All Chapters of Tawanan Pria Setengah Dewa: Chapter 201 - Chapter 210
214 Chapters
Menghibur Kesedihan
Pandora diam tidak mengatakan apa pun selama dalam perjalanan menuju pulang. Ada rasa takut yang ntah mengapa terus mengikuti bahunya. Kata – kata dokter kandungan semacam sebuah analisis yang mengejutkan. Sesuatu; rancu dan aneh terjadi pada janin yang dia kandung. Ya, itu, itu semua diucapkan dokter saat proses penampilan gambar di layar monitor berlangsung.Benar – benar bagian tak terduga. Pandora tak pernah mengira akan diberi pilihan untuk tidak mempertahankan. Secara pasti dia dengan tegas merasa keberatan. Bagaimanapun keputusannya adalah tetap seperti yang saat ini bisa dia lakukan. Pandora bahkan tak ingin terlalu lama di rumah sakit, segera pergi membiarkan Kingston mengurus sisanya.“Kita sudah sampai, Kucing manis.”Pandora menarik napas panjang. Memberanikan diri menatap ke arah pria yang sedang sibuk membuka sabuk pengaman. Kingston turun dengan tenang. Luar biasa tidak memberikan petunjuk apa pun mengenai perasaan dan apa yang sedang pria itu pikirkan. Tetapi mungkin—P
Read more
Menyapa Dedek Bayi
“Anak itu tak akan pernah bisa dilahirkan di hadapan manusia.”“Satu – satunya pilihan bagimu adalah membawa Pandora ke istana.”“Hanya di sini dia bisa melahirkan keturunanmu. Tidak peduli bagaimana risiko yang akan kalian hadapi.”“Jika dia akan mengorbankan nyawanya, itu konsekuensi yang harus kau terima.”“Aku sudah sering memperingatimu, Rhodes.”Empat bulan lama-nya, dan pembicaraan serius itu masih menjadi suatu lipatan yang menggunung di benak Kingston. Tidak ada solusi, sedikitpun untuk memecahkan kegelisahan bertingkat yang membuat Kingston nyaris tidak bisa memikirkan apa pun, selain bagaimana cara mempertahankan keduanya, Pandora dan makhluk mungil; masih bersemayam di dalam perut yang telah membengkak.Kingston menegakkan tubuh ketika pintu kelas dibuka. Postur tingginya tidak sulit menemukan Pandora paling terbelakang; sedikit kesulitan melangkah dengan keadaan perut sebesar itu. Paling tidak, Kingston harus menunggu beberapa mahasiswa mendahuluinya, kemudian diliputi ge
Read more
Melahirkan
Pandora sedang melipat kain – kain mungil, memindahkannya ke dalam keranjang khusus untuk dipersiapkan di hari kelahiran; terhitung besok. Dia tidak mengerti akan seperti apa rasanya, tetapi dentuman di dada selalu memberi efek detak yang mendebarkan.Dia menarik embuskan napas membayangkan keharusan menenangkan diri. Menggenggam erat pada bibir keranjang, sesekali menyentuh pinggul saat dia akan melangkah ke sisi berbeda untuk meraih sarung tangan dan kaus kaki. Disatukan menjadi beberapa tingkat, lalu diletakkan di sudut paling pojok.Selesai. Pandora tersenyum tipis sambil – sambil mendorong kereta keranjang sebagai tahapan terakhir. Posisinya pas tidak jauh dari ranjang, kemudian jemarinya menarik katup sekadar mengunci roda agar tidak beranjak geser.Pandora sudah akan memutar tubuh meninggalkan kamar, tetapi dia menghentikan satu tindakan akan mengangkat kaki setelah menemukan Kingston terpaku diam membelakangi kusen pintu yang tertutup. Sebelah tangan pria itu memegang sesuatu,
Read more
Perang Kematian
Bahwa ada sebuah perjanjian yang telah disepakati Raja Vanderox bersama Hores. Tetapi Raja merasa semua yang pernah Hores tawarkan adalah konstansi penipuan. Lewat satu cakupan Hores tidak pernah ingin melibatkan Aceli untuk dijadikan tumbal dari segala energi. Sebagai ganti, pria itu akan membawa Pandora ... hidup dan secara bersedia ke hadapannya.Terdengar ironis. Betapa sang raja mempercayai satu demi satu rentetan peristiwa yang Hores ungkapkan. Hari ini, dimulai dari dia telah mengetahui semua itu adalah bohong ....“Kau takkan pernah bisa bersembunyi dariku.” Raja Vanderox menghujam Hores dengan tatapan mengancam. Terlihat keberanian kentara di mata putranya.“Rhodes telah menyembunyikan putriku, kau tidak akan pernah bisa menemukannya, Yang Mulia.”Raja Vanderox ingin sekali murka. Tatapan bengis yang dia runtuhkan ke arah Hores, tidak sedikitpun, memberi pria itu pengaruh. Tidak ada gentar yang sanggup melemahkan ketegangan antara mereka. Raja Vanderox kembali membayangkan di
Read more
Akhir Perang
“Pandora.”Terburu – buru Kingston menerobos masuk; dia tergemap untuk beberapa saat mendapati pemandangan yang menyeret seluruh kewarasannya. Sisa satu prajurit bawah tanah sedang menengadah; berusaha menghindari serangan demi serangan dan suara lengking yang menggelegar. Wajah sang prajurit tercabik – cabik oleh cakar yang menancap erat. Prajurit itu mengerang, Kingston akan menambahkan rasa sakit itu dengan satu hujaman menjadi pertumpahan tak terelakkan.Perhatian Kingston berpindah. Kucing – kucingnya hanya mengelilingi gadis yang ....Dia seperti mendapati Pandora tenggelam di kolam darah, tetapi darah itu tidak mengenang. Mengendap mengikuti tangisan bayi. Makhluk mungil yang berada di dekapan istri cantiknya. Betapa wajah Pandora begitu pucat; itu bukan hal bagus untuk diungkapan. Kingston segera bersimpuh. Tidak sekadar pucat; seluruh dalam diri Pandora adalah kelemahan. Kelopak mata Pandora semakin sayu.Beberapa kali Pandora berjuang. Mengerjap supaya bisa menyerahkan bayi
Read more
Pertemuan Baru
“Tuan ....”“Maaf, Tuan. Tubuh Anda tidak bisa menerima jarum suntik.”Kata – kata sang perawat menyeret perhatian Kingston untuk terguncang. Saat memikirkan bagaimana keadaan Pandora, itu membuatnya hilang cukup lama. Sekarang, setelah menyadari wanita yang ingin mengambil darahnya hanya melakukan hal sia – sia. Kingston tidak mengatakan apa pun, selain membiarkan kebekuan di urat nadi tangannya; yang tak terjamah, benar – benar bisa menerima benda asing menerobos ke dalam.Jarum tajam mulai berfungsi. Kingston terus terpaku pada aliran darah yang bergerak melalui selang. Darahnya akan diberikan kepada Pandora. Ini memang sebuah keputusan penuh tekad. Tidak tahu bagaimana selanjutnya. Kingston berharap darah yang dia donorkan tidak akan mempengaruhi tubuh Pandora. Itu adalah kemungkinan paling kecil. Kalaupun ada harga yang harus diterima. Hanya diharapkan Pandora tidak akan menua. Itu saja.“Anda mungkin akan sedikit merasa pusing, Tuan. Beristirahatlah sebentar.”Wanita yang baru s
Read more
Menuju Akhir
Iris hijau Pandora sekelebat menerima siraman lampu terang, dia mengerjap beberapa kali untuk membiaskan diri. Lurus – lurus mengamati, baru kemudian keningnya bertaut menyadari dia sedang berada di satu tempat berbeda. Seingatnya, hal paling terakhir bisa dia lihat adalah wajah Kingston yang begitu khawatir. Ya, pria itu yang paling terakhir ada bersamanya. Dan tiba – tiba saat dia merasa dunia kembali memberi sebuah kesempatan. Kingston pula yang sekarang sedang menawarkan tatapan lembut. Melebihi sebuah kemurnian yang pernah Pandora miliki.. Sorot mata itu teduh. Teduh sekali ke satu titik, turun sedikit di samping Pandora.“King ...,” panggil Pandora, tidak tahu mengapa akhirnya membuat Kingston seperti tersentak. Barangkali Kingston sedang melamunkan sesuatu, tetapi reaksinya begitu tak terduga ketika pria itu diam, seolah berjuang mengumpulkan informasi, yang salah – salah tidak pernah dipikirkan sebelumnya.Untuk waktu cukup lama Pandora masih harus menunggu. Tak sadar di satu
Read more
Bayi Luca
Pintu kamar rawat terbuka perlahan; di mana Kingston terlihat membungkuk menurunkan tubuh Aceli dari balik punggung pria tersebut. Gadis kecil yang sepertinya malas berjalan, sehingga butuh sentuhan ajaib dari sang paman untuk membuat mereka terlihat harmonis.“Mommy Panda!”Pandora tetap menjatuhkan perhatian; mengamati derap langkah Aceli terburu mendekatinya. Kursi yang diseret menimbulkan suara gemerisik, kemudian wajah Aceli muncul setelah gadis itu menaiki kursi sekadar menunjang tubuhnya yang pendek.“Aceli sangat merindukan Mommy Panda.”Senyum menggemaskan itu tidak pernah berubah. Pandora hampir tertawa menanggapi ungkapan kalimat demikian, tetapi dia tak bisa bohong; perasaan haru yang mendesak sedikit mengguncang sisi emosional-nya. Pandora sangat – sangat merindukan Aceli. Sengaja merentangkan tangan untuk melihat bagaimana reaksi gadis kecil Kingston.Aceli antusias ingin merangkak ke atas blankar, kemudian tubuh kecilnya langsung ditangkap. Bukan Pandora. Kingston-lah s
Read more
Harmonis
Hari di mana dia dipersilakan pulang, Pandora melangkahkan kaki pelan – pelan masuk ke dalam gedung mentereng. Dia sedikit terkejut ketika menemukan Chris sudah berdiri menyambut dengan hangat, lalu pria itu segera mendekat diliputi satu – satunya perhatian tertuju pada bayi mungil dan kebiasaan tidur yang begitu panjang.“Kenapa tidak memberitahuku saat kau akan melahirkan, Panda?”Mendapati Chris mengajukan pertanyaan sambil tersenyum kepada Luca. Pandora segera memindahkan perhatiannya lurus – lurus memberi Kingston isyarat. Apa yang harus mereka katakan?Kejujuran sudah dipastikan tidak akan terjadi, karena itu akan sanggup membuat Chris berpikir betapa Pandora benar – benar telah membahayakan nyawanya.“Saat aku akan melahirkan, semuanya terjadi secara tiba – tiba, Dad. Jadi baru bisa memberitahumu belakangan.”Pandora meringis usai menceritakan separuh kebenaran. Memang Luca ingin dilahirkan secara tiba – tiba. Tiba – tiba kontraksi dan tiba – tiba dia harus menghadapi peristiwa
Read more
Menyusui
Tengah malam suara tangis menggelegar menjadi salah satu hal paling baru yang pernah Pandora hadapi. Dia mengerjap sebentar untuk menatap langit – langit kamar temaram. Sesaat Pandora bergeser, begitu hati – hati tidak ingin membangunkan Aceli di tengah – tengah ranjang. Tubuhnya sudah bersiap akan bangun menuju keranjang bayi, tetapi satu cekalan hangat benar – benar baru menghentikan apa yang nyaris Pandora lakukan.“Biar aku saja, Kucing manis. Sebaiknya kau kembali tidur.”Sayup – sayup suara dalam Kingston diliputi langkah kaki meninggalkan ranjang. Bayangan tubuh pria itu terus berjalan, kemudian berhenti di satu titik persis perhatian Pandora tak terenggut di sana.Gerakan Kingston luwes mendekap bayi mungil mereka. Lekuk tubuh pria itu terlihat menyisir di depan meja. Kingston mungkin akan menunggu beberapa saat sampai susu perah yang disimpan di satu perangkat khusus untuk mengisi penuh ke dalam susu botol.“Bawa Luca ke sini, King.”Namun, Pandora merasa terlalu lama, sement
Read more
PREV
1
...
171819202122
DMCA.com Protection Status