All Chapters of Istri Penyelamat CEO Amnesia: Chapter 41 - Chapter 50
112 Chapters
Bab 40. Serpihan kaca
Mawar tersenyum senang mendengarnya. "Memang kamu secinta itu sama aku," ucapnya. "Hemm, aku mencintaimu." "Aku juga," balas Mawar sambil bergelayut manja di lengan kokoh milik Bara. Setelah beberapa saat, Bara mengajak untuk kembali ke kantor karena ia harus ada rapat. "Aku masih betah," rengek Mawar. "Masih ada waktu lain untuk kita bertemu," ujar Bara mencoba membujuk Mawar agak tidak lagi merajuk. Akhirnya dengan sedikit kesal, Mawar mengiyakan. "Ya sudah, tapi kamu janji jangan usir aku kalau aku ke kantor kamu." "Tentu saja." Keduanya beranjak dari restoran menuju perusahaan. Bara membukakan pintu untuk Mawar. Setelahnya ia masuk dan duduk di depan kemudi. Iya, Bara mulai hafal dengan rute jalan. Sehingga tidak memerlukan supir jika bersama Mawar.Tiba di perusahaan, Bara mengantarkan Mawar lebih dulu ke mobilnya. "Maaf, kamu jadi harus bolak-balik gini." Dengan cepat Mawar menggeleng. "Jangan minta maaf, aku senang karena kamu udah mau buka hati buat aku." "Hemm." "Em
Read more
Bab 41. Renggang
Bara menegakkan tubuhnya setelah selesai membersihkan luka di kaki Indah. Sementara Indah berniat berdiri untuk pergi dari hadapan pria tersebut. Hanya saja lengannya dicekal oleh Bara, membuat Indah mengurungkan niatnya. "Ada apa, Pak?" "Maaf," ucap Bara dengan lirih. "Maaf untuk apa?" tanya Indah sambil menarik tangannya agar cekalan Bara terlepas. "Maaf karena aku kembali pada Mawar." Indah tersenyum miris mendengarnya. Apa itu artinya ia sudah tidak lagi berharga untuk Bara? Bukan, apa selama ini Indah tidak memiliki ruang di hati Bara? Begitu mudahnya Bara mengatakan itu tanpa memikirkan bagaimana perasaannya sekarang. Sungguh, Indah kecewa dengan sikap Bara. Namun, ia lebih kecewa dengan dirinya sendiri yang malah jatuh hati pada Bara. Andai tahu jika akhirnya seperti ini, mungkin Indah akan memikirkan beribu kali untuk menjatuhkan hati pada Bara. Iya, untuk menikah sendiri dengan Bara Indah tidak menyesal. Hal itu karena pada awalnya ia menerima Bara untuk membantu pria
Read more
Bab 42. Maaf
Sebagai istri, Indah yang sudah dikecawakan tetap nmencoba melayani suaminya. Seperti malam ini, Indah yang baru pulang dari kantor langsung menyiapkan makan malam untuk mereka berdua. Bisa saja Indah abai dan membuat makanan sendiri, tetapi Indah memilih untuk tetap melakukannya. "Mas, makan malamnya udah siap." Bara yang sedang duduk memainkan ponselnya di ruang keluarga pun menoleh lalu mengangguk. Ia tersenyum kemudian bangkit. Saat ia akan merangkul pundak Indah agar berjalan sama menuju ruang makan, Indah sudah lebih dulu menghindar. Jelas itu membuat Bara hanya mampu mendesah. "Indah, mau sampai kapan kamu akan mendiamkanku?" Sepertinya Bara sudah tidak tahan dengan sikap Indah yang selalu menghindarinya saat akan berkontak fisik. Sudah hampir satu minggu dari kejadian saat Bara memilih makan bersama Mawar dibandingkan dengan Indah. Selama itu pula Indah hanya bicara seperlunya kepada Bara. Bukan tanpa alasan Indah melakukannya. Hal itu karena Bara masih saja berhubungan
Read more
Bab 43. Kepalang basah
Meski sudah mendapatkan haknya, tetapi sikap Bara tidak berubah seperti sedia kala. Pria itu tetap bersikap dingin dan berkata seperlu. Tentu Indah merasa kecewa dengannya. Awalnya Indah berharap jika ia melayani Bara dengan benar maka pria itu akan kembali kepadanya. Namun, tidak ada yang terwujud dari harapannya. Bara bahkan tetap berhubungan dengan Mawar. Seperti saat ini, Mawar kembali mengunjungi Bara di kantor. Bahkan tidak ada penolakan dari Bara sekali pun pria itu sedang sibuk dengan pekerjaannya. Padahal tamu yang lain harus menunggu sampai perkerjaan Bara selesai. Sungguh, Indah tidak habis pikir dengan sikap Bara yang semakin menjadi. Indah tidak bisa membiarkannya begitu saja. Sepertinya keputusan Indah waktu itu salah, karena kini ia menyesal tidak berjuang sejak awal. "Mungkin ini terlambat, tapi aku harap Mas Bara akan luluh dengan perhatianku." Indah menghela napas panjang lalu mengetuk pintu pelan. "Masuk!" Seruan dari dalam ruangan membuat Indah langsung mas
Read more
Bab 44. Ceraikan dia
"Kamu pulanglah bersama Pak Jajang," ujar Bara ketika pria itu menghampiri yang sedang siap-siap untuk pulang. Satu alis Indah terangkat begitu mendengar ucapan Bara. Ia menatap Bara dengan heran karena tidak biasanya ia disuruh pulang sendiri bersama Pak Jajang--sopir baru. Apa ini ada hubungannya dengan pertengkaran tadi? "Kenapa aku hanya pulang bersama Pak Jajang, Mas sendiri apa tidak akan pulang?""Aku ada urusan sebentar, Indah." "Urusan apa? Aku rasa pekerjaan kamu sudah selesai, Mas." Belum sempat Bara menjawab, Indah sudah lebih dulu bicara. "Sepertinya ini urusan soal Mawar." "Indah--" "Aku mengerti, Mas, semoga harimu menyenangkan." Indah berkata dengan perasaan getir. Semakin terang-terangan saja Bara dalam berhubungan bersama Mawar. Bara mendesah pelan melihat kekecewaan di wajah Indah. Sementara Indah malah meraih tangan kanan Bara lalu mencium punggung tangan tersebut. "Aku pulang duluan, assalamu'alaikum." Tanpa menunggu balasan dari Bara, Indah beranjak den
Read more
Bab 45. Pembangkang
Seperti biasa, meski kemarin Indah dikecawakan oleh Bara, tetapi Indah tetap menyiapkan sarapan. Bersamaan dengan Indah yang selesai masak, Bara turun sudah memakai kemeja yang Indah siapkan. Tidak ada senyum meski Indah menyambutnya dengan senyuman. Jelas saja Indah merasa kecewa dengan sikap Bara. Karena tidak mau larut, Indah segera mengambilkan makan lalu menyerahkannya kepada Bara. Setelahnya baru ia duduk di mejanya dan mengambil makan untuk diri sendiri. "Emm ... Mas, tadi malam pulang jam berapa?" tanya Indah mengawali percakapan agar suasana pagi lebih hidup. Lebih dari itu Indah memang penasaran karena ia yang kelelahan tidak sadar ketika Bara pulang. Ada perasaan bersalah karena biasanya ia akan menunggu dan menyambut kepulangan Bara jika terlambat. Sehingga ia ingin mengkomfirmasinya. Bara yang sedang mengunyah memelankan kunyahannya. Setelah merasa sedikit lembut ia menelannya agak kasar. Pria itu diam menatap Indah sejenak dengan tatapan yang tidak dapat Indah menger
Read more
Bab 46. Pihak siapa?
"Jadi kamu mengakui kedekatanmu dengan Zulfi, Indah?" tanya Bara dengan sorot tajam.Indah terdiam sejenak. Sebelumnya ia tidak pernah melihat Bara semarah ini. "Aku enggak ada kedekatan khusus dengan Pak Zulfi." "Lalu yang tadi aku liat itu apa?" Sepertinya Bara tidak puas dengan jawaban yang Indah berikan. "Pak Zulfi hanya menyapa dan menanyakan kamu, tidak lebih." Perempuan itu mencoba mengontrol dirinya agar terlihat biasa saja. Pertanyaan Bara menandakan jika pria itu tidak percaya padanya. Tentu saja Indah merasa sakit hati karena ia tidak seperti apa yang dituduhkan Bara"Benarkah?" "Apa aku terlihat sedang berbohong, Mas?" Indah yang kesal memilih melampar pertanyaan. Bara menatap manik Indah yang memancarkan kejujuran. Iya, Bara tidak melihat adanya kebohongan di sana. Sehingga dengan alami kemarahannya berangsur turun. "Aku tidak mengerti kenapa kamu selalu menuduhku yang tidak-tidak, Mas. Dari awal sampai saat ini aku masih sama, masih menjadi Indah yang dulu. Aku sud
Read more
Bab 47. Keterlaluan
Bara menghempaskan tubuh Indah begitu masuk ke ruangannya. Indah yang tidak dapat menahan tubuhnya yang limbung pun jatuh di atas sofa. Beruntung sofanya empuk, sehingga Indah tidak terlalu merasa sakit selain lengannya yang terasa kebas karena tadi Bara mencekalnya begitu kuat Indah berniat bangkit, tetapi tidak Bara izinkan. Pria itu langsung mengukung tubuh Indah. Sehingga ia tidak bisa bergerak sama sekali."Mas, mau apa?" "Mau apa?" Bukan jawaban yang Indah dengar, tetapi pertanyaan dari Bara. Perempuan itu sendiri bingung harus mengatakan apa. Terlebih ia sangat gugup melihat raut wajah Bara yang nampak keras dengan sorot mata yang begitu tajam. "Indah, apa senang disentuh Zulfi seperti barusan?" tanya Bara pelan, tetapi terdengar penuh penekanan. "Apa maksudmu, Mas?" tanya Indah tidak mengerti dengan pertanyaan Bara. Mendengarnya membuat Bara menyunggingkan senyum masam. "Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau bahu kamu disentuh oleh Zulfi." Sekarang Indah men
Read more
Bab 47. Berubah
"Indah, apa hubungan kamu dengan Pak Bara lagi enggak baik-baik aja?" tanya Rosi. Indah dan Rosi sedang makan siang di salah satu kedai yang tidak jauh dari kantor. Rosi yang mengajaknya karena merasa tidak tega melihat Indah yang selalu menjadi pusat perhatian juga cibiran. Terlebih setelah Bara dengan terang-terangan kembali bersama Mawar. Tidak tahu harus mengatakan apa, Indah hanya tersenyum masam lalu kembali menyeruput sop buntutnya. Melihat itu, Rosi bisa menebak jika memang hubungan Indah dengan Bara sedang diguncang oleh badai. "Kamu yang sabar, Indah, aku harap apa pun masalahnya ... kamu bisa melewatinya dengan baik. Sungguh, Indah merasa beruntung karena memiliki Rosi sebagai teman. Ia merasa tersentuh dengan ucapan Rosi barusan. "Aku harap begitu, Rosi." "Iya, Indah. Jangan khawatir, kamu cantik dan akan mudah mendapatkan pengganti Pak Bara." "Kamu ini bicara apa?" "Aku hanya kesal saja, dulu memang Pak Bara arogan. Tapi setelah kecelakaan itu ... dia berubah jadi
Read more
Bab 49. Karena kamu istriku
Indah mengikuti Roki dan Bara dari belakang. Melihat itu, Roki menghentikan langkah membuat Bara ikut berhenti. "Indah, kenapa harus di belakang? Kamu bisa berjalan di samping Bara." Bara paham maksud dari ucapan papanya. Sehingga tanpa mengunggu lama, ia langsung menggandeng tangan Indah. Sontak Indah kaget, tetapi tidak berani protes karena ada papa mertuanya. Roki kembali melanjutkan langkahnya setelah melihat Bara menggandeng tangan Indah. Diam-diam tangannya terkepal saat mengingat kejadian tadi di lobi. Bagaimana bisa Bara menggandeng tangan Mawar dengan mesra di depan umum, sedangkan saat bersama Indah pria itu nampak tak acuh. Tiba di ruangan Bara, Roki langsung menatap Bara dengan tajam. "Pak, ada apa? Tumben ke sini." Plak! Sebuah tamparan dari Roki menjadi jawaban atas pertanyaan Bara. Indah yang baru saja menutup pintu nampak terkejut melihat hal barusan. Namun, ia tidak berani mengatakan apa pun. Sehingga yang bisa Indah lakukan hanya diam dengan menatap suaminya
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status