Semua Bab Bersinar Usai Bercerai: Bab 21 - Bab 30
49 Bab
Bab 21: Kunci Keberhasilan Davika
"Assalamualaikum, Bunda. Apa kabar?" Davika menyapa Bunda Erlyannie, owner brand skincare yang sudah tujuh tahun ini Davika pasarkan bersama agen dan resellernya. "Waalaikum salam, masya Allah Vika apa kabar? Makin cantik dan bersinar aja nih." Kedua wanita itu berpelukan melepas rindu. Tersungging senyuman manis dari wajah keduanya. "Alhamdulillah, berkat B Erl, Bun." Davika kembali menyunggingkan senyuman bahagianya. "Makasih lho, udah jauh-jauh dari Bandung dateng ke sini," sambut Bunda Erlyannie ramah. "Aku yang makasih, Bun. Berkat semangat dari Bunda dan Ayah Agus, aku bisa berada di titik ini." Perempuan itu benar-benar bersyukur bisa mengenal B Erl Family 7 tahun silam. "Sama-sama. Kesuksesan kamu sekarang juga berkat kerja keras dan doa dari Mama Erna juga pastinya. Ayo, masuk Vik, acaranya akan segera dimulai."  Ini yang paling Davika kagumi da
Baca selengkapnya
Bab 22 : Berusaha Menemui Keenan
"Waalaikum salam. Tolong jangan biarkan lelaki itu menemui Keenan ya, Um. Saya tidak mau asma Keenan kambuh hanya karena bertemu dengan lelaki di foto itu. Jika Umi bisa memintanya untuk pulang akan lebih baik, tetapi jika Umi sungkan saya mohon dengan sangat tahan lelaki itu agar tidak bertemu dengan Keenan sampai saya datang ke pondok. Sekarang saya sedang dalam perjalanan dari Cipondoh ke Depok. Terimakasih banyak, Um. Mohon maaf karena saya sudah merepotkan Umi. Wassalamualaikum."  Davika langsung mengirimkan pesan itu pada Umi Masriyah berharap dirinya belum terlambat. Jangan sampai Keenan bertemu dengan Rafi. Ia tidak mau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada anak lelaki kesayangannya itu.  Putaran memori masa lalu itu kembali terulang di kepala Davika. Bagaimana Keenan harus menderita karena merindukan sang ayah yang tak pernah datang menemui atau sekadar menghubunginya membuat hati Davika ngilu. "M
Baca selengkapnya
Bab 23 : Rasa Benci Keenan
"Mami? Papi?" Mata anak lelaki itu membulat sempurna. Untuk sepersekian detik, anak lelaki itu hanya terpaku menatap dua orang yang terlihat bersitegang. Keenan yakin ibunya takkan nyaman berada di dekat sang ayah sekarang. Niatnya untuk melepas rindu pada sosok wanita yang paling ia hormati dan sayangi itu kandas bersamaan dengan luruhnya kristal bening di mata sipit anak lelaki itu.  Luruhnya air mata dari anak lelaki bernama Keenan itu bukan karena ia bahagia, bukan pula karena ia merindu pada sosok lelaki yang berdiri di hadapannya sekarang. Justru anak lelaki itu sangat membenci pria yang kini tampak menua dari yang terakhir kali ia lihat. Ah, entahlah Keenan hanya samar-samar mengingat wajah Rafi. Jika bukan karena lelaki itu adalah salah satu pengusaha terkenal, Keenan mungkin takkan pernah mengingat wajah laki-laki yang tak ada layak-layaknya dianggap sebagai seorang ayah itu.  Rasa sakit itu kembali meremas dada. Kenapa ay
Baca selengkapnya
Bab 24 : Keinginan Tak Terduga Keenan
Davika dengan setia menunggu anak semata wayangnya tersadar. Wanita itu menatap anak lelakinya nanar. Ada kepedihan tergurat di wajah ayunya. Andai rasa sakit itu bisa ditukar, tentu Davika rela menggantikan Keenan agar pelita hatinya itu tak lagi merasakan sakit seperti sekarang. Tetesan embun itu kembali terjatuh di mata sipit Davika. “Keenan Sayang, bangun yuk, Nak. Maafin Mami yang terlambat menyadari kalau Kak Rafi bisa berbuat nekat untuk menemui kamu, Sayang. Maafin Mami karena luka itu kembali hadir dan membuat Keenan kesulitan seperti sekarang.”  Davika mengusap-ngusap punggung tangan putranya, berharap anak lelaki tanggung itu akan segera meresponnya. Beberapa kali wanita itu menghirup napas berat. Sungguh, sehancur-hancurnya hati Davika karena Rafi, hati wanita itu lebih hancur saat menyaksikan genangan luka di mata putranya. Sudah berapa lama anak itu menahan luka sendirian? Tak hanya Rafi, Davika pun cukup terke
Baca selengkapnya
Bab 25 : Mulai Goyah
Davika tak bisa tidur dengan nyenyak, pikirannya mengawan. Kepala perempuan berusia 35 tahun itu dipenuhi ucapan-ucapan Keenan kemarin. Ia benar-benar tak mengira jika Keenan akan berkata seperti itu. Anak lelaki yang selama ini tak pernah membicarakan ingin memiliki ayah, tiba-tiba saja menjodohkannya dengan Devanno.  Apakah ia harus mulai menerima kehadiran Devanno? Ah, tidak-tidak, tidak mungkin! Davika masih takut jika harus berhubungan dengan seorang lelaki. Luka masa lalunya bersama Rafi masih menjadi momok yang menakutkan baginya. Sebaik-baiknya Devanno dia masih ragu, Davika takut jika pada akhirnya Devanno akan melakukan hal yang sama seperti Rafi. Memang benar hatinya mulai goyah, Davika tidak memungkiri bahwa dirinya pun mulai jatuh hati pada Devanno. Ia tidak menampik perhatian-perhatian Devano sungguh terkadang membuat dirinya terlena. Namun sayangnya, keraguan itu lebih besar daripada keyakinannya pada lelaki tampan itu. A
Baca selengkapnya
Bab 26: Tak Sengaja Couple-an
"Vik, gimana keadaan Keenan? Dia enggak collaps lagi, kan? Kakak khawatir." Membaca pesan dari Rafi, seketika mood Davika langsung memburuk. Segala sumpah serapah ia lontarkan dalam hati. Kenapa lelaki berhati batu itu terus saja mengganggunya? Tak cukupkah ia melihat hati Keenan terluka kemarin? Kenapa ia masih saja berharap Davika dan Keenan akan menerimanya kembali seteleh luka-luka itu ia torehkan dengan begitu dalamnya?  Rafi pikir semua akan selesai dengan kata maaf saja? Walaupun pada akhirnya Davika berdamai dengan masa lalunya, bukan berarti wanita itu akan dengan mudahnya menerima Rafi kembali. Oh, tidak! Davika tak sebodoh itu harus mengulangi kesalahan yang sama untuk ketiga kalinya. Baginya Rafi hanya seonggok masa lalu yang harus segera ia singkirkan dari pikiran dan hatinya. Wanita itu hanya membaca pesan itu tanpa berniat untuk membalasnya. Tak mau ambil pusing, Davika langsung memblokir nomor kontak
Baca selengkapnya
Bab 27 : Mantan Egois
"Kamu kenapa blokir nomor ponsel Kakak?" tanya Rafi berang. Kilatan amarah terpancar dari mata bulat lelaki itu. Apalagi setelah Rafi melihat Davika tertawa bersama dengan lelaki sialan yang mengaku-ngaku menjadi kekasih wanita itu.  Cemburu? Jelas Rafi cemburu. Lelaki itu takkan rela jika Davika harus hidup bersama laki-laki lain selain dirinya. Lagi pula lelaki berkulit putih itu tak yakin jika Davika dan Devanno benar-benar sepasang kekasih. Rafi sudah lama mengenal Davika dan dia tahu pasti bagaimana tatapan wanita itu jika sedang jatuh cinta. Sayangnya, ia sama sekali tak melihat adanya cinta atau perhatian khusus yang Davika berikan pada Devanno. Justru lelaki itu melihat bahwa Devanno lah yang mencintai Davika terlihat dari tatapan lelaki berwajah blasteran Korea itu pada Davika yang selalu memancarkan cinta. "Hei, Bung santai. Terserah pacar saya dong mau blokir apa enggak itu kan haknya. Kenapa Anda mesti sewot begitu?" timpal
Baca selengkapnya
Bab 28 : Perjalanan ke Bali
Di hari Sabtu yang cerah ini, Davika berniat untuk berolahraga sebelum pukul 10.00 nanti melakukan penerbangan ke Bali bersama Devanno dan beberapa staff La Moda. Wanita itu mengenakan pakaian jogging berwarna abu, celana training berwarna hitam, dengan pasmina instan kekinian berwarna hitam dan topi abu di kepalanya. Wanita itu mengenakan sepatu olahraga berwarna hitam.  Sebelum jogging, tak lupa Davika juga mengoleskan B Erl Intens Lightening Day Cream dan B Erl Verry Berry Acne Treatment Oil Control Sunscreen di wajah nge-glazed-nya. Sunscreen merupakan skincare routine penting yang tidak boleh terlewatkan. Sebagus apapun skincare routine yang kita gunakan tidak akan berhasil maksimal tanpa disertai pemakaian sunscreen. Makanya, wanita berwajah di atas glowing itu memilih B Erl Verry Berry Acne Treatment Oil Control Sunscreen untuk menemani harinya. Dari beberapa sunscreen yang pernah ia pakai, sunscreen B Erl terasa paling nyaman di kulitnya karena muda
Baca selengkapnya
Bab 29 : Desakan Mama Devanno
Davika, Devanno, serta beberapa staff La Moda sampai di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, tepat pukul 11.50 WITA. Mereka langsung menuju Natya Hotel Kuta yang berada 0,3 kilo meter dari Mall Bali Galeria, tempat Davika membuka cabang La Moda di Bali.  Davika dan Devanno memilih Mall ini karena memiliki banyak gerai produk brand lokal ternama yang memiliki daya jual yang cukup baik. Mall Bali Galeria bisa menjadi alternatif tempat belanja untuk para wisatawan yang memiliki bujet terbatas. Memang target market produk La Moda adalah semua orang bisa mendapatkan produk berkualitas dengan harga terjangkau. Jadi, Mall yang berlokasi di Jalan By Pass Ngurah Rai, Bali ini adalah tempat paling strategis untuk La Moda mengembangkan sayapnya di luar Jawa Barat dan Banten. Meski begitu, para pengunjung atau wisatawan tetap bisa menemukan beberapa gerai brand internasional yang tak kalah menarik di Mall ini. Davika berharap suatu saat nanti brand-nya bisa naik lev
Baca selengkapnya
Bab 30 : Mantan Berulah Lagi!
Mata Davika dan Devanno seketika membulat tatkala melihat Rafi membawakan buket bunga ke hadapan perempuan bermata sipit itu. "Selamat sore calon istri, Kakak ucapkan selamat untuk peresmian butik barunya besok." Rafi menyodorkan buket bunga pada Davika seraya tersenyum lebar. Davika sama sekali tak menggubris hadiah dari mantan suaminya itu. "Kakak ngapain sih ke sini? Enggak puas ganggu aku di Bandung? Sampai-sampai Kakak nyusul aku ke Bali gini?"  Davika menatap wajah Rafi dengan geram. Napas wanita itu menderu menahan amarah yang berkecamuk di dadanya. Ia benar-benar tak mengerti dengan jalan pikiran Rafi. Kenapa Rafi terus bersikukuh ingin mendapatkannya? Padahal jelas, lelaki itu masih beristrikan Natasha. Picik sekali mantan suaminya itu!  "Lho, masa bisnis calon istri mau buka cabang, calon suaminya enggak boleh dateng sih? Kamu lucu deh, Vik." Rafi membalas ucapan Davika dengan eks
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status