All Chapters of Dicampakkan Setelah Malam Pertama: Chapter 31 - Chapter 40
298 Chapters
Part 31. Anda Memang Hina
“Leona?” Axel bertanya dengan kening mengernyit. Karena tidak ada yang berani mengaku calon istri Axel kalau bukan perempuan itu. Lalu dia segera menyembuhkan, “Dia bukan calon istri saya.” “Calon istri atau bukan, tapi Leona sudah berani mengarahkan tangannya pada Berlian.” Almeda tidak punya ampun kali ini. Sudah cukup mereka diperlakukan buruk oleh perempuan itu dan dia tidak akan tinggal diam. “Karena gosip murahan itu, dia menyangka Berlian sedang merayu Anda. Sungguh tidak masuk akal. Dia bahkan mempersulit Berlian pada pemotretan siang ini.” Almeda mengeluarkan semua amarahnya kepada Axel tak peduli apa. Namun Gema yang merasa ada kejanggalan pada ucapan Almeda, kini mendekat. “Leona melakukannya dua kali?” Begitu tanya Gema dengan rasa penasaran yang tinggi. Barulah Almeda menyadari dia sudah berbicara terlalu banyak. Gadis itu segera berkelit. “Untuk cover majalah Larena, sepertinya Ibu Leona akan membatalkan kontrak, Pak. Dia sengaja melakukan itu untuk mempersulit Ber
Read more
Part 32. Axel Di Luar Kendali
[Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi menurutku ini sungguh keterlaluan. Berlian adalah model papan atas, tidak seharusnya kalian memperlakukan dia seperti itu. Larena, kamu pantas digulingkan][Aku baru saja mendapatkan kabar jika pemilik Larena adalah kekasih pemilik Roque Glacio. Apa itu artinya pemilik Larena cemburu karena gossip yang sekarang sedang beredar?][Infinity belum memberikan klarifikasi terkait gossip yang pertama, tapi satu kejadian terjadi lagi. Siapkan popcorn, aku siap mengikutinya]Leona tak bisa menahan dirinya untuk tidak meledakkan amarahnya. Membaca semua komentar warganet. Gema sepertinya tidak memberikannya waktu untuk bersiap-siap saat memberikan serangan. Dia hampir pergi ketika Infinity kembali menuliskan klarifikasi tentang gossip Permata dan Axel.[Berlian tidak sedang berkencan dengan siapa pun, dan gossip yang terjadi itu adalah sebuah salah paham. Pertemuan itu tidak disengaja, Berlian yang sedang menikmati waktu santainya, malam itu tak sengaja be
Read more
Part 33. Membuat Cemburu
“Apa ini sakit?” Hanya sebuah pertanyaan sederhana yang mudah untuk dijawab. Hanya kata-kata tidak berarti jika itu bukan Axel yang menanyakannya. Terlebih lagi, dia bertanya kepada Permata yang notabennya adalah perempuan yang digosipkan memiliki hubungan dengannya. Di depan mereka, duduk seorang perempuan yang mengaku tunangan Axel. Jelas, situasi ini sedikit membingungkan. Permata yang merasa tangan Axel di pipinya, menoleh dan menatap lelaki itu. Siapa yang sangka kalau tatapan Axel mampu mengingatkan masa lalu yang sudah terkubur di dalam hati Permata yang paling dalam. Tatapan itu adalah tatapan lembut yang selalu Axel berikan kepada Permata saat dulu mereka masih bersama. Jantung Permata terasa semakin bergetar dan kedua tangannya begitu dingin. Beruntung, dia bisa segera tersadar dan dengan cepat menepis tangan Axel yang masih berada di pipinya. “Tolong jangan bersikap kurang ajar, Pak. Anda melakukan ini seolah saya wanita yang mudah dipegang oleh sembarang orang.” Axel
Read more
Part 34. Terkuaknya Masa Lalu
“Anda, pemilik Roque Glacio, bukan? Axel Bimasena?”Ini pertama kalinya dua lelaki itu saling bertemu. Tapi entah kenapa pertemuan itu seolah menunjukkan sesuatu yang berbeda dari keduanya. Atmosfer di antara mereka terasa mengeluarkan permusuhan yang begitu kental. Axel hanya menoleh dan memelankan treadmill-nya tanpa berminat menjawab. Lelaki Itu tak buta siapa lelaki yang berbicara kepadanya adalah Mario, lawan main Permata yang selalu dijodohkan oleh perempuan itu. “Saya membaca kehebohan yang terjadi beberapa hari ini tentang Anda dan Berlian. Sedikit mengejutkan. Tapi, saya percaya kalau Berlian tidak akan sembrono melakukan itu.” Mario berjalan di atas treadmill sambil terus berbicara meskipun tidak mendapatkan sambutan baik dari Axel. “Terkadang, orang-orang selalu membuat berita yang tidak berdasar.” Axel merasa tidak nyaman ketika Mario terus saja berbicara dengannya tentang gosip itu seolah dia tidak menyukainya. Lantas seringaian Axel menguar sebelum membalas ucapan lela
Read more
Part 35. Berlibur
“Semoga Tuhan akan mengutukmu,” imbuh Permata sambil menatap Axel yang masih terlihat kesakitan. Rasa kesal yang ada di dalam hati Permata terasa menggebu-gebu seolah keluar begitu saja dan melampiaskannya pada Axel secara langsung. Tapi, selama lima tahun dia hidup di luar negeri, dia sudah belajar bagaimana mengendalikan emosinya. Bagaimanapun dia adalah public figure yang tidak boleh bertindak sembarangan. Namun ketika mendengar sebuah kenyataan yang dikeluarkan oleh Axel beberapa saat lalu, membuat Permata merasakan sakit luar biasa. “Axel, lo nggak papa?” Bayu berlari menyusul Axel di belakang dan segera memastikan Axel baik-baik saja. Melihat Bayu yang tampak khawatir kepada Axel, Permata memiliki kesempatan untuk pergi dari tempat itu. Tanpa menunggu lagi, dia berlari sekencang yang dia bisa dan tak terasa air matanya keluar begitu saja. Sakit di dalam hatinya kembali menyerangnya bertubi-tubi. Sampai di rumah, dia segera masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintunya dengan
Read more
Part 36. Si Paling Pengertian, Angkasa
“Berlian! Aku adalah penggemarmu.” Saat suara itu terdengar di telinga Permata dia segera berhenti dan sedikit terkejut mendengarnya. Dia masih menggandeng Angkasa dan kalau bocah itu sampai memanggilnya ‘mami’ maka sudah bisa dipastikan semua orang akan tahu jika dia sudah memiliki seorang anak. Namun mengejutkan, Angkasa merangsek ke belakang sambil melepaskan tangannya dari tangan Permata dan dia mendekati Denial. Mengangkat tangannya dan meminta lelaki itu menggendongnya. Hanya dengan sedikit pengertian itu saja, membuat Permata merasakan hatinya tercabik-cabik. Seharusnya anak sekecil itu belum mengerti tentang situasi seperti ini. “Hai!” Permata segera berbalik dan menyapa gerombolan perempuan yang mengaku fansnya. “Astaga, benar-benar Kak Berlian. Maaf karena mengganggu, kami benar-benar tidak bermaksud. Kami ingin meminta tanda tangan Kakak.” “Nggak masalah. Kalian nggak mengganggu sama sekali, kok.” Meskipun Permata menunjukkan keramahannya, tapi pikirannya bercabang ke
Read more
Part 37. Terkuaknya Masa Lalu Permata
“Gawat.” Kata-kata itu menunjukkan jika pasti ada sesuatu yang tidak enak untuk didengarkan. Namun Permata mencoba untuk tetap tenang karena Almeda memang sering seperti itu. Melebihkan sesuatu yang biasa. “Ada apa, Al?” tanya Permata tak terpengaruh sama sekali. Permata dengan santai duduk di sofa sambil membuka-buka majalah di mana dia menjadi model cover majalahnya. “Kamu lihat!” Tab Almeda segera terlempar di pangkuan Permata dan sebuah social media heboh dengan kabar jika Permata memiliki seorang putra. Beberapa saat lalu, Permata merasa dia tak perlu mengkhawatirkan apa pun, tapi kali ini dirinya merasa terjebak dalam sebuah lubang hitam yang menyeramkan. Meskipun begitu, dia tidak menunjukkan kepanikannya. Dia menjaga dirinya agar tidak gugup. Tapi, siapa pun yang menyebarkan berita itu, pastilah sudah tahu banyak tentang dirinya. “Apa mungkin itu cewek-cewek tadi?” tanya Permata setelahnya. “Bukan. Karena berita itu bahkan sudah menyebar di dalam web berita. Aku dapet t
Read more
Part 38. Dia Mengakuinya
“Kamu bukan tandinganku. Kamu hanya perempuan murahan yang bahkan tak pantas membawakan sepatuku.”Sekali lagi, tawa Leona menggema di dalam ruangannya dengan perasaan puas, seolah dia sudah berada di titik tertinggi dalam hidupnya. Segera, dia beranjak dari duduknya, menenteng tasnya, kemudian pergi dari ruangan tersebut. Dia akan pergi ke rumah Axel untuk membicarakan kelanjutan ‘pernikahan’ yang dijanjikan oleh ibu Axel. Sedangkan Leona yang penuh dengan kebahagiaan, Axel sedang menunggu kabar dari seseorang yang menyelidiki kabar yang sedang beredar. Di berita jelas tertulis jika putra Permata berusia sekitar empat atau lima tahun. Sedangkan Pertama melakukannya untuk pertama dengan dirinya. “Pak!” Asisten pribadi Axel masuk dan memberikan laporan yang sudah ditunggu. “Katakan!” Axel duduk di kursinya dengan tatapan mengarah lurus pada Alvan. Asisten Axel itu berdehem sebelum bersuara. “Permata Berlian tidak pernah memiliki akta nikah. Dia pergi ke luar negeri lima tahun yang
Read more
Part 39. Dia Putraku 
“Katakan, siapa ayah anak itu.” Kejadiannya begitu cepat saat Permata merasa tangannya ditarik oleh seseorang sampai dia berdiri dari duduknya. Perempuan itu terkejut luar biasa untuk beberapa saat tapi raut wajahnya seketika berubah saat melihat Axel di depannya. Almeda bahkan berdiri, pun dengan Denial yang siap menghantamkan kepalan tangannya di wajah tampan Axel.Permata memberikan kode agar tidak ada yang membantunya. Dia tahu apa yang harus dilakukan untuk menghadapi Axel. Ada senyum mencela yang dikeluarkan Permata untuk Axel. Dengan lembut dia melepaskan tangan Axel dari tangannya sebelum suaranya keluar dengan lembut. “Anak siapa yang Anda maksud, Pak Axel?” Axel tidak dalam mode bercanda atau memang dia tidak pernah bercanda. Mendengar pertanyaan Permata yang terdengar menyepelekan dirinya, membuat Axel mengeratkan rahangnya. Yang ada di dalam pikiran Axel hanya satu, dia harus memastikan siapa ayah putra Permata meskipun perasaannya mengatakan anak itu adalah anaknya. “
Read more
Part 40. Tangis Leona
“Kamu ini bicara apa, Axel?” Senyum kecut keluar dari bibir Leona yang merasa tersakiti karena pertanyaan tersebut. “Kenapa aku harus melakukan itu? Itu sama sekali nggak ada urusannya denganku. Berlian, dia pasti juga punya banyak musuh mengingat dia suka sekali menggoda lelaki.” Meskipun hubungan Axel dengan Permata tidak baik, tapi Axel tidak suka dengan perkataan Leona tentang Permata. Dulu dia juga pernah berpikiran buruk tentang Permata, tapi setelah dia mengetahui bagaimana kehidupan perempuan itu selama ini, tiba-tiba saja penyesalan itu terasa di dalam hati. Mungkin ini kutukan yang selalu dikatakan oleh Permata selama ini. Uangnya tidak bisa mengobati penyesalannya. “Kamu pikir aku mengatakan ini tanpa menyelidikinya terlebih dulu?” Axel mengeratkan rahangnya ketika mengatakan itu. Dia benci saat orang lain menganggapnya bodoh. Dan Leona sudah melakukan itu sekarang. “Kamu yang mencari tahu tentang Berlian dan mengungkapkannya di internet. Tujuanmu jelas karena kamu mer
Read more
PREV
123456
...
30
DMCA.com Protection Status