Terjebak Obsesi Cinta Mafia Kejam

Terjebak Obsesi Cinta Mafia Kejam

By:  Iamyourhappy  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
7 ratings
221Chapters
28.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Adult Romance 21+ Alesha adalah Ballerina asal Indonesia yang berkesempatan melakukan pertunjukkan di Italia. Selain gembira karena bisa menginjakkan kaki di Negara Roma tersebut, Alesha juga senang akhirnya bisa melepas kerinduan dengan kekasihnya. Ternyata kegembiraannya hanya sesaat, kekasihnya dibunuh di depan mata kepalanya sendiri. Diselimuti rasa dendam dan amarah yang membara. Alesha menerima sebuah tawaran bergabung dengan Mafia. Tujuannya hanya satu—yaitu menghabisi nyawa Garvin Carver Blackton yang telah membunuh kekasihnya. Garvin adalah seorang Mafia yang terkenal dengan kekejamannya, tidak kenal ampun pada siapapun. Namun ditengah aksi balas dendamnya ia malah terjebak dengan pria kejam itu. Lalu bagaimana nasib Alesha selanjutnya?

View More
Terjebak Obsesi Cinta Mafia Kejam Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
default avatar
pinkyheart309
ceritanya bagus sangat..happy ending...tak macam setengah novel harus menunggu lama untuk habis...hampir 800-900 bab.........yang ini lebih asik dibaca
2023-08-11 11:21:59
1
user avatar
Tyha
best...x boring dan terus ingin membaca
2023-05-15 19:17:44
1
user avatar
Pince
cerita yang bguss, tidk berbelit2.. ketagihan bc novel in pokokx the bestlh, garvin oh garvin loe suami idamn bgett ......
2023-05-05 10:40:32
1
user avatar
Verania
Garviinn ohh Garviinn, kq mlahh au yang tergila gila dengan novel inii.........
2023-04-23 14:39:56
1
user avatar
Vebry Amora
Suka banget sama ceritanya, ada beberapa kata yang kurang aku ngerti tapi gak bikin aku bosan bacanya, soalnya menarik banget. hehe Buat kakak Author, makasih ceritanya bagus banget, semangat berkarya dan semoga sehat selalu;*
2023-04-17 11:37:34
2
user avatar
MarhanaT
terbaik... pertama baca aku udh ditipu. segereget itu ceritanya
2023-03-31 12:00:09
1
user avatar
Verania
setiap hari kah bab nya di perbaharuii???
2023-03-27 13:04:11
2
221 Chapters
Suara Tembakan
“Lalu tema apa yang akan kamu bawakan?” suara dari seseorang pria melalui ponsel. “Romeo and Juliet,” jawab seorang perempuan yang tengah berbaring telungkup di atas ranjang. Rambutnya panjang dengan dress berwarna putih. Namanya Alesha Caroline, perempuan cantik berusia 22 tahun. “Aku tebak, kamu yang jadi Juliet. Terus aku yang jadi Romeo..” Alesha tertawa pelan. “Come on Aldrich, gak ada Romeo yang meninggalkan Juliet bertahun-tahun dan gak pernah pulang. Terus Juliet lagi yang mau nyamperin Romeo.” Sedikit menyindir kekasihnya yang tidak pernah pulang beberapa tahun terakhir. Sudah dua tahun terakhir Aldrich tidak pulang. Katanya, pekerjaan di sana semakin banyak dan tidak bisa ditinggal. “Sorry…” Aldrich menunjukkan ekspresi bersalahnya. “Tapi aku bukan bang Toyib kok—” “Aldrich,” sargah Alesha kesal. Aldrich itu mirip pelawak—bawaannya memang bercanda terus. Aldrich tertawa ringan. “Beneran sayang. Nanti kalau aku sudah dapat uang banyak dan harta yang berlimpah, aku baka
Read more
Dunia Alesha Runtuh
Keadaan menjadi sangat kacau. Semua orang berhamburan keluar dengan ketakutan akan bernasib sama dengan pria yang tiba-tiba tertembak. Tidak bagi seorang perempuan yang kini tengah bercucuran air mata. “ALDRICH,” teriak Alesha berlari. Menangkup wajah Aldrich dengan kedua tangannya. “Aldrich bangun!” teriaknya. Aldrich tidak bergeming. “Aldrich jangan tinggalin aku. Aldrich please bertahan.” Alesha mencoba mengguncang tubuh Aldrich. Alesha tidak peduli jika dirinya berada dalam bahaya. Saat ini ia hanya ingin Aldrich membuka mata—kemudian berkata jika tidak akan meninggalkannya sendirian. “Alesha butuh Aldrich.” Alesha memeluk Aldrich. “Aldrich bangun…” lirih Alesha. Ia bahkan tidak peduli dengan dressnya yang sudah berlumuran darah. “Katanya kamu mau ngajak aku lihat Menara Pizza?” Alesha berharap ini hanya mimpi. Ia menampar dirinya sendiri. “Bangun Alesha! Lo mimpi!” Alesha menatap kembali Aldrich yang berada di pelukannya. “ALDRICH BANGUN! ALESHA GAK MAU SENDIRI LAGI!” DO
Read more
Aku Akan Membunuhnya
BRAK Pintu lemari dibuka dengan paksa. Alesha menunduk dalam-dalam. Percuma saja bersembunyi di dalam lemari, pada akhirnya ia juga akan tertangkap oleh mereka. Menggerakkan badannya, berusaha berlari. Namun salah satu dari mereka berhasil menghentikannya. “Lepaskan aku.” Alesha berusaha melepaskan diri. “Siapa kau?” tanya seorang pria yang tengah duduk di atas sofa dengan jari yang mengapit rokok. “Kau kekasih Aldrich?” Alesha menatap pria itu. Pria dengan kemeja hitam rapi. Pria tersebut nampak mengangkat sudut bibirnya tersenyum. Bagi Alesha pria itu mengerikan, meskpun kedua matanya tertutup dengan kacamata hitam. Alesha yakin pria di depannya bukan pria baik-baik. “Jawab aku. Apa kau kekasih Aldrich?” pria itu mengangkat dagu Alesha. Meneliti wajah Alesha yang khas orang Asia seperti Aldrich. Karena Alesha yang tidak kunjung menjawab pertanyaan. Pria itu semakin kencang mencengkram dagu Alesha. “Jawab aku atau aku akan menyitimu?” Alesha tertawa. “Tidak ada asalan untukku
Read more
Pembalasan Dendam
Apa yang harus Alesha lakukan agar memikat Garvin. Alesha sungguh tidak berpengalaman. Kenapa skenario yang diciptakan Wiliam sangat rumit seperti ini. Seharusnya Wiliam bisa membuat Alesha langsung bersama Garvin tanpa acara pamer-pamer tubuh pada pria hidung belang lainnya.Acara pelelangan wanita. Wiliam memang membuat rencana dengan memasukkan Alesha ke dalamnya. Agar Alesha bisa memikat Garvin dengan kecantikannya. Setelah itu—Alesha akan menjalankan rencana yang sudah mereka susun. Wiliam duduk di belakang—sesekali menyesap sebatang rokok yang berada di jarinya. Ia menatap punggung Garvin yang berada di depannya.“Kita sambut wanita yang sudah terpilih,” suara MC menggelora.Alesha berada di urutan nomer 5 alhasil ia berjalan di urutan paling belakang. Tangannya mulai berkeringat dingin. Wajahnya terasa sangat kaku tanpa ekspresi.“Start.”Para wanita lain sibuk melepaskan pakaiannya—kemudian bergoyang dengan sensual. Apa yang dilakukan Alesha? Wanita itu hanya diam.“KENAPA DIA
Read more
Tidak Ada Maaf Untuk Penghianat
“Apa yang kau lakukan.” Tangan Alesha dicekal oleh Garvin.Tertangkap basah—pergerakan Alesha langsung dibekukan oleh Garvin. kedua tangannya dicekal di atas kasur. Garvin mengambil jarum itu—menelitinya sebentar. Pertama kali melihatnya—ia langsung tahu jika jarum itu berbahaya. Jika jarum itu mengenai lehernya, dalam hitungan menit ia akan kehilangan nyawa.“Jawab aku. Siapa yang menyuruhmu?” aura Garvin berubah menjadi sangat dingin. Ia mengambil sebuah borgol di dalam lacinya.“LEPASKAN AKU! KAU PANTAS MATI!” teriak Alesha berusaha melepaskan diri. Namun kedua tangannya lebih dulu diborgol oleh Garvin.“Kau sudah mengirim uang ke tempat bordil?” tanya Garvin di sebuah telepon.“Baru setengah, Sir.” “Tidak usah kirim. Turuti saja perintahku.”Disaat Garvin masih bertelepon dengan seseorang. Alesha bangkit—meskipun gerakan tangannya sangat terbatas. Hal itu tidak menyurutkan niatnya untuk tetap membunuh Garvin. Pria itu harus mati.Alesha mendekat ke arah dressnya. Mengambil sebuah
Read more
Kill Me
Alesha mengangguk.“Kau jawab pertanyaanku dengan jujur.” Garvin tanpa rasa kasihan langsung menarik lakban yang menutup mulut Alesha. Tarikan lakban yang kuat membuat seakan bibir Alesha ikut tertarik juga.“Apa yang Wiliam katakan padamu?”Alesha menatap Garvin dengan sorot kebenciannya. “Aku lelah. Semuanya nampak membingungkan. Tidak bisakah kau langsung membunuhku saja?”Jawaban Alesha membuat Garvin mengepalkan tangannya. Emosinya kini mulai naik. “Kau ingin aku membunuhmu?”Alesha mengangguk. “Seharusnya aku tidak terlibat dengan kalian. Tapi setidaknya aku tahu pembunuh Aldrich, antara kau dan Wiliam. Aku bisa pergi dan menyusul Aldrich. Kalian bisa bertengkar sesuka hati kalian.”Tidak ada harapan untuk hidup. Alesha benar-benar putus asa. Tidak ada kejelasan yang nampak di depan matanya. Semuanya abu-abu dan membingungkan. Selain teka-teki tentang pembunuh Aldrich sebenarn
Read more
Kau Mengerikan
“Aku mencintai Aldrich. Dia segalanya bagiku.”“Cinta?” Garvin tertawa. Tawa yang menggelegar, tawa yang benar-benar lepas dan murni karena memang lucu. Cinta? Satu kata yang menurutnya sangat tidak masuk akal dan konyol.Alesha bangun. Berdiri di hadapan Garvin. “Apa ini artinya kau memaafkan Aldrich?”Garvin mendadak terdiam. Menatap Alesha dengan tajam. Dia sedikit menunduk karena tinggi Alesha yang hanya sebatas lehernya. “Tidak ada kata maaf untuk penghianat. Aku harap dia berada di tempat paling buruk selain dunia ini.”Wajah Alesha memerah menahan amarah. Tangannya mengepal—kemudian mengacungkan jari tengahnya pada Garvin. “Doa buruk akan kembali pada sang pemilik. Doa buruk akan menjadi boomerang untuk pemiliknya.”“Mau kupotong jarimu hah?!”Alesha segera menekuk jarinya kembali.“Sekarang nikmati hidupmu di penjara ini. Kau akan mend
Read more
Hukuman
Tubuh Alesha ditarik oleh dua pria. Diseretnya melewati lorong gelap. Digelandang masuk ke dalam ruangan lain yang tidak kalah mengerikan. Ruangan dengan aroma amis yang begitu pekat. Juga ada beberapa kerangkeng besi yang menempel di tembok. Alat-alat berat lain yang ditaruh di sebuah rak terbuka.Alesha mencoba memberontak melepaskan diri. Tapi orang-orang itu begitu mudahnya memasang kerangkeng pada tubuhnya. Tubuhnya berada di atas dan membentuk huruf X dengan kerangkeng yang melilit.“Jawab pertanyaanku dengan jujur.” Garvin mengambil duduk di sofa. Mengambil rokok kemudian menyulutnya perlahan.“Apa kau selama ini mendapatkan harta dari Aldrich?”“Itu urusan pribadiku,” jawab Alesha.CETARSebuah cambuk menyambar tubuhnya. “Akkh.” Alesha meringis kesakitan.“Jawab dengan jujur atau kau akan mendapatkan cambukan dan pukulan. Kutanya sekali lagi apa kau selama
Read more
Dijual lagi?
Alesha bertepuk tangan pelan. “Selamat untuk kalian berdua.” “TUTUP MULUTMU! JANGAN BERBICARA!” kesal Garvin berteriak. Xavier tersenyum. Ia mendekati Alesha. “Kami tidak seperti yang kau pikirkan.” Mengusap dahi Alesha pelan. “Namaku Xavier, semoga cepat sembuh.” Alesha membalas senyum Xavier sembari mengangguk. “Aku pergi dulu.” Xavier menunjukkan jarinya. “Jangan menyiksanya jika ingin dia segera sembuh!” katanya pada Garvin. “Kau menyukainya?” tanya Garvin. Alesha mengangguk pelan. “Siapa yang tidak suka dengan pria tampan dan penuh keramahan seperti Xavier. Semua wanita pasti juga akan menyukainya.” “Waah. Tidak kusangka kau akan berpaling dari kekasih yang kau cintai itu secepat ini.” Garvin menggeleng dengan tangan yang bersindekap. “Aku hanya menyukainya. Sebatas kekaguman seperti mengidolakan seorang aktor.” Alesha bangun dan duduk sembari menatap Garvin. Berada di ruangan yang jauh lebih baik dari penjara. Kamar ini sangat luas dan nyaman. Juga kasur empuk yang ia du
Read more
Jenifer
“Aku berusaha melakukan yang terbaik. Tapi semesta tidak pernah berpihak padaku. Aku tidak mau menyusahkan diri sendiri dengan memikirkan hal yang tidak bisa terwujud. Aku hanya akan mengikuti alur.” Itulah jawaban Alesha beberapa menit yang lalu, jawaban yang mampu membuat Garvin terdiam kehabisan kata-kata. Mereka sampai di sebuah gedung. Begitu ramai dengan orang-orang kelas atas. Ada banyak sekali security yang berjaga di luar gedung. Dilakukan pengecekan sangat ketat sebelum masuk. Tamu akan diijinkan masuk apabila menunjukkan undangan. Tanpa undangan tidak akan bisa masuk. Garvin berdiri di sebelah Alesha. Tanpa aba-aba, tangannya bergerak menarik Alesha mendekat dari samping. Memeluk pinggang wanita itu dengan erat. “Kenapa seperti ini?” tanya Alesha. Ia tidak nyaman tangan kekar Garvin bertengger di pinggang rampingnya. Ia mendongak meminta penjelasan pada Garvin. “Jawab aku.” “Diam saja.” Garvin menatap sekitarnya. Garvin tidak serta merta datang seorang diri. Ia membawa
Read more
DMCA.com Protection Status