All Chapters of Jodoh Wasiat Ibu: Chapter 11 - Chapter 20
56 Chapters
Bab 11. Mabuk
Meeting malam ini berakibat ricuh, benar dugaan Budi. Ada file yang di curi David. Budi yang membuat file tersebut tentu saja hapal. Hampir terjadi baku hantam antara mereka di tempat meeting.Sean hanya diam, melihat kemarahan David yang di permalukan di tempat meeting. semua maket milik Budi di hancurkan dan di injak-injak."Ini peringatan untuk mu David. bila kau tak menjaga sikapmu di kantor ini, kau aku keluarkan dari pekerjaanmu!" Bos besar semakin kalap.Setelah David dan beberapa rekannya sudah meninggalkan meeting. kini hanya tersisa beberapa kandidat saja."Maaf, keputusan saya tetap memakai maket dan file dari Bapak Sean dan rekannya, meeting saya tutup. untuk kejelasan selanjutnya, bisa hubungi , Pak Rahman. bagiamana?""Baik Pak, maafkan segala kekacauan ini." Pak Rahman pun angkat bicara."Baiklah, meeting saya tutup." dan bos besarpun langsung pergi meninggalkan tempat meeting.Kini tinggal beberapa orang yang mengobrol santai."Selamat , Sean, memang maket kamu yang ba
Read more
Bab 12. Lalai
Sementara itu di sebuah ruang kerja Sean, terlihat David sedang memasang sebuah alat perekam pada dinding kantor Sean secara tersembunyi. Dirinya sudah dendam pada lelaki tampan itu. Di sampingnya terlihat Sonia duduk dengan gelisah, berkali-kali menggigiti bibirnya sendiri pelan. Sonia tersadar, sisa minuman Sean yang tak sengaja diminumnya sudah tercampur dengan obat perangsang. Yang sedianya Sonia ingin mengerjai Sean, malah kini dirinya yang terkena. "David, ayo pulang, tubuhku — rasanya nggak enak." Sonia merabai seluruh tubuhnya. Dari lengan, leher hingga pinggangnya.David, masih terus dengan pekerjaannya. Akhirnya sudah terpasang sebuah alat perekam kecil, sehingga setiap perbincangan yang ada di dalam ruangan ini akan bisa di dengarnya. Diliriknya Sonia, yang sedang duduk di sofa, sambil mendesah tak karuan, tubuhnya sudah setengah telanjang.Melihat keadaan Sonia. Membuat David, semakin tak karuan."Ayo, kita pergi dari sini." bisiknya, dan melemparkan sebagian baju Sonia
Read more
Bab 13. Teror berikutnya
Sonia menatap foto Sean kekasihnya dulu, meraba setiap inci gambar tersebut. "Aku belum merasakan dekapan tubuh kekarmu, sayang. aku tergila-gila dengan lenganmu, bibirmu, pinggang kuatmu, juga uangmu. kini tak ada lagi sugar Deddy untukku." bisik Sonia pelan."Tapi sebentar lagi, kau akan berada dalam pelukanku, foto-foto kita dulu akan menjadi pemersatu kita lagi." Sonia tersenyum. saking rindunya pada lelaki pujaannya itu. Sonia meletakan salah satu foto tersebut di dadanya, di antara belahannya. menggesernya pelan. mata Sonia terpejam, membayangkan tangan Sean meraba dan meremas dadanya.Dira datang ke kantor Sean, membawa makan siang istimewa. kedatangan istrinya, menjadi semangat kerjanya. mereka tertawa bahagia, candaan dan kecupan mesra mengisi waktu jam makan siang."Aku pulang dulu Mas, Taksi jemputan sebentar lagi datang.""Baik, hati-hati ya sayang," Sean memeluk istrinya., "Nanti malam lagi yah, giliran kau di atas." bisik Sean di telinga Dira."Ih, apa an sih ..." Dira
Read more
Bab 14. Ancaman
"Sudah aku minta, jauhi istriku. bila kau membangkang kau akan tahu akibatnya. dan bilang pada pacarmu, aku tidak takut ancamannya!" bentak Sean pada Sonia. Sonia hanya terdiam sambil mengikir kuku-kuku tangannya yang berwarna hijau menyala."Sayang, sudah aku bilang , aku tidak mau ada wanita lain di sisimu, apa lagi istrimu, aku sudah terlalu sakit hati padamu. Aku percaya , suatu hari kau akan kembali padaku.""Sonia, aku tak tahu kalau kau begitu memprihatinkan. Aku tak mau berurusan denganmu lagi!" Sean segera meninggalkan ruang kerja Sonia, menutup pintunya dengan keras.Sonia terdiam dalam geram. "Gibran, sayang. aku butuh kamu ..." Sonia pun menutup ponselnya.***Tampak, Mbak Murni sedang membuat sesuatu di dapur, asyik dalam kerjaannya diselingi berdendang kecil. Tak menyadari ada orang masuk diam-diam dalam rumah .Keadan rumah sepi, majikan perempuannya sedang berada di kantor suaminya mengantarkan ransum makan siang.Brak! Terdengar suara keras dari arah luar, kali ini
Read more
Bab 15. Sonia pasang Aksi
Terbaring Dira, di sebuah ranjang rumah sakit. Wajahnya banyak yang terluka. Kakinya pun mengalami cidera yang cukup parah.Pihak polisi sudah menyelidiki kasusnya. Ada sebuah bom yang dilemparkan di depan rumah Sean."Dira, maafkan aku." bisik Sean pelan di telinga istrinya.Dita tersenyum, beberapa perban menutupi luka di tubuhnya. "Aku sakit Mas, aku — nanti Mbak Murni yang akan menjagamu sementara aku berada di kantor." Dira mengangguk lemah. Dalam pikirannya, pasti wanita yang mengancamnya kemarin bersorak atas kemalangan yang sudah aku terima. Kasusnya pun terkuak, tertangkaplah seorang lelaki bernama Gibran, sudah di amankan di kantor Polisi. Namun dari pihak berwajib, tak mendapatkan keterangan yang pasti atas pengeboman tersebut. Kasus ditutup karena alasan si pelaku mengaku hanya iseng saja melakukan hal tersebut.Namun Sean, tahu di balik semua ini, adalah Sonia yang menjadi dalang kerusuhan."Aku harap, kau mau mengerti, bila sekali lagi kau lakukan ini. Aku tak segan be
Read more
Bab 16. Musuh Dalam Selimut
"Dewi, tolong nanti sore antar aku, ke supermarket, aku ingin membeli sesuatu."pinta Dira pada Dewi, yang sedang mengetik di laptopnya."Baik, Bu ." Dewi segera bangkit dari duduknya dan membereskan bekas dia mengetik. Karena Dewi masih harus menyusun skripsinya.Dira memakai jasa taksi online. Mengapa tidak memakai mobil, sebenarnya Sean mampu membelikan Dira mobil. Bahkan Papa Sean pun sudah menyarankannya begitu. Namun lagi-lagi Dira menolak hal tersebut."Setelah ini, Antar aku ke klinik ya Dewi.""Klinik apa Bu?""Aku nggak periksa, aku hanya akan menemui seseorang. Aku ingin meminta maaf padanya. Aku telah bersalah padanya." Dira berencana menemui Rendi dan meminta maaf, agar tidak terkena fitnah, Dira mengajak Dewi untuk itu.Dalam sebuah kantin rumah sakit. Dira sudah duduk berhadapan dengan Dira. Sementara, Dewi berada agak jauh dari mereka. Tak ingin mengganggu privasi mereka. Namun , jangan salah. Dewi telah merekam pembicaraan mereka, ponsel Dewi di sering rekam, dalam t
Read more
Bab 17. Berselisih
Rendi termenung di ruangan kliniknya. Kenangan bersama Dira terlintas. Dirinya baru empat bulan di tempatkan di Rumah sakit Bakti Husada ini. Selama tujuh tahun mengejar karir di kedokteran, jatuh bangun dalam kehidupannya. Tujuannya hanya ingin membuktikan bahwa dirinya mampu hadir dalam kehidupan Dira sebagai manusia yang mempunyai derajat dan martabat. Randi menyadari. Status keluarganya jauh di bawah Dira apalagi Sean. Tapi kini di hadapannya, Sean dan Dira telah bersatu dalam sebuah pernikahan. Rendi merasa dalam dilematis. Cintanya pada Dira tak pernah pupus."Pak , ada pasien selanjutnya." Suster penjaga mengagetkan Rendi."Iya, Sus, silakan selanjutnya ..." jawab Rendi.Masuklah Sonia. Dalam balutan busana hitam, berkaca mata hitam pula."Siang Dok."'Siang juga, silakan duduk." Rendi tak tertarik dengan penampilan Sonia yang serba glamor dan berbelahan dada rendah. Mini dres warna hitamnya tak membuat Rendi silap saat melihat paha yang mulus milik Sonia terpampang depan mat
Read more
Bab 18. Rencana Sonia
Bab 18. Rencana Sonia"Brak! " Suara pintu mobil di banting keras-keras. Dira berjalan cepat masuk ke dalam rumahnya. Nampak, Sean terburu-buru mengejar Dira. "Tunggu Dira! dengarkan penjelasanku ini," "Aku tak mau mendengarmu Mas, hatiku sudah cape, lagi-lagi dia , dia lagi, aku muak Mas!!" Dira langsung masuk ke dalam kamarnya. Tak menyadari dua orang wanita dalam keadaan berantakan, berdiri saling menatap tajam.Sean memperhatikan mereka. "Kalian kenapa? Berantem?""Dia yang mulai Pak!" teriak Mbak Murni sambil menuding Dewi."Kau, dulu yang mulai!" Dewi teriak pula tak mau kalah."Murni! Dewi! Sudah cukup. Selesaikan urusan kalian . Aku tidak mau tahu!" Sean meninggalkan mereka dan masuk kamar menyusul Dira.Sepeninggal tuan rumahnya. "Dengar, aku akan bilang sama Pak Sean, siapa kamu sebenarnya. Dasar pembohong. Kau bukan mahasiswa, kau ingin menghancurkan keluarga ini kan?!" tuduh Mbak Murni pada Dewi."Terserah kau, Pak Sean tidak akan percaya padamu. Paham!" Dengkus Dewi da
Read more
Bab 19. Pak Panji Marah
Dira menatap lagi bintang-bintang malam ini, Sean pulang terlambat, tak ada pemberitahuan dari suaminya itu."Bu, ayo. Masuk, udara malam ini sangat dingin." saran dari Mbak Murni yang khawatir melihat majikannya menunggu suaminya pulang."Suamiku belum pulang Mbak, dan tidak telepon dari siang tadi. Apakah dia marah bila saya cemburu Mbak?" tanya Dira pelan."Wajarlah, Ibu marah pada Bapak, karena terdapat foto bersama perempuan lain.""Tapi, Mas Sean bilang tak begitu kenyataanya. Yang aku heran kan Mba, mengapa wanita itu lagi, Apa ada sesuatu di balik hubungan mereka Mbak?"Mbak Murni tak menjawabnya. Baginya untuk urusan intern keluarga majikannya dirinya tak berhak terlalu dalam berurusan."Sudahlah, Bu. Ayo masu dulu. Kasihan Dede yang di dalam perut ibu, Ayo Bu." Mbak Murni, menggandeng tangan Dira pelan. Dira, mengikuti saja apa yang Mba murni katakan. "Aku tunggu Mas Sean di ruang tamu saja Mbak, kalau Mbak Murni cape, istirahat sajalah, saya tidak apa-apa sendirian di sin
Read more
Bab. 20. Rendi Pramuji
"Sudahlah, jangan kau ingat lagi luka hatimu yang dulu." saran Dokter Rudi."Aku ingin melupakan, tapi hati dan fikiranku tak bisa berpaling darinya.""Buka hatimu lah, buat seorang wanita yang kau sukai. Apa Resti tuh, belum punya gandengan, dan juga orangnya manis dan cantik." Rudi mulai meledek, menyebutkan nama Resti salah satu dokter anak, di Rumah sakit di mana Rendi bekerja."Iz, itu sih beda lah, aku tak bisa menjangkau dokter primadona di sini, Rud." "Ha .. ha ... Lalu mau kamu sama siapa? Tuh ada Bu shanty, janda kembang kantin ini, ya nggak Bu ..." gurauan Rudi, nimbal ke Bu shanty pemilik kantin rumah sakit. Janda beranak empat."Ah, apa lagi nih? Pasti obrolan Dokter jomblo cari pasangan. Nyari yang janda Dok?" timpal Bu shanty sambil bercanda dengan Dokter-Dokter muda tersebut.Rudi dan Rendi tertawa renyah.*** Dira, hari ini hanya berdiam saja di kamarnya. Pertemuan ke berapa kali dengan wanita bernama Sonia itu membuatnya sebal dan tidak mood hari ini. Dari mana wa
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status