Semua Bab Sang Dewa Perang Terkuat : Bab 651 - Bab 660

Niall Anderson terdiam cukup lama sebelum kemudian pria muda itu menjawab, “Aku tidak tahu. Aku … hanya merasa ada yang aneh dengannya.”Elliot hendak bertanya, tapi pada saat itu pertarungan antara Kharel dan Ashton telah dimulai sehingga dia memilih untuk memusatkan perhatiannya untuk menonton duel tersebut terlebih dulu. Kharel terlihat begitu tenang dan berulang kali melakukan serangan yang tepat sasaran. Sementara Ashton selalu terlihat terburu-buru untuk menyerang dengan penuh semangat. Hal itu membuat Elliot mengerutkan kening karena keheranan.Tidak, tidak, tidak. Ini tidak mungkin, bukan? Mengapa aku merasa dia seperti begitu berambisi untuk menyerang Kharel? pikir Elliot.Dia juga kemudian menoleh ke arah ayahnya yang ternyata sudah berdiri dari tempat duduknya sambil menatap ke arah monitor dengan tatapan gelisah yang kentara. “Ada yang tidak beres,” ucap Elliot yang merasa ayahnya juga menyadari ada kejanggalan dalam sikap bertarung Ashton.Saat Niall tidak menanggapi

Elliot pun tersenyum lalu menanggapi dengan santai, “Di pelatihan kemarin dia menempati peringkat keempat.”Niall mengerutkan kening dan samar-samar dia mulai mengingat tentang pemuda itu. Prajurit muda yang hampir berusia sembilan belas tahun itu pun kemudian berkata, “Oh, aku ingat dia. Ayahku pernah menyebut kalau dia termasuk salah satu prajurit yang unik.”“Unik?” Kharel mengangkat alis kanannya. Niall mengangguk, “Dia tidak memiliki satupun keluarga di istana. Jadi, ayahku bahkan terkesan oleh kemampuannya yang dibangun dari nol.”Kharel tercengang seketika.Elliot yang juga sedikit tahu tentang prajurit mudah itu pun menambahkan, “Iya, benar. Dia itu dari golongan rakyat biasa yang berlatih sendiri. Jadi, bisa dibilang dia membangun kemampuannya sendiri tanpa adanya bantuan dari pihak manapun.”Kharel terpana mendengarnya. “Luar biasa! Tanpa bantuan saja dia bisa mencapai di titik sekarang.” Sang putra mahkota terdengar kagum begitu mendengar ceritanya.“Prestasinya cukup me

Evan De Kruk melirik ke arah putranya sekilas, lalu menatap istrinya kembali, “Tatiana, seorang putra mahkota tidak boleh lemah.”“Jika dia tidak dilatih dengan keras, bagaimana dia bisa memimpin kerajaan ini nanti?” Evan menambahkan dengan nada sedingin es.Tatiana terhenyak dan balas menatap suaminya itu dengan tatapan tidak setuju.Wanita berusia tiga puluh enam tahun yang merupakan ratu Kerajaan De Kruk itu pun berkata, “Jangan bicara omong kosong tentang alasan kau menyuruhnya untuk berlatih dengan keras itu. Kau … hanya peduli pada ambisimu semata.”Gareth Dee, Jenderal Perang Kerajaan De Kruk yang masih ada di tempat itu pun merasa tak berdaya. Pada akhirnya dia hanya bisa meminta para staf medis untuk segera membawa sang putra mahkota ke ruang medis khusus.Melihat bagaimana raja dan ratunya masih sibuk berdebat, Gareth memilih untuk segera undur diri.Setelah melihat rombongan yang membawa putranya pergi dari tempat itu telah menjauh, Tatiana berjalan lebih dekat ke arah sua

“Kau tidak akan menolak perintahku kan, Jenderal Dee?” Richard kembali menekankan.Pada akhirnya Gareth Dee hanya mampu mengangguk patuh, menuruti perintah sang putra mahkota.Bagaimanapun juga dia hanyalah seorang jenderal perang, tidak memiliki hak untuk menentang keinginan calon raja masa depan Kerajaan de Kruk.Esok paginya, Richard De Kruk terbangun dari ranjang rumah sakit dalam keadaan yang jauh lebih baik. Pria itu berdiam diri sejenak lalu meregangkan badannya. Setelah dirinya merasa siao, sang asisten membantunya untuk berganti pakaian.Tidak lama setelah itu, dia segera berjalan menuju ke arah gedung latihan dengan didampingi oleh asisten pribadinya yang masih memasang ekspresi penuh rasa khawatir.“Yang Mulia, tidakkah Anda lebih baik beristirahat sampai kondisi Anda pulih total terlebih dulu?” Dion akhirnya memberanikan diri bertanya ketika mereka telah tiba di gedung latihan.Si tua Gareth Dee yang telah tiba di gedung itu terlebih dulu dibandingkan dengan mereka diam-di

Alen Wang membungkuk dengan hormat, “Ratu Helen datang bersama dengan Putri Angelica, Yang Mulia.”Kharel mengangguk paham, “Aku mengerti. Kalau mereka tiba, berikan mereka izin untuk masuk.”Alen mengerutkan dahi tapi tetap menjawab, “Baik, Yang Mulia. Sesuai dengan perintah Anda.”Alen pun bergegas menyingkir. Begitu Alen pergi, Elliot yang telah memasang ekspresi tegang langsung berkata, “Mengapa Ratu mengunjungimu?”“Kau tidak memiliki hubungan baik dengan ratu. Dia tidak mungkin ingin mengucapkan salam perpisahan kepadamu, bukan?” Niall bertanya dengan kedua alis yang menyatu, tampak kehilangan selera makan.Sementara Gale tidak berani berbicara apapun dan hanya terdiam saja. Sebagai seorang prajurit yang telah hidup di dalam istana selama satu tahun lebih, dia jelas tahu bagaimana hubungan antara ratu dan putra mahkota. Hubungan mereka tidak bisa dikatakan baik, tapi tidak ada yang berani membicarakan masalah itu secara terbuka. Para penghuni istana Kerajaan Ans De Lou hanya