Semua Bab Ditinggalkan Karena Burik: Bab 21 - Bab 30
33 Bab
Pilihan Sulit
Bab 21Pilihan SulitKedua pasangan mesum itu tampak tertegun setelah aku menjelaskan semuanya. Terlebih Anisa, wanita itu sampai berkali-kali menelan ludah. Mungkin tidak menyangka jika aku akan mengatakan fakta Mengejutkan di depan banyak orang."Itu tidak benar, Aisyah! Gajiku selama ini cukup lumayan dan aku tidak selalu mengandalkan Mas Andra yang gajinya tidak seberapa itu!" kilahnya tak mau kalah. Aku mendecih menatap pasangan mesum tersebut."Oh ya?!""Ya-ya, iya lah!" ketusnya. "Dan apa  ibu juga tahu, Mas Andra hanya memberi uang itu untuk satu minggu. Dan setelah dia pergi meninggalkanku sama sekali dia tidak pernah mengirimkan uang untukku maupun untuk kebutuhan Farel. Hingga terpaksa aku harus makan bubur hambar tiap hari semua untuk menghemat. Beruntung ada seseorang yang mengangkat derajatku hingga aku tidak kesulitan ekonomi lagi." Aku berusaha menjelaskan pada mertuanya. Waktu itu Bu Ind
Baca selengkapnya
Sebuah Permintaan
Bab 22Sebuah Permintaan Udara terasa dingin di sekitarku saat aku membuka mata, karena lupa semalam tidak memakai selimut. Yang rupanya waktu sudah menunjukkan pukul lima pagi. Segera pergi ke kamar mandi dan mengganti pakaian, setelah membersihkan diri lalu menghadap Yang Maha Kuasa  untuk menjalankan kewajiban.Tadi malam aku merasa tidur sangat tetap sekali setelah Mas Andra benar-benar tidak ada di kamar kami. Sedikit tenang karena pria itu untuk sementara waktu tidak akan mengganggu. Meskipun aku tidak yakin, karena pasti kedepannya pria itu akan kembali lagi ke rumah ini untuk mohon kepada ayah agar kami tidak bercerai. Menyedihkan, setelah perbuatan buruknya, kenapa dia masih ingin diberi kesempatan.Tidak langsung keluar kamar setelah beribadah, aku memutuskan untuk berbaring kembali dan menemani Farel yang saat ini balita itu sudah bisa merangkak meskipun sesekali terjatuh.Hingga sebuah ketukan membuatku te
Baca selengkapnya
Kabar Buruk
Bab 23Kabar BurukDering panggilan telepon membangunkanku  dari alam mimpi. Semalam entah berapa kali aku dan Anisa melakukannya, hingga paginya aku merasakan kantuk yang luar biasa.Nomor tidak dikenal terpampang di layar depan. Terus berdering meskipun aku sudah mengabaikannya. Entah siapa yang menghubungiku pagi-pagi sekali. Dengan perasaan malas dan merasa berisik yang mengganggu telinga, akhirnya kuputuskan untuk mengangkatnya segera."Halo, siapa ini?" tanyaku langsung ke intinya. Males rasanya berbasa-basi bicara dengan seseorang yang nomornya saja tidak kusimpan di daftar kontak."Mas, ini  aku, Aisyah." Wow benar-benar kejutan yang nyata. Semalam dia mengusirku dengan amarahnya, lalu pagi-pagi sekali wanita itu sudah menghubungiku. Sepertinya Aisyah memang tidak pernah melupakan nomor ponselku yang sebenarnya adalah nomor hadiah yang lama. Apakah dia kangen, atau barangkali menyesal telah mengusirku begitu sa
Baca selengkapnya
Rayuan Maut
Bab 24Rayuan MautAisyah mendekat ke arah kami. Kuharap wanita itu tidak mendengarkan obrolanku dengan dan ibu barusan. Tapi mengingat hari ini dia sama sekali tidak mengenakan cadar, membuat dadaku berdebar dua kali lipat. Apalagi dihiasi dengan gamis berwarna pink dan kerudung berwarna senada. Aisyah terlihat mempesona. Dan aku seperti jatuh cinta untuk yang kedua kalinya kepada wanita yang sama. Pada Aisyah. Bahkan jika dibandingkan dengan Anisa, dia tidak ada apa-apanya."Eh, Aisyah, kamu dari mana," tanyaku basa-basi sambil tersenyum.Enggan menjawab, wanita itu mengangkat tentengan plastik putih di tangannya."Ibu yang menyuruhnya untuk membeli nasi padang kesukaan ibu. Kebetulan saat makan malam waktu itu, ibu ketagihan pengen nyobain nasi padang di tempat itu lagi. Rasanya enak, tidak seperti yang ibu beli di desa, rasanya hambar dan nasinya sedikit," celoteh ibu. Dasar wanita itu, malah memikirkan makanan bah
Baca selengkapnya
Perjanjian
Bab 25Perjanjian"Sebenarnya ayah sudah tidak sudi lagi bermenantukan pria durjana dan tidak setia itu. Namun demikian, kau lihat sendiri kan Aisyah, bagaimana liciknya dia merayumu terus-terusan bahkan sampai mengandalkan ibu dan ayahnya. Ck!" Ayah tengah meluapkan kekesalannya."Iya, Yah. Sebenarnya Aisyah juga malas untuk melayani. Namun karena kasihan kepada ayahnya, makanya Arisa diam saja ketika berada di rumah sakit tadi," ujarku saat sudah berada di rumah dan pamit pulang lebih dulu karena ada urusan penting. Sementara ibu mertua dan Mas Andra memilih untuk tetap di rumah sakit. Aku juga tidak mengerti dengan keinginan pria itu. Padahal dia sudah blak-blakan menghianatiku, tapi sepertinya dia tidak punya hati dan ingin tetap kembali padaku. Benar-benar kelewatan. Sebenarnya terbuat dari apa hati pria itu, aku juga tidak mengerti."Lalu apa yang kamu inginkan sekarang, Nak? Jangan sampai rasa cinta itu membuta
Baca selengkapnya
Hasutan Anisa
Bab 26Hasutan AnisaWanita itu berdiri di sana dengan rok pendeknya. Belum lagi atasan yang ketat,  menyembulkan kedua dadanya sambil melipat tangan di dada. Jelas terlihat dia sangat membenciku, dan tentu saja setelah pengusiran malam itu aku juga aku bertemu dengannya lagi di tempat ini."Siapa kamu, berani sekali Kamu menyala obrolan kami?!" Bu Indria berdiri dengan bahasa ketus. "Saya siapa?! Saya adalah adiknya dari wanita yang berkerudung di samping anda. Alih-alih memberinya tawaran kerja, kenapa tidak sama saya saja.  Anda lihat bentuk tubuh saya tidak kalah dari Aisyah. Kenapa memakai model yang penampilannya saja tertutup? Bukankah lebih baik jika saya juga ikut bekerja pada anda, maka baju model apapun akan saya pakai. Termasuk pakaian seksi sekalipun." Anisa berkata dengan perasaan bangga. Dasar wanita murahan. Benar-benar sudah konslet urat malunya."Kamu jangan bicara ngawur ya. Kamu mau menjadi model?
Baca selengkapnya
Persetujuan
Bab 27Persetujuan "Asiyah, kau terlalu sombong. Berani sekali kamu ngajukan syarat berat seperti itu padaku! Kau pikir aku akan tahan dengan tidak menyentuhmu dalam waktu dua bulan lamanya? Dan apa tulisan tadi, kau ingin aku memberikan semua nafkah padamu dan kau yang akan mengaturnya? Lalu kau tidak ingin ada rahasia diantara kita berdua baik itu dalam keuangan sikap maupun isi ponsel masing-masing?! Kau juga ingin diijinkan untuk bekerja sebagai model profesional?! Heh, kau benar-benar menyudutkan aku, Aisyah!! " Pria itu hendak mencengkram rahangku namun tangannya segera kutepis dengan kasar. "Jangan coba-coba kamu melakukan kekerasan padaku, Mas! karena aku tidak akan diam saja. Bukankah sudah kau baca poinnya baik-baik?!  Jika kau setuju untuk berbaikan denganku, maka silahkan setujui syarat yang kuajukan tadi. Maka jika tidak, silahkan kau pergi kepada selingkuhanmu itu,  aku tidak akan keberatan. Lagi pula aku sudah terbiasa
Baca selengkapnya
Babak Belur
Bab 28Babak Belur "Andra, cepat kau datang ke gudang sekarang juga!!" Kuabaikan perkataan Aisyah. Sekarang bukan waktunya untuk berdebat dengannya, meskipun poin-poin yang tertulis dalam lembaran kertas tadi mengusik pikiranku. Tega sekali wanita itu memberikan syarat yang sulit untuk kulakukan, jika aku ingin kembali hidup dengannya.Dalam pandangan tajam wanita itu, aku segera berlalu, menyambar kunci motor yang terletak di atas meja ruang tamu, lalu mengendarai kendaraan hitam milikku itu. Kendaraan yang kubeli dari hasil sesuatu yang tidak sesuai dengan penghasilanku sebagai pekerja di kantor dengan posisi rendahan.Hanya sepuluh menit sampai di tempat yang dituju. Di sana Malik tengah menunggu. Rekanku itu tidak sendiri. Ada lima orang pria yang tampak berdiri menunggu kedatanganku dengan tidak sabar."Ada apa ini? Apa yang kau lakukan kepada temanku?!"  ucapku saat melihat wajah Malik yang babak belur. Waj
Baca selengkapnya
Terasa Asing
Bab 29Terasa AsingHari pertama kembali kepada Aisyah. Semuanya terasa begitu asing bagiku. Semalam tidak ada hubungan intim antara kami berdua, karena sesuai  poin dalam isi perjanjian, aku harus menahan diri untuk tidak menggaulinya selama dua bulan lamanya. Dan sebagai seorang pria yang memiliki libido tinggi, rasanya hal itu seperti hukuman untukku. Tapi, aku akan berusaha untuk tetap sabar meskipun jika aku kebelet,  bisa saja aku pergi diam-diam kepada Anisa sebagai pelampiasan.Pintu kamar mandi terbuka pelan, setelahnya Aisyah keluar dari walk in closet dengan pakaiannya yang sudah rapi. Tampak Anggun mengenakan gamis berwarna pink dengan kerudung berwarna fanta. Melirik sekilas ke arahku, kemudian wanita itu segera membuka pintu kamar dan beranjak ke meja makan membantu Mbak Iin menyiapkan sarapan pagi.Aku ikuti langkahnya dengan perasaan lesu. Sepertinya kembali padanya bukan ide yang baik, mengi
Baca selengkapnya
Bingung
Bab 30Rasa kesal memenuhi pikiranku. Uang di atm-ku pasti sisanya tidak jauh dari 30 juta. Jika aku harus memberikannya kepada ibu untuk pengobatan ayah, tentu nilainya akan kembali berkurang setengahnya. Sedangkan aku entah kapan kembali bekerja, mengingat sekarang aku juga pasti sedang dikejar-kejar oleh anak buahnya Pak Darma. Bahkan saat ini aku tidak tahu kabar Malik lagi, karena pria itu tidak juga menghubungiku. Ingin menghubunginya terlebih dahulu, namun aku sadar kesalahanku semalam yang meninggalkannya pergi.Kini harapanku tinggal Aisyah saja satu-satunya. Dia kan mulai bekerja, pasti gajinya juga cukup besar. Apalagi seorang model dibayar per kontrak baru disetujui."Andra!" Suara ibu terdengar melengking."Ya, Bu." Aku beranjak dan mendekat ke sumber suara. Wanita itu sudah rapi. Di ruang tengah, ibu memakai kerudung panjang dengan tas yang tersampir di lengannya."Ibu mau ke rumah sak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status