Semua Bab Jodoh Wasiat Ibu: Bab 31 - Bab 40
56 Bab
Bab 31. Kebetulan
"Lepaskan!" tangan Sonia sudah mulai menepis tangan David kuat-kuat."Jangan bertindak bodoh, Sonia! Aku mau bertanggung jawab! Itu anakku!""Tapi aku tidak mau! Aku tidak mau menikah denganmu!" Sonia menjerit tatkala David sudah mencubit lengannya."Lepas! Lepas obat itu, Sonia! Kau semakin tidak waras! Ulahmu tak kau pikir lagi!"Sonia akhirnya, melepaskan obat peluruh janin yang hendak diminumnya.Sonia menangis tersedu, keringat sudah membasahi seluruh tubuhnya."Aku lelah ... Lelah." desis Sonia perlahan."Aku mau, bertanggung jawab, aku akan menikahi kamu, Sonia. Walaupun orang tua mu tak setuju denganku,""Aku sudah tak punya orang tua, aku anak panti asuhan! Puas! Aku tak punya keluarga! Apa kau mau menerima semua kenyataan atas diriku!" teriak Sonia. David segera memeluk Sonia. "Apapun dirimu, aku mencintaimu, Sonia." bisik David."Tapi aku tidak! Aku hanya mencintai Sean!""Sean sudah menikah, kau! Kau betul keterlaluan Sonia! Pikirkan anakku yang ada dalam rahimmu."Sonia
Baca selengkapnya
Bab 32. Cerita Cinta Dira
"Biarkan! Aku sendiri! " teriak Sonia. "Ini semua gara-gara kamu! Sudah aku bilang aku nggak mau hamil!" Sonia menangis tersedu-sedu. Setiap David akan menyentuhnya, tanya ditepisnya kuat-kuat oleh Sonia."Sabar Sonia. Ini hanya beberapa bulan saja, bukankah Dokterpun sudah memberikan penguat kandungan. Tenang dan cobalah untuk jaga emosimu." David dengan sabar menemani semua waktu Sonia.Pekerjaan David menjadi berantakan. Tinggal beberapa bagian saja uang dalam tabungannya.Sonia terdiam, dalam kamarnya yang tak terurus. Wajahnya cekung, gurat kesedihan terpancar. Tubuhnya semakin kurus. Rambut panjang yang tergerai terlihat kusam terikat tak beraturan. Tubuhnya penuh peluh. Bajunya pun sudah tak seelok dulu."Sabarlah, Sonia. Aku selalu menemanimu." David mulai mencoba untuk mendekati wanita yang kini sudah menjadi isterinya, walau hanya dinikahi secara siri. Karena identitas Sonia yang tak lengkap. Masa lalu Sonia yang gelap membuat dirinya tak mempunyai identitas asli."Maafkan
Baca selengkapnya
Bab 33. warna kehidupan
Semakin hari, semakin merasa tersiksa untuk seorang Sonia. Malam ini terasa panjang sekali.Air mata tak berkesudahan, apalagi mengetahui advis Dokter tentang penyakit yang menderanya."Aku tidak berguna, jadi tinggalkan saja aku David. Aku sungguh tersiksa dengan bayi yang ada di perutku ini." isak tangis Sonia semakin meyayat hati. Tubuhnya sudah tidak berdaya lagi. Akhirnya, Sonia kembali ke rumah sakit. Kali ini rumah sakit yang bebeda dari yang pertama.Keputusan terakhir. Bayi Sonia tak terselamatkan. Karena keselamatan ibu yang sudah tidak memungkinkan lagi diteruskan hingga sang bayi di lahirkan.Dalam kamar rumah sakit, terlihat Sonia terbaring dalam keadaan wajah yang pucat pasi.David masih tetap setia mendampingi wanita yang di cintainya.Waktu berlalu dengan cepat. Karena Dira menjalaninya dalam keikhlasaan, keadaan debay dalam rahim Dira, dalam keadaan sehat walafiat."Ini bulan apa Mbak?" tanya Dira pada Mbak Murni yang sedang membuat jus orange untuk Dira."Bulan Febru
Baca selengkapnya
Bab 34. Sonia Hadir
"Kembalikan itu anakku!" teriak lelaki berjenggot lebat tersebut."Kau! Aku bisa laporkan kamu saat ini juga," teriak Sonia."Aku tak peduli lagi, kembalikan anakku. Ada yang mau membayarkan dalam jumlah besar. Bila kau bisa bayar lebih besar dari dia , kau boleh ... Ambil anak aku." jelas Gibran sambil tertawa ngakak.Rumah dalam keadaan sepi, David baru saja pergi."Atau ... Ah aku sudah tak minat dengan tubuh kerempengmu itu, Sonia." ejek Gibran sambil menatap perubahan fisik dari Sonia yang jauh, kini tubuhnya semakin kurus dan tak terawat."Kurang ajar, kata-katamu sungguh tak enak."Sonia menampakkan kemarahan. Kedua tangannya masih menggendong anak tersebut. Heran, anaknya diam dan tak menangis."Loh, emang itu kenyataannya. Bagaimana perasaanmu? Hidup dengan lelaki tersebut? Lihat mantan kekasihmu tambah kaya dan bahagia. Apa kau tidak iri. Karena wanita sainganmu pun sudah menimang bayi." Gibran tertawa ngekek, sambil memperagakan wanita saat mengendong bayinya."Sekarang mau
Baca selengkapnya
Bab 35. Kembali berkobar
Sonia puas sekali hari ini, liburan kali ini terasa di hati, karena jatah bulanan bertambah, karena ada bonus tersendiri.Tak jauh dari kota Batam, di sebuah pulau terpencil. Kini tinggal Gibran bersama Tissa, hidup tenang berbisnis warung kelontong, hasil dari pemberian uang dua miliar, terlihat Tissa sedang hamil lagi. Wajahnya tak sekuyu dulu lagi. Mengapa mereka memilih kota kecil tersebut, karena Gibran masih termasuk dalam daftar pencarian orang, identitas palsunya menutupinya dengan penampilan yang berbrewok dan selalu memakai pakian lebar. Mereka tak pedulikan lagi hidup dalam hukum negara. Mereka hanya menikah siri saja.David? Bagaimana kabar David? Dia mencari ketenangan dalam sebuah pondok pesantren. Setelah diusir Sonia dengan kasar dan penghinaan yang amat sangat. David menjadi orang yang merasa dirinya penuh dengan luka hati dan luka yang tak bisa terobati. Bahkan dirinya menjadi seorang pecandu narkoba. Namun, hidupnya kini semakin lebih baik lagi, berkat keluarganya
Baca selengkapnya
Bab 36. Tergoda
Bab 36"Aku ikut, Minahhhhh, bawa Lalita dulu, aku mau ikut Bapak." teriakan dari Sonia membuat Minah, asisten rumah tangga Sonia, datang dengan tergopoh-gopoh, dirinya tak mau mendapat semprotan amarah dari majikan perempuannya. Bisa-bisa gajian bulan ini potong habis, imbasnya."Iya, Nyah Mami ..." kata Minah, memanggil 'Nyah Mami' pada Sonia."Bawa, Lalita dulu, ya. Ajak dia bermain dulu."Lalita melihat inang asuhnya dengan tersenyum. "Iya, Nyah Mami ..."Namun, terlihat wajah penasaran suaminya."Maksud Mami , mau apa. Ikut Papi ke kantor?" "Iya, nanti aku pulang nggak usah di antar, mau mampir ke pasar dulu,""Lah, mau ngapain ke kantor."Pertanyaan suaminya, membuat Sonia tergagap tak bisa mau jawab apa."Anu, Pih , mau ketemu .... Ayu ... Ketemu Ayu. Ada yang mau aku bicarakan dengan Ayu." Begitu alasan Sonia, sekenanya saja.Suaminya tak banyak curiga pada alasan Sonia, yang sebenarnya dirinya mau mencari info di mana Sean kini berada.Mereka pun berangkat tanpa beban. Tin
Baca selengkapnya
Bab 37. Dokter Rendi yang Baru
Mobil taksi itu pun meninggalkan kantor sean, dan membawa Sonia, pulang. Wajahnya terlihat puas, bahagia.Di suatu tempat yang jauh, terlihat lelaki kurus sudah bersiap untuk sebuah perjalanan jauh."Terima kasih atas dedikasinya selama ini , Pak Rendi." ucap salah satu petugas jaga Wana."Iya, saya pun banyak berterima kasih pada Bapak selama ini. Banyak pengalaman dan ilmu baru bagi saya, Pak." tutur Rendi dan menyalami semua petugas di sana."Jarang ada seorang Dokter SPOG seperti Pak Rendi, mau membantu kami di sini.""Ah, ini karena ada tugas dari pusat. Beruntung populasi orang utan yang hampir punah sudah teratasi, jaga My prity ..." pesan Rendi membuat petugas itu tersenyum.Terlihat orang utan bernama My prity sedang bersama Empat anak kembarnya."Hebat, Pak Dokter, bisa membuat empat anak kembar." Semua pun tergelak tertawa. Rendi tertawa pula, pemberian sistem bayi tabung pada orang utan berhasil menjadikan My Prity mempunyai 4 bayi kembar, kini mereka berusia 7 bulan, an
Baca selengkapnya
Bab 38. Dira sudah siuman
Terlihat Dira masih berbaring, wajah kuyunya tersenyum pada suaminya. Kemudian senyum itu memudar tatkala melihat sosok Rendi di belakang Sean."Rendi .." desis Dira pelan."Iya, Rendi sudah menceritakan semuanya. Jangan marah padanya." Pelan Sean duduk dekat ranjang Dira."Mama ...""Raska ..."Mbak Murni mendekat pada Dira sambil menggendong Raska.Lelaki kecil dan imut tersebut langsung berbaring di dekat mamanya."Ya Allah, rindu sekali aku padamu, Nak." Dira memeluk anaknya dengan erat. Semua melihatnya penuh haru.Tak lama, masuklah Dokter Sesil."Selamat siang, Alhamdulillah, Bu Dira sudah siuman. Saya priksa tensinya dulu ya Bu. Saya yang akan memeriksa ibu Dira." ucap Dokter Sesil mendekat, setelah Sean menyingkir berpindah ke sisi satunya.Rendi masih berdiri di ambang pintu, memperhatikan semuanya walau dalam hati sedih dan entah, perasaan itu berangsur hilang, dengan rasa ikhlas yang dia bangun cukup lama.Semua terdiam, saat Dira diperiksa, begitu juga Raska."Iya, cukup,
Baca selengkapnya
Bab 39. Hijrah
Sean dinyatakan mengalami stroke ringan pada otaknya. Dirinya hanya bisa berbaring saja diranjang. Dira dan Raska selalu menemani Sean di kamar rumah sakit. Dira adalah wanita yang kuat, kini usia kehamilan Dira memasuki usia lima bulan."Mas, lihat, perut aku sudah kelihatan buncit ya, ada adik Raska di dalam sini." kata Dira sambil mengelus perutnya di depan Sean yang masih terbaring dan terpejam rapat.Dira kemudian duduk, mengusap pelan dahi Sean, mengelus pipinya, dan memegang tangan suaminya , lalu mengecupnya pelan."Bangun , Mas, aku nggak mau sendirian. Kamu bilang akan selalu ada untuk aku. Kita belum dinner lagi, Mas ." bisik lirih Dira di telinga Sean."Mama ... "Raska memanggil Dira. "Bu, sebaiknya, ibu makan dulu." saran Mbak Murni yang selalu setia pada Dira. Kemanapun majikan perempuannya pergi selalu ada di dekatnya."Iya, Mbak, saya pasti makan. Tenang saja." Dira pun memangku Raska."Sapa Papa dulu, kak ..." ucap Dira pada Raska yang sudah dibiasakan memanggil kak
Baca selengkapnya
Bab 40. Berbagi Tugas
Mbak Murni, duduk di dekat majikannya. wajahnya nampak terharu. "Maafkan saya , Pak. Ibu terpaksa harus istirahat total di ranjang, tidak boleh cape dan macam-macam. jadi saya sekarang yang akan menengok Bapak setiap hari. Jangan bosan pada cerewet saya , ya , Pak." Mbak Murni menyeka air matanya sendiri tidak tega pada keadaan Sean, yang selama ini baik dan pengertian padanya.Sean hanya diam saja, namun, menyiratkan bahwa dia paham apa yang asisten rumah tangganya sampaikan saat itu."Tapi, saya tidak sendirian Pak, ada Pak Ilham yang akan membantu saya, Pak. dia perawat laki-laki yang nanti akan mengurus tetek bengek tentang kesehatan Bapak. ini anjuran dari Dewi," tutur Mbak Marni. Mata Sean sedikit terbelalak, kaget."Oh, iya. Dewi datang tepat waktu. dimana saya amat sangat membutuhkan tenaga. Sekarang Dewi yang mengurus Ibu. juga menjaga Ibu , Pak. Dewi juga riwa-riwi, urus Raska. lagian Raska langsung lengket sama Dewi, Pak."wajah Sean terlihat, agak tenang. mungkin bila Sea
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status