All Chapters of ISTRI KONTRAK PENEBUS HUTANG: Chapter 41 - Chapter 50
138 Chapters
BERSIAPLAH JIKA HATIKU AKAN BERPALING
Ya, Tuhan. Ternyata benar, apa yang aku takutkan itu terjadi. Henry sudah tahu keberadaan Andrew, bahkan dia sampai berpikir jika Andrew adalah anaknya.“Tidak ada anak! Kau jangan terlalu percaya diri jika putraku itu adalah anakmu, Henry!” aku menyangkal keras dengan keberanian yang besar.Henry tersenyum miring, “Oya? Benarkah itu? Jika anak itu tidak ada hubungannya denganku kenapa kau terlihat ketakutan sekarang?” tebak Henry membuatku semakin gugup.“A-apa?!” Aku mendelik seketika. Tapi mungkinkah Henry memang bisa melihat kegugupanku? Atau dia hanya sengaja memancingku saja.“Andrew Campbell itu adalah nama bocah laki-laki itu ‘kan?” Henry memancing dengan senyum penuh percaya dirinya. “Dan jangan berusaha membodohiku jika Andrew Campbell adalah anakmu dengan Axel,” tukas Henry.“Andrew memang adalah anakku bersama dengan Axel Campbell! Apa itu menjadi masalah bagimu?!” tukasku berani.“Oya? Kau pikir aku bodoh, Angelina?” Henry menyudutkanku, “Apa kau pikir, aku tidak tahu ji
Read more
GAIRAH TERLARANG
“Satu gelas lagi!” pinta seorang wanita cantik berpenampilan menarik pada seorang bartender di sebuah bar terbaik di Milan malam itu.Wanita yang tak lain adalah Carla itu tampak memesan minuman beralkohol tinggi pada seorang bartender untuk ke sekian kalinya. Raut wajah cantiknya terlihat frustasi dan marah. Bagaimana tidak? Suaminya sendiri baru saja mengatakan jika ada wanita lain dalam pernikahan mereka, hati istri mana yang tidak sakit hati mendengarnya? Apalagi seorang wanita sempurna berego tinggi seperti Carla Queen Baker, tentu ia tak akan terima hal itu! Carla tak terima penghinaan ini!Apa yang selama ini Carla pikir itu ternyata benar. Jika Henry memiliki wanita lain di hatinya. Itu adalah jawaban dari perbedaan sikap Henry padanya. Henry yang memujanya, Henry yang mencintainya, selama menjalani hampir empat tahun pernikahan tak pernah sekali pun bersikap acuh padanya kini tiba-tiba justru bersikap dingin padanya. Carla mengakui jika Henry adalah sosok suami yang selalu me
Read more
PERANG DINGIN
Pagi itu Henry terbangun saat ponselnya yang diletakan di meja nakas samping ranjangnya terus bergetar. Terganggu dengan suara getaran ponsel, Henry membuka matanya dengan berat. Masih enggan tubuhnya untuk beranjak, namun suara getaran ponsel itu terus mengganggu. Dengan enggan Henry menggapai benda pipih itu tanpa beranjak dari atas ranjang. Netra birunya menyempit saat melihat nomor tak dikenal yang menghubunginya. Walaupun ia tak mengenal nomor ponsel yang menghubungi, tetapi Henry bisa menebak jika ia tahu siapa orang yang menghubunginya. Akhirnya Henry pun mengangkatnya tanpa berbicara terlebih dahulu. “Sudah waktunya kita bertemu, Henry Bastian Campbell. Bukan antar saudara, tapi ini adalah antar sesama pria!” Tebakan Henry tidak meleset. Sebuah suara mendominasi terdengar, dan Henry mengenal betul siapa pemilik suara tersebut. “Katakan dan aku akan datang dengan senang hati,” ucap Henry serius penuh keyakinan. “Aku tunggu kau di tempat yang akan aku tunjukkan padamu, satu ja
Read more
BERITA PANAS
"Berita apa ini?! Jelaskan padaku!” Henry melemparkan sebuah surat kabar dengan kasar tepat di muka Carla yang masih terbaring di atas ranjang pagi itu. Carla yang belum sepenuhnya sadar terkejut dengan sikap Henry yang tiba-tiba melemparkan sebuah surat kabar di wajahnya. “Apa-apaan kau, Henry?!” serunya marah tak terima. “Seharusnya aku yang pantas bertanya padamu! Apa kau sengaja melakukannya agar aku merasa cemburu, begitu?! Kalau kau berpikir seperti itu, kau salah besar Carla!!” sergah Henry dengan suara lantang. “Apa?? Cemburu? Apa maksudnya?” Carla semakin merasa bingung. Merasa penasaran Carla pun membuka surat kabar itu dan seketika juga ia membelalakkan kedua matanya lebar-lebar. Bagaimana tidak? Ia melihat dengan jelas foto seorang wanita bersama dengan seorang pria tampak mesra di sebuah klub malam. Bahkan dari foto tersebut jelas terlihat jika pasangan itu tampak seperti hendak berciuman, dan Carla mengingat dengan jelas siapa wanita yang ada dalam foto itu. Ya, sang
Read more
PERTEMUAN TAK TERDUGA
“Ayo sini Mom! Berenang bersamaku!” Andrew berteriak memanggil dengan antusias seraya berlari ke pinggir pantai. “Jangan berlari terlalu cepat Andrew! Tunggulah Mom!” aku melangkah cepat menyusul Andrew yang berlari terlebih dahulu. Setelah mendapatkan izin dari Axel, aku dan Andrew pun pergi berlibur ke pantai di mana kali ini menjadi tempat tujuan kami. Tentunya bersama Rex dan Billy, seperti yang Axel perintahkan. Kedua pengawal kepercayaan kami ikut serta untuk mengawal kami. Aku pikir tak masalah, tanpa Axel ataupun tidak, yang jelas saat ini aku hanya ingin menikmati liburanku bersama dengan putraku, Andrew Aidan Campbell. Bisa kulihat Andrew begitu semangat dan senang dengan liburan kali ini, walaupun liburan ini hanya ada kami berdua. Setelah cukup lama menemani Andrew bermain di pantai, kini aku memilih duduk berjemur di pinggir pantai sembari mengawasi Andrew yang tengah asyik bermain membuat istana pasir. Cuaca cerah hari ini seakan mendukung liburan kami, begitu juga su
Read more
PERTEMUAN TAK TERDUGA, PART 2
“Paman ini teman Mom, Sayang," aku menjawab sedikit gugup. Saat itu juga, bisa kulihat ekspresi Henry tampak berubah ketika melihat Andrew secara dekat. “Hallo, jagoan. Apakah namamu Andrew Campbell? Aku ini adalah-“ “Henry, please!” potongku cepat sebelum Henry melanjutkan ucapannya pada Andrew. Henry tersenyum penuh arti padaku lalu mengalihkan pandangannya pada Andrew kembali, “Aku ini adalah saudara dari orang tuamu. Jadi kau bisa memanggilku dengan panggilan Paman Henry," sambungnya seraya tersenyum cerah pada Andrew. Aku akui jika ucapan Henry sempat membuatku takut dan seolah jantungku seperti berhenti berdetak seketika. Bagaimana tidak? Aku sempat berpikir jika Henry akan mengatakan kalau dia adalah ayah kandung Andrew. “Wah, benarkah itu? Tapi bukankah kau adalah Paman yang pernah aku lihat di restoran waktu itu. Paman tampan?” Kedua mata Andrew berbinar senang mengingatnya. “Benar sekali, kau ternyata masih ingat. Paman pikir kau sudah lupa,” Henry menyahut dengan seny
Read more
MALAM PENUH GAIRAH
“Axel...,” Lidahku seperti tercekat saat mengucapkan nama itu di bibirku sekarang.Sosok itu kini melangkah mendekat ke arahku. Di mana aku yang masih duduk tegang dengan pandangan tak lepas menatap ke arahnya. Kali ini setiap langkahnya terdengar seperti dewa kematian, tatapannya yang tajam seolah bagai jutaan pisau yang menusuk hati hingga tembus ke jantungku.“Kau menikmati pertemuanmu dengan mantan suamimu tadi?” ucapnya tajam dan menusuk seraya mengulum senyum sinisnya padaku.Aku menggeleng cepat menepis dugaan buruk yang jelas terbaca hanya dengan kilat matanya padaku saat ini. “T-tidak..., semua tidak seperti yang kau lihat dan kau pikirkan, Axel.” “Dad!! Kenapa Dad tidak bilang akan menyusul kita di sini?!” Andrew berhambur ke pelukan Axel saat itu juga, membuat suasana yang seharusnya menyenangkan dan hangat menjadi kaku dan dingin karena hal yang tak diinginkan terjadi.“Aku memang sengaja ingin membuat kejutan untuk kalian berdua, tak kusangka aku yang terkejut tadi,” Axe
Read more
PENYESALAN
Masih berada di pantai Otranto, aku dan Andrew sengaja jalan-jalan di pinggir pantai pagi harinya. Sedangkan Axel masih tertidur, aku tak berani membangunkannya karena ia terlihat begitu lelah. Apalagi setelah menghabiskan malam panas kami bersama semalam. Namun, aku sudah meninggalkan pesan padanya jika aku dan Andrew berada di pantai untuk menikmati liburan kami yang sempat tertunda kemarin karena kehadiran seseorang yang tak terduga, Henry Bastian Campbell. “Kenapa aku tak melihat Paman Henry lagi, Mom? Bukankah dia bilang jika akan menemuiku kembali?” Andrew bertanya, raut kekecewaan jelas terlihat di wajah polosnya. Aku menghela nafas lalu bersimpuh di depan Andrew dan berkata, “Dengarkan Mom, Sayang. Kita sudah memiliki Daddy jadi kenapa kau masih mencari Paman Henry yang baru saja kau temui?” “Aku menyukai Paman Henry, Mom. Aku merasa aku sudah lama mengenalnya walaupun aku baru bertemu dengannya. Kenapa Mom terlihat tak menyukai jika aku dekat Paman Henry?” Andrew berkoment
Read more
SEBUAH FAKTA
Sementara di lain tempat, Carla terlihat tegang, ia baru saja mendapatkan informasi berikut sejumlah foto dari orang suruhannya yang bertugas memata-matai Henry. Ekspresi wajahnya jelas menyiratkan kemarahan yang begitu besar. Jari jemari tangannya mengepal erat melihat setiap foto yang dikirimkan seseorang lewat pesan pribadinya. Foto suaminya bersama dengan seorang wanita dan juga anak kecil yang diperkirakan berumur kurang lebih lima tahun. Yang membuatnya semakin murka adalah jika Carla sangat mengetahui siapa sosok wanita yang bersama dengan suaminya itu. Siapa lagi jika bukan Angelina Louis, wanita yang tak lain adalah mantan istri dari suaminya sendiri. “Brengsek kau Angelina!!!” Carla melemparkan barang apa pun yang ada di sekitarnya sebagai bentuk luapan emosi. Bagaimana seorang istri yang tak meradang melihat suaminya sendiri bersama dengan wanita lain? Dan bagaimana Carla bisa menahan perasaan emosinya ketika ia melihat kebahagiaan tercermin jelas di setiap ekspresi wajah
Read more
DUEL MAUT
Malam itu aku tengah menyiapkan makan malam untuk Andrew, saat seorang maid memberitahuku jika ada seseorang yang datang dan ingin bertemu denganku. Aku pun bertanya-tanya, karena selama ini jarang sekali ada orang yang bertamu di malam hari apalagi sengaja untuk mencariku. “Siapa?” aku bertanya penasaran pada maid. “Seorang pria, Nyonya. Beliau mengaku bernama Henry Bastian Campbell,” maid itu menjawab. Deg! Ya, Tuhan. Nama itu lagi, kenapa dia harus selalu ada dan membayang-bayangi hidupku kembali? Sebenarnya apa yang ia inginkan? Apalagi kedatangannya yang tiba-tiba seperti ini, dan di saat Axel tak ada di rumah seperti sekarang, sungguh membuatku tidak nyaman. “Apakah itu Paman Henry, Mom?” Andrew bertanya, ekspresi wajahnya terlihat senang. “Benar. Itu Paman Henry. Tapi kau tak bisa menemuinya saat ini. Kau tetap di sini bersama Lana, Mom hanya sebentar. Kau mengerti, Sayang?” perintahku lembut. “Baik, Mom.” Andrew menjawab patuh, walaupun aku tahu sebenarnya dia sedikit kec
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status