All Chapters of Rahasia CEO Dingin: Chapter 11 - Chapter 15
15 Chapters
Bab 11. Kenangan Masa Lalu
Kiran tersenyum sinis saat mendengar pertanyaan Rayhan, tangannya semakin mencengkeram erat kerah baju laki-laki yang ada dihadapannya. Rasa kesal, marah, sedih, dan kecewa bercampur menjadi satu dalam hati dan pikirannya. Saat dia ingin membuang semua kenangan buruk masa lalu, tiba-tiba satu per satu rasa penasarannya terjawab. Anak yang selama ini dia rindukan dan laki-laki yang telah menghancurkan hidupnya tiba-tiba muncul dihadapannya tanpa permisi. "Saya adalah mimpi buruk anda dan anda adalah mimpi buruk saya!" bentak Kiran sambil menyeringai tipis karena terlalu kesal mengingat penderitaannya selama ini. Perkataan Kiran membuat rasa penasaran Rayhan semakin besar, tapi saat dia melihat mata coklat Kiran dia sama sekali tidak berani untuk mengatakan hal yang ada dipikirannya. Rasa bersalah membuat Rayhan hanya bisa diam bahkan saat Kiran kembali menemparnya hingga Aldi menghentikannya. Wajah Kiran yang dipenuhi air mata membuat bayangan-bayangan 6 tahun lalu kembali terlintas
Read more
Bab 12. Ibu Dan Anak
Kiran langsung merebahkan dirinya sesaat setelah sampai di rumah kontrakannya, tubuh dan pikirannya terasa begitu lelah setelah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi 6 tahun lalu. Satu demi satu bayangan tentang kejadian naas itu kembali berputar di dalam kepalanya sampai membuat dia menjerit kesakitan. "Aku nggak boleh lemah, aku harus kuat demi kedua anakku!" kata Kiran sambil meminum obat penenang miliknya. "Aku harus bisa ngerebut Zahran dan Zayyan dari tangan laki-laki brengsek itu," tambah Kiran mencoba untuk menguatkan dirinya meskipun dengan tubuh yang gemetar karena penyakit psikologisnya mulai muncul kembali. Dalam hati Kiran timbul perdebatan tentang apa yang terjadi hari ini. Pertemuannya dengan kedua anak kembarnya membuat dirinya bersyukur bahwa di dunia ini dia masih memiliki keluarga yang membutuhkannya, namun kemunculan Rayhan membuat dirinya harus berjuang kembali untuk melawan masa lalunya yang suram. Tangannya tanpa sadar meraih ponselnya untuk melihat foto ked
Read more
Bab 13. Pembeli Tak Tau Diri
Sudah 1 minggu Kiran tidak lagi bekerja di perusahaan Bintara, panggilan dari Rara dan kepala divisi dia abaikan tanpa ingin menjelaskan apa yang terjadi sedikit pun. Dia memutuskan untuk tidak lagi bersentuhan dengan hal-hal yang berhubungan dengan Rayhan, kecuali kedua anak kembarnya Zahran dan Zayyan. Saat ini dia lebih memilih untuk bekerja paruh waktu di toko serba ada di dekat rumah kontrakkannya sambil mencari cara untuk mendapatkan hak asuh kedua anaknya. Dia tidak akan membiarkan Si Kembar hidup sengsara di dekat orang-orang yang tidak menginginkan kehadirannya. Cerita Rara dan Aldi mengenai kedua anaknya semakin meyakinkan Kiran untuk membebaskan Zahran dan Zayyan. "Terima kasih atas kedatangannya, silahkan datang kembali!" kata Kiran sambil tersenyum profesional saat seorang pembeli melangkah keluar dari toko. "Aku harus mencari pekerjaan yang lebih layak sebelum aku menuntut hak asuh kedua anakku," lanjut Kiran sambil menghela napasnya dengan kasar. Hujan deras dan mie
Read more
Bab 14. Trauma Masa Lalu
"Siapa kamu?" tanya salah satu dari laki-laki yang bertampang paling garang."Lepaskan istri saya!" jawab Rayhan sambil menendang perut salah satu dari mereka dengan kuat.Wajah Rayhan semakin terlihat khawatir saat melihat Kiran hanya diam saja dengan air mata yang terus turun membasahi wajah cantiknya. Berbagai tendangan dan pukulan dia arahkan tanpa menghiraukan keselamatannya, karena dalam hatinya terus berteriak untuk menyelamatkan Kiran apapun yang terjadi.Dalam hati Rayhan sedikit menyesal karena dia tidak mengajak salah satu pengawalnya malam ini. Wajah dan tubuhnya sudah terasa perih namun gerombolan laki-laki itu sama sekali tidak terlihat menyerah, ingin rasanya dia menyerah tapi rintihan suara Kiran meminta tolong membuat dirinya terus bertahan."Jangan sentuh istri saya, saya akan berikan berapa pun yang kalian inginkan!" teriak Rayhan saat laki-laki berwajah garang itu mulai menyeret tubuh Kiran menjauh."Saya adalah CEO perusahaan Bintara, saya akan melepaskan kalian d
Read more
Bab 15. Keinginan Si Kembar
Kiran bingung saat terbangun di tempat yang asing, matanya memandang berkeliling untuk mencari petunjuk tentang keberadaannya saat ini. Sebuah kamar mewah yang ukurannya melebihi rumah kontrakkannya dengan ranjang queen size di tengah ruangan dan lemari berukuran besar di sisi kanannya.Wajahnya berubah menjadi panik saat teringat kejadian kemarin malam, dia langsung melompat dan berlari ke arah pintu. Pikriannya semakin tidak karuan karena takut jika yang membawanya ke tempat ini adalah orang-orang yang menyergapnya diam-diam."Aku harus segera keluar dari tempat ini!" kata Kiran sambil berusaha untuk membuka pintu tersebut.Namun usahanya sia-sia karena pintunya terkunci, Kiran berlari dengan panik ke arah jendela mencoba untuk membukanya tapi dia semakin gelisah karena mengetahui bahwa dirinya berada di lantai yang cukup tinggi. Kiran kembali memutar otaknya agar dia bisa menyelamatkan dirinya dari orang-orang yang berhasil menangkapnya.Saat Kiran sibuk mencari cara untuk melarik
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status