Trauma masa lalu terus menghantui kehidupan Kiran selama 6 tahun ini. Penghinaan dan pengkhianatan membuat Kiran tak mudah untuk percaya dengan orang lain. Namun, pekerjaan baru membuat dia mau tidak mau harus kembali berhadapan dengan masa lalunya. Pertemuaan Kiran dengan dua anak kembar berumur lima tahun, membuat bayangan-bayangan terlintas kembali dalam pikirannya. Siapakah dua anak kembar itu? Apa hubungan mereka dengan masa lalu Kiran?
ดูเพิ่มเติมHari ini merupakan hari pertama Kiran bekerja di perusahaan pusat, setelah sebelumnya dia bekerja hampir 3 tahun di perusahaan cabang yang ada di kota Y. Baju kerja berwarna biru gelap dan riasan tipis menambah kesan profesional Kiran dalam bekerja.
Kiran menenangkan detak jantungnya saat berada di depan pintu masuk utama perusahaan Bintara Grup. Dilihatnya gedung yang tingginya lebih dari 20 lantai dengan perasaan cemas sekaligus bahagia. Bekerja di perusahaan utama Bintara Grup merupakan salah satu impian dari Kiran.
Setelah mengambil napas beberapa kali dia melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung tersebut. Kiran berjalan dengan penuh percaya diri menuju meja resepsionis untuk bertanya letak ruangan HRD, tetapi sebelum dia sempat bertanya terdengar suara teriakan lembut dan mengemaskan di belakangnya.
"Mommy!"
Kiran terkejut mendengar suara itu, hatinya tiba-tiba berdebar tidak karuan seakan-akan ada palu yang menghantamnya. Sebelum dia sempat menenangkan hatinya sebuah pelukan di kaki membuatnya berdiri terdiam di tempat, dia melihat seorang anak kecil tampan dengan senyuman yang membuat hatinya semakin teriris.
"Zayyan, jangan memanggil orang lain dengan 'Mommy'!" terdengar suara mengemaskan lainnya dari belakang.
"Tapi Kak, ini Mommy," kata Zayyan sambil terus memeluk kaki Kiran.
"Dia bukan Mom ...." belum selesai kata-kata dari suara kedua tiba-tiba Kiran merasakan pelukan dikakinya yang lain.
"Mommy! Akhirnya kita bertemu dengan Mommy!"
"Zayyan nggak bohong kan Kak!"
Pembicaraan 2 anak itu membuat kepala Kiran menjadi sakit, bayangan kejadian 6 tahun lalu tiba-tiba terlintas dalam pikirannya. Suatu peristiwa yang membuat Kiran kehilangan segala hal yang dimilikinya, keluarga dan teman-teman meninggalkannya dalam keadaan yang sedang terpuruk. Saat sakit kepala Kiran semakin membuatnya pusing dan berputar-putar, terdengar suara dingin dan rendah milik seorang laki-laki yang mampu membuat suasana di sekitarnya seketika membeku.
"Zahran! Zayyan! Apa yang kalian lakukan? lepaskan wanita itu!" Kiran seperti kehilangan kesadaran saat mendengar suara itu, pikirannya menjadi kosong dan hanya bisa diam mematung di tempat. "Aldi, urus 2 anak itu. Jangan sampai mereka membuat ulah lagi!"
Setelah pemilik suara itu pergi menjauh, suasana lobby yang tadinya dingin perlahan-lahan mulai mencair. Suara bisik-bisik kembali terdengar memenuhi lobby gedung tersebut, semua orang kembali melanjutkan pekerjaannya tanpa membahas kembali apa yang baru saja terjadi.
"Maafkan saya Nona, sepertinya Si Kembar membuat ulah lagi. Kalau boleh tahu apa urusan anda datang kesini?" tanya Aldi sambil tersenyum sopan pada Kiran.
Perkataan Aldi membuat pikiran Kiran kembali fokus dengan keadaan sekitarnya, suara dingin yang tadi dia dengar hampir membuat Kiran kembali terjebak dalam pikirannya sendiri.
Kiran berusaha untuk menenangkan hati dan perasaannya yang saat ini sedang kacau dengan cara mengambil napas dalam-dalam seperti yang diajarkan oleh psikiaternya. Dia tidak ingin hari pertamanya bekerja berantakan karena pikirannya kembali terganggu.
"Saya Kiran pegawai yang baru dipindahkan dari anak perusahaan di kota Y, kalau boleh tahu ruang HRD di sebelah mana, Pak?" tanya Kiran dengan tersenyum sopan setelah pikirannya kembali tenang.
"Ruang HRD ada di lantai 5," jawab Aldi sambil berusaha menarik Si Kembar dari kaki Kiran. "Cepat lepaskan sebelum Daddy kalian marah lagi. Om capek dimarahi Daddy kalian terus-terusan!"
Setelah sedikit drama memisahkan dirinya dari Si kembar, Kiran segera naik lift menuju lantai 5. Di dalam lift Kiran kembali teringat saat dirinya pulang dari acara makan-makan merayakan hari kelulusannya. Di tengah perjalanan pulang saat berjalan sendirian tiba-tiba dia ditarik seseorang kesebuah mobil dan kejadian yang tidak diharapkan pun terjadi.
Teriakan dan tangisannya tidak membuat pria brengsek itu menghentikan perbuatannya malah membuat pria itu semakin bersemangat. Kiran berhasil melarikan diri saat pria itu sudah tertidur di dalam mobil, kelelahan setelah melakukan aktivitas malamnya.
Satu bulan setelah kejadian itu, Kiran menyadari bahwa ada makhluk yang hidup dalam perutnya. Perasaan Kiran begitu hancur saat mengetahui bahwa dirinya hamil. Rasa takut dan kecewa membuat dirinya mengalami depresi sampai harus tinggal di tempat rehabilitasi selama hampir 3 tahun.
Setelah Kiran keluar dari tempat itu, dia baru sadar bahwa keluarganya telah meninggalkannyakarena begitu malu saat mengetahui bahwa dirinya hamil dan menggalami gangguan jiwa. Teman-temannya yang selama ini menemaninya juga meninggalkannya tanpa ingin memberi bantuan untuk kehidupannya barunya.
Dalam 3 tahun ini Kiran bekerja keras untuk hidupnya sampai akhirnya dia bisa diangkat menjadi karyawan tetap di salah satu perusahaan erkenal. Dia sangat bersyukur atas apa yang telah diperolehnya dengan usahanya sendiri tanpa bantuan dari orang-orang yang telah meninggalkannya.
Selama ini dia mencoba untuk mejadi perempuan yang kuat, tetapi kejadian dengan anak kembar tadi mengingatkannya pada bayi yang dikandungnya. Pihak tempat dia direhabilitasi tidak memberitahukan tentang anak yang dikandungnya, apakah bayi itu selamat atau sudah tidak ada di dunia ini. Mereka mengatakan untuk tidak memikirkannya karena bisa mengganggu kesehatan mentalnya kembali.
Kiran menenangkan kembali pikirannya saat sampai di lantai 5, dia tidak ingin kehidupan buruk masa lalunya mempengaruhi kehidupannya saat ini. Dia memutuskan akan menjalani kehidupannya yang baru tanpa ingin terbebani dengan masa lalunya.
"Maaf permisi. Saya Kiran pegawai pindahan dari cabang di kota Y. Saya diminta untuk menemui Bu Citra hari ini," kata Kiran ramah pada salah satu pegawai di lantai 5.
Kiran bingung saat terbangun di tempat yang asing, matanya memandang berkeliling untuk mencari petunjuk tentang keberadaannya saat ini. Sebuah kamar mewah yang ukurannya melebihi rumah kontrakkannya dengan ranjang queen size di tengah ruangan dan lemari berukuran besar di sisi kanannya.Wajahnya berubah menjadi panik saat teringat kejadian kemarin malam, dia langsung melompat dan berlari ke arah pintu. Pikriannya semakin tidak karuan karena takut jika yang membawanya ke tempat ini adalah orang-orang yang menyergapnya diam-diam."Aku harus segera keluar dari tempat ini!" kata Kiran sambil berusaha untuk membuka pintu tersebut.Namun usahanya sia-sia karena pintunya terkunci, Kiran berlari dengan panik ke arah jendela mencoba untuk membukanya tapi dia semakin gelisah karena mengetahui bahwa dirinya berada di lantai yang cukup tinggi. Kiran kembali memutar otaknya agar dia bisa menyelamatkan dirinya dari orang-orang yang berhasil menangkapnya.Saat Kiran sibuk mencari cara untuk melarik
"Siapa kamu?" tanya salah satu dari laki-laki yang bertampang paling garang."Lepaskan istri saya!" jawab Rayhan sambil menendang perut salah satu dari mereka dengan kuat.Wajah Rayhan semakin terlihat khawatir saat melihat Kiran hanya diam saja dengan air mata yang terus turun membasahi wajah cantiknya. Berbagai tendangan dan pukulan dia arahkan tanpa menghiraukan keselamatannya, karena dalam hatinya terus berteriak untuk menyelamatkan Kiran apapun yang terjadi.Dalam hati Rayhan sedikit menyesal karena dia tidak mengajak salah satu pengawalnya malam ini. Wajah dan tubuhnya sudah terasa perih namun gerombolan laki-laki itu sama sekali tidak terlihat menyerah, ingin rasanya dia menyerah tapi rintihan suara Kiran meminta tolong membuat dirinya terus bertahan."Jangan sentuh istri saya, saya akan berikan berapa pun yang kalian inginkan!" teriak Rayhan saat laki-laki berwajah garang itu mulai menyeret tubuh Kiran menjauh."Saya adalah CEO perusahaan Bintara, saya akan melepaskan kalian d
Sudah 1 minggu Kiran tidak lagi bekerja di perusahaan Bintara, panggilan dari Rara dan kepala divisi dia abaikan tanpa ingin menjelaskan apa yang terjadi sedikit pun. Dia memutuskan untuk tidak lagi bersentuhan dengan hal-hal yang berhubungan dengan Rayhan, kecuali kedua anak kembarnya Zahran dan Zayyan. Saat ini dia lebih memilih untuk bekerja paruh waktu di toko serba ada di dekat rumah kontrakkannya sambil mencari cara untuk mendapatkan hak asuh kedua anaknya. Dia tidak akan membiarkan Si Kembar hidup sengsara di dekat orang-orang yang tidak menginginkan kehadirannya. Cerita Rara dan Aldi mengenai kedua anaknya semakin meyakinkan Kiran untuk membebaskan Zahran dan Zayyan. "Terima kasih atas kedatangannya, silahkan datang kembali!" kata Kiran sambil tersenyum profesional saat seorang pembeli melangkah keluar dari toko. "Aku harus mencari pekerjaan yang lebih layak sebelum aku menuntut hak asuh kedua anakku," lanjut Kiran sambil menghela napasnya dengan kasar. Hujan deras dan mie
Kiran langsung merebahkan dirinya sesaat setelah sampai di rumah kontrakannya, tubuh dan pikirannya terasa begitu lelah setelah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi 6 tahun lalu. Satu demi satu bayangan tentang kejadian naas itu kembali berputar di dalam kepalanya sampai membuat dia menjerit kesakitan. "Aku nggak boleh lemah, aku harus kuat demi kedua anakku!" kata Kiran sambil meminum obat penenang miliknya. "Aku harus bisa ngerebut Zahran dan Zayyan dari tangan laki-laki brengsek itu," tambah Kiran mencoba untuk menguatkan dirinya meskipun dengan tubuh yang gemetar karena penyakit psikologisnya mulai muncul kembali. Dalam hati Kiran timbul perdebatan tentang apa yang terjadi hari ini. Pertemuannya dengan kedua anak kembarnya membuat dirinya bersyukur bahwa di dunia ini dia masih memiliki keluarga yang membutuhkannya, namun kemunculan Rayhan membuat dirinya harus berjuang kembali untuk melawan masa lalunya yang suram. Tangannya tanpa sadar meraih ponselnya untuk melihat foto ked
Kiran tersenyum sinis saat mendengar pertanyaan Rayhan, tangannya semakin mencengkeram erat kerah baju laki-laki yang ada dihadapannya. Rasa kesal, marah, sedih, dan kecewa bercampur menjadi satu dalam hati dan pikirannya. Saat dia ingin membuang semua kenangan buruk masa lalu, tiba-tiba satu per satu rasa penasarannya terjawab. Anak yang selama ini dia rindukan dan laki-laki yang telah menghancurkan hidupnya tiba-tiba muncul dihadapannya tanpa permisi. "Saya adalah mimpi buruk anda dan anda adalah mimpi buruk saya!" bentak Kiran sambil menyeringai tipis karena terlalu kesal mengingat penderitaannya selama ini. Perkataan Kiran membuat rasa penasaran Rayhan semakin besar, tapi saat dia melihat mata coklat Kiran dia sama sekali tidak berani untuk mengatakan hal yang ada dipikirannya. Rasa bersalah membuat Rayhan hanya bisa diam bahkan saat Kiran kembali menemparnya hingga Aldi menghentikannya. Wajah Kiran yang dipenuhi air mata membuat bayangan-bayangan 6 tahun lalu kembali terlintas
Kiran menghela napasnya sambil melihat ke arah anak-anak kembarnya yang sedang sibuk makan es krim coklat. Air matanya kembali mengalir mengingat cerita Rara tentang apa yang selama ini dialami oleh Si kembar. "Apa yang anda ketahui tentang kejadian ini?" tanya Kiran sambil menatap Aldi tajam. "Apa kamu benar-benar tidak mengetahui bahwa Zahran dan Zayyan adalah anak kamu?" balas Aldi memastikan bahwa Kiran sama sekali tidak mempunyai tujuan tidak baik pada keluarga Bintara. "Apa anda pikir saya orang jahat yang tega membuang anak saya demi harta tak berguna itu?" bentak Kiran sampai membuat beberapa orang di sekitar melihat ke arahnya. Perkataan Kiran membuat Aldi sedikit malu karena sempat berpikiran buruk tentang Kiran, padahal selama beberapa hari ini dia tahu bahwa Kiran sama sekali tidak pernah mendekati Si Kembar kecuali mereka yang mendekati Kiran terlebih dahulu. Tanpa banyak bicara lagi Aldi segera menceritakan apa yang dia ketahui tentang kemunculan tiba-tiba Si kembar
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
ความคิดเห็น