Lahat ng Kabanata ng Suamiku Ternyata Bukan Suamiku: Kabanata 31 - Kabanata 40
73 Kabanata
Bab 31. Hubungan masa lalu
Joseph berdiri dan dia hampir oleng lagi. Dia sendiri tidak mengerti kenapa akhir-akhir ini dia merasa tubuhnya menjadi semakin lemah. "Jennifer, bisakah kamu mengantarkanku ke kamar," pinta Joseph kepada sekretaris itu dan tanpa mengatakan apa pun lagi, Jennifer mengangguk patuh. Jennifer membantu Joseph untuk bangun. Dia juga membiarkan Joseph berjalan sendiri, sementara dirinya berada di belakang atasannya itu. Sesampainya di kamar, Jennifer pun pamit undur diri. "Baiklah, Pak. Saya undur diri. Saya akan pulang," ujar Jennifer yang langsung diangguki oleh Joseph. "Sebelum kamu pergi, bisakah kamu memberitahu Ibuku atau istriku kalau aku akan malam di kamarku dan tolong suruh mereka bawa makan malamku ke sini." "Tentu. Ada lagi?" "Tolong ambilkan aku segelas air!" Jennifer memberikan segelas air dan Joseph meminumnya dengan cepat. "Terima kasih." Jennifer mengangguk. Setelah menyimpan gelas ditempatnya, Jennifer pun pergi dari kamar. Sekarang tinggal Joseph sendiri di kama
Magbasa pa
Bab 32. Menghitung waktu
Juliana sedang berjalan untuk menemui Joseph dan membawakannya makan malam. Entah kenapa akhir-akhir ini dia selalu mengkhawatirkan Joseph mungkin karena Joseph sedang masa pemulihan. Sesampainya di kamar, dia tidak langsung masuk. Dia ingin mengetuk pintu dulu, mungkin saja di dalam Joseph sedang tertidur atau sibuk, tetapi Juliana tidak jadi mengetuk pintu saat melihat pintu kamar yang terbuka sedikit, ada celah di sana. Juliana mengikuti intuisinya untuk melihat celah itu dan Juliana langsung tersentak kala melihat Lena dan Joseph sedang berciuman. Perasaan tak suka pun langsung menyelusup ke hati. Walaupun dia hanyalah istri palsu, tetapi orang-orang mengetahui kalau Juliana adalah istri sah Joseph. Rasanya tidak pantas saja jika mereka melakukan itu. Ya walaupun Lena adalah mantan kekasih Joseph, tetap saja menurut Juliana itu tidak pantas. Dia masih berdiri di sana dan penasaran, apa yang akan mereka lakukan lagi. Mereka kemudian sedang berbicara. Sayangnya Juliana hanya mend
Magbasa pa
Bab 33. Wanita cerdik
Bradley terkejut melihat kehadiran Lena. Dia memelankan langkahnya dan langsung terlihat gugup. Lena juga terus memandangi Bradley dengan penuh selidik. Mereka saling tatap dengan pemikiran masing-masing. Saat ini Bradley ketakutan jika Lena mencurigai aksinya yang tadi mengejar Juliana, jadi dia pun sengaja memelankan langkah agar Lena tidak berpikiran macam-macam. "Tunggu!" seru Lena berhasil menghentikan langkah Bradley. Pria itu merutuk dan memaki Lena dalam hati. Bradley memejamkan mata sembari menahan napas. Dia berusaha tenang agar tidak dicurigai oleh Lena. Kalau sampai rahasianya dan Juliana terungkap, maka nasibnya bisa ada di ujung tanduk, bahaya. Lena berjalan dan berhenti di hadapan Bradley. Itu karena sang Pria tidak juga menghadap padanya. "Sepertinya kamu sedang buru-buru?" tanya Lena sembari menelisik wajah pria itu. Bradley tersenyum miring tampak santai walau sebenarnya hatinya tengah ketar-ketir. "Memangnya kenapa?" tanya Bradley nadanya terdengar ketus.
Magbasa pa
Bab 34. Rencana melarikan diri
Bradley berjalan cepat menuju kamarnya. Setelah sampai, dia pun membanting pintu sampai menggema di ruangan itu. Dengan cepat pula dia menyingkirkan barang-barang yang ada di meja. Bukan hanya itu saja, Bradley juga mendengus hingga dia pun mengerang begitu keras. Entahlah mungkin orang yang di luar sana mendengar teriakannya tadi, tetapi dia tidak peduli, karena saat ini Bradley benar-benar kesal. Bukan hanya Juliana yang menolaknya, Lena juga malah ikut campur dan bertanya macam-macam. Posisinya saat ini sedang tidak baik-baik saja dan kemungkinan besar Lena bisa kembali curiga. Jika dia gegabah maka semua ini akan hancur tanpa sisa. Dia bukan hanya kehilangan warisan yang diincar, tetapi juga pasti akan ditendang dari keluarga ini. Ditambah lagi mungkin juga Juliana akan meninggalkannya. Sekarang saja Juliana sudah berubah dan itu semua gara-gara Joseph. Bradley memejamkan mata sembari menghela napas berkali-kali. Dia berusaha untuk tenang dan harus menyusun rencana lagi. Apapu
Magbasa pa
Bab 35. Siapa yang ingin membunuhku?
Dengan tergesa, Juliana setengah berlari ke kamar Joseph disusul oleh Reina. Saat sampai di sana, mereka terkejut melihat banyak orang yang sudah mengerumuni Joseph, termasuk Ariana. Wanita paruh baya itu melihat menantunya sudah ada di ambang pintu dan langsung menghampiri Juliana. "Juliana, kamu tidak apa-apa, kan?" tanya Ariana sembari menelisik penampilan menantunya dari atas sampai bawah. Juliana menggelengkan kepala dengan wajah bingung. "Aku tidak apa-apa, Bu. Memangnya ada apa?" tanya Juliana khawatir. Ariana hendak menjawab, tetapi diurungkan saat Juliana terperangah melihat Joseph yang tampak syok. Wanita itu pun langsung menghampiri Joseph. "Ada apa, Joseph? Apa yang terjadi?" tanya Juliana dengan kekhawatiran yang begitu kentara di wajahnya. "Aku tidak tahu, tiba-tiba saja ada yang menyerangku, tapi aku tidak bisa melihat wajahnya karena dia ditutupi topeng." Reina dan Juliana terkejut. Mereka saling pandang, lalu melihat kembali kepada Joseph. Juliana duduk di s
Magbasa pa
Bab 36. Siapa lagi kalau bukan dia?
Saat luka Joseph sudah diperban, Juliana melihat ada rembesan darah. Sepertinya luka yang tertoreh di lengan kanan Joseph cukup parah, membuat Juliana, Reina, dan Ariana terkejut bukan main. "Ya Tuhan, kenapa darahnya keluar lagi? Sepertinya ini harus dijahit, Bu," ucap Juliana kepada Ariana. Wanita paruh baya itu pun mengangguk dan tidak mengatakan apa pun lagi. Dia langsung mengambil tindakan untuk menelepon dokter pribadi yang selalu menangani keluarganya. Setelah itu dia kembali kepada Juliana sengaja mengajak Reina ke depan untuk menunggu dokter itu. "Reina, ikut aku! Juliana, kamu tolong jaga Joseph dulu," ucap Ariana kepada Juliana. Reina pun ikut bersama Ariana ke depan, meninggalkan Juliana beserta Joseph berdua di kamar. "Apa kamu yakin tidak mengenali orang itu?" tanya Juliana lagi masih penasaran. "Aku benar-benar tidak tahu, Juliana. Kalau saja saat itu aku bisa membuka topengnya pasti aku tahu siapa pelakunya, tetapi sialnya dia kabur duluan sebelum para pela
Magbasa pa
Bab 37. Hati Nurani
Saat ini dokter sedang menjahit luka Joseph. Sementara itu Juliana sengaja mengajak Reina untuk kembali ke kamar dengan alasan ingin ke toilet sebentar. Sebenarnya dia ingin membicarakan sesuatu bersama adiknya takut ada yang mendengar. Jadi, sebaiknya berbicara berdua saja. Sesampainya di kamar, Reina kebingungan karena kakaknya terlihat panik. "Kenapa tiba-tiba saja mengajak ke kamar? Bukankah Joseph sekarang masih diobati? Apa tidak apa-apa kalau meninggalkan begitu saja?" tanya Reina penasaran. "Tidak masalah kita kan sudah ada alasan ke toilet. Lagipula di sana ada Ibu, jadi aku yakin semua akan baik-baik saja. Aku ke sini ingin membicarakan sesuatu denganmu dan sangat penting," ucap Juliana menarik Reina untuk duduk di kasur. Keduanya pun saling diam, sementara Juliana malah bungkam dengan wajah yang khawatir. Melihat itu, Reina benar-benar bingung. Apa yang sebenarnya terjadi kepada kakaknya itu? "Ada apakah? Kenapa Kakak kelihatan bingung? Apa terjadi sesuatu lagi?" tan
Magbasa pa
Bab 38. Dada yang berdesir hangat
Di kamar, dokter sudah selesai menjahit luka Joseph dan Joseph tidak melihat keberadaan Juliana di kamarnya. Hanya ada dia dan dokter saja. Sebelum dokter pergi, Joseph mengungkapkan pikiran yang menganggunya. "Dokter, akhir-akhir ini aku merasa ada yang aneh dengan tubuhku." Dokter itu menatap Joseph dengan wajah sangat serius. "Aku kadang merasa pusing ketika akan berdiri, tubuhku terasa lemas, terkadang aku merasa mual dan ingin muntah, bahkan mataku kadang terasa kabur dan terkadang sesak napas. Apa mungkin itu efek dari kecelakaan? Tapi itu sudah lama berlalu seharusnya aku merasa lebih baik bukan semakin memburuk." Dokter kembali memeriksa keadaan Joseph, lalu berkata, "Untuk mengetahui apa yang terjadi sebaiknya kita cek secara keseluruhan di rumah sakit." "Baiklah. Nanti aku pergi ke rumah sakit." "Sebaiknya Anda jangan terlalu lelah dan istirahat yang cukup." Ariana masuk ke kamar setelah melihat dokter pergi. "Bagaimana keadaan lukamu sekarang?" Joseph tersenyum lem
Magbasa pa
Bab 39. Babysitter
Di saat seperti ini, Bradley pun berusaha untuk mencari celah agar bisa mencelakai Joseph lagi. Selama seminggu dia sudah sampai kehabisan cara bagaimana mendekati Joseph, karena Juliana terus saja berada di sekitar pria itu. Bukan hanya kesal, Bradley juga merasa cemburu karena Juliana terus-terusan menempel kepada Joseph. Saat hendak ke ruang kerja Joseph pun ternyata Juliana ada di sana. Lagi-lagi dia kehilangan kesempatan untuk melancarkan aksinya. Pria itu akhirnya berbalik dan kembali ke kamar. Bradley harus berpikir jernih dan mencari cara agar bisa menjauhkan Juliana dengan Joseph, sehingga semua rencana yang telah disusun akan segera dilaksanakan. Beberapa jam berlalu dan akhirnya pekerjaan Joseph sudah selesai. Dia ingin membicarakan sesuatu dengan Juliana. Pria itu pun bangkit. Dia lalu duduk di sebelah Juliana, membuat wanita itu terkesiap. "Apa pekerjaanmu sudah selesai?" tanya Juliana dengan wajah yang lucu. Joseph menganggukkan kepala sembari tersenyum. "Tentu sa
Magbasa pa
Bab 40. Bunga untuk Juliana
"Kenapa kamu diam saja? Aku tanya, apa kamu mencintai Joseph?" tanya Bradley menunggu jawaban dari Juliana, karena dia ingin memastikan kalau semua pemikirannya itu benar atau salah. Pertanyaan yang dilontarkan oleh Bradley membuat Juliana bungkam. Dia juga tidak tahu apa yang dirasakannya saat ini. Juliana tidak mungkin berbohong untuk menyenangkan Bradley dan tidak mungkin juga mengatakan kalau dia tidak mencintai Joseph, karena saat ini perasaannya pun sedang bimbang. Melihat diamnya Juliana, Bradley pun kembali mengajukan pertanyaan yang berbeda. "Kalau begitu, apa kamu masih mencintaiku?" tanya Bradley lagi tiba-tiba membuat Juliana terdiam. Dia terlihat bingung. Ini sebuah pertanyaan yang menyudutkannya. Saat ini Juliana benar-benar dilanda kebimbangan. Juliana tidak tahu harus mengatakan apa. Melihat Juliana yang lagi terdiam, membuat Bradley berdecak kasar. Dia menatap wanita di sampingnya dengan tajam dan kecewa. "Kamu mulai meragukan perasaanmu padaku dan aku tidak su
Magbasa pa
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status