All Chapters of Lima Tahun Sebelum Tragedi Pernikahanku: Chapter 11 - Chapter 20
200 Chapters
Mendadak Nikah
“Kinan, kamu seperti anak kecil saja. Ayah dan ibu hanya pergi sebentar, kok. Kamu tunggu di rumah, ya?” bujuk Hana. Kinan menggelengkan kepala, kini tangannya sudah menahan tangan ayah dan ibunya untuk tidak melanjutkan langkahnya. Hana dan Bayu makin bingung, mereka saling bertatapan kemudian melihat ke arah Kinan secara bersamaan. “Ada apa sebenarnya, Kinan? Apa Saka mengatakan sesuatu tadi?” tebak Bayu. Kinan menggelengkan kepala memberi jawaban atas pertanyaan ayahnya. “Tidak. Ini tidak ada hubungannya dengan Saka sama sekali. Ini hanya berhubungan dengan ayah dan ibu saja.” Hana dan Bayu tertegun dengan penuturan Kinan. Kinan terdiam kemudian tiba-tiba duduk bersimpuh di depan Hana dan Bayu seraya memohon. “Aku minta jangan pergi kemana-mana sore ini. Kalau ayah dan ibu ingin memberitahu kerabat soal lamaran Kinan, bukankah bisa melakukannya lewat telepon. Aku hanya minta Ayah dan Ibu di rumah saja sepanjang sore hingga malam. Aku mohon.” Hana dan Bayu tampak kebingungan us
Read more
Mengulang Malam Pertama
“KAMU!!” Kinan menoleh dengan cepat ke arah Saka dan menatapnya penuh amarah. Namun, apa yang terjadi malah di luar dugaan Kinan.Begitu Kinan menoleh ke arah Saka secepat itu juga Saka menyambar bibir Kinan dan mengecupnya. Posisi mereka yang berdekatan memudahkan Saka untuk melakukannya bahkan pria tampan berdagu belah itu tak peduli dengan tatapan para tamu dan kerabat yang terkejut melihat ulah nakalnya.“Astaga, Saka! Kamu gak sabaran banget,” seloroh Nyonya Septa yang duduk tak jauh dari Saka. Saka tersenyum cengengesan sedangkan Kinan menundukkan kepala menutupi rona merah yang sudah memenuhi wajahnya.“Nanti malam bakal lebih dahsyat dari itu,” bisik Saka di telinga Kinan.Kinan hanya diam membisu, ia menghela napas panjang sambil memejamkan mata. Kenapa juga bayangan menyeramkan di malam jahanam itu kembali terputar di benaknya. Saka yang memperlakukannya dengan kasar, memukul, menjambak, bahkan merobek seluruh
Read more
Bertemu Mantan
CUP!“Selamat pagi, Sayang.” Kinan terkejut saat sebuah kecupan singgah di wajahnya disertai ucapan selamat pagi menyapa.Kinan mengerjapkan mata mencoba menghalau sinar mentari yang masuk menerobos tirai kamar mereka. Sosok pria tampan yang baru saja mengecupnya sudah berdiri tegak di sampingnya dan tersenyum dengan manis.“Kamu masih ngantuk, Sayang?” sekali lagi suara bariton itu mengingatkan Kinan. Kinan menggeleng kemudian sudah perlahan menyibak selimut.Ia sudah mengingat kalau sudah resmi menjadi istri Saka, oleh sebab itu dia terbangun di kamar asing nan indah ini.“Kamu mau sarapan di kamar atau di ruang makan?” Kembali Saka bertanya. Kinan terdiam dan melhat pria tampan itu tampak sibuk bercermin seraya merapikan pakaiannya.“Eng ... di luar saja, Saka,” jawab Kinan.Ia sudah menyibak selimut dan bersiap turun dari kasur. Namun, baru saja Kinan menjejakkan kakinya ke lantai be
Read more
Mr Arogan
“Senang bertemu dengan Anda, Nyonya ---” Lelaki berkulit sawo matang dengan wajah manis itu menggantung ucapannya menunggu jawaban dari Kinan.Saka melihat istri manisnya ini masih terkejut dan segera menyenggol lengan Kinan dengan lembut.“Kinan, namanya Kinan Pratiwi, Fajar,” sahut Saka membantu Kinan.“Akh ... iya. Nyonya Kinan, senang bertemu dengan Anda.” Fajar mengulurkan tangannya dan dengan sangat terpaksa Kinan menyambut tangan pria tersebut.Fajar hanya tersenyum menatap Kinan dari atas hingga bawah seakan sedang memindai dirinya. Entah mengapa Kinan merasa ada seringai aneh yang tiba-tiba muncul di raut manis Fajar. Lagi-lagi bayangan kelam di kehidupan yang berbeda berjejalan memenuhi benaknya.“Istrimu cantik, Saka. Di mana kamu menemukannya?” bisik Fajar lirih.Saka mengulum senyum sambil melirik Kinan sekilas. Pria berdagu belah itu bergegas merengkuh tubuh Kinan mendekat, seakan
Read more
Sharing Partner
“Hmmmffpp ... .” Kinan mendelik sambil mendorong tubuh Saka agar melepaskan pagutannya. Padahal baru saja Saka mencium bibirnya saat di dalam acara tadi. Kini pria tampan itu kembali menyerbu bibirnya saat mereka baru masuk ke dalam mobil.“Apa kamu tidak malu? Ada Pak sopir yang sedang memperhatikan kita,” cicit Kinan lirih.Memang mereka sudah di dalam mobil perjalanan pulang menuju rumah dan seperti biasanya, Saka selalu menggunakan sopir pribadi untuk mengantar jemput dia.“Pak Wildan sudah biasa dengan ulahku. Kamu tidak perlu malu, Sayang. Apalagi kita sudah sah sebagai suami istri. Bukan begitu, Pak Wildan?” Saka menjawab sambil mengerling ke arah sopir pribadinya di depan.Sopir pribadi yang bernama Pak Wildan itu hanya menjawab dengan sebuah senyuman yang terlihat jelas di kaca spion. Kinan meliriknya sekilas dan langsung menunduk tersipu malu. Apa seperti ini kehidupan Saka sebelumnya? Jangan-jangan tidak hany
Read more
Tuntutan Mertua
“Apa maksudmu?” seru Kinan dengan terkejut. Saka langsung tertawa melihat ekspresi Kinan kali ini.“Aku berkata jujur. Aku dan Fajar memang sering berbagi. Aku punya banyak teman wanita dan dia terlalu lama menjomlo. Jadi aku kenalkan saja teman wanitaku ke Fajar.”Kinan langsung menghela napas lega. Sekali lagi tanpa sadar ia mengelus dadanya berulang. Entah mengapa sempat terbesit pikiran buruk di benaknya saat Saka bilang tentang berbagi wanita.“Kamu jangan negatif thinking dulu, Sayang. Aku tidak seburuk kelihatannya. Memang aku sering berganti wanita, tapi itu karena aku tidak cocok.”Kinan spontan berdecak sambil melirik ke arah Saka. Kemudian tiba-tiba Saka merengkuh pinggul Kinan mendekat ke arahnya. Lagi-lagi pria tampan berdagu belah itu mengikis jarak di antara mereka menjadi sangat dekat. Kinan terdiam seakan sedang menahan napas saat wajah Saka sudah berada dekat di depannya.“Aku janji tidak
Read more
Suami Kinan
“CUCU?” Kinan terbelalak kaget seraya mengucapkan empat huruf itu. Dia tidak menyangka kalau mertuanya akan menuntutnya segera mempunyai anak. Padahal rasa cinta saja tidak pernah tumbuh di hatinya, bagaimana mungkin akan terlahir cucu untuk mereka. “Kamu tidak perlu sekaget itu, Kinan. Memang tujuan awal Mama meminta Saka adalah ingin punya cucu. Mama lelah melihat Saka yang selalu berganti pacar tanpa pernah serius kepada salah satu gadis. Setiap ditanya selalu ada saja jawabannya. Belum cocok, belum jodoh dan sebagainya.” Nyonya Septa menjeda ceritanya kemudian menatap Kinan dengan sendu. Kinan hanya terdiam, dia sedikit tahu kalau suaminya memang mantan don juan, playboy dan banyak lagi julukan penjahat wanita yang menempel di nama belakangnya. Kinan juga tahu itu dengan melihat kehidupan beda yang pernah dia lalui bersama Saka. “Oleh sebab itu Papa memancingnya,” sahut Tuan Arya menimpali. Kinan kini menoleh ke pria tampan paruh baya itu.
Read more
Hadiah Terindah
“SUAMI? Kamu sudah menikah, Kinan?” tanya Rani dengan mimik wajah terkejut.Kinan sontak melotot menatap ke arah Saka. Sementara Saka dengan tampang polosnya pura-pura acuh sudah berdiri di sebelah Kinan sambil merengkuh pinggulnya.“Eng ... maksudnya calon suami. Dia tunanganku,” bisik Kinan ke Rani. Kinan sengaja menjawab dengan berbisik agar Saka tidak mendengar. Dia tidak mau membuat pria aneh itu uring-uringan karenanya.Rani langsung manggut-manggut dengan mulut membentuk huruf O bulat.“Kamu tidak mau menerima bunganya, Sayang?” Saka sudah menginterupsi lamunan Kinan.Kinan bergegas tersenyum dan menerima buket bunga yang super besar itu dari Saka. Berbarengan dengan itu sebuah kecupan mendarat sempurna di pipi Kinan. Sontak gadis berwajah manis itu tersipu malu akibat ulah Saka. Saat ini mereka di tempat umum, banyak mahasiswa dan mahasiswi yang menunggu giliran sidang skripsi dan Saka begitu santainya me
Read more
Kemarahan Saka
HEH!!Kinan terdiam tidak menjawab, tapi matanya sudah menunjukkan sebuah penolakan. Dia bodoh dan menyesal sudah membangunkan singa yang sedang tidur. Kinan juga menyesal karena memulai lebih dulu ciumannya tadi.“Kenapa? Apa kamu belum siap?” Tanpa diminta tangan Saka sudah merengkuh tubuh Kinan semakin mendekat. Gadis itu gugup. Dia benar-benar kesulitan bernapas karena ulah Saka itu.“Atau kamu belum bisa?” Saka mengerling menggoda dan kembali mendekatkan bibirnya ke pipi Kinan. Berkata sangat dekat dengan telinga Kinan, “Aku akan menuntunmu, Sayang. Tenang saja. Aku sangat piawai soal itu.”Kinan masih diam, matanya kini menatap Saka dan terkunci di mata nan pekat itu. Perlahan tangan Kinan menyentuh dada Saka mendorong perlahan mencoba mengurai pelukan.“Ak—aku mandi dulu,” putus Kinan. Saka sontak tersenyum dan perlahan melepas pelukannya.“Oke. Aku akan menunggu. Jangan lupa
Read more
Siapa Kamu?
“TUAN SAKA!! TUNGGU!” Pak Wildan bergegas menyusul Saka. Ia tidak mau sesuatu hal menimpa tuan mudanya itu.Saka yang berjalan lebih dulu di depannya menghentikan langkah dan menoleh ke arahnya. Pak Wildan mempercepat langkah dengan napas tersenggal. Saka melihat Pak Wildan dengan tatapan menyelidik, alisnya yang tebal saling bertaut menaungi dua mata pekatnya.“Ada apa?” Pak Wildan sudah menghentikan langkah dan berdiri di depan Saka.“Nyonya ... Nyonya Kinan menelepon tadi. Beliau menanyakan Anda,” bohong Pak Wildan. Memang pria paruh baya itu terpaksa berbohong kali ini. Dia tidak mau Saka terlibat kesulitan lagi.Saka diam dan melihat ke arah Pak Wildan dengan tatapan curiga.“Memangnya dia tahu nomor ponselmu?” Pak Wildan mengangguk dengan cepat. Pria paruh baya itu benar-benar tidak mau kesulitan kali ini.“Ayo ... ayo kita pulang, Tuan. Nyonya menunggu di rumah,” pinta Pak Wi
Read more
PREV
123456
...
20
DMCA.com Protection Status