Part 14B. Calon Mantu
Terlihat Tuan Putra dan Nyonya Reni berdebat sejenak."Mbak gak habis pikir, kok bisa-bisanya kamu mau nganterin pembantu pulang kampung. Dia itu digaji buat bekerja sama kita, bukan malah sebaliknya. Kamu sudah gak punya otak ya, Putra?!""Sudahlah, Mbak, jangan ikut campur dengan urusanku.""Tapi dia kan cuma pembantu, kita itu tidak boleh seperti ini nanti lama-lama pembantu itu ngelunjak.""Mbak, jangan nilai seseorang hanya dengan strata sosialnya. Sudah cukup, saya tidak ingin mendengar sanggahan apapun lagi!" Tuan Putra menoleh ke arahku yang tak sengaja mencuri dengar perdebatan dengan Nyonya Reni."Hana, cepat masuk mobil."Aku mengangguk ragu. "Maaf, permisi dulu, Nyonya.""Oh ya, Mbak, bilang ke ayah, aku gak pulang tiga hari. Tidak usah dicari," ujar Tuan Putra penuh penekanan."Hah? Kamu?"Aku masuk ke dalam mobil, duduk memangku Alvaro. Secepat kilat kaca jendela mobil ditutup oleh Tuan Putra. Nyonya Reni tampak kesal sekali, terutama mungkin padaku. Ia pun segera mela
Baca selengkapnya