All Chapters of Terjebak Obsesi Cinta Mafia Kejam: Chapter 51 - Chapter 60
221 Chapters
Rumpi
Alesha sendiri merasakan perubahan dirinya. Mungkin karena dulu saat berada di Panti Asuhan terlalu terikat dengan peraturan. Gerak-gerik dan tingkah lakunya selalu terawasi, Alesha selalu bertutur kata sesuai dengan ajaran. “Jadi gini, Nona…” Marson mulai berbicara. Alesha mengangguk antusias. “Ehem.” Itu Orland yang bersiap mengacau. Meskipun menyetir ia masih bisa berbicara. “Orland aku tidak mengajakmu,” ucap Alesha pada Orland. “Ayo Marson. Teruskan.” “Jadi Nona. Tuan Garvin itu kejam.” “Aku sudah tahu,” balas cepat Alesha. “Tunggu jangan menyela, Nona. Aku belum selesai..” Alesha mengangguk. “Oke lanjut.” “Di bisnis gelap, Tuan Garvin sangat terkenal dengan kekejamannya. Siapapun yang berani menyentuh bisnisnya atau berusaha menjatuhkannya. Maka Tuan Garvin akan membalasnya dengan menghancurkan bisnis mereka sehancur-hancurnya tidak tersisa. Lalu untuk anak buahnya yang berhianat akan di tempatkan di penjara bawah tanah dan disiksa. Bukan hanya penghianat, tapi berlaku j
Read more
Setor Nyawa
“T-tidak—jangan!” Luna bahkan terbata-bata. Ia melangkah mundur dengan seiringnya Garvin yang semakin mendekat. “Kenapa kau lancang sekali? Kau pikir kau siapa hah?” Garvin mengambil sebuah pisau lipat kecil. Mengotak-atiknya di depan Luna. “Bagaimana jika pisau ini membuat ukiran di tubuhmu?” “Jangan… aku tidak akan melakukan hal seperti ini lagi. Aku mohon ampuni aku.” Luna berlutut. Ia sampai bersujud di kaki Garvin agar diampuni. “Beritahu aku siapa yang menjadi mata-matamu di sini.” Garvin berjongkok. Luna mendongak. Ia menunjuk salah satu bodyguard yang berjaga di depan. Bodyguard itu menunduk—setelah itu segera mengangguk. “Kau dibayar berapa olehnya?” tanya Garvin pada Bodyguard itu. “Apa uangmu masih kurang selama bekerja denganku?” “Tidak, Sir. Ampun saya salah. Tolong ampuni saya. Tidak seharusnya saja mau disuruh oleh wanita j@lang itu.” Memohon dan bersujud. Bodyguard itu sunggu ketakutan. “Kau tahu? Aku tidak pernah mengampuni penghianat ataupun mata-mata. Meskipu
Read more
Pemikiran Yang Wajar
Garvin tidak memaska anak buahnya untuk menjadi pelampiasan kemarahannya. Mereka sendiri yang menawarkan diri—karena Garvin akan membayar mereka sebanyak 10 kali lipat gaji mereka sebagai bayaran. Kapan lagi mendapat bayaran setinggi itu. Salah satu dari mereka berdiri. “Saya masih kuat.” Untuk yang terakhir kalinya, Garvin menonjok dan menendang pria tersebut. Keringat membanjiri wajah beserta tubuhnya. Garvin berganti tempat. Kali ini adalah lapangan tembak. Bunyi-bunyi tembakan menggema di malam hari yang dingin. Kelelawar pun tidak berani untuk mendekat. Garvin tidak berhenti—ia terus menembak ke arah sasaran. Ia baru berhenti saat tangannya mulai merasa keram. “Kurasa sudah cukup untuk hari ini, Sir.” Christ membawakan air pada Garvin. “Mau kubunuh?” Garvin menatapnya tajam. Ia langsung merebut botol itu dari Christ. “Apa yang sebenarnya membuat anda begitu marah?” tanya Chirst. “Perkataan jal@ng itu terus berputar di otakku.” Garvin mengepalkan kedua tangannya. “Seharusny
Read more
Like Dejavu
“Senang bisa bertemu dengan keluarga Freddy.” Di ruang makan ada kedatangan tamu yang tidak pernah disangka. Kedatangan Ethan Freddy ke kediaman Abraham tentunya ada alasan khusus bukan? Alesha sendiri duduk dengan tenang di kursinya. Sesekali hanya tersenyum agar terkesan sopan. “Saya juga senang bisa bertemu dengan teman lama kakek saya,” balas Ethan. Sedari tadi tidak berhenti melirik Alesha. “Kedatangan saya ke sini ingin lebih kenal dengan Alesha, cucu anda.” Ethan ternyata langsung mengutarakan maksudnya. Hal itu membuat Alesha langsung mendongak menatap pria itu. Dibalas Ethan dengan senyum teduh. Abraham tertawa renyah. “Kau anak muda yang bergerak dengan cepat.” “Seperti itu,” Ethan tersenyum. “Saya cenderung langsung mengejar apa yang saya suka.” “Apa kalian pernah bertemu sebelumnya?” tanya Abraham pada Alesha. “Pernah. Di pesta perusahaan tuan Sean, Kek.” “Kami sempat berkenalan sebentar dan menurut saya masih kurang. Saya ingin mengenal Alesha lebih jauh. Karena m
Read more
Penyusup
Hampir tengah malam dan semua lampu padam. Mendadak semua penerangan di dalam Mansion mati. Tidak hanya penerangan, tapi semuanya. Listrik di Mansion mati—padahal tidak pernah sekalipun mati. Keributan yang terjadi di luar membuat seorang yang berpakain serba hitam melangkah dengan leluasa. Langkahnya begitu ringan menuju sebuah kamar seseorang. Ceklek Dengan mudahnya masuk ke dalam kamar. Ia menyeringai melihat seseorang tengah terlelap di tengah kekacauan. Ditangannya ada sebuah pisau. Tujuannya hanya satu membalas dendam dengan membunuh seorang bernama Garvin Carver Blackton. Sudah dekat. Ia menancapkan pisaunya tepat di dada Garvin yang masih terlelap. Sayang—Garvin tidak akan semudah itu dibunuh. Garvin terjaga meskipun sedang tertidur. Ia menggenggam pisau yang akan menusuknya. Pisau tajam itu berhasil membuat telapak tangannya mengeluarkan darah. Cucurannya darah segar langsung menetes “Siapa kau berani-beraninya menyerangku?!” Garvin bangkit sembari mendorong orang itu.
Read more
Tentang Anna
Semua mobil berkumpul di depan sebuah rumah sederhana di pinggir hutan. Satu persatu mulai turun. Garvin menginjakkan kaki di mana katanya anak Wiliam berada. Rumah ini terlalu sederhana untuk ditinggali seorang anak dan istri. Garvin berdecih—bagaimana bisa baj*ngan itu membiarkan anak dan istrinya tinggal di tempat kecil seperti ini. “Waah aku tidak sabar melihat anak bajingan itu,” ucap Garvin. Ia melangkah mendekat. “DADDY!” teriak anak kecil saat melihat Garvin. Ia berlari dengan ceria mendekati Garvin. Belum sempat memeluk Garvin. Anak itu lebih dulu ditarik oleh ibunya ke belakang. “Jangan mendekat!” teriak wanita itu. Garvin menatap anak itu. Ia bergerak melepaskan kacamatanya. Benar—anak itu memang tidak asing baginya. “Paman? Paman kenapa di sini? Paman bersama kakak Princess?” tanya anak kecil itu. Ya—dia memang Anna. Pasien rumah sakit yang pernah bertemu dengan Alesha dan Garvin. Dihadiahi Alesha sebuah tarian ballet agar lebih semangat. Anna menatap sang Ibu yang
Read more
Harta
Itu doa tulus Anna untuk Garvin agar cepat dicium oleh Alesha. Pikirnya agar Garvin bisa berubah menjadi pangeran yang tidak menyeramkan. Garvin berdecak. “Aku bahkan sudah berkali-kali ciuman dengan princessmu itu.” ~~ Rumah yang dulunya rapi dengan perabotan yang tertata dengan teratur kini sangat berantakan. Semua perabotan sengaja dihancurkan tidak terkecuali. Tidak ada apapun dirumah ini. Hanya ada satu—yaitu dalam tanah rumah ini. Anak buahnya mulai menggali tanah. Benar saja di sana ditemukan banyak emas batangan dan uang tunai yang bernilai jutaan dollar. “Ambil semuanya.” Itu perintah Garvin. Anak buahnya bergegas mengambil uang dan emas tersebut. Memasukkan ke dalam beberapa koper. Garvin tidak sengaja melihat sebuah potret keluarga kecil. Di sana nampak Wiliam bersama istri dan anaknya. Ia masih bertanya-tanya mengapa pria itu sangat pengecut. Ia sama sekali tidak menduga jika Anna adalah anak Wiliam. Terlihat gadis kecil itu lebih mirip ibunya. Baguslah tidak mirip
Read more
No Drugs
“Bagaimana?” tanya Alesha menunjukkan dress yang pertama. Sebuah Dress berwarna hitam dengan bagian dada sedikit terbuka. Alesha sedikit tidak nyaman menggunakannya. Sekarang dirinya berada di sebuah mall untuk membeli dress yang akan digunakan nanti malam. Ethan menggeleng pelan. “Itu bukan Alesha.” Alesha kembali masuk ke dalam ruang ganti. Ia mengganti dress hitam itu dengan sebuah dress berwarna merah maroon. Dress dengan potongan di bagian paha. Namun di bagian atas tertutup. “Bagaimana?” “Itu juga bukan Alesha.” Ethan merasa bersalah karena membuat Alesha harus bergonta-ganti mencoba baju. “Alesha jika kau lelah tidak usah mencobanya.” “Tidak masalah, lagipula supaya memastikan apakah dress yang aku gunakan akan cocok.” Pada akhirnya Alesha kembali masuk. Alesha berganti dengan dress berwarna navy. Dress itu sangat cocok dengan tubuhnya. Potongan melebar di bawah lutut. Dengan atasan yang tertutup. “Sangat cocok.” Alesha bernafas lega. Dress ini pilihannya sendiri. Sebe
Read more
Kondangan
Bi Rosa nyengir. “Maaf tuan, saya ingin melihat Nona Alesha.” “Begini rasanya punya anak perempuan.” Abraham kembali mengulangi perkataannya. Ia menggeleng pelan. “Rasa kawatirku muncul saat Alesha keluar dengan laki-laki. Aku tidak ingin terjadi sesuatu buruk padanya. Awas saja sampai bocah itu menyakiti cucuku. Aku akan memotong asetnya.” “Astaga tuan.” Bi Rosa sampai mengelus dada. “Memang seperti itu tuan jika punya anak perempuan. Takut dia bertemu dengan laki-laki yang salah. Sebagai orang tua pasti jiwa posesifnya keluar. Karena tidak ingin anaknya sampai salah pergaulan.” “Benar. Aku tidak bisa membiarkan Alesha bersama pria sembarangan. Termasuk cucuku sendiri.” “Tapi sebenarnya Tuan Garvin baik loh tuan. Sepertinya juga suka dengan Nona Alesha. Apa Tuan tidak merestui Tuan Garvin dengan nona Alesha?” Abraham menggeleng. “Sepertinya tidak,” tegasnya. “Alesha terlalu polos untuk Garvin yang suka bercocok tanam sembarangan. Alesha harus bersama laki-laki yang baik juga.”
Read more
Dijebak
“Ethan rasanya pahit,” adu Alesha pada Ethan. Ia memberikan gelas minuman itu lagi. “Oh aku salah.” Ethan terkejut. Ia mengambil gelas itu dan ditaruhnya ke atas meja. “Maaf Alesha, aku tidak tahu jika itu bukan jus jeruk.” Memukul kepalanya sendiri. “Aku bodoh sekali.” Alesha menggeleng pelan. “Tidak masalah.” Ia memegangi kepalanya yang tiba-tiba pusing. “Alesha kau baik-baik saja?” tanya Ethan memeluk Alesha yang hampir jatuh. “Sepertinya aku harus pulang,” lirih Alesha. Ethan menuntun Alesha berjalan. Alesha hanya pasrah ia mengikuti langkah Ethan. Sungguh badannya mendadak berkeringat dingin. Sampai tidak sadar jika Ethan telah membawanya di lorong hotel lantai dua. “Ethan ini di mana? Tubuhku panas sekali.” Alesha memejamkan mata. Panas di tubuhnya terasa sangat menyiksa. Ia mendongak, menatap wajah Ethan yang juga menatapnya. Ethan tersenyum. Ia menarik pinggang Alesha. Sentuhan yang diberikan Ethan membuat reaksi berlebihan pada tubuhnya. Alesha serasa ingin disentuh l
Read more
PREV
1
...
45678
...
23
DMCA.com Protection Status