Semua Bab Istri Penyelamat CEO Amnesia: Bab 31 - Bab 40
112 Bab
Bab 30. Akan pergi
Bara menatap Indah dengan tatapan yang tidak dapat perempuan itu artikan. "Indah, kenapa diam?"Pertanyaan Bara semakin membuat Indah yang sedang bingung kalang kabut. Pria itu menanyakan alasan kenapa dirinya menerima Bara sebagai suaminya. "Indah."Lagi-lagi Bara menegur membuat Indah terdesak. "Sebenarnya aku enggak suka saat Mas bilang kalau aku nerima Mas karena terpaksa."Satu alis Bara terangkat. "Maksudnya, kamu nerima aku apa adanya, hemm?" "Enggak bisa dibilang gitu juga sih, Mas."Terang saja ucapan Indah semakin membuat Bara bingung. Jadi apa alasannya? Apa karena dirinya yang memaksa membuat Indah akhirnya mau menerima? Pertanyaan itu berputar-putar dalam benak Bara. Membuat Bara semakin penasaran dengan alasan sebenarnya. "Jadi tepatnya dibilang apa, hemm?" "Emm ... awalnya enggak mau, tapi lama-lama setelah melakukan salat malam aku jadi yakin kalau Mas yang udah Allah siapkan buat aku." Hati Bara langsung meleleh. Ia senang dan lega dengan jawaban Indah. Senyum men
Baca selengkapnya
Bab 31. Sengaja
Bara diam, membuat Indah mendesah lirih karena pertanyaannya tidak mendapatkan jawaban. Ada rasa kecewa dalam hati, tetapi Indah tidak mampu mendesak jika Bara diam saja. Karena pelukan Bara yang longgar membuat Indah bisa dengan leluasa turun dari pangkuan Bara. "Sepertinya enggak ada lagi yang perlu dibahas, Mas. Aku izin ke meja kerjaku lagi." Untuk masalah data yang tidak sesuai harusnya dikerjakan oleh Bara. Tadi ia hanya membantu Bara menyamakannya. Indah sendiri tidak terlalu mengerti, terlebih ia baru di posisinya sekarang. Karena tidak ada balasan dari Bara, Indah memilih beranjak. Namun, baru saja berbalik tiba-tiba lengannya dicekal oleh Bara. Sehingga langkahnya terhenti dan tubuh Indah secara otomatis berbalik karena tarikan yang dilalukan Bara. "Mas--" Indah yang akan protes mengurungkan niatnya ketika Bara tiba-tiba saja memeluk pinggangnya. Membuat tubuhnya tertarik dan kepala Bara berakhir di perutnya. "Aku takut, Indah. Untuk alasannya aku juga enggak tau kenapa
Baca selengkapnya
Bab 32. Gunjingan
[Mas, aku mau makan siang sama Rosi, ya?]Sebuah pesan masuk dari nomor Indah. Bara yang membacanya itu segera menggeser ikon hijau untuk menghubungi istrinya. Menunggu beberapa saat, akhirnya panggilan itu tersambung juga. "Assalamu'alaikum, Mas," salam Indah dari seberang sana. "Wa'alaikumussalam," balas Bara dengan sedikit kaku. Pria itu belum terbiasa dengan hal itu. Hanya saja, Indah selalu cerewet untuk membalas salamnya. Membuat Bara mencoba membiasakan diri. "Emm ... Mas, apa udah baca pesan dari aku?" tanya Indah hati-hati."Udah." "Terus gimana, diizinin enggak?""Enggak." Sontak terdengar dengusan lirih dari seberang sana. Bara yang mendengar itu terkikik kecil. "Kenapa mau makan sama temen kamu?" "Ya ... udah lama aja enggak ngobrol. Mumpung Mas lagi ada di luar." Memang tadi Bara memberitahu Indah ada pertemuan dengan seorang kenalannya. Namun, yang membuat Indah merasa heran karena Bara tidak memintanya ikut. Biasanya jika Bara ada pertemuan di luar, ia akan sela
Baca selengkapnya
Bab 33. Harap
"Kenapa, Indah?" tanya Rosi saat melihat raut wajah Indah yang tidak seperti biasa.Perempuan itu menggeleng sambil tersenyum tipis. "Enggak ada apa-apa, mending makan aja." Rosi mengangguk mengetujui. "Emm ... tumben Pak Bara enggak kurung kamu, biasanya selalu enggak boleh kalau kamu pergi jauh darinya." Indah memelankan kunyahannya lalu menegakkan kepala. Ada rasa getir karena jika dipikir-pikir memang biasanya begitu. Bara selalu memintanya berada di samping dirinya, tetapi kali ini Bara malah sengaja tidak mengajaknya saat akan bertemu dengan seseorang. Ada apa sebenarnya? Apa perasaan Bara mulai berubah seiring dengan ingatannya yang mungkin akan pulih? Memikirkan hal itu langsung membuat bulu-bulu halus Indah berdiri, rasanya tidak siap jika itu terjadi karena dirinya mulai jatuh cinta kepada pria yang sudah ia tolong.Iya, lambat laun perasaan Indah berkembang dengan baik kepada Bara. Terlebih setelah pernikahan terjadi, sikap Bara yang perhatian membuat Indah merasa nyaman
Baca selengkapnya
Bab 34. Mawar
"Untuk masalah laporan waktu itu apa sudah mendapatkan pencerahan, Mas?" tanya Indah ketika ia dan Bara baru saja duduk di kursi penumpang untuk pulang."Hemm, udah."Satu alis Indah terangkat--menatap Bara dengan heran. Pasalnya Bara tidak memberitahu masalah tersebut kepadanya. Padahal sebelumnya Baralah yang meminta bantuan kepada Indah. "Jadi, yang bener yang mana?" "Tentu saja yang di web, Sayang." Bara mengusap ujung kepala Indah dengan sayang. Tidak lupa senyumnya yang merekah menghiasi wajah pria itu.Indah mengangguk paham. "Oh, jadi Zulfi salah kasih laporan?" Air wajah Bara seketika berubah. Membuat Indah yang melihatnya menautkan kedua alis. "Kok gitu banget ekspresinya?" Segera Bara menormalkan raut wajahnya. Ia tersenyum tipis sambil menggeleng. "Enggak ada apa-apa, cuman kesel aja sama Zulfi karena salah buat laporan. Bikin kerjaan jadi dua kali capenya!" Perempuan itu terkekeh ketika melihat Bara yang bersungut kesal. Ia mengusap pundak Bara dengan lembut. "Udah,
Baca selengkapnya
Bab 35. Meminta Bara kembali
Meski bingung karena Bara tidak membalas pertanyaannya, Indah tetap membalas pelukan Bara dengang mendekap kedua lengan kokok yang ada di dadanya. Sementara satu tangannya ia gunakan untuk mengusap pipi Bara yang sengaja menempel pada ceruk lehernya. Untuk beberapa saat, Bara diam memejamkan mata. Sampai akhirnya terdengar pria itu menghela napas panjang dan membuangnya dengan kasar. Baru setelahnya ia melepaskan pelukannya lalu berdiri tegap.Indah langsung berbalik menatap Bara dengan heran. "Mas, enggak apa-apa 'kan?" Bara tersenyum lembut lalu menggeleng. "Aku enggak apa-apa, kamu enggak usah khawatir." "Lega dengernya, aku takut sakit kepala, Mas, kambug lagi." "Enggak, Sayang. Aku baik-baik aja," ujar Bara kembali meyakinkan. "Iya, kalau begitu aku keluar dulu." "Hemm." Perempuan itu berbalik lalu melanjutkan langkahnya yang sempat terjeda. Ia membuka pintu ruangan Bara dan langsung disambut senyuman sinis dari Mawar yang sejak tadi menunggu di luar. "Gimana? Bara nyuruh
Baca selengkapnya
Bab 36. Takut
Indah berlari menghampiri Bara yang tersungkur sambil memegang kepalanya. Wajah pria itu nampak pucat dan agak sedikit merah menahan pusing. "Mas," panggil Indah.Perempuan itu berjongkok di depan Bara yang masih saja memegang kepalanya. Indah menyentuh pundak Bara pelan, tetapi tidak ada balasan dari Bara selain erangan. "Argh!" Melihat itu, Indah segera memeluk Bara. Ia membantu Bara agar kembali duduk dengan benar. "Mas, duduk dulu." Begitu duduk kembali di sofa, Indah menarik kedua tangan Bara yang memegang kepalanya. Ia menangkup pipi Bara agar pria itu mau melihatnya. "Istighfar, Mas." "Istighfar," ucap Indah sambil menuntun Bara mengucapkannya.Perlahan Bara menatap mata Indah. Seperti di hipnotis, Bara menurut begitu saja meski erangan kerap kali terdengar. Dengan sabar Indah mengusap pipi Bara agar pria itu semakin tenang. Setelah agak baikan, Indah mengambil satu botol minum yang nampaknya belum dibuka di atas meja. Indah membukanya kemudian diberikan kepada Bara. "Dimin
Baca selengkapnya
Bah 37. Diusir
"Indah," panggil Bara sambil merangkak menaiki ranjang. Pria itu menghampiri istrinya yang sejak tadi berubah sikap setelah mengetahui jika Bara memiliki hubungan yang belum selesai dengan Mawar. Dengan tak tahu malu Bara tidur di pangkuan Indah. Membuat Indah yang sedang bersandar pada kepala ranjang hanya mampu membuang muka. Bara tidak menyerah, ia menggenggam tangan Indah lalu mengecupnya dengan lembut. "Sayang, jangan gini terus," pintanya dengan memohon.Indah tidak mengindahkan dan masih membuang muka. Jelas itu tidak membuat Bara menyerah. Pria itu kini mengusap pipi Indah dengan lembut. "Aku enggak tahu harus gimana biar kamu enggak marah, Indah. Itu masa lalu, dia ada sebelum kamu hadir dalam kehidupan aku. Lagian aku juga lupa sama dia, karena yang aku ingat sekarang itu kamu. Istriku," ujar Bara mencoba mencairkan hati Indah yang terlanjur kesal. Memang jika dipikirkan lagi semua salahnya. Seharusnya Bara mengatakan yang sejujurnya sebelum hari ini tiba. Namun, Bara j
Baca selengkapnya
Bab 38. Apa mulai ingat?
Dengan langkah berat Indah meninggalkan ruangan Bara. Dalam hati, ia heran dengan perubahan sikap yang tiba-tiba. Padahal awalnya semua baik-baik saja. Tiba di meja kerjanya, Indah langsung menjatuhkan diri di kursi. Tatapan matanya kosong, tetapi benaknya berkecamuk memikirkan alasan yang membuat Bara tiba-tiba berubah. Apa itu karena ingatan Bara yang mulai kembali? Jika iya, itu artinya Indah harus siap dengan kemungkinan terburuk dalam rumah tangganya. Yaitu Bara meninggalkannya demi kembali bersama Mawar yang jelas-jelas memiliki hubungan dengan Bara ketika pria itu belum mengalami hilang ingatan. Sungguh, sebelumnya Indah tidak pernah membayangkan akan sejauh ini. "Apa yang sedang Mas Bara dan Mawar lakukan di dalam?" gumamnya ketika melihat Zulfi keluar dari ruangan Bara. Yang artinya sekarang hanya tinggal berdua saja di ruangan. Indah menarik napas dalam lalu mengeluarkannya secara perlahan. Baiklah, untuk saat ini tidak ada yang bisa Indah lakukan karena Bara sendiri
Baca selengkapnya
Bab 39. Berubah
Dada Bara naik-turun. Deru napasnya memburu ketika melihat rekaman CCTV yang menampilkan sosok istrinya bersama Zulfi. Yang membuat ia kesal adalah saat Zulfi tersenyum kepada Indah. Sehingga ketika Zulfi masuk ke ruangannya, Bara langsung melayangkan pukulan pada pria itu. Sontak Zulfi yang tidak siap pun terhuyung. Beruntung ia masih bisa menahan bobot tubuhnya. "Mohon maaf, Tuan, saya tidak bermaksud." Zulfi menunduk setelah mendapatkan cercaan dari Bara. Dalam hati Zulfi bertanya apakah Bara memperhatikan Indah. Sampai-sampai pria itu tahu jika dirinya tadi bersama Indah. Padahal tidak ada niat lain, Zulfi hanya ingin membantu Indah yang diganggu oleh Mawar. Seharusnya Bara tahu itu. Lantas, apa yang membuat Bara diam saja dan membiarkan Mawar menganggu Indah? Jika ujung-ujungnya ia harus marah ketika ada yang melindungi istrinya."Kalau aku liat kamu lagi bersama Indah, liat akibatnya!" sentak Bara sambil menujuk wajah Zulfi. Zulfi yang hanya seorang bawahn tidak bisa melaku
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status