Lahat ng Kabanata ng Dicerai Suami, Dinikahi Majikan Tampan: Kabanata 21 - Kabanata 30
118 Kabanata
Part 20. Mau kan jadi mommy Alvaro?
Part 20Tetiba Alvaro mendorong wajah sang ayah dengan tangan mungilnya. "Daddy, jangan mayahin mommy! Kasihan Mommy," pungkasnya."Kamu belain mommy-mu ini?" tanya Tuan Putra, kini ia menatap sang anaknya yang lucu menggemaskan."Iya. Aku sayang mommy!" ungkap Alvaro lagi seraya menyandarkan kepalanya di bahuku."Jangan mayahin mommy, Vayo yang salah," ungkapnya lirih. Sepertinya dia sudah hampir menangis, karena gerak bibirnya yang cemberut dengan mata yang berkaca-kaca. Aku langsung mengecup pipinya dengan lembut. "Enggak sayang, daddymu gak marah kok. Tadi dia hanya bercanda saja," sahutku menenangkan Alvaro yang rupanya salah paham.Tuan Putra tampak menahan senyumannya lalu membelai kepala anaknya. "Maafin daddy ya!"Alvaro justru makin menyembunyikan wajahnya. "Mommy, ayo pulang!""Iya, ayo pulang," sahutku."Ayo sama daddy, Varo!" ujar Tuan Putra."Gak mau! Daddy mayah-mayah teyus! Nanti cepat tua loh!" tukas Alvaro, membuatku tertawa lirih karena kepolosan anak kecil ini.
Magbasa pa
Part 21. Terlanjur
Part 21"Neng ...!" panggil ibu.Aku menoleh ke arahnya begitu pula dengan Tuan Putra. "Neng, jadi selama ini Tuan Putra tidur di luar?""Iya, Bu.""Ya Allah, kasihan banget atuh, Neng. Kenapa gak disuruh tidur aja di--""Gak apa-apa, Bu. Saya malah menikmatinya, karena tak perlu pakai pendingin ruangan," jawab Tuan Putra."Jangan atuh ah, nanti sakit, masuk angin kalau tidur di teras terus. Kasihan Tuan, Neng.""Tapi itu atas kemauan Tuan sendi--""Sudah, mulai malam ini biar Tuan Putra tidur sama Alvaro di kamar kamu. Terus kamu tidur sama Husna. Jangan begini, kasihan. Angin malam itu gak baik untuk kesehatan."Aku mengangguk mengiyakan ucapan ibu. "Jangan begini lagi atuh, Neng. Tuan adalah tamu di rumah kita, harusnya kita menyambutnya dengan baik.""Sudah, Bu, jangan salahkan Hana. Saya tidur di luar karena saya cuma ingin menghindari sesuatu yang tidak diinginkan, Bu.""Sudah, sekarang ada ibu. Ibu percaya Tuan teh gak akan melakukan sesuatu yang buruk. Maafin kami ya, Tuan.
Magbasa pa
Part 22. Sebuah jawaban
Part 22"Kamu sudah terlanjur masuk dalam kehidupan saya, jadi saya tidak akan pernah melepaskanmu.""Ma-af, Tuan. Apa Tuan benar-benar mencintai saya? Atau hanya merasa kasihan pada saya saja? Karena semua itu akan sangat berbeda bila--""Jujur saja awalnya semua karena Alvaro. Tapi akhir-akhir ini saya memang jatuh hati padamu.""Ke-napa?""Saya mencintaimu, dan tak ada alasan mengenai hal itu," ungkap Tuan Putra menegaskan.Setelah mengatakan hal itu, Tuan Putra justru pergi meninggalkanku dalam perasaan yang semrawut tak menentu. Antara senang, terharu tapi juga takut. Terlebih Tuan Putra adalah orang yang sangat kaya, mana mungkin bisa jatuh cinta pada wanita miskin seperti aku ini. Apalagi pasti banyak wanita berkelas yang ada di sekelilingnya dan pasti mereka akan selalu menarik perhatiannya.Kulihat penampilanku sendiri yang alakadarnya. Baju kusam dan murahan, juga semua yang serba apa adanya. Tak ada yang istimewa dalam diri ini. Rasanya mustahil bila Tuan jatuh hati padaku
Magbasa pa
Part 23A. Satu Syarat
Part 23"Tuan, tolong jangan bercanda. Pernikahan adalah hal yang sakral. Kalaupun saya ingin menikah, tolong nikahi saya secara resmi," sahutku lagi.Ya, tentu saja aku tidak ingin menikah secara siri. Selain diakui agama, tentu harus diakui juga oleh negara. Tuan Putra tersenyum. "Ya, saya akan mengurus berkas-berkasnya."Ibu dan bapak hanya tertawa melihat kami berdebat. “Ya sudah, bapak dan ibu sudah paham dengan keinginan kalian. Kami memang memberi restu. Tapi Nak Putra, bolehkah kami minta satu persyaratan?”“Iya, Pak, katakan saja, kalau bisa, saya akan menyanggupi persyaratannya.”“Begini, Nak, alangkah baiknya kamu mengabari maksud baikmu ini pada keluarga. Kami tidak mau kejadian yang dulu terulang lagi pada Hana.”“Maksud bapak?”“Ya, keluarga mantan mertua Hana sebenarnya tidak menyetujui pernikahan mereka. Tapi mereka bersikeras tetap menikah karena saling cinta. Tapi akhirnya jadi seperti ini. Suami Hana tiba-tiba menceraikannya. Kami tidak ingin Hana kembali terluka.
Magbasa pa
Part 23B. Fitting baju
"Tidak, Sayang. Kami masih belum resmi, jadi panggilannya masih seperti biasa," jawabku.Kendaraan roda empat yang kami tumpangi sudah hampir sampai di pusat kota. Mobil berhenti di sebuah apotik dan toko alat kesehatan yang cukup besar. “Kita berhenti di sini, Tuan?” tanya Arga. Adik kecilku memang terlihat antusias.“Iya, turun dulu yuk. Kita perlu cari alat bantu jalan buat bapak,” sahut Tuan Putra yang membuatku tertegun.Kami langsung turun dari mobil. Tuan Putra masuk ke dalam apotek sementara kami menunggu di luar saja. Lelaki itu benar-benar membeli alat bantu jalan untuk lansia atau walker.Setelah itu kami pun pergi menuju ke toko alat tulis dan perlengkapan sekolah. “Kok kesini, Tuan?” tanya Arga lagi. Adik laki-lakiku ini memang-benar-benar kritis. Banyak tanya dan rasa ingin tahunya begitu tinggi.“Iya, sekarang kamu pilih saja apa yang ingin kamu beli," jawab Tuan Putra.“Beneran, Tuan?” tanyanya dengan mata berbinar. “Iya, silakan pilih saja. Tas, sepatu, buku atau a
Magbasa pa
Part 24. Salah Tingkah
Part 24"Cieee ... Tuan benar-benar jatuh cinta ya sama teteh?" seru Husna yang tiba-tiba datang menggoda kami. "Mana hanphone Tuan? Sini biar saya foto," ujar gadis itu lagi. Entah kenapa Tuan Putra justru menuruti ucapan adikku. Handphone sudah ada di tangan Husna dan menggulirkannya ke bagian kamera. Persis kameramen saja dia mengatur gaya.Aku berdiri bersisian dengan Tuan Putra yang tengah menggendong Alvaro. Entah berapa kali Husna memotretku. Gadis itu tersenyum kala melihat hasil jepretannya di galeri handphone."Terima kasih ya, Husna, kamu memang adik ipar yang pengertian," ucap Tuan Putra saat melihat ponselnya. Lagi-lagi dia tersenyum.Selepas dari butik, kami segera mencari warung makan. Tapi kali ini tidak makan di tempat, melainkan dibungkus untuk oleh-oleh agar bisa makan bersama di rumah.Tak hanya makanan berupa nasi dan lauk pauknya, Tuan Putra membelikan buah-buahan serta susu dan cemilan lain.Di luar dugaanku, Tuan Putra juga membelikan aneka sembako alias baha
Magbasa pa
Part 25. Debat panas
Part 25“Tuan, jangan nyosor dulu, kalian kan belum resmi menikah!” teguran dari Husna membuat Putra salah tingkah.Entah kenapa, nalurinya sebagai lelaki saat berdekatan dengan Hana membbuatnya tak bisa menahan diri. Seolah ada magnet yang menariknya. Setelah berpamitan pada semuanya, Putra langsung masuk ke dalam mobil.Lian, sang sopir sekaligus asisten pribadinya segera melajukan mobilnya. “Kita langsung pulang, Tuan?” “Ya.”Putra menghela napasnya dalam-dalam. Ia mengambil ponsel dan kembali menatap foto-foto yang dipotret oleh Husna. Tersenyum sejenak saat menatap Hana. Entahlah kapan tepatnya perasaan itu datang, tiba-tiba saja dadanya berdebar kencang saat tengah bersamanya. Ada gelenyar aneh saat berdekatan dengannya. Lelaki itu tersenyum sejenak, menjadikan foto bertiga itu menjadi wallpaper handphonenya. Senyuman Hana yang terlihat tulus makin membuatnya cantik.YA, setidaknya sejak mengenal Hana kehidupannya berubah menjadi lebih berwarna. Terlebih Alvaro pun sangat
Magbasa pa
Part 26. Jangan Dikecewakan
Part 26"A-apa? Me-meniikah?""Apa kamu udah gak waras, Putra? Kau akan menikah dengan seorang pembantu?" seru Reni tak percaya.Bahkan Bambang pun sampai kesulitan menelan makanan. Mendadak hatinya diliputi perasaan cemburu. Kenapa bisa sang mantan istri justru akan menikah dengan Putra? "Sudah, jangan ribut. Lanjutkan makan kalian. Setelah ini, kita perlu bicara, Putra," ucap Mahesa tegas.Putra menanggapinya dengan santai. Tak peduli dengan tatapan penuh tanya para saudaranya, terlebih Mariana yang tampak begitu shock. Putra melanjutkan makannya lalu minum air putih tanpa ragu lagi.Baik Reni maupun saudara yang lainnya menatap Putra dengan heran. Masa sih seorang majikan menikah dengan pembantu, seperti cerita dongeng saja!Pagi ini diwarnai dengan ketegangan yang luar biasa, bagi yang lain, bila Putra sampai menikah dengan Hana, itu artinya sebuah musibah. Mereka tak mau keluarga Mahesa direndahkan oleh yang lain, baik partner bisnisnya maupun keluarga besan dan semua keluarga
Magbasa pa
Part 27. Tercengang
Part 27Putra tertegun mendengar jawaban ayahnya. Ia tak percaya semudah itu mendapatkan persetujuan dari sang ayah. Dia memang tahu, almarhumah ibunya memang dari kalangan tak berada, tapi ia pikir ayahnya akan menolak seperti saudaranya yang lain. Ternyata sang ayah justru merestui, mungkin karena beliau mengingat kisah cintanya dulu dengan wanita yang menjadi ibu bagi mereka. "Terima kasih atas kebijakanmu, Ayah. Jadi, apakah Ayah bersedia menjadi saksi pernikahanku nanti?" "Kapan kau akan menikah?""Secepatnya, Ayah. Kami sudah mendaftarkan diri di KUA setempat."Mahesa dibuat terkejut oleh anaknya. Ia benar-benar tak menyangka akan menggelar pernikahan secepat itu. "Tunggu, tunggu, kenapa kamu terkesan buru-buru ingin menikah? Apa kau sudah pernah menidurinya?" tanya Mahesa dengan pertanyaan menohok. "Tidak, itu tidak benar, Ayah.""Lalu kenapa mendadak sekali?"Putra justru tersenyum. "Iya, Ayah. Aku sudah tak sabar ingin punya istri lagi. Ditemani olehnya dan--"Mendadak s
Magbasa pa
Part 28A. Rindu
Part 28Putra tersenyum menatap Bambang yang tampak gelisah. Pria itu tak berkutik. Tubuhnya membeku, ia tak pernah menyangka Hana akan membocorkan ini semua. Seketika rasa pusing meledak di kepala. Ia takut Mariana mengetahui rahasianya. Bisa habis dia nanti."Kenapa heran? Hana sudah cerita semua tentangmu juga tentang keluargamu. Kau yang tiba-tiba menceraikannya tanpa sebab lalu tiba-tiba menikah dengan cucu orang kaya," tandas Putra sembari tersenyum kecut.Bambang hanya bisa menelan ludahnya sendiri. Karena tak ingin permaalahannya bertambah, Bambang akhirnya pamit keluar dari ruangan. Meski jantungnya berdebar dengan kencang, takut istrinya yang pencemburu itu tahu. Ia menggelengkan kepalanya perlahan. 'Tidak, masalah ini tidak boleh bocor sampai ke telinga Mariana. Aku harus menyimpannya rapat-rapat.'"Tunggu!" cegah Putra saat Bambang hendak membuka pintu. Pria itu mendekati suami sang keponakannya. "Wanita yang sudah kau ceraikan akan kubahagiakan sepanjang hidupku. Jadi,
Magbasa pa
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status