Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri

Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri

Oleh:  D Lista  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.6
13 Peringkat
204Bab
132.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Arsyila pikir dialah istri pertama bagi Zein. Namun, realita telah menamparnya sebab ternyata dia adalah istri kedua Zein. Seolah menelan pil pahit yang berkepanjangan, keluarganya sengaja merahasiakan fakta itu.  "Aku terluka, tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Demi keluargaku, aku rela bertahan. Hidup seatap dengan wanita yang dicintainya." (Arsyila)  "Kamu merasa terluka? Justru di sini akulah yang terluka. Apapun kulakukan demi tangismu mereda." (Refan)  "Maaf, aku masih mencintainya dan akan tetap mencintainya sepanjang hayat." (Zein)  "Aku yakin kamu tidak akan pernah berpaling dariku, sampai kapanpun." (Sania)  Bagaimana nasib rumah tangga Arsyila? Mampukah dirinya bertahan dengan statusnya atau justru tergoda oleh kenyamanan yang ada?

Lihat lebih banyak
Bertukar Akad: Menikahi Adik Ipar Sendiri Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Ida Darwati
semoga bagus ceritanya
2024-02-04 19:25:14
1
user avatar
Marina Rose
ceritanya bagus sekali
2023-12-18 20:08:40
2
user avatar
Nanda Ajach
sedih,,karna alea gk nikah sma damar,,karna alea kejebak,,knp alea mla dpt om"
2023-08-09 03:09:04
2
user avatar
Nanda Ajach
smoga zein dan Dokter syifa bisa bersatu lgi Thor,,berharap happy endingnya mereka bertiga kumpul lgi
2023-07-23 05:57:41
1
default avatar
bestrahma73
Ceritanya bagus, Kak ...
2023-07-10 14:48:21
1
user avatar
Alie Jaza-Rgt
wow, dr sini SDH bisa dinilai selanjutnya
2023-07-02 00:56:39
1
user avatar
Nanda Ajach
tp syila bodoh,,uda tau zein gk menyukainya kok masih aja mengharapkan cinta zein
2023-06-06 06:36:32
1
user avatar
Risa Umami
ceritanya cukup menarik
2023-06-04 21:20:30
1
user avatar
Zaiza
Suka cerita ini
2023-06-02 19:15:18
1
user avatar
cheepychan
jodoh gak bisa memilih ya akhirnya seperti apa. Syila yg pingin sama Zein, kakaknya eh malah dapet Refan,adiknya. ...
2023-06-01 09:04:01
1
user avatar
Herlina Teddy
good story
2023-04-02 03:35:28
1
user avatar
D Lista
Baca dan dukung cerita baruku yuk, teman2....
2023-03-28 04:05:04
0
user avatar
Shelyna Putri L Lavender
3 dulu bntangnya krna blum bca
2023-09-25 16:17:56
0
204 Bab
Bab 1 Wanita Lain
Bab 1 Wanita Lain"Siapa wanita ini, Mas?" Syila mengernyit saat Zein pria yang berstatus suaminya belum genap 24 jam menggandeng wanita cantik berwajah layaknya artis masuk ke kamar pengantin. Perutnya terlihat membuncit. Jika ditaksir, kemungkinan wanita itu sedang hamil trimester dua atau malah tiga. "Dia Sania. Biarkan dia istirahat di kamar ini," ucap Zein tegas sembari melambaikan tangannya pada seorang wanita bergaun selutut dengan bagian bahu terbuka, menampakkan kulit putihnya. Wanita itu tersenyum tipis saat Zein kemudian merangkul bahu sosok itu.Melihatnya, Syila tertegun. Matanya membola, meneguk ludah dengan susahnya, tak percaya dengan apa yang baru saja dilihat dan didengarnya. "Sania akan tinggal di sini." Lagi, suaminya berucap tanpa melihat siapa lawan bicaranya. Ya, Syila adalah sekretaris di kantor Zein, juga wanita yang dijodohkan oleh orang tuanya tanpa mempertimbangkan perasaannya. "Tinggal? Maksud Mas?" sahut Syila cepat. Ia menatap nyalang sang suami yang
Baca selengkapnya
Bab 2 Malam Pertama
BAB 2 Malam PertamaMata Syila mengerjap pelan. Ia memejam kembali, lalu membuka perlahan matanya. Yang dilihat pertama kali bukanlah suaminya, melainkan mertuanya umi Hira."Mi. Mas Zein mana?" tanya Syila dengan wajah memelas. Tampak raut bingung terlukis di wajah Hira."Oh, Zein sedang mandi di kamar sebelah. Tunggulah sebentar, nanti dia kemari!" ungkap Hira. Ia mencoba menenangkan menantunya."Kepalaku pusing, Mi." Syila meraba kepalanya yang tertutup jilbab instan berbahan kaos. Ia juga meraba badannya ternyata kebayanya sudah terlepas berganti dengan gamis. Melihat kebingungan di wajah Syila, Hira tersenyum sekilas."Umi yang tadi nggantiin baju kamu." Syila terkesiap, lalu beroh ria. Rasanya malu jika sampai suaminya yang mengganti bajunya. Sebab ia belum terbiasa."Mi, Wanita yang hamil besar tadi?" tanya Syila menggantung. Wajah tersenyum Hira berubah sendu. Seolah ingin menyampaikan berita sedih untuk Syila."Oh, nggak usah dijawab kalau gitu, Mi. Syila sudah tahu. Mas Zein
Baca selengkapnya
Bab 3 Nyaman
BAB 3 NyamanRefan masih belum bisa memejamkan mata, karena kebiasaan buruk akibat segelas kopi yang diminumnya. Niat hati menahan kantuk untuk mengedit hasil jepretan dan video yang diambil saat dia traveling malah berujung insomnia.Suasana rumah sudah lengang, saat ia hendak turun ke lantai bawah. Sayup-sayup terdengar suara dari dalam kamar yang ia lewati. Kamar pengantin pikirnya, ternyata bukan. Suara itu dari kamar abangnya. Mencoba memutar knop, ternyata di kunci. Ia mengetuknya beberapa kali. Namun tidak ada jawaban. Baru saja hendak pergi, terdengar pintunya dibuka."Hmm, menyesal?" ungkap Refan dengan nada sedikit mengejek.Syila hanya tertunduk membuat Refan tidak tega melihatnya. "Bang Zein nggak ke sini?" tanya Refan penasaran.Syila hanya menggelengkan kepala. Tangannya mengusap lelehan air mata yang sudah membasahi pipi. Wajahnya pasti sudah kusam dan jelek pikirnya."Sini, gue temani begadang." Kali ini Syila menurut. Ia bahkan lupa kalau keputusannya sudah seperti me
Baca selengkapnya
Bab 4 Sarapan
BAB 4 Sarapan"Zein, yang benar saja hari ini kamu mau ke kantor? Baru juga menikah kemarin," protes Hira yang melihat Zein sudah bersiap dengan kemeja rapinya. "Iya, kenapa harus buru-buru?" Ilyas sependapat dengan istrinya. Mereka lebih mendukung Zein menikmati bulan madu lebih dulu sebelum disibukkan dengan pekerjaan di kantor."Mi, Bi. Zein mau nunjukkin contoh yang baik ke karyawan. Zein memang bos di sana, tapi tidak mau sesuka hati mengambil libur kerja." Zein berusaha memberi pengertian pada umi dan abinya. Sementara itu, duduk di samping Zein, Syila yang hanya terdiam mencerna ucapan suaminya. Dia meneguk ludah saat melihat Sania juga rapi dengan pakaian yang cocok untuk ibu hamil ke kantor."Astaga, apa dia juga mau ikut ke kantor?" guman Syila. Ia memandang lekat penampilannya, lalu membandingkannya dengan penampilan Sania. Jelas, beda jauh. Kelihatan kalau Sani itu berkelas. Sangat elegan penampilannya mengikuti fashion."Lho, San. Kamu pakai baju rapi mau ke mana?" tanya
Baca selengkapnya
Bab 5 Bubur Ayam
BAB 5 Bubur Ayam"Suaminya nggak dipesenin sekalian, Mbak?" tanya pelayan yang berdiri menanti pesanan. "What?! Suami?!" "Biar pesan sendiri. Tanya aja orangnya!" Syila masih bersikap tak acuh karena Refan selalu mengejeknya. "Bubur dan jeruk panas, Mas." "Baik silakan ditunggu dulu!" Syila terpaksa duduk bersisihan dengan Refan, karena warung bubur itu ramai di pagi hari. Banyak karyawan perusahan di ibukota yang mampir sarapan di situ. "Eh, pasangan serasi ya mereka." Syila sempat mendengar bisik-bisik wanita paruh baya yang duduk berselang satu meja dengannya. "Iya, biasanya Mbaknya yang cantik sendirian. Apa dia sudah menikah?" Syila semakin risih. Dia memang rajin sarapan di sana bersama teman kantornya sewaktu tinggal di kontrakan. "Itu mungkin suaminya. Ganteng banget kayak artis yang jadi brand ambasador kosmetik terkenal itu lho." "Komestik yan mana?" "Itu lhoh, kosmetik B ***?" "Oh, kosmetik yang lagi hitz?" Wanita satunya mengangguk dengan tatapan masih fokus ke
Baca selengkapnya
Bab 6A Bromo
BAB 6A Bromo"Aku juga melayani Mas Zein dengan baik. Menyiapkan baju, menyiapkan sarapan tadi." "Bukan itu, Syila. Pelayanan plus-plus. Ini obrolan dewasa, bukan anak TK." "Apa?!" pekik Syila dengan mulut menganga. Refan justru membalas dengan kedipan alis. Menyebalkan. "Apa yang dimaksud Refan pelayanan di ranjang. Hufh, malam pertama aja kami nggak tidur sekamar. Gimana aku mau melayani." Refan menoyor kepala Syila hingga suara mengaduh Syila melengking. "Nggak usah piktor. Maksud gue apa lu pernah ciuman sama bang Zein gitu?" Syila terlonjak kaget. Ciuman, boro-boro ciuman, ngobrol bareng aja ada Sania kayak polisi sedang patroli. "Belum. Masak iya ada Sania mau ngelakuin kayak gitu." Refan terbahak mendengar kejujuran Syila. "Polos amat sih lu. Masak iya minta gue ajarin?" Refan mengedikkan alisnya. Mulailah keluar sifat playboynya. "Nggak perlu!" pekik Syila bercampur malu. "Gimana bisa cantik banget kayak Mbak Sania, Fan?"Syila menerawang jauh, bayangan Sania yang a
Baca selengkapnya
Bab 6B Bromo
"Hufh, nasib mau liburan jauh-jauh dari bos dingin. Eh ketemu sama laki-laki tampang playboy gini," gerutunya dalam hati.Demi menghemat kantong biar ngga kering, Syila menyewakan satu kamarnya. Sayangnya, kamar mandi dan dapur dipakai bersama. Keduanya sepakat untuk menjadi penghuni saling asing. Artinya tidak ada dua orang di tempat yang sama. Saat salah satu menggunakan dapur, maka salah lainnya tidak berada di situ. Terdengar ribet, tapi demi keamanan bersama terutama Syila yang aslinya gadis polos lulusan pesantren. Di luarnya saja dia menjadi gadis bar-bar untuk tameng dari godaan playboy. Pria itu mengenalkan diri dengan nama panggilan Refan. Syila sempat membatin, pria itu mirip bosnya. Namun kelakuan mereka bertolak belakang. Apalagi penampilan Refan berambit gondrong, menambah kesan plaboynya.Menjelang malam, cacing di perut mulai berteriak protes. Syila mengeluarkan bahan untuk makan malam yang sudah menjadi bekal di tas. Keluar kamar dengan kerudung instan, kaos panjang d
Baca selengkapnya
Bab 7A Ciuman
BAB 7A Ciuman"Sudah ketawanya. Tadi aja nangis-nangis, sekarang ketawa nggak jelas. Dikira lu cantik-cantik nggak waras nanti.""Fan, tadi malam yang mindah aku ke ranjang siapa?" Syila berubah serius saat menanyakan sesuatu yang membuatnya penasaran.Refan hanya bergeming membuat Syila menoleh dan menatap lama adik iparnya."Fan.""Hmm." Refan menyunggingkan senyum, membuat Syila mendecis."Kamu maunya gue yang angkat atau Mas Zein?" Refan justru berbalik tanya semakin membuat Syila kesal."Ckk, selalu begitu kalau ditanya. Ya, jelas aku berharap suamiku yang mindahin lah. Lain kali awas ya kalau aku tidur di sofa, kamu jangan mindahin aku. Panggilkan saja Mas Zein.""Tentu saja, suami lu yang lebih pantas memindahkan." Syila menghentikan perdebatannya setelah merasa lega, bukan Refan yang memindahkan tidurnya di ranjang melainkan suaminya. Mobil akhirnya memasuki pelataran perusahaan kosmetik yang turun temurun dari keluarga kakeknya. Awal mula perusahaan itu dipegang omnya karena
Baca selengkapnya
Bab 7B Ciuman
Bab 7B"Pagi, Bu Syila." Seorang karyawan bagian keuangan barusan melintasinya."Selamat atas pernikahannya ya, Bu. Bos memang serasi dengan Bu Syila." Syila memandnag kesal pria di sampingnya."Terima kasih, Pak." Refan berdehem membuat karyawan itu menunduk hormat."Pagi, Bos." "Lanjutkan kerjamu!" titah Refan diangguki patuh oleh karyawan laki-laki yang berusia muda tadi. Syila hanya mengernyit, dan bertanya-tanya dalam hati."Apa mereka tidak tahu Refan kembaran bosnya?" Syila hanya mengedikkan bahunya lalu melangkah kembali menuju ruang kerjanya yang menjadi satu dengan ruang direktur. Ia lupa kalau Refan sudah memangkas rambut hingga pendek seperti Zein.Syila melangkah tanpa ragu. Ia sudah biasa mengetuk pintu, lalu masuk ke ruang Zein seperti hari biasa saat bekerja."Kayaknya yang ini lucu deh bajunya.""Iya, Sayang." Zein terlihat mencolek dagu Sania, saat Syila masuk ruang kerjanya."Ishh, nakal." Suara manja khas wanita menyapa telinga Syila saat masuk ruang Zein. Ia mel
Baca selengkapnya
Bab 8A Coba-coba
BAB 8A Coba-coba"Mas Zei...." Bersamaan dengan bunyi lift berdenting. Pintunya terbuka, tampak dua orang karyawan berdiri terperangah di luar. Keduanya melihat adegan dewasa telah terjadi di dalam lift. Reflek Syila mendorong dada Refan sesaat setelah pintu lift terbuka. Ia menerobos dari bawah lengan Refan yang mengurungnya."Syila?! Apa yang kamu lakukan?" Refan ikut menoleh ke arah sumber suara."Hah. Maaf Bos, kami sungguh tidak melihat apa-apa. Bener, deh!" Salah satu karyawan yakni Merry sahabat Syila segera menarik tangan temannya untuk kabur dari situ. Keduanya takut dipecat karena kedapatan mengganggu kesenangan bosnya.Syila hanya melongo melihat Merry yang terbirit bersama rekan yang lain. Ia berbalik ternyata lift sempat menutup dengan Refan memberikan kiss dari jauh."Hufh, menyebalkan." Tubuh Syila merinding melihat tingkah adik iparnya. Gegas ia mencari Merry untuk berbagi cerita.Langkah Syila yang tadinya cepat berubah melambat setelah sampai di depan ruang bertuli
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status