All Chapters of Istriku Pemalas: Chapter 21 - Chapter 30
110 Chapters
trik
.Mimi kini merasa punya style baru. Dia benar-benar akan fokus untuk dirinya sendiri dan anaknya tanpa harus memikirkan Apakah hidupnya menjadi beban Ardan atau tidak. Hingga Ardan sering mendapati istrinya kini malas melakukan apapun pekerjaan di rumahnya."Mimi! Ini kenapa belum ada makanan untuk sarapan?" tanya Ardan."Mimi belum masak!" jawab Mimi malas. Dia memang sengaja tidak memasak karena Ardan belum memberikan uang gajinya dan masih tetap menyembunyikan mengenai hubungannya dengan Mita yang sebenarnya sudah ia ketahui. Beberapa hari sudah berlalu dan sikap Ardan masih tetap sama. Sehingga membuat Mimi memutuskan untuk bersikap cuek dan tidak mau memikirkan pekerjaan yang menurutnya sama sekali tidak begitu penting untuk dilakukan.Mimi lebih memilih untuk membersihkan rumah Jika dia ingin, dan mencuci pakaian Jika ia juga berkenan. Kadang dua hari sekali atau paling lama 4 hari itupun jika Laila sudah kehabisan baju di lemari. Sengaja dia bermalas-malasan untuk menggugah pi
Read more
bertemu Tika
Mimi membuatkan satu cangkir kopi Setelah Ardan selesai membersihkan gudang. Hal ini sengaja Mimi lakukan hanya untuk memberikan apresiasi dan memberi contoh bagaimana mengungkapkan rasa Terima kasih dengan segala kebaikan yang sudah diberikan."Tumben?" tanya Ardan."Kenapa? Nggak suka? Atau nggak mau? Atau gengsi?" cecar Mimi."Bukan begitu. Tumben banget pengertian. Biasanya juga kalau suruh dibikinin kopi malah suruh bikin sendiri.""Sikap istri itu tergantung Bagaimana sikap suami. Jadi, kalau mau dilayani bak raja maka harus memperlakukan istri seperti bak permaisuri. Jangan hanya mau menang sendiri dan tidak mau melihat kesusahan istri. Itu namanya egois dan tidak tahu diri. Dinikahi itu bukan untuk dijadikan pembantu atau babu gratisan. Ingat itu!" seru Mimi."Cerewet!" Gerutu Ardan ketika Mimi sudah meninggalkan tempat tetapi Mimi masih sedikit mendengarnya."Ma, kapan kita ke rumah uti?" tanya Laila."Laila mau main ke rumah uti?""Iya. Boleh?""Nanti diantar sama papa ya. M
Read more
Mengajak anak saja
“Kenapa tuh muka? Suntuk amat?” tanya Meli saat mendapati Ardan ke rumahnya dengan wajah yang ditekuk.“Bete. Main yuk!” ajak Ardan.“Main ke mana? Ini udah siang juga.”Meli memang sangat suka berjalan-jalan dan liburan. Tak jarang dia meminta Ardhan untuk menemuinya dan menjadi supir pribadinya. “Ke wisata pemandian air panas aja. Enak kayaknya,” ucap Meli dengan semangat.“Ya. Kayaknya bagus itu.” Ardan pun menyetujui. “Tapi aku nggak bawa duit,” keluhnya sambil tersenyum seperti biasanya.“Nggak usah bingung, kan ada Meli si asisten tajinya Bos yang baik hati dan mudah tergoda sama suami orang yang oonnya tak terkira,” ejek Meli sambil mencubit lengan Ardan manja. Meli memang memiliki perasaan pada Ardan. Kedekatan dalam menjadi partner kerja membuat semuanya mudah. Terlebih, Ardan sangat mau diajak ajak untuk pergi ke manampun. Dimintai tolong kapanpun dia juga siaga. “Suami kamu lama nggak di luar negeri?”“Lumayan. Kenapa? Mau Backstreet?” tawar Meli mencoba memancing hasra
Read more
santik
..Hari ini adalah hari resepsi pernikahan Santi dan suaminya yang merupakan pengusaha dan bos kosmetik yang sedang ia pasarkan. Dia sudah meminta bantuan Tika untuk menyulap dirinya agar bisa lebih pantas untuk menghadiri pesta yang bisa dibilang mewah itu. Pagi buta dia datangi rumah Tika bersama dengan Laila tanpa izin dari suaminya karena masih tidur."Mama cantik," celetuk Laila."Sebenarnya kamu memang cantik, Mi. Sayang …""Apa?""Sayangnya kamu memilih nikah muda. Coba kalau kamu matengan dikit," cibir Tika."Mangga kali, matengan.""Lah iya. Susahnya orang yang nikah muda itu begini. Udah punya anak merasa masih ABG dan unyu-unyu. Coba aja kamu bercermin pada wajah kamu sendiri. Emang di luaran sana orang percaya kalau kamu udah punya anak?" tanya Tika seraya terkekeh."Kalau disangka muda mah itu bukan susah, tetapi berkah. Eh, Siapa tahu bisa dapat berondong lagi. Hahaha.""Ngaco!" jawab Tika yang tentunya belum tahu skandal apa yang sedang terjadi dengan Ardan suaminya.Mi
Read more
mengejutkan
Mereka sudah sampai di gedung hotel yang sangat tinggi di kawasan dekat laut itu. Hotel yang baru berdiri beberapa tahun yang lalu sekarang ramai dikunjungi karena hotel yang dulunya tidak begitu bagus, kini sudah dibangun seperti sebuah apartemen tinggi. Hotel dengan fasilitas lengkap dan pemandangan laut yang sangat indah itu, membuat daya tarik tersendiri bagi para pelancong yang ingin menginap di sana.Begitu mereka turun dari mobil, mereka sudah diarahkan menuju gedung yang dijadikan tempat resepsi. Mimi kagum karena tempatnya begitu mewah dan indah.Dug!Mimi menabrak seseorang yang ada di depannya karena fokus melihat indah dekorasi pesta yang sangat mewah itu."Maaf, ucap Mimi." Dia membungkukkan badan untuk meminta maaf dan lelaki itu sama sekali tidak merespon lalu pergi begitu saja."Dasar lelaki aneh," umpat Mimi dalam hati."Ma, tempatnya bagus banget kayak istana," ucap Laila yang sama heran dan tak jemput dengan tempat yang digunakan Santi."Iya, Sayang. Tika, kita lang
Read more
Buaya ngamuk
"Nih, anakmu!" Lirih Ardan, lalu kembali mendekat ke arah Meli yang masih menunggunya di tempat mereka tadi berdiri.Mimi dan Tika melongo. Bisa bisanya Ardan tidak mau mengakui keberadaan anak dan istrinya sendiri dan Justru malah memilih untuk wanita lain. "Mi, itu beneran suami kamu?" Tanya Tika tidak percaya."Iya. Dari tampangnya si suami aku, tapi kelakuannya bukan," jawab Mimi sekenanya. Dia paham situasi bahwa suaminya itu pasti malu melihat dirinya ada di pesta mewah seperti ini. Bahkan, untuk sekedar menyapa saja dia tidak berkenan apalagi mengakui sebagai bagian dari keluarganya sendiri."Fix, kalau suami kamu modelnya seperti ini sih, aku setuju kalau kamu tukar tambah sama suami yang lebih oke. Bisa-bisanya dia tidak mengenal istrinya sendiri dan malah memberikan sikap tak peduli pada anak istrinya. Kampret benar!" sungut Tika.Mimi tersenyum mendengar omelan sahabatnya yang merasa kesal sendiri dengan perilaku Ardan. Mimi memang kesal tapi dia memang sudah tahu hubunga
Read more
abai
"Kamu?!""Gantengan Mas kok. Santai aja," ucap Mimi kemudian beranjak meninggalkan Ardan yang masih menatapnya dengan tatapan kesal. Sengaja Mimi segera pergi karena Laila nampak seperti sudah tidak sabar untuk mendapatkan es krim yang diminta untuk ia ambilkan itu. Ia juga enggan membuat keributan di tempat umum seperti ini dan mempermalukan dirinya sendiri jika sampai ada hal yang terjadi di pesta milik orang lain.Ada beberapa orang yang menyaksikan kejadian Mimi yang ditarik oleh Ardan tadi, tetapi Mimi mencoba untuk acuh dan tidak terlalu memikirkan bisik-bisik orang yang menggunjing perbuatan suaminya. Dia bisa sesantai itu karena dia rasa tidak masalah dengan apa yang sudah ia lakukan tadi. Hanya cemburu, itu memang maksud Mimi."Ambil es krim ke planet mana sih? Kok lama banget. Layla sampai ngamuk mau nyusulin kamu," tanya Tika dengan wajah sedikit ditekuk."Biasa. Menangani buaya ngamuk," jawab Mimi lalu memberikan es krim pada Laila yang sudah memasang wajah cemberut."Bua
Read more
pergi
.."Kenapa aku kirim pesan tetapi tidak kamu balas? Padahal sudah jelas pesan itu terkirim dan conteng 2," sembur Ardan itu mengetahui Mimi sudah pulang bersama dengan Layla yang sudah tertidur digendongnya."Sst, marah-marahnya nanti aja. Aku mau letakkan Layla di kamar dulu," ucap Mimi.Mimi segera pergi ke kamar dan meletakkan Laila dengan pelan agar tidak tertidur.Ardan yang masih kesal dengan kejadian tadi siang di acara hajatan milik sahabat dari Meli, ingin rasanya memberondongi Mimi dengan banyak pertanyaan mengenai kedekatan dengan pemilik hajat yang tadi sama-sama didatangi.Setelah selesai menidurkan Laila, Mimi pun keluar dari kamar dan beralih menuju ke kamarnya sendiri. Ardan membuntutinya karena Mimi tidak menyapa dia sama sekali dan masuk begitu saja."Ada hubungan apa kamu dengan kedua calon mempelai tadi?""Kenapa? Kaget kalau aku punya temen yang kaya raya?" tanya Mimi santai. Dia melepaskan seluruh pakaian yang melekat karena merasa sudah sangat lengket badannya se
Read more
tak kembali
"Ck, kenapa tidak? Aku masih muda dan cantik. Lalu apa masalahnya?" tantang Mimi.Mimi sudah belajar banyak dari Santi agar tidak terlalu lemah di depan lelaki. Santi juga sudah tahu banyak mengenai masalah pribadinya dengan Ardan sehingga dia memutuskan untuk mengubah karakternya menjadi wanita yang lebih berani dan tidak dengan mudahnya ditindas."Jika begitu, lakukan saja apa maumu dan aku tidak akan memberikan uang sebesar pun untuk belanja kamu dan keperluan harian kamu. Aku hanya akan memberikan uang dan Jangan harap aku memberikan uang nafkah padamu," ancam Ardan."Silahkan saja. Jika aku sudah punya uang pun aku akan memilih untuk pergi dari rumah ini. Malas jika harus mendampingi lelaki yang hanya modal rayuan, tetapi nggak punya hati dan empati."Pertengkaran antara keduanya memang kerap terjadi, tetapi jarang sekali untuk membicarakan perceraian secara terang-terangan."Dasar wanita sombong!""Dasar lelaki angkuh dan super duper nyebelin, nggak tahu diri dan nggak merasa pa
Read more
ketahuan
"Papa!!" Mimi tentu kaget melihat suaminya sedang duduk dengan memangku Melly yang ada di meja kerja. Keduanya nampak mesra, sambil tertawa bersama. Begitu Mimi dan Laila datang, Melly turun dari pangkuan dan berdiri menatap garang pada Mimi dan Laila yang datang tanpa diundang. “sepertinya kita salah datang ke sini, Laila. Papa kamu sudah punya mama baru dan kita lebih baik tidak usah datang karena mata kita akan sangat rugi melihat pemandangan ini. Ayo!"Gegas Mimi menggendong Laila dan membawanya keluar dari tempat Ardan bekerja. Badan yang kepergok melakukan hal yang tidak sebaiknya langsung mengejar Mimi dan Laila."Tunggu, Mi!""Dahlah, Mas. Nggak usah lagi peduliin kita Karena Mas itu sudah sibuk dengan dunia mas sendiri dengan wanita itu. Kemarin saja masih nyalahin Mimi karena sudah berurusan dengan lelaki dan bikin Mas cemburu. Tapi sekarang Justru mas langsung membalasnya dengan hal yang sangat membuat mata aku tidak kuat untuk melihatnya. Mulai hari ini aku putuskan untu
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status