Все главы Istri Muda Tuan Sadis: Глава 41 - Глава 50
132
Bab 41 Biadab
"Tuan Hadi?" Nita terkejut, tak menyangka jika seluruh keluarga besar Tuan Hadi datang untuk menjenguk Vinko. "M-mari silahkan masuk," Dia cukup kikuk untuk menyapa satu-persatu dari mereka, karena entah apa yang terjadi, suasana tegang tampak sangat terasa.Nita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan juga tidak berani untuk bertanya. Padahal sudah dua kali dia mengajak keluarga itu untuk masuk ke dalam kamar Vinko, tapi tidak diindahkan. Tuan Hadi terus menatap Tama dan Rania bergantian dengan tatapan penuh curiga, sementara Dewi dan Laura diam mematung menunggu perintah sang ayah."Katakan padaku, Tama. Apa yang terjadi?" ulang Tuan Hadi.Tama bergeser sedikit untuk bisa leluasa memandang Rania. Dia menunggu respon dari wanita itu, tapi tentu saja Rania tidak akan berani berterus terang. Bicara jujur pada Nita saja dia tidak tega, apalagi harus terus terang pada Tuan Hadi. Mungkin Rania akan ditendang keluar dari rumah jika hal itu dilakukan."Ayo kita masuk, Bu, Tante!!" seru
Читайте больше
Bab 42 Demi Kebahagiaan
"Selamat siang, Tante?" sapa Regina, pelan-pelan masuk ke dalam kamar rawat Vinko sambil membawa sekeranjang penuh buah-buahan."Mama nggak ada!" celetuk Vinko, berhasil membuat Regina melompat kaget. Vinko seketika mengernyitkan dahi. "Kenapa reaksimu begitu?" protesnya."Aku kira kamu masih belum sadar," jawab Regina jujur. Dia lantas meletakkan buah itu di meja ruang tamu, lalu mengambil duduk di samping ranjang Dino.Vinko melipat tangannya dengan pandangan ketus. "Kamu pikir aku selemah itu? Aku orang yang cepat menyembuhkan diri,"Regina nyengir saja mendengarnya. "Terserah kamu," timpalnya, menatap Vinko dengan tatapan aneh."Kudengar, kamu dihajar sama suami Bu Rania, alias kakakmu sendiri," tukas Regina, sembari duduk di sebelah Vinko. "Untung kamu masih hidup, ya?""Aku pasti akan membalasnya!" seru Vinko."Kupikir setelah babak belur begini, kamu akan kapok dan berhenti mengejar kakak iparmu," Regina mendengus kesal menghadapi Vinko yang keras kepala.Vinko menggeleng penuh
Читайте больше
Bab 43 Perjodohan
"Kenapa lama sekali, Re?!" seru Vinko otomatis saat mendengar bunyi pintu kamarnya dibuka.Tapi Vinko harus terkejut, karena bukan Regina yang datang melainkan Nita. Wanita tua itu tetap merengut, meski dia bergerak mendekat ke ranjang anaknya."Mama?" tegur Vinko keheranan. Dia kira, Nita sudah benar-benar pulang dan mempercayakan Regina untuk menjaganya. Melihat Nita datang tentu membuat perasaan Vinko lebih lega.Nita menarik kursi di dekatnya untuk duduk di sebelah ranjang Vinko. Wanita tua itu terus berwajah muram, seakan tengah mengalami kesedihan yang mendalam. Apalagi matanya juga tampak sembab seperti habis menangis dalam waktu yang lama."Mama … " Hanya itu kata yang sanggup keluar dari mulut Vinko. Dia ingin mengasihani ibunya, tapi juga ingin terus mempertahankan perasaannya."Mama tidak melarangmu untuk jatuh cinta," ujar Nita tiba-tiba. Tapi dia tidak memandang ke arah Vinko. "Bahkan jika kamu memilih untuk mencintai Rania, Mama tidak masalah,"Vinko menggeser tubuhnya u
Читайте больше
Bab 44 Berjuang Bersama
Jantung Regina berdegup kencang. Menghadapi Tama seorang diri ternyata bukanlah pilihan yang tepat, karena pria itu memiliki aura intimidasi yang kuat. Membuat tangan Regina basah menyimpan kegugupannya sendiri. Dia ingin mengelak, tapi segala tebakan Tama adalah kebenaran yang dia ketahui. Regina berusaha untuk menghindari tatapan mata Tama, karena merasa pria itu bisa melucutinya hanya dengan tatapan tajam itu."A-aku hanya mendengar saja. Aku tidak ingin ikut campur," jawab Regina terbata-bata."Dan pertanyaan satunya? Kamu belum menjawab,"Regina mengerjapkan mata. "Satunya?" ulangnya.Tama semakin maju ke depan. Kedua sikunya bertumpu pada lututnya, dengan dua tangan menyatu di bawah dagu. Dia benar-benar ingin menginterogasi Regina."Kamu menyukai Vinko, kan?"Ingin rasanya Regina membenamkan seluruh wajahnya di bawah bantal, demi menutupi rasa gugup yang makin mengganggu. Regina sadar dia telah gugup, tapi tak punya kuasa untuk menahan hatinya agar lebih bisa tenang di hadapan
Читайте больше
Bab 45 Dua Orang Digdaya
Tama terus memasang tatapan curiga, sembari berjalan mendekati Arif dan Laura yang berdiri berhadapan dengan wajah tegang. Tama menelusuri satu-persatu dari dua orang itu dengan matanya, seakan tengah memindai kebohongan."Apa yang kalian lakukan disini?" ulang Tama.Arif menelan ludah. Dia selalu tidak bisa berkutik di depan Tama, bahkan untuk sebuah kebohongan kecil. Tama selalu bisa mengintimidasi siapapun hanya dengan tatapannya."Aku mau menemui Rania, tapi dia menyuruhku pergi!" tukas Laura dengan suara keras. "Dia benar-benar kurang ajar, harusnya kamu beri pelajaran!" Dia tiba-tiba mendorong Arif agar makin menjauh darinya. Laura juga tak lupa memasang wajah ketus.Arif masih tidak mengerti. Tapi dia mengikuti permainan Laura daripada Tama mulai membaca gelagat bohongnya."Aku sudah bilang, Rania tidak ada di rumah," sahut Tama sembari menghembuskan nafas keras. Lantas dia mengalihkan pandangan pada Arif. "Harusnya langsung kamu usir saja, tidak perlu lembut pada anak ini,""B
Читайте больше
Bab 46 Amukan Vinko
Tubuh Vinko membeku. Yang dia lakukan hanyalah memandang satu-persatu baik Tuan Hadi maupun Tama, dengan mata hampir keluar karena tidak mempercayai pandangannya sendiri. Vinko tidak pernah mengharapkan kehadiran Tuan Hadi untuk menjenguknya, begitu pula Tama. Tapi mengetahui kedua orang itu tiba-tiba mengunjunginya, membuat jantung Vinko berdebar. Instingnya mengatakan, sesuatu yang buruk sebentar lagi terjadi."Bagaimana kondisimu?" tanya Tuan Hadi. Dia mengambil duduk di sebelah ranjang Vinko."Ayah tahu apa yang terjadi," Vinko melotot tajam ke arah Tama yang masih berdiri di depan ranjang Vinko. "Karena orang ini, aku hampir saja mati," ketusnya, menunjuk ke arah Tama.Tuan Hadi mengangguk pelan, tidak ada reaksi yang berarti. Hidung Vinko kembang-kempis melihat reaksi datar itu. Dadanya bergemuruh, dipenuhi dengan amarah yang makin menjadi."Apakah Ayah akan diam saja melihatnya memperlakukanku seperti ini? Dia menggunakan kekuasaannya untuk menghabisiku!" sentak Vinko, terus me
Читайте больше
Bab 47 Kejutan Tuan Hadi
Tama dan Tuan Hadi benar-benar meninggalkan ruangan tempat Vinko dirawat. Dan hanya menyisakan Vinko beserta Regina, yang diselimuti keheningan canggung karena mulut keduanya enggan terbuka. Vinko masih tersengal mengatur emosi, sementara Regina menunduk demi mencerna segala yang terjadi. Regina berjalan perlahan mengambil tabung infus milik Vinko yang terjatuh di lantai, untuk kembali dipasang di tempatnya. Lantas dia membenarkan selimut Vinko yang berantakan, sambil sesekali melirik aliran selang infus di tangan Vinko yang mengalirkan darah."Sepertinya aku harus memanggil suster," tukas Regina."Tidak perlu," tolak Vinko ketus. "Nanti juga akan normal sendiri," Lantas dia kembali naik ke atas ranjangnya. Duduk di atas ranjang sambil melipat kedua tangan, Vinko menghembuskan nafas kesal.Regina pun menurut. Dia tahu Vinko masih marah atas kejadian yang baru saja terjadi, namun tak bisa dipungkiri dia juga cukup tersinggung dengan respon Vinko tentang rencana perjodohan mereka. Hati
Читайте больше
Bab 48 Rencana Rania
Tama terkejut dan merasa dunia seakan runtuh di hadapannya. Dia tak bisa mempercayai apa yang baru saja didengarnya dari Tuan Hadi. Matanya memandang penuh ketidakpercayaan pada pria tua itu, mencari tahu apakah ini benar-benar serius atau hanya sebuah ancaman.Rania juga merasakan kejutan yang sama, tetapi dalam hatinya muncul campuran perasaan lega dan khawatir. Lega karena Tuan Hadi tampak mendukungnya dalam usahanya untuk tidak hamil, tapi juga khawatir karena Tama pasti tidak akan membiarkannya lolos. Ini tak ubahnya seperti perlombaan, entah pemenangnya Rania atau Tama."Tapi Ayah hamil atau tidak bukanlah kehendak kami. Aku tidak bisa menceraikan Rania hanya karena dia tidak hamil," sanggah Tama.Tuan Hadi hanya mengangkat alis, menatap Tama dengan tegas. "Kamu bicara seakan kamu percaya Tuhan, eh?" Dia tertawa sarkas. "Itu adalah persyaratan dariku, karena aku ingin keluarga ini bisa melanjutkan keturunan untuk meneruskan bisnisku,"Rania melihat perdebatan ini dengan perasaan
Читайте больше
Bab 49 Perjanjian dengan Tuan Hadi
"Apakah Tama sama sekali tidak menceritakan padamu?" Laura mengembalikan berkas itu pada Arif.Arif menggeleng samar, lantas memasukkan berkas itu kembali ke dalam tasnya. "Dia tidak pernah bicara apapun,"Laura menarik nafas panjang, lalu meneguk minumannya. "Apakah kita sungguh harus membicarakannya disini? Ini adalah malam kencan terpenting bagi kita. Belum tentu besok Tama akan memberimu kesempatan untuk santai,""Dan ini juga satu-satunya kesempatanku untuk tahu jawabannya," timpal Arif, tampak serius. "Kamu tahu aku sudah berjanji akan mengabdi seumur hidup pada Tama. Aku takut, Rania akan menyerang Tama dengan foto-foto itu,"Laura mengerutkan kening. Dia menatap Arif cukup dalam untuk beberapa saat, seakan tengah mencari sebuah kejujuran dibalik setiap aksi dan ucapan Arif. Namun semakin dia diam dan mempelajari pria itu, Laura semakin menemukan kebuntuan."Sebenarnya kamu ada di pihak siapa? Tama atau Rania?" tanya Laura tiba-tiba. "Aku tidak peduli siapa yang kamu bela, tapi
Читайте больше
Bab 50 Kecewa
Seminggu sudah Vinko menghabiskan waktunya dirawat di rumah sakit, dan kini waktunya untuk kembali pulang. Dia lega, karena seluruh lukanya baik luka dalam maupun luar sudah pulih dengan sempurna dan dia kembali menjadi jati dirinya yang penuh semangat. Tapi ada satu hal yang terus mengganjal, ada sesuatu hal yang membuat hatinya terasa kosong. Ya, Rania sama sekali tidak datang menjenguk bahkan saat di hari terakhir kepulangannya. Ketika Vinko berusaha menghubungi nomor ponsel wanita itu, Rania selalu menolak."Kamu sudah siap?" tanya Nita yang masih sibuk mengemasi barang-barang Vinko. "Kamu sudah coba hubungi Regina?"Vinko memicingkan mata. "Kenapa aku harus menghubungi dia?" tanyanya protes.Sejak kejadian waktu itu, Regina memang sudah tidak pernah lagi muncul di hadapan Vinko. Bahkan Regina juga berhenti menghubungi Vinko maupun Nita."Mama nggak mau kamu bertengkar sama Regina. Biar bagaimanapun, dia tetap sahabatmu," ujar Nita."Kalau dia menganggapku sahabat, harusnya dia me
Читайте больше
Предыдущий
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status