpojok. “Kenapa di saat seperti ini kalian justru berbarlik menyerang saya? Selama ini saya sudah bekerja dengan keras dan kalian juga menikmati hasilnya. Lalu kenapa sekarang kalian bahkan tidak ada
Read more
Part 56. Si Licik
“Apa kamu bilang?” Perasaan sakit itu tak main-main dirasakan oleh Leona. Belum cukup dia ditolak, bahkan Axel menantang untuk mengambil alih miliknya. Air mata yang keluar dari netra Leona seolah berhenti seketika. Dia menatap Axel dengan tatapan kesakitan luar biasa. “Aku nggak sedang main-main.” Axel berdiri sambil menenggelamkan kedua tangannya di saku celana. Tatapannya dingin seperti biasa. Sejak dulu, Axel tak pernah main-main dengan yang diucapkan. Bahkan saat dia tidak menyukai seseorang, maka dia akan mengatakan dengan tegas. Ini tentu berbeda dengan kasusnya dengan Permata yang sengaja mendekati perempuan itu untuk keuntungan pribadinya. Itulah kenapa dia sekarang dihinggapi perasaan bersalah dan ingin menebus kesalahannya kepada perempuan itu. Meskipun, hubungannya dengan Permata masih sangat tidak baik. “Kamu ingin memiliki Larena?” Leona kembali bersuara. “Atas dasar apa? Kalau Larena akan hancur, maka aku yang akan menghancurkannya sendiri. Aku akan membuat orang di
Read more
Part 57. Tidak Pantas Dipanggil Ayah
“Aku nggak tahu.” Selama ini, Permata nyaman dengan kesendiriannya. Fokus dengan pekerjaan dan putranya tanpa diributkan dengan masalah asmara. Tentu, masa lalu tetap membayangi. Jika ditanya apakah sekarang dia masih memiliki perasaan kepada Axel, dia pun tidak begitu yakin jika perasaan cinta yang terdahulu itu masih ada atau tidak. Karena memang dulu sangat tulus jatuh cinta kepada lelaki itu. “Aku nggak bisa mengukur perasaanku untuk saat ini. Aku nggak mau coba-coba.” Waktu Permata masih ada di Paris dulu, ada beberapa laki-laki yang mendekatinya. Mereka yang berpikiran terbuka tentang masa lalu Permata pun bahkan tidak mempermasalahkan tentang keberadaan Angkasa saat tahu ternyata Permata seorang janda. Tapi Permata memilih menjauh dan tidak ingin melibatkan dirinya dalam hubungan percintaan. Untungnya, meskipun begitu beberapa lelaki itu tidak dendam dan membocorkan keadaan Permata. “Aku merasa tidak tertarik lagi pada pernikahan.” Tiba-tiba saja Permata bersuara dengan lem
Read more
Part 58. Mario Dan Axel
“Tidak pantas dipanggil ayah?” Axel terdiam sedari tadi di tempat yang sama dengan memutar ucapan yang sama di dalam otaknya berkali-kali. Dia tak bisa membantah jika itu memang benar. Sebelumnya bahkan dia pun tak tahu kalau ada makhluk bernama Angkasa yang notabennya adalah putranya. Hasil dari pernikahan singkat dengan Permata. Kepulan asap mobil Denial sudah tidak terlihat, tapi setiap ucapan lelaki itu akan menancap di dalam dasar hatinya. Sekarang, bahkan cara sembunyi-sembunyi yang dilakukan untuk bertemu dengan Angkasa saja, sudah tidak bisa dilakukan. Tidak ada lagi cara lain selain dengan terang-terangan datang ke rumah Permata jika ingin bertemu dengan putranya. Bahkan kemungkinan untuk ditolak pun sangat besar. Axel meninggalkan sekolah setelah itu dan kembali ke kantornya. Tumpukan dokumen di atas mejanya menyambutnya dan membuat kepalanya ingin meledak. “Pak, Bapak ada pertemuan dengan Mr. Evgen untuk meeting.” Alvan melaporkan jadwal.Benar, dia bahkan melupakan ten
Read more
Part 59. Kembalilah Bersamaku Permata
Suara Axel terdengar mantap dan penuh keyakinan. Desas-desus selalu mengatakan jika Axel adalah lelaki dengan banyak pesona. Dia selalu tampak wibawa dan mengintimidasi saat berhadapan dengan orang lain. Auranya bahkan selalu terasa kelam seperti kelamnya malam. Mario mungkin juga merasakan itu sekarang. “Jodoh tidak ada yang tahu. Siapa pelabuhan terakhir Berlian, dan bagaimana Tuhan akan menggiring kita pada sebuah takdir yang sudah ditentukan. Selama janur kuning belum melengkung, saya akan tetap berusaha. Kecuali Berlian yang mendorong saya pergi, maka saya akan tetap mendekatinya.” Diakhiri dengan sebuah senyum kecil, Mario lantas meneruskan langkah. Tak peduli Axel menatapnya dengan kebencian besar, dan mungkin saja lelaki itu merutukinya. Seperti yang Mario bilang, dia berbicara kepada Axel bukan untuk meminta izin. Tapi mengatakan kepada lelaki itu jika dia siap menjadi ayah sambung putranya jika Permata menerimanya.Axel berdiri dengan kedua tangan masih dijejalkan ke dalam
Read more
Part 60. Kegilaan Axel
“Apa kamu bilang?” Tak pernah sekalipun, Permata berpikir Axel akan mengeluarkan kata-kata seperti itu. meminta Permata kembali menjadi miliknya? Lelaki itu sepertinya sudah mulai gila. “Lebih baik kamu tidur dulu kalau ngantuk. Sepertinya otakmu sudah nggak waras,” jawab Permata dengan sinis. Mencoba melepaskan cekalan tangan Axel, tapi dia tak mampu melakukannya. Cekalan itu terlalu kuat di tangannya. “Aku serius.” Axel menegaskan. “Kembalilah kepadaku.” Tatapan dalam dan penuh cinta itu lagi-lagi diberikan kepada Permata. Meskipun mereka lama terpisah, tapi Permata masih bisa mengartikan tatapan Axel yang seperti itu berarti lelaki tidak sedang bercanda. Permata menyeringai tajam seolah mengeluarkan olokannya. “Seorang Axel mau bersama dengan perempuan yang dulu dibuangnya? Itu hanya akan melukai harga dirimu, Tuan.” Entah kenapa, tiba-tiba saja perasaan Permata terasa tak karuan. Dia ingat kejadian lima tahun lalu di saat Axel mengungkapkan perasaan kepadanya. Lelaki itu jug
Read more
PREV
1
...
45678
...
30
DMCA.com Protection Status