Sudut mata Zahra berair, namun raganya belum sadar. Mungkinkah ia mendengar panggilan sayang dari ibunya?"Sayang ... bangun, ibu, ayah, nenek, Mbak Laras. Semuanya ada di sini jenguk, Ara. Maafiin ibu ya, Sayang. Ibu egois, padahal yang terluka bukan cuma ibu, tapi kamu juga." Rasti tak kuasa menahan tangisnya.Air matanya tumpah mengenai punggung tangan Zahra yang sedang ia ciumi. Setelah beberapa hari saat Zahra berpamitan padanya, dan berjanji untuk tidak hadir di dalam hidupnya lagi.Ada yang kosong di sudut hatinya, perasaan bersalah pada anak yang sudah ia sakiti hati dan fisiknya. Anak yang diperlakukan tidak manusiawi, tapi anak itu masih tetap menyayangi dan mencintainya setulus hati.Saat orang-orang menyindirnya, keluarga suami habis-habisan menghinanya. Zahra lah yang membelanya, berusaha menghibur hatinya yang sedih. Namun orang berusaha menghibur hatinya malah mentalnya habis-habisan dibuat drop oleh dirinya."Buu. Aku juga udah jahat banget ya sama Zahra. Sebagai kakak
Last Updated : 2025-08-08 Read more