All Chapters of Suamiku Adalah Pewaris Yang Tak DiAnggap: Chapter 11 - Chapter 20
40 Chapters
Diangkat Jadi CEO
"Terima saja kenyataan ini, Dory. Ini sesuai isi wasiat pamanmu!" ucap Bram dengan wajah meledek."Tidak akan! Mana mungkin aku membiarkan pria tak berguna sepertimu jadi pemimpin di perusahaan besar ini!!""Tapi itu yang Pak Hartono mau!" tegas pemimpin rapat membuat Bram tersenyum simpul. Dia merasa menang dan sangat yakin akan membuat Dory yang sombong kehabisan kata untuk menolaknya."Aku tak terima keputusan ini! Aku tak akan menyetujui pengangkatannya!" tegas Dory lalu melangkah keluar dari ruang rapat."Tapi Pak!" Pemimpin rapat mencoba mencegah kepergian Dory tapi dia bersikukuh pergi. Melihat Dory meninggalkan ruangan, Bram tampak tak peduli. Baginya sekarang dia adalah pemimpin dari label musik ternama ini dan seperti janji supir kepercayaan ayah mertuanya, mereka akan membantunya."Jadi bagaimana sekarang?" tanya Bram yang masih menunggu keputusan dari peserta rapat."Kami akan mendiskusikan ini dul," "Hah! Jadi aku belum resmi jadi CEO?""Benar! Dory itu pemilik saham te
Read more
Rencana Baru
"Kau sudah bertemu dengannya?""Dia yang menghalangiku jadi CEO di perusahaan Pak Hartono," jelas Bram dengan kesal."Aku rasa selama ada pria itu, kau tak akan pernah bisa jadi CEO, Bram!""Astaga!""Dia sangat membencimu, bahkan yang melaporkan kita ke polisi itu dia,""Apa maunya?""Memangnya orang jahat harus punya alasan untuk jahat?"Bram menggelengkan kepalanya, dia tak habis pikir dengan perlakuan Dory padanya yang sebenarnya sempat sangat baik padanya di awal perkenalan mereka."Sudah! Kamu makan saja," Kholil menepuk bahu temannya untuk menurunkan marahnya. "Kau bisa kok kembali ke dunia musik tanpa harus mengambil perusahaan itu."Tapi amanah Ayah. Dia ingin aku jadi CEO!" tegas Bram yang paham betul alasan pemilihannya sebagai CEO oleh ayah mertuanya."Aku paham niatmu. Tapi kalau itu justru membuatmu dalam bahaya, kan lebih baik tak kau lanjutkan!"Bram memasang wajah tak setuju. Tentu bukan begitu keinginan Hartono padanya. Dia harus bersikukuh dan terus berjuang sekuat
Read more
Siapa Pria Tua Itu?
“Siapa dia?” bisik Bram semakin penasaran pada sosok yang tersenyum tipis kepadanya.“Dia pengacara yang akan membantu kita mengukuhkan kau di posisi CEO,” ucap Widi penuh penekanan. “Kau baik-baiklah padanya karena dia adalah kartu mati untuk Dory,”Mendengar perkataan sang istri tentu senyum Bram segera melebar, dia tak menyangka istri yang selama ini hanya dia jadikan istri rahasia ternyata punya ide brilian untuk melawan saudaranya, Dory yang begitu angkuh padanya.“Pak Bram! Senang bertemu denganmu!” Pria tua itu lalu menjabat tangan Bram lalu melangkah menuju kursi untuk duduk bersandar di sana.Kholil yang duduk di samping pria tua ini lalu tersenyum sambil mendekatkan wajahnya. “Kita punya manuver apa hari ini, Pak Tua!”“Kholil! Kau tau lah aku siapa. Aku tak mau main gegabah. Santai saja, jangan sampai musuh kita tau apa rencana kita!”“Kau juga mengenalnya?” tanya Bram pada mantan manajer grup band D’Klok itu.“Iya, dia itu Pak Warsa! Yang bantu kita buat perjanjian kerja s
Read more
Mengenal Lawan Dan Kawan
“Jadi kapan kita mulai?” tanya Widi tak sabar.“Besok! Sekarang kau siapkan dulu saja dia. Kenalkan dia pada semua orang bermuka dua di kantor angkuh itu dan katakan padanya kalau tak semua orang yang tersenyum di hadapannya juga tersenyum di belakangnya,”Widi dan Kholil terkekeh mendengar pesan dari Pak Warsa itu, mereka memang tau meski Bram adalah orang yang terlihat galak di depannya namun di aslinya gitaris kenamaan ini adalah pria yang melankolis dan tak bisa melihat keburukan manusia yang disembunyikan pemilik tubuhnya.Setelah berbincang lama, Bram dan Widi lalu pamit pada dua teman mereka yang lain. Mereka harus pulang untuk menjenguk putri Widi yang belum sempat diberi nama oleh ayah kandungnya ini.Mereka lalu menuju rumah Widi di kawasan elit kota Bandung tempat bayi cantik itu berada dan setiba di rumah Dwi, ibunda Widi menyambut mereka dengan wajah yang ceria.“Bram!” serunya lalu menarik lembut tangan menantunya. “Apa kabar? Ayo masuk!”“Ibu!” Widi nampak kaget dengan
Read more
Siapa Yang Meracun Kucing Itu?
“Kenapa Ibu sejahat itu padamu?” lirih Widi lalu menarik tangan suaminya bergegas pergi dari ruang makan. “Kalau begitu, kita pergi saja!”“Widi!” panggil Ibu yang tiba-tiba berdiri di antara pintu. “Kalian mau kemana?”“Ibu berniat jahat pada Bram, kan?”“Aku?!” Dwi menatap menantunya itu dengan tatapan sayu. “Dia ayah dari anakmu, mana mungkin aku sejahat itu, Nak?”“Lihat itu!” tunjuk Widi dengan penuh kemarahan pada kucing yang lemas dekat tempat sampah.“Astaga, kucingku kenapa?”“Dia menelan racun yang kau tambahkan di batagor itu!”“Aku?” Dwi memasang wajah kesal pada putrinya yang begitu yakin akan perkataan kejinya. “Mana mungkin aku sejahat itu, Nak!”Widi tak menjawab pertanyaan ibunya, dia tau wanita ini tak mungkin mengaku jika dia terus mendesaknya. Wanita cantik itu lalu menatap Bram kemudian menarik kembali tangannya melewati tubuhDwi yang masih berdiri menghadang mereka.“Kau mau kemana? Aku belum selesai bicara!” teriak Dwi lalu menarik bahu menantunya. “Kau juga, B
Read more
Niat Kembali Ke Kampus
“Siap!” seru Bram yang semakin bersemangat saja dengan ide kembalinya dia ke kampus.Ide ini kemudian dikatakan Bram sepulangnya dia ke rumah Enin, wanita paruh baya itu terlihat begitu bahagia ketika keinginan itu diutarakan oleh cucunya yang sangat dia sayangi.“Kau pantas mempertahankan Widi! Dia itu anak yang baik,” tutur Enin sambil terus mengelus lembut kepala Bram.Mendengar pujian itu tentu Bram jadi senang, dia tak menyangka jika neneknya bisa suka pada Widi padahal sebelumnya dia sering kesal karena sikap manja istri kayanya.“Kalau kau kembali ke kampus, kau harus siap dengan semua cemoohan teman-temanmu, ya!”Bram menarik senyumnya ketika petuah itu terlontar dari neneknya. Dia kembali teringat pada ketakutannya dulu. “Iya!”“Jangan patah semangat! Ingat, Enin akan selalu mendukungmu. Widi juga pasti akan sepemikiran dengan Enin.”Helaan nafas terlepas dari tubuh Bram, dia lalu tersenyum tipis di hadapan neneknya lalu meletakkan kepalanya di pangkuan wanita paruh baya ini.
Read more
Pak Warsa Tau Siapa Yang Menabraknya
“Kenapa, Bram?” tanya Enin begitu wajah Bram berubah cemas.“Pak Warsa, pengacara yang akan membantuku kembali ke perusahaan ayah Widi kecelakaan!” Tangan Bram segera mematikan ponselnya lalu berdiri. “Aku harus cepat!”“Dia dimana sekarang?”“Di rumah sakit. Ini Widi sedang WA alamat rumah sakitnya,”Bram segera masuk kamar mandi untuk berganti baju kemudian keluar dengan setelan baju rapi dan rambut yang sudah dia sisir.“Rapi sekali,” puji Enin yang tak pernah melihat cucunya serapi ini.“Aku harus terlihat rapi di depan keluarga istriku agar mereka tak memandangku sebagai mantan napi narkoba,”Enin yang mendengar alasan cucunya terkekeh karena sebelumnya Bram tak pernah memperdulikan pandangan orang tentang dirinya.“Kenapa Enin tertawa?”“Lucu aja” jawabnya ringan.Bram yang tak mau buang-buang waktu kemudian melangkah ke halaman dan menemukan sebuah motor matic terparkir di sana. “Nin!” panggil Bram sambil menunjuk ke motor hitam itu. “Ini punya siapa?”“Oh! Itu punya ibumu. Dia
Read more
Berusaha Melindungi Dwi
“Jadi kau mengijinkan aku tak kembali ke perusahaan ayahmu?” “Bukan begitu ceritanya!” tegas Widi yang segera menarik tangan suaminya menuju sebuah kantin kecil tak jauh dari tempat mereka berada.“Kita kemana?”“Ikuti aku saja,” pinta Widi lalu duduk di kursi kayu di pojok kantin lalu meminta Bram duduk dekatnya.Bram tak menolak, dia mengikuti permintaan Widi dan mulai mendengarkan rencana baru dari istrinya.Widi terus meyakinkan jika ibunya seperti itu karena Dory dan dia berharap suaminya mau menjauhkan sepupu itu tanpa kekerasan.“Tapi bagaimana caranya?” tanya Bram mencoba mengerti maksud dari rencana sang istri.“Itu yang belum aku ketahui,”Bram menghela nafas sambil menyandarkan punggungnya ke tembok kantin. “Tak akan mudah menyingkirkan dia dari ibumu karena dia tau ibumu akan memudahkan rencana jahatnya,”Hah!Widi nampak kesal karena tak menemukan jawaban yang dia harapkan. “Jangan kesal dulu, nanti kita tanya Kholil!”Dagu Widi segera menopang ke tangannya lalu wajah c
Read more
Hukum Tak Bisa Ditawar
"Bram! Kenapa kau diam saja?" tanya Widi yang kesal dengan sikap Bram padanya."Tapi ibumu bersalah!" tegas Bram yang tau dia tak mungkin main-main soal hukum dengan Pak Warsa. "Kau harus rela ibumu dihukum kalau ternyata dia,""Cukup!" teriak Widi sambil mendorong suaminya. "Kalau sampai dia dihukum, aku tak akan mau kembali padamu!""Eh!" Bram meraih tangan Widi yang membalikkan badannya dengan cepat dari hadapannya. "Jangan begitu, Widi!" "Tidak! Aku tak akan rela jika kau memenjarakan ibuku," ucap Widi sambil terisak. "Aku baru saja kehilangan ayahku, sekarang kalian akan memenjarakan ibuku!""Sayang," Bram memeluk tubuh Widi yang mulai menangis sejadinya, dia tau wanita ini sangat lemah untuk urusannya dengan keluarga kaya yang selalu menopang hidupnya. "Aku akan melindungimu, tapi kalau ternyata kau,""Diam!" Widi meronta meminta Bram melepas pelukannya. "Jangan sentuh aku!" Widi berlari meninggalkan Bram dan Kholil berdua di sana."Ih, kenapa dia jadi seperti itu?" Kholil meli
Read more
Merubah Prasangka
"Jadi aku harus bagaimana?""Kau harus optimis, berbaik sangka atas apa yang akan kau hadapi kelak. Percayalah. Kalau kau sudah terbiasa maka kau akan punya hidup yang lebih berarti!" jelas Kholil dengan penuh penekanan.Bram sebenarnya tak sepenuhnya mengerti akan apa yang dikatakan oleh Kholil, tapi dia tetap mengangguk sebagai tanda dia menghargai nasehat dari pria tinggi besar ini. Dia kemudian melangkah pulang kerumah Enin sambil terus memikirkan tulisan yang ada di wallpaper ponselnya.Wajahnya yang terus menunduk membuat Enin penasaran. Wanita paruh baya itu lalu mendekati Bram yang memang semenjak pulang dari RSKO selalu saja merenung sendirian di malam hari.Tangan wanita paruh baya itu lalu meraba bahu Bram sebelum mulai bertanya akan kegalauan hatinya."Kau sudah makan?""Sudah," jawab Bram lirih. "Tadi makan sama Kholil sambil ngobrol.""Ngobrol apa?""Soal prasangka umat. Ku tak begitu paham tentang itu, tapi aku rasa dia benar.""Prasangka umat? Apa yang Ujang maksud?"
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status