Share

Rayuan Maut

Bab 24

Rayuan Maut

Aisyah mendekat ke arah kami. Kuharap wanita itu tidak mendengarkan obrolanku dengan dan ibu barusan. Tapi mengingat hari ini dia sama sekali tidak mengenakan cadar, membuat dadaku berdebar dua kali lipat. Apalagi dihiasi dengan gamis berwarna pink dan kerudung berwarna senada. Aisyah terlihat mempesona. Dan aku seperti jatuh cinta untuk yang kedua kalinya kepada wanita yang sama. Pada Aisyah. Bahkan jika dibandingkan dengan Anisa, dia tidak ada apa-apanya.

"Eh, Aisyah, kamu dari mana," tanyaku basa-basi sambil tersenyum.

Enggan menjawab, wanita itu mengangkat tentengan plastik putih di tangannya.

"Ibu yang menyuruhnya untuk membeli nasi padang kesukaan ibu. Kebetulan saat makan malam waktu itu, ibu ketagihan pengen nyobain nasi padang di tempat itu lagi. Rasanya enak, tidak seperti yang ibu beli di desa, rasanya hambar dan nasinya sedikit," celoteh ibu. Dasar wanita itu, malah memikirkan makanan bah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status