Semua Bab Dandelion (TAMAT): Bab 81 - Bab 90
99 Bab
Paper Bag
Wajah gelap itu menggasak rambut hitamnya sedangkan tangan kirinya meraih kunci mobil di sudut meja bersiap untuk ke luar pintu rumahnya melanjutkan pencarian, namun langkahnya terhenti oleh handle pintu yang naik turun dan kemudian terbuka.Tak butuh waktu lama saat sosok itu terlihat penuh di mata Arka, dirinya langsung menarik lengan di depannya sampai tenggelam ke dadanya."Dari mana saja? Kenapa baru pulang? Ohh astaga" Liona tak bisa bicara saat Arka semakin erat menekan tubuhnya, kedekatan itu membuatnya bisa mendengar seberapa jelas jantung Arka memompa dengan keras dan cepat."A-aku.." Sadar bahwa Liona menerima tekanan dengan suaranya yang teredam, Arka menarik diri dan mengangkat wajah istrinya meminta penjelasan. Memegang kedua sisi wajahnya yang masih kebingungan."Katakan, kenapa kamu membuatku khawatir. Dan... sial.. kenapa aku tidak bisa menghubungimu." Arka tidak marah, hanya benar- benar khawatir."Maaf, HP aku kehabisan baterai tadi sore. Mereka tidak memberi aku
Baca selengkapnya
Quality time
"Tidak ada ponsel hari ini sayang, hanya kita yang artinya kamu dan aku." Liona bergerak kebingungan saat perangkat satu- satunya yang ia pegang telah menghilang di balik jaket tebal suaminya."K-kenapa?" alis Liona berkerut samar, yang segera menjadi tempat pendaratan oleh bibir lembut Arka di dahinya."Quality time." Cukup dengan dua kata dan Liona merasa tak harus bertanya lebih lanjut lagi, menyamankan dirinya dalam pelukan suaminya di kursi pesawat.'Padahal aku hanya ingin sedikit pamer' batin Liona dengan otak kecilnya.Perjalanan yang tidak sebentar membuat bibir Liona tanpa sadar mengerucut, ia bosan . Liona hanya bermain dengan kancing kemeja suaminya, membuat gerakan memutar di dada bidang itu sambil menatap ke samping jendela pesawat yang tidak lagi membuatnya antusias. Dia tidak sadar gerakan sederhana dari jemari kecilnya membuat masalah besar untuk suaminya."Jangan menggodaku sayang" Liona linglung dan mendongak dengan mata kucingnya bertemu dengan mata gelap Arka ya
Baca selengkapnya
Merah muda
"Sudah selesai mandi?" Arka melepas pegangan di ponselnya saat Liona ke luar memakai handuk berjenis kimono setelah sesi mandinya. Wajah lelah begitu transparan tercetak di wajah kecil istrinya yang kini sedang memilah pakaiannya untuk ia masukan ke dalam lemari sementara mereka tinggal di sini."Kamu kelelahan?"Tangan Arka yang meraih pinggang Liona membuatnya sedikit tersentak dengan gerakan yang tiba- tiba."I-iya" kemudian kembali melanjutkan aktifitasnya."Sepertinya aku memang sangat payah dalam bepergian, aku masih jet lag. Kepalaku juga pusing" Arka menekan lebih dekat tubuhnya untuk lebih meraup banyak aroma sabun mandi yang bercampur dengan aroma vanila yang memabukkan, hidungnya tenggelam di celah leher Liona menghirupnya dengan nyaman. Sampai pada suatu titik, Arka menggiring tubuh dalam pelukannya berjalan mundur sampai ke ranjang milik mereka berdua."A-apa?" Liona masih belum terbiasa dengan sikap suaminya yang sangat lengket akhir- akhir ini, hanya itu membuat jant
Baca selengkapnya
Itu warna yang aku suka
"Lucu seperti bayi"Kalimat itu spontan ke luar dari bibir Arka yang sedang mengamati wajah istrinya yang masih tertidur.Jarinya gemas menyentuh hidung yang lancip di hadapannya kemudian beralih ke bibir yang sedikit mengerucut karena rangsangan yang mengganggu tidurnya, Arka terkekeh melihat reaksi itu."Apa aku membuat kamu kelelahan sayang?" setelah mencuri ciuman kecilnya, Arka segera turun dari ranjang untuk membersihkan diri.Setelah hampir setengah jam, Arka selesai mandi dan masih melihat istrinya yang masih belum bergerak. Ia hanya tersenyum tanpa membangunkannya, tahu betul bahwa dialah yang membuat istrinya sangat kewalahan sampai tertidur selama ini. Oleh karena itu dirinya pergi ke dapur membiarkan sang istri untuk cukup tidur..."Maaf, bolehkan aku bertemu Liona? Aku- aku temannya dan aku khawatir karna aku tidak bisa menghubunginya beberapa hari ini. Apa dia ada di sini?" Resepsionis itu mengangguk samar menyelami setiap kalimat yang terlontar."Baik, tunggu sebentar
Baca selengkapnya
Pergi dan kecewa
"Kamu gak keberatan kan kita pulang? Aku minta maaf"Liona memilih diam dan berkemas, apa dia kecewa? Tentu saja. Kenapa dia harus mengetahui mertuanya sakit dari orang yang begitu membuatnya iri dalam dunia ini, Casie sang mantan terindah dari suaminya. Kepala Liona berputar apakah di belakangnya Arka masih punya hubungan dengan wanita itu atau tidak, itu begitu menyiksa batinnya. Apalagi saat Liona ingat betul beberapa kali Arka sangat posesif pada ponsel miliknya. Liona yakin banyak hal yang ia tidak tahu tentang sesuatu yang ia belum siap mendengarnya."Biar aku bawa koper-""Aku bisa sendiri, lebih baik kita bergegas" timpal Liona dengan wajah yang tak ramah lalu segera ke luar menuju mobil sambil menyeret koper miliknya.Tak ada yang bicara di mobil, bahkan setelah mereka mendapatkan kursi pesawat pun belum ada yang memulai percakapan.Baiklah, lupakan kencan indah, pantai di malam romantis dengan bintang, semuanya bulshit dan Liona harus menelan semua kekecewaan itu dalam teng
Baca selengkapnya
Kehilangan
"Kado apa yang kamu inginkan di hari anniversary pernikahan kita?" Arka mencium aroma sabun di leher belakang istrinya selagi bibirnya berucap mantra yang mengirim sensasi sihir ke kulit Liona."A-aku gak tahu" cicit Liona samar, sekali lagi nafas hangat di lehernya membuat semua perhatiannya kabur."Mmm kalau begitu, apa yang belum kamu punya? Kalung berlian?" Arka menebak, sambil memainkan kunci rambut Liona dan memutarnya dengan gerakan main- main."Kamu memberi itu satu bulan lalu Arka" jawab Liona enteng. "Kalau begitu mobil?"Dagunya yang runcing di simpan di bahu istrinya, Liona menikmati bagaimana ia bisa merasakan hangat tubuh Arka saat dada suaminya itu menempel di punggungnya, itu memberikan efek menenangkan."Sejak kapan kamu membiarkan aku pakai mobil? Motor aku aja nganggur di rumah kan." Liona memutar matanya, ingat betul saat suaminya begitu posesif pada dirinya."Oke.. oke, sekarang aku menyerah. Aku kehilangan akal untuk memberikan kamu kado. Aku memang orang yang t
Baca selengkapnya
Hanya cinta yang menyakitkan
"Aunty, kapan Papa pulang? Key kangen Papa"Liona mendekati makhluk mungil itu dan memeluknya pelan tanpa memberi tekanan pada tubuhnya yang kecil."Sabar ya sayang, nanti kita telpon Papa"Gadis kecil mengangguk setuju dan kembali bermain dengan bonekanya.Liona ke luar untuk menyiram tanaman di halaman depan rumah, ia tak sengaja melihat sesuatu yang membuat tangannya secara otomatis mengusap perutnya yang masih rata. Seorang wanita hamil dan pria yang ia tebak adalah suami dari wanita tersebut sedang memanjakan istrinya dengan mencium perutnya yang seperti lingkaran besar."S-sayang, kamu baik- baik saja kan di sana?" Sambil terus mengelus menciptakan gerakan memutar di perutnya yang tertutup pakaian. Kalimat ambigu itu membuat gemuruh kecil di hatinya, ia tidak tahu apakah kalimatnya barusan tertuju untuk janinnya atau suaminya.Lembaran bulu matanya terbuka, kepalanya yang berat mengantarkan sakit yang mengejutkan."Ahggghh.. sial, apa- apaan ini"Sakit yang menyengat bukan hanya
Baca selengkapnya
Temukan dia
[FLASHBACK]"Liona, a-apa yang terjadi?"Gavin menatap khawatir pada sosok yang bergetar di depan pintu rumahnya. Jejak air mata di pipinya kini mengulas jejak baru dari bulir yang terus turun dari kelopak yang penuh air. "Na, siapa yang buat kamu kaya gini? Ayo masuk, kamu bisa cerita di dalam" Belum sampai tangan Gavin menggapai tangan di depannya, Liona tak bisa lagi menopang dirinya dan limbung ke dalam pelukan Gavin yang dengan sigap menangkapnya sehingga lantai tidak mengenai tubuh tak sadarkan diri itu."LIONA BANGUN NA.." Tubuh lemas Liona segera di pindahkan ke atas kasur milik Gavin di kamar utama. Ia tidak banyak berpikir untuk memilih kamar saat Liona pingsan di tangannya.Dengan cekatan ia segera memanggil dokter dan mengambil handuk basah untuk membersihkan area wajah dan lengan Liona."Bagaimana Dok? Apa dia baik- baik saja?" tanya Gavin, bergeser dari ujung tempat tidur ke samping wajah Liona yang masih senantiasa menutup matanya."Selamat Pak, istri bapak hamil. Di
Baca selengkapnya
Kartu Kredit
"ARKA .. TIDAK..."Matanya otomatis terbuka, keringat dingin menuruni setiap kelenjar kulitnya. Dadanya turun naik menstabilkan pernafasannya yang terbatas. "Astaga Na, aku khawatir sama kamu" Gavin yang sedari tadi mencoba membangunkan Liona segera menangkap tubuh berkeringat itu ke pelukannya. "Kamu gakpapa?" Liona tak merespon, ia masih mencari kewarasan dengan mata liarnya. Arka datang padanya, dia yakin bertemu dengan Arka beberapa menit lalu."A-arka.. Gavin, dia- dia datang. Arka kecelakaan karena aku" Bibirnya kesulitan menata kalimat yang benar. Matanya penuh dengan air mata, membasahi kaos tipis milik Gavin yang sedang terdiam seperti batu. Dari mana Liona tahu semua ini, ia bahkan tidak mengatakan apapun tentang keadaan Arka saat Liona terakhir bertanya padanya."A-apa maksud kamu?" Gavin mendorong pelan tubuh dalam pelukannya untuk melihat mata berair itu yang sekarang malah tambah bertambah kacau."A-aku bertemu dia di mimpiku.. dia.."Liona berusaha mengatur pernapasa
Baca selengkapnya
Kunjungan sang adik ipar
"Terima kasih" Senyuman Gavin yang semula terpacu pada gadis kecilnya yang sedang bernyanyi di panggung kini beralih ke wajah menyenangkan di sampingnya. "Terima kasih sudah datang ke acara Keyla" tegas Liona lagi, ia bertepuk tangan di samping Gavin saat dari kejauhan Keyla telah selesai pentas dan berjalan ke arah mereka duduk."Kamu berterima kasih sama aku? Papanya?" ungkap Gavin tak percaya. "Ya, karna kamu sangat sibuk akhir- akhir ini jadi aku sangat berterima kasih" Gavin duduk miring untuk melihat wajah manis itu sepenuhnya, dengan jarak sedekat ini ia juga bisa melihat bahwa perut Liona kini sudah menggunung khas orang hamil yang tidak mengubah sedikitpun kecantikan dari wajah dan tubuhnya, Liona masih memukau meski sedang hamil seperti sekarang."Aku Papanya Na, sesibuk apapun aku pasti akan menyempatkan waktu untuk putriku. Justru aku yang harus berterima kasih sama kamu dengan apa yang sudah kamu beri ke Keyla. Kamu sangat menyayanginya seperti dia adalah anakmu, aku
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status