Semua Bab Suami Tampan Tetapi Pengangguran: Bab 31 - Bab 40
163 Bab
BAB 31
"Maaf... maafkan aku...." Azlan menurunkan kakinya dari pangkuan Nauma, dia memeluk tubuh istrinya dengan erat. Tidak ada pemberontakan dari Nauma. Justru Nauma membalas pelukan Azlan tak kalah erat. Mereka berdua menumpahkan kesedihan yang sedang mereka rasakan di dalam pelukan itu. Azlan mengusap rambut Nauma dan berulang kali mengecupi kening istrinya. "Maafkan aku... maafkan aku...." berulangkali Azlan memohon maaf kepada Nauma. Hanya permohonan maaflah yang keluar dari bibirnya. Nauma mengangguk dalam pelukan, siapa saja yang melihat mereka pasti ikut merasakan kepedihannya. Tanpa mereka sadari, ada seorang pria yang memperhatikan interaksi mereka. Pria itu adalah Fero, awalnya dia mengkhawatirkan Nauma dan kembali lagi ke apartemen untuk melihat keadaannya. Tetapi dia malah mendapatkan kabar dari salah satu penghuni apartemen, kalau Nauma sedang dilarikan ke rumah sakit. Dia tersenyum kecut melihat Azlan dan Nauma yang sedang berbagi kesedihan. "Hallo," sapa Fero. Dia memasuk
Baca selengkapnya
BAB 32
"Kamu istrirahatlah dulu, biar aku yang mengurus semuanya, jangan banyak berpikir," ucap Azlan. Dia menggendong istrinya dan merebahkannya di atas kasur. Meskipun Nauma sudah memaafkannya, tetapi sikap Nauma masih terlihat dingin. "Jalani saja kontrak itu, tidak usah memikirkanku. Lagian dari mana kita memiliki uang sebanyak itu untuk membayar denda?" ucap Nauma. Azlan terdiam, tidak ada kata yang bisa diungkapkan lagi, perkataan Nauma tidak ada yang salah. Mereka sudah terjebak di dalam kontrak itu. Mau tidak mau, Azlan harus menjalani semuanya hingga kontrak itu berakhir. "Hanya satu yang aku minta dari kamu, Kang. Bersikaplah biasa seperti dulu, dan jangan berbuat kasar padaku lagi apapun yang terjadi," pinta Nauma. Perlakuan Azlan menjadi pukulan berat dalam hidupnya, Nauma tidak menyangka jika pria yang selama ini dicintainya mampu berbuat kasar kepadanya, hanya karena alasan cemburu. Azlan menganggukkan kepalanya menjawab permintaan Nauma, dia juga merasa menyesal telah bers
Baca selengkapnya
BAB 33
"Pokoknya aku tidak suka kalau kamu bekerja, mencari nafkah adalah tanggung jawabku sebagai kepala keluarga, tidak ada penolakan," ucap Azlan. Dia masih kukuh tidak membolehkan Nauma bekerja, cukup dirinya saja yang bekerja. "Ayo pulang, aku sudah tidak betah berada di sini terlalu lama," balas Nauma tanpa melanjutkan pembicaraan mereka tadi. Azlan menghela napasnya, berusaha bersabar dengan sikap dingin yang Nauma berikan. Azlan membawa semua barang bawaannya, tas punggung sudah berada di pundaknya, tangan kiri memegang tas jinjing, sedangkan tangan satunya merangkul pundak Nauma. Mereka berjalan dengan santai, sampai tiba di depan lobi rumah sakit. Mereka menunggu taksi online yang sudah dipesan oleh Azlan, kali ini tidak ada kesulitan lagi seperti kemarin saat mencari taksi. Tidak ada percakapan di dalam perjalanan mereka, tetapi Azlan selalu menatap istrinya meski Nauma lebih memilih memandangi keadaan di luar jendela mobil. "Kamu kenapa? Apakah ada yang sakit?" tanya Azlan saa
Baca selengkapnya
BAB 34
"Ayo masuk." Azlan membawa Nauma masuk dan tidak melanjutkan percakapan mereka. Begitu masuk, Nauma melepaskan rangkulannya dan dia melangkahkan kakinya ke kamar yang ada di dekat pintu masuk, bukan kamar mereka. "Kok kamu ke kamar ini, sayang?" tanya Azlan bingung. "Mulai sekarang aku mau tidur di kamar ini, terserah Akang mau tidur denganku di sini atau di kamar itu, aku tidak akan pernah bisa tidur di kamar itu. Tolong pindahkan semua barangku ke kamar ini," balas Nauma, kakinya terus saja melangkah memasuki kamar yang ukurannya lebih kecil dari kamar sebelumnya. Azlan menghembuskan napasnya lagi. 'Pasti dia teringat kejadian waktu itu, makanya tidak mau tidur di kamar itu lagi,' ucapnya dalam hati. "Baiklah, mulai sekarang kita tidur di kamar ini," balasnya meski tidak didengar Nauma. Azlan merapikan barang bawaannya, pakaian kotor diletakkannya di mesin cuci. Kemudian dia menyiapkan makanan untuk Nauma, dia memasak sendiri bubur untuk istrinya dengan penuh rasa cinta. Rasa l
Baca selengkapnya
BAB 35
"Tampar lagi saja, lama-lama juga aku terbiasa menerima perlakuan kasarmu, Kang. Aku sudah tidak mengenal lagi siapa suamiku, kamu sudah berubah," ucap Nauma. Tangannya mengepal, rahangnya mengeras, matanya berkaca-kaca menyiratkan kepedihan yang teramat dalam. "Maaf... Maafkan aku," balas Azlan. Dia berlutut di kaki Nauma, tangannya masih saja menggenggam tangan Nauma yang mengepal. Wajahnya menunduk memohon ampunan pada istrinya. Dia sadar kalau dia tidak bisa mengontrol emosinya. Nauma menghapus air matanya dengan kasar, dihempaskannya tangan Azlan. "Maaf? Hanya kata itu yang bisa kamu ucapkan? Lalu apa lagi? Pasti kamu mengulanginya lagi. Ini sudah yang ke dua kalinya kamu bersikap kasar Kang, apakah seperti ini sikap seorang suami yang katanya mencintaiku? Cinta apa ini, Kang?" ucap Nauma dengan segala kepedihannya. Azlan mendongak melihat wajah istrinya, wajahnya terkena tetesan air mata Nauma yang terjatuh. Dia bangkit, berdiri menghadap istrinya. "Aku yang salah, tampar saja
Baca selengkapnya
BAB 36
"Berengsek!" Fero membalas pukulan Azlan. Perkelahian tidak terelakkan lagi, dua pria yang sama-sama sedang dibalut emosi mengeluarkan semua keahlian mereka. Berbagai pukulan dan tendangan sudah mereka berikan, keduanya sama-sama memiliki luka di wajah dan tubuh mereka. Hingga tiba asisten Fero menghentikan perkelahian mereka. "Berhenti! Apa-apaan kalian ini?!" bentak asisten Fero. Azlan masih saja memukuli Fero tanpa mendengarkan bentakan asisten Fero, para penjaga keamanan juga ikut melerai pertikaian mereka. Tubuh mereka ditarik menjauh oleh beberapa petugas keamanan, tetapi Azlan dan Fero tetap saja membrontak dan mengayuhkan kakinya ke udara. "Apa-apaan kalian ini?! Apa kalian tidak malu bertengkar di depan umum seperti ini? Bagaimana kalau ada media yang melihat kalian?" asisten Fero memarahi mereka berdua. Azlan menatap asisten Fero dengan tatapan tajamnya, dia masih kesal dengan apa yang dikatakan Fero. "Kamu pendatang baru jangan membuat ulah! Lihat hasil perbuatanmu, wa
Baca selengkapnya
BAB 37
"Itu Pak mobilnya, cepat hentikan Pak," pinta Azlan dengan tidak sabaran. Taksi yang Azlan tumpangi melaju dengan kecepatan penuh mengejar taksi yang ada di depannya. Begitu kedua mobil sudah mendekat, taksi yang Azlan tumpangi memotong laju mobil taksi yang ditumpangi Nauma. Azlan keluar dengan sangat tergesah-gesa lalu membuka pintu taksi yang ada di hadapannya. Begitu pintu terbuka, dia tidak mendapati Nauma, melainkan penumpang lainnya. "Mana wanita yang tadi kamu bawa?" tanya Azlan kepada pengemudi taksi. "Nona tadi sudah turun di persimpangan sana," balas supir taksi menunjuk tempat Nauma turun. Tanpa mengucapkan terima kasih Azlan langsung memasuki taksinya lagi, dan bergegas ke persimpangan yang ditunjukkan supir taksi tadi. Begitu sampai di persimpangan, dia langsung turun dari taksi dan membayarnya. Lalu dia mencari keberadaan istrinya yang entah ada di mana. Ternyata tidak jauh dari persimpangan itu ada sebuah taman yang sepi pengunjung. Azlan melangkah ke sembarang ar
Baca selengkapnya
BAB 38
"Benar Nona, aku adalah pembantunya. Maaf, aku duluan, ponselku tertinggal," balas Nauma menahan sesak di dada saat mengatakan itu semua. Azlan mengejar Nauma, tapi tangannya ditahan oleh Jenifer. "Untuk apa kamu mengejar pembantu seperti itu? Lebih baik kamu bersiap, kita ke kantor bersama. Oh, Tuhan, aku baru sadar kalau wajah kamu penuh luka, Ayo kita obati dulu," ucap Jenifer, tangannya menarik tangan Azlan. "Cukup! Menjauh dariku!" bentak Azlan sambil menghempaskan tangan Jenifer. "Jangan keras kepala, lukamu harus segera diobati," bantah Jenifer. Jenifer menarik tangan Azlan, baru beberapa langkah, mereka bertemu lagi dengan Nauma yang sedang memegang ponselnya. "Neng," panggil Azlan sambil melepaskan tangannya dari tangan Jenifer. "Permisi, Tuan, aku izin keluar sebentar," balas Nauma, hatinya sakit melihat suaminya yang selalu berdekatan dengan wanita lain. Saat Azlan ingin mengejar Nauma, tangannya ditahan dan ditarik oleh jenifer. "Untuk apa kamu mengejarnya, biarkan di
Baca selengkapnya
BAB 39
"Sudah kalian pergi sana! Lakukan pekerjaan kalian dengan baik," usir Agnes. "Dan kamu Azlan! Kamu harus fokus dengan karirmu, jika Jenifer mendekatimu biarkan saja. Dengan menggunakan namanya kamu bisa mendongkrak ketenaran kamu. Mumpung dia juga tertarik denganmu, jarang-jarang dia tertarik lebih dulu kepada pria," sambungnya lagi. 'Dasar perawan tua, gini nih kalau kelamaan menyendiri, jadi nggak peka sama perasaan orang,' ucap Azlan dalam hati. Azlan dan Fero keluar dari ruangan Agnes tanpa membalas perkataannya. Melihat sikap mereka berdua membuat Agnes menggerutu terus menerus. "Heran, banyak banget yang betah kerja sama perawan tua itu," gerutu Azlan. "Karena memang dia pintar mencarikan kami pekerjaan dengan bayaran mahal," balas Fero. Azlan menatap wajah Fero, dia tidak menyangka rivalnya akan membalas gerutuannya. "Lama-lama juga nanti terbiasa, nikmati saja, selamat bekerja," ucap Fero lagi, lalu pergi dari hadapan Azlan. "Nasib... nasib... bisa terjebak di dalam hidu
Baca selengkapnya
BAB 40
"Ada apa, Kak?" tanya Tomi. Dia penasaran dengan apa yang dipikirkan Azlan sampai dia terpaku pada satu tempat. "Kamu tahu mobil sport metalik itu punya siapa?" tanya Azlan. "Punya orang, Kak," balas Tomi polos. Azlan menepuk keningnya karena kepolosan Tomi. "Maksudku, pemilik mobilnya siapa? Kamu tahu nggak?" tanyanya lagi. "Nggak tahu, Kak. Aku juga baru pertama kali melihatnya," balas Tomi sambil menggaruk tengkuknya, tidak lupa cengiran yang menjadi ciri khasnya. Saat Azlan sedang tenggelam dalam pikirannya. Pundaknya ditepuk oleh seseorang, dan orang itu adalah Fero. "Kenapa menatap seperti itu, lo mau mobil seperti itu juga?" tanya Fero sambil menekan tombol pada kunci yang ada di tangannya, hingga mobil sport metalik itu mengeluarkan suara. "Jadi mobil itu punya lo? Jadi lo juga yang sudah membawa Nauma pergi tadi pagi? Lo bawa kemana dia?" balas Azlan dengan rentetan pertanyaan. "Tanya aja sama sitri lo, itu pun kalau dia masih menganggap lo sebagai suaminya," balas Fero
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
17
DMCA.com Protection Status