All Chapters of Suami Tampan Tetapi Pengangguran: Chapter 41 - Chapter 50
163 Chapters
BAB 41
"Iya... nanti aku langsung ke lokasi... takut banget sih," ucap Azlan. 'Gue juga nggak mungkin ngorbanin Tomi hanya karena keegoisan saja, kalau maunya sih nggak usah kerja saja sekalian biar Agnes kena komplain,' ucapnya dalam hati. Tomi menghela napas lega. "Aku pikir kakak mau kabur, maaf ya kak kalau aku berpikiran seperti itu. Aku hanya takut dipecat," balas Tomi sambil memegangi dadanya. "Kamu langsung ke lokasi saja kalau jalannya sudah dibuka." "Siap, Kak," balas Tomi sambil memberi hormat layaknya tentara. Azlan keluar dari mobil tanpa menggunakan topi dan masker. Sontak saja para pengguna jalan dan pengemudi memandanginnya dengat tatapan aneh. "Loh! ini artis yang lagi diberitakan itu ya?" tanya salah satu pengguna jalan. "Bukan, Mba," jawab Azlan asal. Dia langsung menaiki motor yang ada di pangkalan ojek, dan menyuruhnya untuk menjalankan motornya. "Ke alamat ini ya," pinta Azlan sambil menunjukkan kertas pemberian Tomi. "Siap," jawab tukang ojek mantap. Tanpa meng
Read more
BAB 42
"Apa mungkin dia sudah pulang tapi belum menghidupkan lampu?" gumamnya. Azlan menghidupkan semua lampu yang ada di apartemen, kakinya melangkah ke kamar mencari keberadaan istrinya. Begitu dia memasuki kamar dan menghidupkan lampu, dia tidak menemukan keberadaan istinya. "Kenapa dia belum pulang?!" Azlan mengambil ponselnya di saku lalu menghubungi Nauma. Berkali-kali panggilannya tidak dijawab, bahkan saat panggilan terakhir sambungan telpponnya dimatikan begitu saja oleh Nauma. Azlan tidak putus asa, dia menghubungi lagi istrinya meski dalam keadaan kesal. Tidak ada suara Nauma maupun suara operator yang menjawab panggilannya, tapi ponsel Nauma yang tidak aktif. "Sialan! Rupanya dia mau bermain-main, apa dia sedang bersama Fero?!" gumamnya sambil meremas ponsel yang ada di tangan. Dengan langkah kasar Azlan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia tidak berniat mencari keberadaan Nauma, hatinya sedang terbakar cemburu membayangkan kedekatan Nauma dengan Fero. Dengan
Read more
BAB 43
"Lo itu memang suami bodoh, istri sendiri kerja aja nggak tau, Mending lo serahin Nauma ke gue, biar gue yang membahagiakan dia. Kasian banget gue sama istri lo," ucap Fero meremehkan. "Tutup mulut lo, gue lagi nggak mau berantem. Kasih tau gue ke mana lagi biasanya Nauma pergi?" tanya Azlan. "Lo pikir aja sendiri!" balas Fero lalu pergi meninggalkan Azlan, masuk ke dalam gedung Jhon Company. Azlan merasa kesal pada Fero, dia mengikuti Fero ke dalam menacari keberadaan Nauma. Tapi mereka tidak mendapatkan Nauma, ternyata kemarin Nauma tidak bekerja, bahkan hari ini pun sama. "Lo nggak usah pura-pura lagi, pasti lo 'kan yang nyembunyiin Nauma?" tuduh Azlan. "Kalau iya kenapa? Kalau nggak kenapa?" balas Fero dengan nada songong. "Suruh dia pulang! Kalau dia nggak pulang, tanggung sendiri resikonya." "Resiko apa? Lo mau menceraikan dia? Gue siap menjadi suaminya!" "Berengsek lo!" begitu Azlan ingin melayangkan pukulannya, tangannya sudah dirangkul terlebih dulu oleh Jenifer. Terny
Read more
BAB 44
"Pakaian apa yang kamu kenakan itu?! Masih tahu jalan pulang, hah?!" bentak Azlan sambil berjalan mendekat ke arah Nauma. Pakaian yang dikenakan Nauma hanyalah tanktop bertali tanpa ditutupi sweater atau pakaian lainnya, celana yang dikenakannya juga hanyalah celana pendek yang biasa ia kenakan saat tidur. Penampilannya sungguh berantakkan, rambut kusut seperti tidak disisir. Nauma tidak membalas pertanyaan Azlan sama sekali, seolah bisu. "Dari mana saja kamu?! Habis berselingkuh dengan siapa kamu?! Dengan Fero?!" bentak Azlan lagi, tangannya masih setia menengkeram lengan Nauma. Nauma menghempaskan cengkraman Azlan dengan kasar, dia berjalan gontai ke arah dapur. Azlan melihatnya seperti mayat hidup yang tidak memiliki kehidupan lagi. Tidak ada ekspresi apapun yang dikeluarkan dari wajah Nauma. Azlan memperhatikan langkah Nauma, melihat apa yang ingin dilakukan istrinya. Azlan menatap Nauma dengan tatapan membunuh, napasnya Naik turun, sudah tidak sabar untuk meluapkan emosi dan k
Read more
BAB 45
"Sadar, Neng... sadar...." Azlan panik melihat Nauma menyayat lengannya sendiri. Darah keluar dari lengan Nauma dan itu membuat Azlan berteriak histeris. Dia tidak menyangka kalau Nauma nekat untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Azlan menekan pergelangan tangan Nauma dengan menyobek bajunya agar darah terhenti. Tangan satunya mencari ponsel di saku, lalu menghubungi Tomi. Dia berharap Tomi masih belum jauh dari apartemennya. Keberuntungan berpihak kepadanya, Tomi ternyata masih berada di sekitaran apartemennya. Tanpa menunggu lama, Azlan langsung mengikat pergelangan tangan Nauma dengan kain tersebut, lalu menggendongnya. Air mata tidak henti-hentinya keluar, rasa sesak di dada dan ketakutan menyelimuti hati. Tubuhnya bergetar, tapi Azlan terus saja berusaha berlari demi menyelamatkan nyawa istrinya. Wanita yang dicintainya kini sedang meregang nyawa, wajahnya sudah terlihat pucat, kain pengikat lengannya pun sudah berubah warna menjadi merah pekat. "Kuat ya sayang... aku mohon... jan
Read more
BAB 46
"Ternyata begitu, mungkin saya salah dengar," ucap dokter. Azlan membolakan mata melihat keberadaan Agnes, 'Kenapa dia ada di sini?' ucapnya dalam hati. Mulutnya tertutup menghentikan ucapannya tadi saat ingin membalas pertanyaan dokter. Sedangkan Tomi mengusap dadanya merasa lega karena Azlan tidak jadi mengungkapkan kebenarannya di depan publik. "Jadi bagaimana keadaan wanita itu?" tanya Agnes. "Syukurlah keadaannya sudah membaik, beruntung lukanya langsung ditutup. Pasien sepertinya sedang menagalami depresi berat, mohon jaga perasaan pasien agar kejadian ini tidak terulang lagi. Jika memungkinkan, saya sarankan membawa pasiek ke psikiater." "Baiklah kalau begitu, terima kasih dok," balas Agnes. Dokter beserta asistennya pergi meninggalkan mereka, lalu Nauma keluar bersama beberapa perawat yang mendorong tempat tidurnya dan memindahkannya ke ruang perawatan. Azlan membantu mendorong tempat tidur dengan segala kesedihannya, Tomi dan Agnes juga mengikuti mereka sampai ruang rawat
Read more
BAB 47
"Satu pergi satu datang, cepat sekali mereka mendapatkan kabar ini," gumam Azlan sambil menghenbuskan napas dengan kasar. Sudah tidak ada lagi semangat untuk melawan mereka semua. "Mau apa kamu ke sini? Kehadiran kamu tidak diharapkan," ucap Azlan tanpa memandang wajah Jenifer. "Aku akan menemani kamu di sini. Atau kamu pulang saja, biar Tomi yang menunggu wanita ini, lagian kemana sih suaminya? Memiliki istri kok ditelantarkan," balas Jenifer. Azlan ingin sekali menyuarakan isi kepalanya dan mengungkapkan siapa Nauma di depan publik, terlebih lagi di depan Jenifer yang selalu mengganggunya. "Kamu saja yang pergi, aku tidak butuh bantuanmu. Tomi juga sedang sibuk, biar aku saja yang menjaga Nauma," ucap Azlan acuh. "Beruntung sekali wanita itu ditemani oleh pria tampan sepertimu. Jarang sekali majikan sepErti dirimu, Honey. Apa kamu selalu bersikap manis seperti ini kepada setiap wanita? Tapi kenapa tidak denganku?" Jenifer merangkul leher Azlan dari belakang dan menempelkan dadan
Read more
BAB 48
"Kalau aku mencintainya kenapa? Masalah buat kamu?" balas Azlan dengan yakin, tidak ada yang salah dalam perkataannya. Dia memang mencintai Nauma, istrinya. "Kamu gila honey! Agnes bilang dia sudah memiliki suami, entah suaminya ada di mana," ucap Jenifer. "Aku tahu dia sudah memiliki suami, dan aku sama gilanya denganmu, mengejar cinta orang yang salah. Perlu kamu tahu, aku tidak menolakmu di depan publik hanya karena permintaan Agnes, aku sama sekali tidak tertarik denganmu. Apalagi memiliki hubungan dengan wanita sepertimu," balas Azlan berterus terang. Dia terus saja menyudutkan Jenifer. Azlan tersenyum sinis saat melihat kekesalan Jenifer, dia juga melihat kalau Jenifer sudah mengepalkan tangannya, matanya pun sudah berkaca-kaca karena perkataan Azlan. "Tidak! Kamu harus menjadi milikku apapun yang terjadi, tidak akan aku biarkan siapapun memilikimu kecuali aku, apalagi bersaing dengan wanita kampungan itu," ucap Jenifer marah sambil menunjuk Nauma yang berada di dalam ruangan
Read more
BAB 49
"Wah... ada Fero datang... pasti mau menjenguk istruku ya," sapa Azlan ramah yang terkesan berlebihan. Dia juga menekankan kata istriku dalam kalimatnya untuk menunjukkan kepemilikannya. 'Sabar... sabar... lo baru aja janji sama Nauma untuk nggak cemburuan,' sambungnya dalam hati. Azlan juga menunjukkan senyumnya pada Fero. Fero merasa ada yang aneh dari sikap Azlan yang tidak biasanya. Fero melirik Nauma memberi kode untuk menanyakan perubahan sikap Azlan yang menurutnya sangat aneh. Nauma membalas kode itu dengan mengangkat bahunya acuh. Interaksi mereka tidak luput dari pandangan Azlan. 'Ngapain pakai kode-kode kayak gitu? Mau mengusir Fero, tapi nggak mungkin,hais... menyebalkan,' ucapnya dalam hati saat melihat Fero dan Nauma saling lirik. "Kok diam aja sih? Ini bunga dan buah untuk istriku 'kan?" Azlan mengambil bunga dan buah yang ada di tangan Fero lalu meletakkannya di sembarang tempat. Azlan meletakkan bunga dan buah itu di sofa yang ada di ruang rawat, dia tidak mau melet
Read more
BAB 50
"Kamu ngomong apa sih, Neng? Kalau ngomong itu di lihat dulu, aku seperti itu apa nggak. Aku sama Jenifer nggak ada hubungan apa-apa. Dianya saja yang kegatelan deketin aku terus." Nauma tidak menjawab perkataan Azlan lagi, dia merebahkan tubuhnya di atas kasur. Keadaannya saat ini masih lemah, begitu banyak hal yang menjadi pikirannya. Azlan merasa bingung harus berbuat apa lagi supaya bisa membaut Nauma kembali seperti dulu. 'Apa Nauma masih marah ya?' tanyanya dalam hati. Azlan merasa bingung harus melakukan apa lagi. Saat ini kondisi Nauma sedang tidak baik-baik saja, terutama mentalnya. Azlan takut hal ini akan terulang lagi. Azlan memilih untuk tidur di sofa. Dia tidak mau Nauma merasa tidak nyaman dengan dirinya.***Azlan tertidur sampai pagi, tubuhnya terasa sangat sakit karena sofa di ruang rawat sangat kecil sehingga tidurnya tidak merasa nyaman. Nauma melihat Azlan yang sedang memijit lehernya, tapi dia mengabaikannya.Biasanya Nauma menjadi orang nomor satu yang menghawa
Read more
PREV
1
...
34567
...
17
DMCA.com Protection Status