All Chapters of Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia: Chapter 11 - Chapter 20
102 Chapters
Kue Busuk yang Dijajankan
"Mas!" teriakku pada Mas Revan.Pria itu menoleh. Melepas tangan Mbak Wenda yang memelas terduduk di lantai. Mungkin baru sadar ada istrinya di sini.Pria itu gelagapan menatapku. "Em, ini ... Ri, kasian Mbak Wenda.""Mas harusnya gak ikut campur!" ucapku ketus.Mbak Wenda seketika menatapku dengan pandangan tak percaya. Heh! Mungkin dia kira aku akan menolongnya."Em, biarkan Mbak Wenda tanggung jawab atas perbuatannya." Kupegang lengan Mas Revan dengan ucapan lembut tapi memaksa. Yab, dia pasti terpaksa menurutiku karena takut istrinya ini curiga dan membongkar perselingkuhan mereka."Tap-" Ucapannya tertahan kala mataku menyipit."Jika pun ada yang membela, harusnya Mas Rayyan, bukan aku apalagi Mas Revan," sambungku, menarik lengannya menjauh."Ri ... kamu tega pada Mbakmu sendiri?!" Dua manik mata kakak perempuanku dipenuhi kaca-kaca. Menatap nyalang padaku. Duh, kasihan sekali. Dia pasti sangat marah padaku."Diam kamu jalang!" seru salah satu wanita dengan pakaian seksi. Dia ju
Read more
Aku di Matanya
"Ada apa, Mas? Kenapa Mas Rayyan sepanik ini?" Biasanya pria itu wajahnya selalu santai, walau dihujat dan dimaki-maki istrinya sendiri. Bahkan saat kepalanya dibenturkan pun dia akan tetap stay cool jika yang melakukan sang istri.Namun, kali ini ada aura berbeda. Aku mencium bau masalah dari kedatangan Mas Rayyan. Mimik wajahnya terlalu kentara menampakkan kecemasan."Lihatlah, Ri." Mas Rayyan mengucap lesu sambil menyodorkan benda pipih di tangan. Di sana tampak gambar Mbak Wenda tengah melayani seorang pria."Apa ini? Mas dapat dari mana?" Meski sudah tahu wanita itu berselingkuh dengan Mas Revan, tetap saja hatiku sakit melihat mereka berdua berada dalam satu ranjang. Mata ini memanas. Airmata sudah berjejalan ingin ke luar. Namun, kutahan karena malu pada Mas Rayyan."Sepertinya mereka menjalin hubungan di belakang kita, Ri." Ucapan itu terdengar lemah. Apa dia berputus asa?Kalau saja kamu tahu, Mas. Aku sudah mencium aroma perselingkuhan mereka sejak kemarin-kemarin. Bedanya,
Read more
Ganteng tapi Buaya
Kudorong tubuh Doni menjauh. Karena sangat kesal, kuberi dia tendangan berputar yang kupelajari saat latihan silat dulu, hingga tubuhnya terjungkang ke belakang."Au!"Doni mengaduh dan meringis kesakitan. Dipeganginya kepala bagian belakang yang terhantup dinding.Rasakan! Masih untung tidak kutendang alat vital dan bukan pusakanya itu yang kuhancurkan. Cowok buaya sepertinya perlu diberi pelajaran. Apa dia pikir aku ini perempuan bucin, yang kalau dicium akan langsung jatuh cinta padanya karena meleleh baper?"Kura*g aj*r kamu, Don! Maen sosor aja!" Aku melotot marah. "Sekali lagi kamu ulangi aku pecat kamu!" Telunjukku sempat mengarah pada pria yang berusia dua puluh tiga tahun itu sebelum ke luar mengejar Mas Rayyan. Meski aku tak peduli anggapannya tentangku aku perlu meluruskan bahwa aku adalah perempuan baik-baik, dan Mas Revan selingkuh bukan karena sifat burukku yang juga suka selingkuh.Aku juga perlu tahu, kenapa dia kembali menemuiku, setelah aku pergi lebih dulu mening
Read more
Ketahuan
Dari jendela ruang kerja, aku bisa menatap motor milik Mas Rayyan menjauh dari area Kafe. Kuusap beberapa kali dada. Ada getaran aneh yang tak kumengerti sebabnya.Mungkin ini alasan kenapa pria dan wanita tidak boleh terlalu dekat dalam agama yang kuanut. Karena degup-degup seperti ini seringkali muncul dan membawa banyak spekulasi.Untung saja aku gak mudah jatuh cinta, jadi bisa kutepis perasaan aneh saat dekat dengan pria. Mas Rayyan yang kalem atau pun Doni yang super ngeselin.Sepertinya aku juga perlu menjauh dan menjaga jarak. Selain agar kejadian Doni yang main sosor tidak terjadi, juga agar aku bisa menjaga hati. Aku sudah berhasil membuat aturan pada Doni, tapi bagaimana dengan Mas Rayyan? Mana mungkin rencana yang sudah kubuat sedemikian rupa bisa berhasil tanpanya?Kuketuk-ketukkan telunjuk ke pipi. Berpikir. Jangan sampai kehormatan seorang Ria jatuh lantaran hubungan busuk antara pria dan wanita tak halal. Lagi pula aku belum bisa percaya pada siapa pun di dunia ini. Ak
Read more
Surat Kuasa
"Eh, mau ngapain kamu?" ketusku pada Doni yang sudah membuka pintu dan menaikkan sebelah kakinya ke mobilku. Sementara aku menatap intens dari kursi kemudi, pada pria yang mengenakan kemeja tergelung hingga siku. Duh, idaman banget emang penampilan Doni. Kalau aja aku bukan istri orang dan dia tak lebih muda dariku, pasti sejak lama kuterima cintanya."Loh bukannya Mbak. Eh, maksudku Bos minta aku ikut?" Doni menautkan dua alisnya dengan tatapan protes.Aku mendecih. Membuang pandang sebentar lalu kembali menatapnya dengan sinis. "Hiss. Ikut sih ikut. Tapi pakai mobil sendiri. Aku gak mau ya dimodusin sama brondong kaya kamu." Seketika Doni tersenyum. Entah, apa maksudnya? Sampai aku sadar kata brondong itu menyatakan dia pria muda yang menarik untuk wanita yang lebih dewasa dari dia. Kini ia menyelidik ke wajahku hingga kikuk dan kembali menatap ke depan.Deuh, jangan sampai ada warna merah di pipi ini. Hal itu akan membuat Doni makin besar kepala."Ok-key ...." Doni menutup pint
Read more
Aku Butuh Kamu, Don!
"Ah, bukan apa-apa, Mas." Aku mulai tak bisa mengendalikan sikapku. Hingga memilih berlari ke luar membawa map tersebut. "Maaf aku buru-buru!" Aku berjalan cepat ke luar."Sayang, tunggu!" seru Mas Revan yang ternyata mengikuti. Kuharap Doni sudah berdiri di depan pintu menyambut map ini.Suara bel berbunyi. Syukurlah! Pasti itu Doni. Pria itu memang sangat bisa diandalkan.Aku berjalan setengah berlari ke arah pintu. Jangan sampai Mas Revan menangkapku dan mengambil benda di tangan yang menjadi penentu masa depan kami.Syukurlah tanganku mencapai pintu lebih dulu. Aku lega sekali. Namun, bukannya rasa lega yang kudapat. Tapi bertambah kaget setengah mati!Mbak Wenda berdiri di depan pintu dengan tatapan marah."Hallo, Ri. Akhirnya ketemu juga kita. Kalau kamu sudah tahu mengenai perselingkuhan kami. Kenapa masih pura-pura?" Tangan wanita yang mengenakan tangtop dan jeans ketat itu menyilang di dada.Sementara saat melihat ke belakang Mas Revan sudah berdiri tak jauh dariku. Ia pun me
Read more
Peringatan
Doni menarik lenganku menuju mobilnya. Seketika aku mendongak menatap pria yang mengenakan kemeja berwarna marun tersebut dengan mata memicing, sebagai bentuk protes."Udah, Mbak! Ikut aja. Dan lagi jangan paksa aku manggil Bos di luar Kafe." Pemuda itu seolah tahu semua yang kupikirkan."Apa?" Aku terkejut dengan pernyataannya.Doni menaikkan sebelah bibir. Diikuti senyum masam melirik pada Mas Revan dan Mbak Wenda yang bertengkar. Namun, masih sempat melirik kami. Dari ekspresi Doni aku paham semua maksdunya.Mungkin maksud manajerku itu adalah membuat Mas Revan cemburu, atau hendak menjagaku di dekatnya. Karena bisa saja jika berangkat dengan mobil sendiri, Mas Revan nekad mengejar lantaran tak terima aku bilang akan mengurus surat cerai.Apalagi yang bisa kuharapkan dari pria seperti Mas Revan? Memaafkan dan memberinya kesempatan? Tidak. Lakukan apa pun, asal jangan selingkuh. Aku tak akan pernah memaafkannya. Lantaran semua orang juga tahu, bahwa selingkuh itu seperti candu. Memb
Read more
Hamil?
"Begini, Ri. Jagan sampai karena kedekatanmu dengan pria lain, membuat buaya buntung mendapat angin segar. Menjadikan hubunganmu sebagai celah untuk menyerangmu balik." Mega bicara serius. Yah, kapan juga dia gak serius? Dia kan orang yang bekerja di bidang hukum."Maksudnya?" tanyaku keheranan."Di pengadilan itu yang bicara adalah bukti. Bukan kejujuran seseorang." Mega menjawab sambil mengenakan kembali kacamatanya. Untuk kemudian menatap deretan aksara di atas kertas yang kuserahkan. Aku mulai paham ke mana arah pembicaraan wanita yang selalu tampak rapi tersebut."His. Tapi itu gak masuk akal, Ga. Aku dan Doni tak punya hubungan lain. Semua hanya sebatas kerja," kilahku. Lagian mana mungkin aku jatuh cinta pada Doni. Tak akan pernah. Apalagi sampai menjalin hubungan, kalau itu terjadi, pasti aku sudah kehilangan kewarasan."Ya, sudah lah. Tadinya aku gak mau ikut campur urusanmu. Tapi ternyata kamu berniat menceraikan suamimu. Jadi aku pikir, salah jika aku diam saja gak membahas
Read more
Sendirian
"Hamil?!" Mataku melebar. Apa ini cuma akal-akalan Mbak Wenda untuk menjegal rencana Mas Rayyan untuk menceraikannya."Hem? Nggak mungkin Mas." Aku menggeleng. Mementahkan apa yang Mas Rayyan katakan.Pria itu masih tampak frustasi. Beberapa kali mengacak rambut. Lalu mengusap wajahnya. Baru ini aku melihat Mas Rayyan seperti itu. Lelaki yang bawaannya lembut dan tenang itu, sekarang sedang sangat gelisah. Mungkin karena ini bukan lagi hanya menyangkut pernikahan tapi juga bayi yang sudah lama ditunggunya."Jadi ... Mas gak jadi ceraikan Mbak Wenda?" Dia tampak ragu. Duh, kamu sangat bodoh kalau bayi itu alasan kalian batal nikah Mas. "Aku ....""Ceraikan, Mas! Wanita seperti dia tidak bisa diberi hati. Aku bahkan tak yakin kalau anak dalam kandungannya anaknya Mas Rayyan. Lalu kenapa Mas bisa ambil kesimpulan itu anak Mas?" Kutekan kakak iparku itu dengan pernyataan-pernyataan yang membuatnya mau membuka pikiran.Sudah jelas sekali, Mbak Wenda itu wanita jalang. Tidur bukan hanya d
Read more
Kejadian Ganjil
Bayangan itu semakin mendekat, diikuti langkah kaki yang membuat buluku meremang. Takut. Tenang, Ri. Berpikir jernih. Jangan biarkan rasa frustasi dan takut aku membuatku tak bisa melawannya. Jalan satu-satunya bagi orang terdesak, adalah melawan penjahatnya. Aku terhenyak ketika sebuah tangan memegang pundak. Sontak tubuhku berbalik. Tanpa melihat siapa, kuayunkan kaki mendorong tubuhnya terjungkal di anak-anak tangga.'Dug!' Kepala orang itu menghantup dinding. Yang kemudian diikuti suara sakit."Auh!"Aku masih terpaku di tempat. Ingin berlari ke arahnya melihat siapa orang itu, tapi takut dia bawa senjata tajam. Akhirnya kuputuskan untuk naik ke atas. Memenggil satpam dari "Kamu gak papa?" Seorang pria berlari mendekati orang jahat itu. Tapi ... suaranya sangat kukenal.Akhirnya kunyalakan lampu untuk memastikan siapa yang datang dan dugaanku itu benar."Mas Rayyan?!" Mataku membeliak. Kenapa malam-malam dia ada di sini?Suara seseorang yang mengaduh kesakitan di bawah sana meng
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status