All Chapters of Dandelion (TAMAT): Chapter 41 - Chapter 50
99 Chapters
Keracunan
"Kenapa sangat buru- buru Arka, ada seseorang yang menunggumu di rumah? Kalau aku tidak lupa kamu masih seorang pria lajang kan." Wijaya meledek Arka yang beringsut membereskan laptopnya setelah pertemuan."Bukan begitu, ini sudah malam. Aku hanya ingin istirahat lebih awal." Mengulas senyumnya setelah berpamitan untuk pulang.Arka mengetik beberapa kata yang ia kirim untuk Liona."Kenapa gak langsung di balas, dia udah tidur? Apa dia udah makan?" Tak mau banyak menghabiskan waktu Arka segera melajukan mobilnya.Langkahnya mengalun sampai ke kamar yang ia tuju. Sambil mendayung langkah ia melepas satu persatu lapisan dari pakaiannya seperti dasi dan jas yang ia lempar sembarang ke sofa."Sayang.." ia mengetuk pintu kamar tempat Liona tinggal.Tak ada jawaban, Arka memaku sekejap dan membuka handle pintu untuk masuk ke dalam.Ranjangnya kosong, tak terlihat sosok cantiknya di sana."Sayang.." memanggilnya lagi, kini langkahnya sudah tidak bisa santai lagi. "Liona, dimana kamu sayang?"
Read more
Film?
"Kenapa kamu selalu mengatakan dia berbahaya, dia pacar aku sekarang Bil, dia melindungiku sejauh ini. Kenapa kamu begitu bersikuku." Kenapa semua orang ingin ia menjauh dari Arka."Melindungi? Kamu berakhir di sini karena dia, bahkan sekarang dia tidak ada di sini, lihat. Manusia itu bahkan menghilang sekarang kan. Dia tidak peduli padamu." "Dia hanya pergi untuk urusannya di kantor, dia pasti kembali ke sini sebentar lagi. Bily kamu harus berhenti sampai di sini, kumohon biarkan aku hidup dengan tenang." Mohon Liona menatap mata Bily. "Sayangnya aku gak rela jika kamu dengannya Liona, tidak akan pernah." binar itu saling bertemu, menyelami perasaannya masing- masing. Liona rindu saat pertama kali mendapatkan Bily sebagai temannya, dan sekarang semua tak sama lagi."Kenapa kamu berubah Bil, kamu membuat posisiku semakin sulit." "Lalu kamu pikir aku baik- baik saja sekarang? Aku bisa gila memikirkan semua ini terus menerus. Aku butuh kamu untuk menghentikan semua ini, dengan jadi m
Read more
Sekali lagi
"kamu masih menangis meski sudah kedua kalinya." Arka mengecup samar setelah sesi terakhirnya."Masih sakit, laki- laki gak akan ngerti. Apalagi saat kamu bergerak lebih cepat." Ia bicara sambil memunggungi Arka. "Tapi perlahan sakit itu samar dengan rasa nikmat, apa aku benar? Kamu mendesahkan namaku lebih banyak malam ini, dan itu membuatku semakin bersemangat." "Arka, aku malu. Berhenti membahas itu." Liona menarik selimut menutupi dirinya kemudian Arka memeluknya dari belakang."Aku semakin gila setiap hari karenamu, aku rindu setiap kali tidak melihatmu, frustasi saat tak bisa menyentuhmu. Kamu harus bertanggung jawab atas aku yang seperti ini karnamu." bisik Arka di telinga Liona."Kamu berlebihan." "Aku serius, jangan pernah mencoba pergi dariku." pelukannya semakin melekat, Arka menarik tubuh Liona lebih dekat padanya."Sayang." suara husky nya menusuk pendengaran Liona sampai ke perutnya."Hmmm?" "Bolehkan kita bermain sekali lagi?" ***"Bily, tunggu." Tasya mengejar la
Read more
Hasrat Bily
"Kamu di larang untuk datang ke kantorku, kamu lupa point itu?" "Lalu kapan kita bisa menghabiskan waktu bersama? Kamu bahkan tidak menjawab pesan- pesanku." wanita itu kemudian duduk di meja tamu dalam ruangan Arka."Aku sedang sibuk." "Aku bisa menunggu, ruanganmu sangat nyaman. Aku tidak masalah berada di sini." Tania menyamankan diri dengan setengah menyenderkan punggungnya."Kamu harus pergi Tania." Arka bangun dari kursi kebesarannya."Dan kenapa aku harus? Apa aku salah dengan mendatangi tempat kerja tunanganku sendiri? Kenapa kamu melarangku datang ke sini?" "Ckk.." Arka kehilangan kata- kata."Kenapa? Benar kan? Apa aku salah? Tunggu, kamu gak pake cincin pertunangan kita?" Tania memperhatikan jari Arka yang polos."Aku lupa memakainya. Apa mau mu sekarang?" "Kamu tidak boleh lupa memakainya lain kali, Aku ingin kita makan siang bersama." Wanita itu memutari meja Arka dan berakhir dengan berdiri di sampingnya."Tidak bisa, makan malam saja." ucapnya mengubah cerita."Oke,
Read more
Hukuman untuk Liona
"Arka, ini- sakit." tangan kurus Liona di cekal kuat oleh Arka sampai ke kamar mandi."Apa yang ka- ""DIAM AKU BILANG." Arka meraih sower dan mengarahkannya pada tubuh Liona untuk memandikannya."Arka, apa- apaan dengan semua ini. Ini dingin Arka, cukup." Liona memeluk dirinya sendiri, sedang Arka masih dengan amarah yang memuncak."Dia sudah menjamah tubuhmu, kamu kotor Liona. Kamu pikir aku akan diam saja?" "Dia bohong Arka, aku tidak tidur dengannya. Percaya padaku. Kumohon, dia hanya sengaja membuatmu marah." Liona menahan percikan air yang mengguyurnya."Siapa yang akan percaya dengan kalimatmu hah? Lehermu bahkan mengatakan semuanya." Tanda itu, Bily sengaja mengatur semuanya. Liona menggeleng, rasanya sudah putus asa untuk membuat Arka mengerti. Saat ia sedang mencoba menahan guyuran air di tubunya, tangannya segera di seret lagi ke dalam kamar milik Arka dalam keadaan dirinya yang masih basah kuyup."Akhh." tubuh Liona mengampul saat Arka menjatuhkannya di kasur. "Hmmmmff
Read more
Tunangan
"Siapa kamu menyuruhku berhenti bekerja, kamu bukan siapa- siapa selain status pacaran ini, dan sekarang aku jadi gak yakin apa aku bisa ngelanjutin hubungan ini atau enggak." Dengar begitu Arka langsung berbalik dan mendekati Liona intens."Apa kamu bilang? Coba katakan sekali lagi." tubuhnya di hempas ke sofa dan di himpit kuat tubuh Arka. "A- aku takut dengan hubungan ini Arka." ucap Liona gagap. "Apa yang kamu takutkan, aku memberi semuanya untukmu." "Tapi tidak dengan kebebasan." timpas Liona membuat Arka semakin tak terima, di matanya semua yang dia lakukan adalah untuk kebaikan Liona."Aku hanya berusaha melindungimu, karena aku peduli, karena aku mencintaimu sampai aku rasanya gila. Aku tidak ingin berbagi dengan orang lain." Diam adalah pilihan terbaik menghadapi Arka saat ini."Malam ini tidurlah di kamarku, aku ingin memelukmu sepanjang malam." Liona mulai panik, sisa malam kemarin saja masih membuatnya ngilu dan sakit."Arka, milikku masih sakit. Aku belum-" "Aku tida
Read more
Angin yang menggelitik
"Tu- tunangan? Kalian berdua?" Liona gagap, tubuhnya mendadak lemas."Iya, dia tunanganku. Ayo, aku tunjukan rumahku agar kamu bisa melihatnya dulu." ajak Tania membuka pintu masuk unitnya.Liona melihat wajah Arka penuh tanya, kenapa ia tak mengatakan apapun dan hanya memaku seperti orang bodoh."Maaf, aku harus pergi." Liona tak kuat, ia berlari memasuki lift. "TUNGGU, LIONA." Arka berteriak memanggil Liona."Kamu kenal dia?" dan Arka segera lari mengejarnya."LIONA TUNGGU DULU" sayangnya pintu lift tertutup sebelum Arka sempat masuk."Sialan." ia berlari ke tangga darurat dan berhenti di setiap lantai namun tak kunjung bertemu dengan Liona. Rupanya Liona pergi lebih cepat darinya, ia harus lebih mempercepat langkah."Liona berhenti, aku bisa jelaskan semuanya." Ia memanggilnya dari jarak sejauh itu untuk memanggil Liona yang terus berlari menjauh dan masuk ke dalam taxi."Ayo jalan pak." titahnya pada supir taxi.Ia menangis dalam perjalanan, tak peduli bahwa masih ada supir taxi
Read more
Video
"Aku selalu tahu dimana kamu berada, karena aku memperhatikanmu. Ayo kita pulang, jangan terlalu lama bermain di luar." Arka memposisikan duduknya semakin dekat."Jangan berpura- pura seperti tidak ada yang terjadi." Liona bangkit dari rumput dan bergegas pergi yang tentu saja segera di ikuti Arka dengan cepat."Kamu bahkan belum dengar penjelasanku, dengar dulu." Ia menghadang langkah Liona yang sembarang. "Itu sudah sangat jelas, kalian bertunangan kan? Aku pernah lihat cincin itu di kamarmu, yang dengan bodohnya aku kira bahwa itu untukku. Betapa menyedihkannya bukan? Cukup Arka, aku rasa aku tidak tahan lagi jika kamu terus membohongiku." Liona menepis pegangan Arka, namun Arka beralih memeluk tubuh Liona sampai membuat Liona berontak."Ini salahku karena aku menyembunyikannya darimu, tapi percayalah bahwa aku melakukan ini untuk melindungimu. Kamu ingat insiden saat kamu keracunan makanan, itu ulah Papa dan juga kebakaran tempo lalu, itu juga dia. Dia melakukannya untuk menganca
Read more
Aku belum selesai dengan tubuhmu
[21+ Harap bijak saat membaca]"Nyalimu besar juga ternyata, ayo mengaku kalau kamu yang mengambil Video itu. Hanya kamu yang punya akses ke ruanganku." Arka mencekal pergelangan tangan Nadine sampai dirinya meringis kesakitan."Sa- saya terpaksa pak. Saya cuma di suruh orang Pak. Sa- sakit." Saat Arka mengeratkan cekalannya di tangan Nadine."Arka, dia kesakitan Arka." cegah Liona yang dari tadi berada di sampingnya."Biarkan dia merasakan resikonya, dia sudah lancang." ucap Arka. "Siapa yang menyuruhmu? Katakan cepat!" Lagi- lagi Arka menggertak Nadine dengan membentaknya."Pak Rama, dia menyuruhku memata- matai kalian. Tolong lepaskan aku Pak." Nadine memohon."Sialan." umpatnya."ANDRE." Arka memanggil bawahannya."Urus dia sekarang juga, ini hari terakhirnya bekerja di sini." Lalu pergi dan menuntun Liona untuk mengakhiri pertunjukan yang sedang di tontonnya."Arka, dia akan kehilangan pekerjaannya." protes Liona."Orang macam dia tidak pantas mendapat pembelaan darimu Liona, di
Read more
Mengundurkan diri
"Kamu bilang akan memuaskanku kan? aku belum puas sama sekali." Liona sudah melakukan sebisanya, bahkan saat Arka semakin brutal terhadap tubuhnya. Liona sudah sangat kelelahan menyeimbangi permainan Arka. Ia tak sanggup lagi."Hik..hik.." tangisnya mulai terdengar sendu, Liona menutupi wajahnya dengan kedua tangannya."Kamu tahu aku benci melihatmu menangis seperti ini." pungkas Arka sambil melepas tangan Liona dari wajahnya."A- aku minta maaf." lirih Liona menatap mata tajam yang masih berada di atasnya.Kemudian bibir yang beru saja berucap maaf itu di raup kembali oleh Arka, kali ini Arka memelankan ritme nya. Arka melumat dengan lembut bibir Liona.Saat pagutan itu di lepas, Arka mengusap air mata di pipi yang memerah itu. Lalu mengecup kembali bibir yang masih bengkak. Ia turun dari tubuh Liona dan memposisikan untuk mengisi bagian kosong di sampingnya."Letakan kepalamu di sini." sambil menepuk bagian dadanya. Lionapun menurut, ia sangat lelah, dirinya ingin segera mengakhiri
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status