Share

Peringatan

Doni menarik lenganku menuju mobilnya. Seketika aku mendongak menatap pria yang mengenakan kemeja berwarna marun tersebut dengan mata memicing, sebagai bentuk protes.

"Udah, Mbak! Ikut aja. Dan lagi jangan paksa aku manggil Bos di luar Kafe." Pemuda itu seolah tahu semua yang kupikirkan.

"Apa?" Aku terkejut dengan pernyataannya.

Doni menaikkan sebelah bibir. Diikuti senyum masam melirik pada Mas Revan dan Mbak Wenda yang bertengkar. Namun, masih sempat melirik kami. Dari ekspresi Doni aku paham semua maksdunya.

Mungkin maksud manajerku itu adalah membuat Mas Revan cemburu, atau hendak menjagaku di dekatnya. Karena bisa saja jika berangkat dengan mobil sendiri, Mas Revan nekad mengejar lantaran tak terima aku bilang akan mengurus surat cerai.

Apalagi yang bisa kuharapkan dari pria seperti Mas Revan? Memaafkan dan memberinya kesempatan? Tidak. Lakukan apa pun, asal jangan selingkuh. Aku tak akan pernah memaafkannya. Lantaran semua orang juga tahu, bahwa selingkuh itu seperti candu. Memb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status