Lahat ng Kabanata ng TERPAKSA MENIKAH DENGAN CEO BURUK RUPA: Kabanata 51 - Kabanata 60
149 Kabanata
Pengorbanan Claudia
"Kau yang sangat kekanak-kanakan. Orang dewasa mana yang melakukan hal bodoh seperti yang sekarang kau lakukan, Hah?" bentak Kaivan di akhir kalimat, matanya melotot marah dengan air muka marah kentara. Deg Claudia membelalak tak percaya, air mukanya kaget dengan wajah pucat pias bercampur takut. Kaivan menyalahkannya?! "Kaivan, kenapa kau marah padaku? Jelas-jelas Rachel yang salah, memancing keributan dan bersikap tidak sopan. Dia yang kekanak-kanakan, Sayang." Claudia memekik, alisnya menekuk dan keningnya mengerut. Akan tetapi tatapannya sayup dan sendu ke arah Kaivan. "Ichi kekanak-kanakan itu wajar. Dia masih berada diantara keduanya. Sedangkan kau?! Diusia tiga puluh dua tahun, sikapmu masih kekanak-kanakan, itu wajar?!" Kaivan berkata dingin, menatap tajam dan penuh peringatan pada Claudia. "Jika tidak ada yang ingin kau katakan lagi, keluar dan pergi dari sini. Jangan membuat keributan!" "Kau tega mengusirku?" Claudia semakin menatap tak percaya pada Kaivan. Matanya berk
Magbasa pa
Rachel Terkena Jebakan
"Aku mencintaimu Kaivan, dan aku kembali dengan mengorbankan banyak hal. Dan kau juga tahu kenapa dulu aku meninggalkanmu, karena aku cacat. Tetapi sekarang aku kembali, aku pede berdampingan denganmu, tubuhku sudah bagus." Claudia berucap serius, menatap sayup dan sendu pada Kaivan. Kaivan menaikkan sebelah alis, menarik sudut bibirnya sebelah~membingkai seringai tipis dengan menatap tajam dan penuh intimidasi ke arah Claudia. "Apapun alasanmu meninggalkanku, tetapi aku memilih tak peduli, Claudia." "Tapi kemarin-kemarin kau mau bersamaku." Claudia berniat meraih tangan Kaivan, tetapi pria itu menepisnya. Kaivan juga menjauhkan tangannya dari jangkauan Claudia. "Itu kesalahanku." Kaivan berucap dingin, "aku tergiur dengan kehadiranmu."Claudia tersenyum manis, merasa ucapan Kaivan tersebut tanda jika dia masih punya harapan. "Aku berpikir aku bisa membalaskan dendam ku padamu. Aku ingin kau merasakan apa yang kurasakan beberapa tahun lalu, saat kau mengejek dan menghinaku lalu pe
Magbasa pa
Jangan Ge'er, Pak!
Jika Kaivan membiarkan tangannya tetap memaki arloji, dia takut melukai Rachel nantinya. Dengan masih menggendong Rachel yang sudah seperti koala melekat pada batang pohon, Kaivan melempar arlojinya ke arah meja rias. Dia berjalan ke ranjang kemudian dengan perlahan dan hati-hati membaringkan Rachel ke atas ranjang. Sialnya, Rachel tak mau melepasnya. Istrinya ini benar-benar seperti koala malas yang tak mau dipisah dari dahan. "Sebentar, Sweetheart." Kaivan melepas pangutan mereka, melepas tangan Rachel dari lehernya. Setelah itu dia melepas kemejanya, di mana Rachel kembali ingin memeluknya dan menciumnya. "Hell yahh …." Kaivan mengumpat pelan, bahkan untuk membuka baju saja dia kesulitan, "Sabar, Sweetheart," ucapnya serak, rendah dan berat. Dia terpaksa mendorong tubuh Rachel ke atas ranjang dengan cukup kuat agar Rachel bisa lepas darinya. Kaivan buru-buru melepas pakaiannya, naik ke atas ranjang dan membiarkan Rachel untuk memimpin. Walau pada akhirnya, Kaivan mengambil ahl
Magbasa pa
Ajakan Nikah Lagi
Setelah mandi, Kaivan langsung mengajak Rachel untuk makan malam bersama. Dalam hati Kaivan sangat berharap pada Hansel, semoga dengan menyediakan semua makanan kesukaan Ichi-nya malam ini, Rachel mau berbicara dengannya. Tapi setelah tiba di ruang makan, wajah penuh harap Kaivan seketika lenyap. Wajahnya berganti dengan air muka muram dan kaku. Hell! Apa-apaan ini?! "Hansel!" teriak Kaivan, setengah marah dan kesal pada tangan kanannya tersebut. Sedangkan Rachel sudah berjalan ke meja makan, memperhatikan banyaknya makanan kesukaannya di sana. "Aku menyuruhmu apa?!" dingin Kaivan, mengepalkan tangan dengan menatap tajam dan membunuh ke arah tangan kanannya tersebut. Hansel meneguk saliva secara kasar, wajahnya muram dan penuh ketakutan. Se--sepertinya dia telah melakukan kesalahan yang fatal di sini. "Tuan memerintahkanku untuk menjemput Tuan muda Jake dan membeli semua makanan kesukaan Nyonya.""Lalu?" Tatapan Kaivan semakin dingin dan tajam, namun secepat kilat tatapan menger
Magbasa pa
Kejutan untuk Istri Merajuk
"Aku bisa membayarmu lebih jika kau mau bekerja sama denganku, William," ucap Parah, ketika kepercayaan cucunya tersebut berada di depannya. "Atau … apapun yang ku mau. Tapi bantu aku untuk menyingkirkan Rachel dari rumah ini."William menaikkan sebelah alis, menatap Parah dengan meneliti dan penuh pertimbangan. "Aku tidak yakin jika anda orang yang bisa dipercaya.""Aku memberikanmu gedung apartemen di pusat kota. Milikmu." Parah menyeringai penuh kemenangan. Dia sangat tahu jika sejak dulu William sangat ingin memiliki gedung apartemen milik keluarga Kendall yang ada di kota ini. Namun, entah alasan apa Kaivan tak pernah mengizinkan William mengelola bisnis properti mereka. Sekarang ini bisa menjadi senjata bagus untuk Parah–dengan hal itu dia bisa memanfaatkan William. "Tapi dengan syarat, bantu Alina menjadi istri Kaivan dan singkirkan anak gembel itu dari sini," tambah Parah dengan nada angkuh dan senyuman sumringah penuh kepercayaan diri. "Baik, Nyonya Kendall. Saya setuju."
Magbasa pa
Hadiah yang Rachel Sembunyikan
"Semangat belajar dengan Mas Kaivan," lanjutnya, ragu dan dengan air muka muram dan pias. "Humm." Kaivan berdehem pelan, "habiskan lecimu baru belajar," lanjutnya sembari mengacak lembut dan penuh kasih sayang pada pucuk kepala istrinya."Sip, Bos." ***Enam bulan kemudian--Dengan bantuan Kaivan, Rachel berhasil mendirikan perusahaan penerbitan. Di mana perusahaannya tersebut hanya terfokus untuk menerbitkan buku komik dan juga novel saja--untuk saat ini. Selain menerbitkan buku, perusahaan tersebut juga mengajak penulis dan pen-desain komik maupun cover buku untuk bergabung dengan mereka. Salah satu yang Rachel ajak bergabung dengannya adalah Denny. Karena sahabatnya tersebut juga berkecimpung di dunia halu. Bedanya Rachel ke arah komik dan manhwa, sedangkan Denny lebih ke novel dengan genre fantasi. Rachel sangat bersungguh-sungguh, di rumah dia belajar dengan Kaivan dan ketika di kantor dia dibina oleh William. Pria itu diperintahkan oleh suaminya untuk mengawasi perkembangan
Magbasa pa
Ketahuan Mengagumi Mas Kaivan
"Eh, ini kan fotoku dan Denny pas di toko tadi." Rachel mendorong pelan dada bidang suaminya lalu buru-buru menyambar handphone Kaivan di atas meja. Rachel mengambil handphone tersebut lalu mengamati foto dirinya di sana lamat. Pertama, kenapa fotonya ketika bersama Denny ada di handphone Kaivan, dan yang kedua, dia yakin sekali jika ada seseorang yang ingin mengadu domba antara dia dan Kaivan. 'Ini pasti si Mak banteng. Soalnya tadi aku sempat lihat Alina di mall.' "Ini … yang kirim siapa, Mas?" tanya Rachel, duduk di sebelah Kaivan yang sudah duduk di sofa juga sembari memperhatikan dompetnya–pemberian Rachel secara saksama. "Nenek," jawab Kaivan, merangkul pundak Rachel. Dengan lembut dua juga meraih dagu perempuan itu, namun ketika lagi-lagi dia ingin mencium bibir Rachel, perempuan itu lebih dulu menepis tangannya dan menjauhkan wajahnya dari Rachel.Shit! Ini menyebalkan. Dua kali Kaivan ditolak oleh perempuan ini. "Ini foto ku dan Denny ketika di toko. Denny sedang menca
Magbasa pa
Pesta Mendebarkan
"Kau terus memperhatikanku, kenapa?" ucap Kaivan, tiba-tiba sudah menghadap Rachel–menyunggingkan smirk yang tipis dengan menatap sangat lembut dan dalam ke arah Rachel. Deg deg deg "Aku tidur …--" Rachel buru-buru menyelimuti tubuhnya hingga selimut menyentuh dagu, setelah itu dia memejamkan mata dengan air muka kentara gugup bercampur malu, "aku ti--tidur lagi, Mas," lanjutnya, sudah memejamkan mata sembari mengumpati diri dalam batin. "Cih." Kaivan berdecis geli, menarik Rachel dalam pelukannya kemudian dengan gemas mengecup bibir perempuan tersebut. "Aku akan mandi, kau mau ikut, Sweetheart?" ucap Kaivan sembari bangkit dari ranjang. Dia sengaja menarik selimut–sekedar usil pada istrinya yang sedang pura-pura tidur. "Argk!" Rachel menjerit dan setengah memekik horor, menarik selimut untuk menutupi tubuhnya lagi. "Genit sekali, tidak boleh begitu!" ucap Rachel pelan sembari menatap ke arah Kaivan. Kaivan terkekeh pelan. Seperti biasa, Rachel sangat menggemaskan! "Humm, kau
Magbasa pa
Permainan Parah yang Membahayakan Rachel
"Sudah ada Alina, lebih baik aku pergi," ucap Rachel dengan tersenyum getir, menatap suaminya sendu lalu berniat beranjak dari sana. Namun tiba-tiba saja seseorang menahan tangannya, membuat Rachel menoleh ke arah sebuah tangan kokoh yang menahan lengannya tersebut–tak lain adalah Kaivan. "Kau mau kemana?" hanya Kaivan dengan rendah dan pelan, menatap lamat dan teliti ke arah wajah sendu serta sayup Rachel. "Aku ingin duduk di sana," jawab Rachel sembari menunjuk sebuah kursi kosong yang berada di sudut ruangan tersebut. "A--aku kurang suka perayaan be--begini. Ma--maksudku … sedikit tidak nyaman saja. Tapi Mas Kaivan silahkan lanjutkan, aku menunggu di sana." Rachel tersenyum kaku, secara pelan melepaskan tangan Kaivan di lengannya. Bukan pestanya yang tak Rachel sukai, tetapi orang-orang yang mengelilingi Kaivan. Keluarga semuanya ini! Satupun dari mereka tak ada yang menyukai Rachel, mereka membencinya. Kaivan mengatupkan rahang, menatap tajam dan penuh peringatan ke arah Ra
Magbasa pa
Pil?
"Eungg," lengkuhan Rachel terdengar. Perlahan kelopak matanya terbuka, seiring dengan sinar mata hari yang menerobos masuk menembus kelopak matanya. Rachel langsung menoleh ke sekeliling sebab mengingat terakhir kali dia di pesta ulang tahun Kaivan dan dia tiba-tiba mengantuk serta berakhir tertidur di sana. Fiyuhhh … untunglah dia di kamarnya. Tapi-- kemana Kaivan dan kenapa suaminya itu tak ada di sebelahnya–di sisi ranjang tempat Kaivan biasa tidur sudah kosong. "Cik." Rachel berdecak pelan, menyender ke kepala ranjang dengan raut sedih serta banyak pikiran. Kejadian tadi malam mengiyang di kepalanya. Di mana Kaivan diumumkan bertunangan dengan Alina. Semua orang bertepuk tangan kemudian tanpa tahu selanjutnya apa yang terjadi, Rachel sudah lebih dulu kehilangan kesadarannya. "Kenapa selalu ada saja masalah. Lama-lama aku muak," gumamnya pelan, memilih kembali berbaring secara tengkurap. "Tunggu!" Rachel tiba-tiba kembali duduk dengan air muka panik dan juga kaku, "aku masih ha
Magbasa pa
PREV
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status