Kubuka mataku dengan perlahan, saat sepenuhnya aku tersadar, aku mendapati diriku kini terbaring di ranjang dengan selang infus yang menempel di urat nadiku. Sedangkan satu tangan yang lain terbalut erat oleh perban. Aku menghela nafas dan kembali mengingat apa yang terjadi sebelum aku berada di sini. Sebuah ruangan perawatan rumah sakit yang hanya ada aku sendiri.Apakah yang terjadi dengan Axel dan Henry? Semoga saja apa yang aku lakukan dapat membuat mereka membuka mata. Agar permusuhan dan kesalahan pahaman di antara mereka mereda. Aku hanya tak ingin semua menjadi semakin rumit dan berlarut-larut. Yang pasti aku tak mau hanya karena aku mereka berdua saling bermusuhan. Tak berapa lama suara pintu terbuka, seketika aku pun mengalihkan pandanganku pada Axel yang berjalan mendekat ke ranjang tempat aku terbaring.“Kau sudah sadar? Bagaimana keadaanmu sekarang?” Pria yang merupakan suamiku itu bertanya dengan ekspresi wajah teduh.“Aku baik-baik saja, tak ada yang perlu dikhawatirkan

Carla melangkah mengikuti ke sebuah tempat yang ditunjukkan Emilio padanya. Sebuah ruangan bawah tanah yang ada di gedung tersebut. Di mana Emilio menyembunyikan sesuatu yang berharga di sana. Dalam ruangan yang minim cahaya itu Carla bisa melihat seorang wanita terbaring tak sadarkan diri di sebuah ranjang reyot terbuat dari besi. Wanita yang paling dibencinya dan membuat dirinya harus kehilangan cinta Henry, suaminya.Setelah Carla mengikuti Henry secara diam-diam malam itu, Carla menemukan fakta jika Angelina Louis telah diperistri oleh saudara tiri dari Henry sendiri, Axel Campbell. Dan kenyataan itu membuat Carla berpikir jika pasangan yang dilihatnya dalam pelelangan di Roma waktu itu adalah Axel dan Angelina. Ya, Carla sangat yakin itu. Wanita perusak rumah tangganya bisa hidup mewah dan bahagia tentu fakta itu membuat Carla tak bisa terima begitu saja. Membuat hidup Angelina hancur dan menyedihkan adalah tujuan utamanya sekarang.“Kau hebat, Emilio. Bisa membawa pergi wanita i

“Sean, benarkah itu kau?” Bibirku terasa berat saat mengucapkan nama yang sudah lama tak pernah kusebut itu dalam hidupku. “Angelina? B-bagaimana kau ada di sini?” Pria yang aku yakini sebagai Sean Louis, kakak kandungku itu tertegun melihatku ada dalam satu ruangan bersama dengannya. “Kau.., kau?? Pria yang membeliku untuk dijadikan budakmu?” Aku bertanya memastikan dengan bibir yang masih terasa bergetar. “Jadi kau wanita yang dipilih Madame Beatrice untuk menemaniku?” Sepertinya Sean pun sama-sama merasa bingung dengan situasi ini. “Ya. Kau-, kau ke mana selama ini, hah?!” Setelah dapat menguasai diriku dari keterkejutan, aku pun langsung berlari ke arahnya dan memukulnya keras sebagai ungkapan rasa kesalku. “T-tunggu Angelina! Kau jangan emosi seperti ini! Bagaimana jika mereka di luar mendengar kita!?” Sean berusaha mengingatkanku tapi aku tak peduli. “Masa bodoh! Aku tak peduli! Kau sudah membuat hidupku menderita! Bukannya kau melindungiku, tetapi kau justru lari dari masa

Lima hari setelah Angelina dinyatakan hilang, tak membuat Axel maupun Henry putus asa terus mencari keberadaan Angelina. Untuk pertama kali dalam hidup mereka, Axel dan Henry bekerja sama untuk mencari wanita yang sama-sama memiliki arti penting dalam hidup mereka. Hingga sampai mereka menemukan jika seorang anggota mafia yang bernama Emilio Ricardo berhubungan dengan hilangnya Angelina. Setelah tahu hal itu, Henry pun segera bergerak. Axel yang mengetahui hal itu pun tak tinggal diam. Baik Henry dan Axel Campbell menggunakan segala kuasa yang dimilikinya untuk melacak keberadaan Emilio Ricardo dengan sebuah petunjuk yang dua bersaudara itu dapatkan. Namun, di saat Axel dan Henry mencari Emilio Ricardo di tempat yang diketahui sebagai tempat tinggalnya, pria itu seperti hilang ditelan bumi. Axel dan Henry kehilangan jejak Emilio sebelum pria itu sempat ditemukan. Di saat dua bersaudara Campbell itu kehilangan jejak Emilio, sebuah fakta mengejutkan lain terungkap, jika ternyata Carla

Setelah Sean membebaskanku dengan membeliku dari Madame Beatrice dengan nominal yang fantastis, kini aku pun akhirnya bisa terlepas dari jeratan para penjahat budak wanita yang telah menjualku. Aku dibawa oleh Sean ke tempat tinggalnya, sebuah tempat tinggal berupa mansion yang mewah. “Sean, inikah tempat tinggalmu yang sekarang?” tanyaku tak percaya, menatap cukup takjub bangunan bernuansa Eropa klasik yang mendominasi. “Ya, ini rumahku. Bagaimana menurut pendapatmu, Angelina?” Sean tersenyum bangga di depanku. “Tentu saja aku ikut senang melihatnya. Kalau boleh tahu bisnis dalam bidang apa sekarang yang sedang kau kembangkan, Sean?” aku bertanya merasa penasaran. “Sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang ekspor impor,” jawabnya lugas. Aku mengulas senyuman padanya, senyuman penuh kebanggaan. “Dad pasti bangga melihat keberhasilanmu, Sean,” ucapku lirih. “Aku harap seperti itu, Angelina,” balas Sean seraya tersenyum simpul. “Baiklah, kau istirahatlah dengan baik. Besok kita