All Chapters of GADIS 100 KG: Chapter 11 - Chapter 20
44 Chapters
Ada Reynan
“Om ...“ ucap Elang tapi menggantung begitu masuk ke ruang inap Adeera. Dimana ia melihat tak hanya orangtua Adeera yang ada di sana, tapi juga Reynan.“Elang.“ Kedua orangtua Adeera menoleh dengan pandangan sayu. Sementara Elang masih bergeming sambil menyalami keduanya. Ia juga mencoba menerka kenapa ada Reynan di antara mereka.“Rey ...“ Elang masih menatap Reynan.“Ah iya, Lang. Reynan yang nolongin Adeera,“ jelas Anjas, seakan tahu arti tatapan sahabat anaknya itu. Elang pun mengangguk lalu menghampiri pemuda tampan itu.“Rey—““Adeera dibully Dewi CS,“ potong Reynan membuat rahang Elang mengeras cepat.“Kurang ajar,“ desisnya dengan tangan mengepal.“Tapi Lo tenang aja, mereka sudah diamankan,“ ujar Rey. Elang mendengkus pelan. Lalu mendekat pada Anjas dan Vina.“Maafkan Elang ya, Om, Tante. Elang nggak bisa jagain Adeera. Andai Mbak Anggun tidak pendarahan—““Anggun pendarahan?“ sela sepasang suami istri itu dengan mata membundar. Elang mengangguk, lalu menceritakan kenapa ia
Read more
Sahabat baru
Usai menyantap makan siang, Elang dan Reynan kembali ke ruangan Adeera.Anggun sendiri masih terlelap dan Elang menitipkannya pada perawat.“Om ...“Anjas yang tertunduk mendongak seketika mendengar suara Elang.“Lang ... Gimana? Sudah makannya?“ tanyanya. Elang mengangguk.“Tante Vina mana, Om?““Tante lagi ke kantin.““Kalau Om mau nyusul, nyusul aja. Biar Elang sama Reynan yang jagain Deera,“ kata Elang. Anjas terdiam sejenak, matanya melirik pada Adeera yang masih betah di dunia mimpi. Ada perasaan khawatir jika harus meninggalkan putrinya meski untuk sekadar mengisi perut.“Om percaya kan sama Elang?“Pertanyaan Elang membuat Anjas mendengkus pelan, lalu beranjak. Ia tentu percaya pada pemuda itu. Tak ada sedikit pun keraguan di hatinya, hanya saja khawatir Adeera histeris dan ia tak mau merepotkan pemuda itu.“Om tenang saja, nanti kalau Deera kenapa-kenapa, Elang bakal langsung nelepon Om,“ cetus Elang. Anjas mengangguk lalu menepuk punggung pemuda itu.“Titip Deera ya, Lang. O
Read more
Mbak Anggun pulang
“Gue bersyukur lihat Adeera baik-baik saja walau keadaannya cukup buruk. Dia kuat,“ ucap Reynan pada Elang. Saat mereka berjalan di koridor rumah sakit. Elang bertujuan ke ruangan Anggun, sementara Reynan akan pulang.Elang tersenyum miring.“Lu salah menilai dia,“ ujarnya seraya memandang luruh ke koridor yang tampak sepi.“Salah menilai?“ ulang Reynan. Elang mengangguk.“Deera kuat menghadapi bullian dari Dewi CS karena dia sudah pernah mengalami hal yang lebih berat dari itu,“ sahut Elang dengan rahang mengeras dan sorot mata tajam.“Kalau boleh gue mau tau—“Elang menggeleng, “gue nggak punya wewenang ngasih tahu Lu. Mungkin suatu saat nanti Deera bakalan ngasih tau, walau entah kapan pastinya. Saat ini gue cuma mau cari cara bikin perhitungan sama si Mahadewi dan CS-nya.“Reynan mengangguk.“Ya. Tapi kita harus bikin rencana yang matang dan tentunya bukti yang memadai. Dia nggak bisa ditumbangkan dengan mudah,“ ujarnya.“Sebenernya gue punya bukti yang bisa bikin mereka mingkem s
Read more
Kembali Sekolah
Satu minggu berlalu dengan cepat dan untuk pertama kalinya setelah dirundung, Adeera menginjakkan kakinya di sekolah. Kali ini setelah diantar sang ayah, ia juga dikawal Elang dan Reynan. Dengan langkah tegap, ia melangkah, mengacuhkan berbagai tatapan para murid.Mereka bertiga melangkah terus melangkah mengabaikan para murid di sekitar yang berbisik-bisik karena dua siswa tampan telah mengawal gadis seratus kilogram. Beberapa mencibir, tapi ada juga yang semakin kagum pada kedua pemuda itu.“Lu harus pede, anggap kagak ada masalah. Biar yang lain makin cengo,“ bisik Elang. Adeera mengangguk pelan, sebisa mungkin menetralkan dada yang berdebar-debar.Sementara Reynan hanya balas tersenyum saat beberapa siswi melempar senyum sambil melambaikan tangan padanya.“Tebar pesona Lu mah!“ cibir Elang dan Reynan hanya cengengesan.“Ya orang senyum masa gue cuek-cuek aja,“ sahutnya.“Eh beneran Lu kagak takut kalau pamor Lu tiba-tiba meredup terus ngelelep?“ tanya Elang.“Kagaklah. Lagian gue
Read more
Cemburu
Dewi CS kembali melancarkan aksinya. Kali ini mereka melakukannya di luar lingkungan sekolah. Mengendap-endap mereka mengikuti Adeera yang melangkah tanpa didamping Elang ataupun Reynan.“Hei, Kuda Nil!“ seru Dewi saat Adeera sedang di halte, menunggu Elang dan Reynan yang masih di sekolah. Para guru memang tengah menghadiri agenda rapat sebelum ujian akhir semester, jadi para murid dipulangkan lebih awal. Mendengar suara itu, Adeera langsung membalikkan badan. Menatap Dewi CS dengan alis terangkat sebelah.“Kalian? Ada apa?“ tanyanya datar, sedatar mimik wajahnya. Dewi CS saling melempar, merasa heran karena tak melihat ketakutan di wajah Adeera.“Lo masih inget kan sama kejadian seminggu lalu?“ tanya Dewi.“Ya jelaslah, mana mungkin gue lupa sama kezaliman kalian semua,“ jawab Adeera sambil bersidekap.“Apa jangan-jangan kalian yang lupa sudah menzalimi gue?“ lanjutnya dengan mata memicing.“Menzalimi, menzalimi! Bahasa Lo udah kek ustadzah aja. Sok alim, Lo!“ umpat Dewi.“Terserah
Read more
Tak karuan
Hari berganti. Semalaman Adeera dibuat tak bisa tidur membayangkan hidupnya setelah Elang pergi nanti. Berat sekali memang tapi ia sadar, keluarga lebih utama dari seorang sahabat.[Gue sama Elang udah di depan.]Adeera menghela napas berat saat membaca pesan yang dikirim Reynan. Lalu gegas menyeret langkah ke luar kamar.“Loh, nggak sarapan dulu?“ tanya Anjas yang sudah siap di meja makan. Adeera menggeleng.“Rey sama Elang sudah jemput,“ jawabnya.“Ya suruh mereka masuk dong. Kita sarapan bareng,“ sela Vina yang sedang menata sarapan.“Bawa bekal  aja deh,“ jawab Adeera. Vina mengangguk.“Dah siap?“ tanya Reynan sambil melirik ke arah Adeera.“Sudah. Jalan, Mang! Tuan sama nyonya ada meeting dadakan,“ jawab Elang sambil tersenyum jahil.“Dih, Lu kira gua supir Lu ngapa,“ balas Reynan, nyo
Read more
Tentang perasaan
Waktu bergulir begitu cepat tapi tidak bagi Adeera. Dua bulan rasanya berjalan sangat lamban. Kepergiaan Elang nyatanya membuat hidupnya berubah. Bukan hanya merenggut keceriaan tapi juga bobot tubuhnya.Reynan sendiri bingung harus berbuat apa. Sebisa mungkin ia melakukan apapun supaya  gadis pujaannya ceria tapi belum kunjung membuahkan hasil. Adeera masih setia menatap kosong bangku yang dulu dihuni Elang.“Deer, beneran Lu nggak mau ke kantin?“ tanyanya pada Adeera yang kini tengah memandangi layar ponsel. Dua bulan berlalu setelah kepergiaan Elang, tapi hanya beberapa kali saja pemuda itu menghubunginya. Pesan dan panggilan Adeera pun jarang tersentuh.“Nggak deh. Lu aja, gue masih mau di kelas,“ tolak Adeera. Reynan hanya mendengkus kasar. Ingin memprotes tapi tak berani, jadilah ia mengayun langkah ke keluar kelas sambil sibuk mencari cara supaya Adeera tak murung lagi..
Read more
Sadar diri
“Gimana ujiannya, Lang? Lancar?“ tanya Anggun saat Elang baru merebahkan tubuhnya di karpet.“Alhamdulillah lancar, Mbak. Angga sama Ibu kemana, Mbak?“ Elang balik bertanya. Matanya celingukan mencari sosok Angga. Anak Anggun yang biasanya menyambut dirinya dengan riang.“Lagi ke acara ulangtahunnya anak pak RW.“ Anggun menjawab dengan mata terus menatap pada layar laptop yang menyala.“Gimana orderannya, Mbak? Lancar?“ “Alhamdulillah, Lang. Lancar banget, oh iya bentar lagi kurir pick up, nanti tolong kamu keluarin ya,“ ujar Anggun.“Siap, Mbak.“ Elang menjawab. Matanya tertuju pada tumpukan kerajinan yang sudah dikemas.Waktu begitu cepat berlalu. Tak terasa, satu tahun sudah Elang berdomisili di Yogyakarta, lebih tepatnya Bantul. Selama itu, pahit manis ketirnya kehidupan sudah ia selami.Selang tiga bulan pindah, sang ayah
Read more
Jadian
“Kenapa kamu cengar cengir gitu?“ tanya Anjas sambil melirik anaknya yang tersenyum malu-malu.“Enggak, Yah. Nggak kenapa-kenapa,“ jawab Adeera. Anjas tersenyum miring lalu merendahkan kecepatan.“Kamu lagi kasmaran ya?“ tanyanya. Mata Adeera membulat sempurna, pipinya pun sontak menghangat.“En-enggak. Ayah apaan sih,“ gerutunya sambil memalingkan wajah.“Ayah pernah muda, Nak. Sudah khatam sama tingkah orang kasmaran,“ kata Anjas dan Adeera bergeming.“Ayah nggak akan larang kamu pacaran tapi ayah jangan sampai salah pilih, Nak. Jadikan dia masa depanmu bukan hanya persinggahan atau kenangan,“ tutur Anjas sambil mengusap puncak kepala sang anak.Adeera terdiam. Dalam hatinya bertanya-tanya, apakah benar yang dikatakan sang ayah? Ia sedang jatuh cinta. Ia memang tak bisa memungkiri perasaan yang selalu hadir di saat ia bersama Reynan. Tatapan, perlakuan dan perhati
Read more
Egois
Momen perpisahan SMA telah tiba. Adeera begitu menawan dengan kebaya berwarna sage dengan bawahan rok jarik senada. Begitupun dengan Reynan, ia tampak gagah dengan setelan jasnya.“Kita masuk sekarang?“ tanya Reynan sambil mengulurkan tangannya.Adeera mendengkus kasar lalu mengangguk dan menyambut tangan sang kekasih, meski ada rasa kecewa di hatinya. Dulu saat pertama kali mendaftar SMA, ia berangan-angan bisa lulus bersama Elang. Namun harapannya itu sudah pupus. Ditambah semenjak ia dan Reynan menjalin hubungan sebagai kekasih, sahabatnya itu tak bisa dihubungi. Semua nomor dan akun sosial medianya tidak aktif. Menumbuhkan setumpuk kekecewaan di hati Adeera.“Kenapa cemberut?“ tanya Reynan sambil menatap wajah sendu Adeera.“Kamu kangen sama Elang?“ lanjutnya saat Adeera tak kunjung membuka suara.“Seandainya Elang ada sama kita, pasti aku bahagia banget,“ cetus Adeera sambil menahan a
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status