All Chapters of Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri: Chapter 51 - Chapter 60
204 Chapters
Bab 28B Tak Sengaja Bertemu
Bab 28B tak sengaja Bertemu"Maaf, Syil. Pelanggan yang itu menolak dilayani. Maunya kamu yang langsung melayani. Sini aku jaga bagian kasir. Mereka mengancam mau lapor ke Pak Heru manager kita. Takutnya kamu dipecat." Syila mendesah kesal. Mau tak mau ia meladeni ulah si kembar. Berjalan dengan memaksakan wajah tersenyum, Syila menawarkan kembali buku menu ke suami dan iparnya. "Silakan, Pak. Menu andalan resto kami chicken blackpepper with mushroom. Minumnya ginger tea," ucap Syila dengan nada penuh penekanan. Keduanya menatap ke arah Syila. Namun yang ditatap enggan membalas dan memilih menghindarinya. "Kami pilih menu andalan itu dua porsi. Tolong bersikap sopan pada pelanggan Anda atau kami akan melaporkan ke manager resto ini." Refan memberi ancaman ke Syila yang berani mengabaikannya tadi. Zein masih menatap dingin ke arah Syila, lalu memutus kontaknya setelah Refan selesai menyebutkan pesanan. Sementara itu, Syila memasang raut wajah kesal mendengar ancaman Refan. Ia segera
Read more
Bab 29A Suami
Bab 29A Suami Merasa jalan yang diikutinya buntu, Refan berbalik melangkah hingga di belokan ujung gang hampir menabrak seseorang. Refan tersentak hingga bersiap memasang kuda-kuda."Apa yang kamu lakukan di sini?" ujar pemilik kontrakan yang menaruh curiga pada Refan. Refan hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Karena suasana yang remang tidak memperlihatkan dengan jelas penampilannya. Pemilik kos mengira dia mau berbuat jahat."Kamu mau maling? Atau merampok?!""Maaf, Pak, sepertinya saya salah jalan."Pemilik kontrakan itu lalu menunjukkan jalan keluar dari gang buntu menuju jalan besar. Setelah kepergian Refan, pemilik kontrakan kembali masuk ke rumahnya."Pak, apa dia sudah pergi?""Astaga, Mbak! Jangan bikin saya jantungan. Umur saya belum setengah abad," protesnya membuat Syila meringis.""Laki-laki tadi? Mbak kenal?"Syila menggelengkan kepalanya supaya tidak ditanya lebih jauh."Tadi saya merasa ada yang mbututin, lalu saya buru-buru masuk gang biar dia kehilangan je
Read more
Bab 29B Suami
Bab 29B Suami "Memangnya kantor apa, sih?""Perusahaan kosmetik yang gedungnya megah itu lho, Mbak. Jalan besar ini lurus, paling ujung kantornya."Jantung Syila berdetak kencang. Kepalanya mendadak pening. "Itu kan kantor Mas Zein." "Mas, bisa nggak nggantian saya bertugas nganter makanan ini?" celetuk Syila dengan wajah penuh permohonan.Temannya mengernyit heran. Tidak mungkin Syila menolak tanpa alasan. Pekerjaan ini paling enak, hanya mengantarkan dan akan mendapat bonus besar."Wah, mau sih, Mbak. Tapi saya nggak mau mengambil hak Mbak Syila. Itu tadi Pak Heru yang bilang sendiri harus Mbak Syila yang mengantar. Kalau orang lain yang mengantar takutnya perusahaan itu tidak mau pesan lagi ke sini."Syila dengan berat hati menerima penolakan temannya. Ia juga nggak mau resto Heru yang sudah membantunya mengalami kerugian. Perusahaan suaminya bisa melakukan apa saja. Seperti apa yang dilakukan pada dirinya hingga masuk daftar hitam di perusahaan yang dia lamar."Ayo, Pak, kita an
Read more
Bab 30A Terjebak
Bab 30A Terjebak"Hai, Syila!" Seruan Refan membuat langkah Syila terhenti."Lu nggak tahu kan kalau suami lu itu...."Mendengar kata suami disebut oleh Refan, Syila pun menoleh masih dengan aura kebencian tersirat di wajahnya."Suami lu itu, tidak pernah peduli. Jadi, pergilah menjauh dari kehidupannya!""Ya, suamiku memang tidak peduli. Aku harap dia peduli siapa orang terdekat yang menjadi dalang semua masalah ini," gumannya dalam hati.Hati Syila berdenyut nyeri. Benar saja suaminya memang tidak peduli. Justru iparnya yang senang merecoki. Syila pergi dengan hati tercerai berai. Membiarkan Refan tertawa sinis mengejeknya."Ayo, Pak! Kita lanjutkan perjalanan!" ajaknya pada sopir dengan kedua tangan meraup wajah. Syila membenahi make upnya yang berantakan karena lelehan air mata. Dia ambil bedak di tas kecilnya lalu disapukan ke wajah. Beruntung ia menggunakan produk dari B erl cosmetics sehingga praktis dipakai saat kemanapun pergi.Selesai mengantar pesanan delivery, Syila menyap
Read more
Bab 30B Terjebak
Bab 30B Terjebak"Kenapa Refan wajahnya seolah kesal begitu. Apa dia tidak rela Syila pulang ke Yogya. Hufh, awas saja kamu Syila, kalau sampai merebut hati Refan.""Zein, apa kamu sudah tanya kabar Syila, bagaimana kondisi ayahnya?" Ilyas menikmati makannya seraya membuka obrolan tentang menantu barunya."Iya, Zein. Tolong kamu yang telpon Syila. Umi sudah mencoba menelpon nomernya tidak aktif."Zein tertegun mendengar ucapan uminya. Dia yakin Syila bakal memutus komunikasi kalau ada pihak yang memaksa. Pandangannya tak lepas dari menatap Refan. Sementara itu, yang ditatap hanya bersikap santai menikmati makan malamnya.Begitu kedua saudara kembar saling bersitatap, Refan hanya menyunggingkan senyum. Ada Sania yang memperhatikan keduanya. Wanita itu tengah mencerna kejadian apa yang suami dan iparnya sembunyikan."Ya, Mi. Nanti Zein hubungi. Mungkin batre ponselnya habis."Selesai makan, Zein meminta Sania ke kamar terlebih dahulu. Ia berniat membicarakan masalah Syila dengan adiknya.
Read more
Bab 31A Ingat Ucapanku
Bab 31A Ingat Ucapanku"Sampai hati ya, lu hancurin perusahan yang menampung lu bekerja." Syila berdiri mematung. Matanya terbelalak mendengar pria itu berbicara dengan logat khasnya."Refan..., kamu?" ucap lirih Syila sambil bergerak mundur hingga tersentak karena tubuhnya sudah jatuh terduduk di kursi. Refan menggunakan lengannya untuk mengurungnya dengan kedua tangan yang menyandar di meja. Masker Syila pun sudah dirampasnya."Fan, jangan macam-macam ini kantor abangmu. Di mana suamiku." Peringatan Syila tidak digubris oleh Refan. Tatapan setajam elang ditujukan ke manik mata Syila seolah tepat menusuk hingga ke jantung wanita yang memasang ekspresi tanpa rasa takut."Lu harus menerima akibat dari perbuatan lu sendiri, Syila." Ucapan Refan bernada tinggi mampu membuat debar jantung Syila tak normal. Semakin wajah Refan mengikis jarak, Syila memejamkan mata karena terjebak di tempat yang tidak diinginkannya.Satu detik, dua detik, sapuan aroma napas pria yang suka tebar pesona itu m
Read more
Bab 31B Ingat Ucapanku
Bab 31B Ingat Ucapanku"Sial, kenapa gue jadi terbayang wajahnya. Dia hanya berpura-pura terluka. Ya dia pintar bersandiwara. Teganya lu lakuin ini sama gue dan abang, Syila."Refan meyakinkan diri membunuh perasaannya pada wanita yang pernah singgah dihatinya. Syila, wanita yang masih berstatus istrinya.Syila keluar dari ruangan suaminya, lalu melangkah lebar menuju lift. Beruntung di dalam lift ia hanya sendiri. Cairan bening pun lolos dari matanya tanpa permisi. Ia tergugu di dalam lift turun ke lobby.Bunyi lift berdenting menunjukkan Syila telah sampai di lantai yang ia tuju. Tanpa melihat jalan, ia bergegas keluar hingga menabrak seseorang."Syila. Kenapa kamu di sini?" seru Merry seraya menarik lengan Syila. Mereka menuju tempat yang sepi di lorong dekat tangga. Tempat itu jarang di lalui karyawan kecuali liftnya mogok."Kamu menangis?" Merry melihat wajah sembab Syila. Bahkan kedua tangan menutupi wajahnya saat badan bersandar di tembok."Katakan padaku. Siapa yang membuatmu
Read more
Bab 32A Kabar Baik atau Buruk
BabA 32 Kabar baik atau buruk Brukk. "Syila!" Tidak hanya suara Merry yang menjerit. Dari lobby, sosok pria yang sedari tadi tak lepas mengawasi pun berlari mendekat. Gegas pria itu membopong tubuh ringan Syila. Ia merasakan bobot tubuh wanita yang diangkatnya seolah berkurang. Memindai wajah Syila yang pucat, pria itu segera membawanya masuk ke mobil. "Pak," seru Merry dengan kalimat menggantung. "Masuklah! Ikut saya!" Merry mengangguk, meski dalam hati bertanya-tanya. Sampai di rumah sakit terdekat, Syila segera mendapat perawatan medis dari dokter. Di luar ruangan sudah ada Merry menunggunya dengan harap-harap cemas. Otaknya terasa terbelah, memikirkan Syila yang ada di dalam, juga pria yang tak lain adalah saudara kembar bosnya. Merry tak habis pikir, Syila baru saja bertengkar dengan Refan. Bagaimana bisa pria itu tak segan menolong, pun khawatir tercetak di wajah itu saat menggendong sahabatnya. "Silakan masuk! Pasien sudah sadar."Seorang wanita muda bersnelli dengan ste
Read more
Bab 32B Kabar Baik atau Buruk
Bab 32B Kabar baik atau buruk Syila mengangguk dengan senyum yang dipaksakan. Dalam hati, ia masih ragu apa sang suami mau percaya padahal dirinya sendiri tidak yakin benih siapa yang tumbuh di rahimnya. Namun, ia tetap akan mencoba mencari keadilan. Gegas Syila mengambil ponsel untuk menghubungi resto supaya karyawan lain menghandel pekerjaannya. Merry menyarankannya untuk beristirahat supaya kondisinya lekas membaik. *****"Astaga, Syila. Kamu tinggal di kontrakan seperti ini?" Merry merasakan kulitnya mendadak gatal hanya dengan melihat keadaan lingkungan kumuh yang ditinggali Syila. "Masak istri direktur di tempat beginian, Syil. Malang sekali nasibmu." Syila mencelos, sahabatnya begitu mengkhawatirkan dirinya. Apa kabar suaminya yang tidak tergerak sama sekali mencari keberadaannya. Hanya memberikan titah pada iparnya yang sengaja mencari info hanya untuk mecibirnya."Tidak apa, Merr. Hanya sementara, nanti juga aku cari yang lebih baik." "Bukan nanti, tapi sekarang. Ayo cari
Read more
Bab 33A Bukan Anakku
Bab 33A Bukan anakku"Kalau tidak ada yang mau dibicarakan, silakan keluar! Bukankah Refan sudah bicara padamu?" Lagi ucapan dingin itu menusuk-nusuk hati Syila. "Mas, aku... Aku hamil." "Apa?!" Zein berdiri dengan tatapan nyalang ditujukan pada Syila. Sontak saja wanita yang sedari tadi bibirnya mengguman berubah tertunduk. Terdengar langkah kaki mendekati Syila. Zein ternyata telah berdiri di dekat kursinya. "Kenapa kamu bisa hamil, Syila? Anak siapa itu." Jantung Syila berdegup kencang mendengar respon yang tidak sesuai dengan ekspektasinya. Bagaimana bisa sang suami meragukannya. Namun, Syila tidak bisa memungkiri kalau pernah tidur sekamar dengan iparnya. Ia pun sedikit takut Zein mengetahui aibnya. "Aku tanya lagi Syila, itu anak siapa, huh?!" Syila terhenyak, napasnya memburu. Tenggorokannya terasa tercekat hingga sekuat tenaga mengumpulkan nyali untuk menjawab. "Mas, kita pernah tidur bersama dan melakukannya. Kita kan suami istri, sudah pasti mengharapkan kehadiran bua
Read more
PREV
1
...
45678
...
21
DMCA.com Protection Status