All Chapters of Saat Istri Kecilku Mengabaikanku: Chapter 21 - Chapter 30
41 Chapters
Lukisan raga
Dingin sepi menyapa hari-hari Lydia. Hanya bisa menahan rasa hati yang sakit setiap harinya dengan perlakuan Alan yang tak memanusiakan dirinya sebelum-sebelumnya hingga akhirnya ia harus menempati tempat yang sangat ia benci itu. Berita kematian Adrian juga membuat Lydia semakin tertekan dan hilang akal. Bahkan, Lydia hanya bisa termenung setiap harinya dibawah naungan langit yang mendung dan wajah sayunya. Tatapan yang kosong, bibir kering, tubuh lemas dan kejiwaannya semakin terguncang meski sudah dijalani terapi, hal yang sangat Lydia benci adalah ketika ia harus terapi. "Pa.. Lydia paham kenapa papa selalu bilang Lydia harus kuat, Lydia paham kenapa papa selalu membentak Lydia meski papa tau anak papa itu tidak bisa mendengar bentakan ternyata.. Dunia ini lebih keras dari bentakanmu, pa..," lirih Lydia dengan menatap langit dan bibirnya bergetar menahan tangis. Membohongi hati sendiri tak semudah saat akan membohongi pasangan karena kondisi. Sedangkan Alan, ia bersenang
Read more
Sunyi
Martha dan juga Surti merasa hampa didalam kediaman mendiang orang tua Lydia. Mereka juga tidak tahu bagaimana dan mengapa semua ini terjadi. Apalagi mereka tidak bisa membayangkan bagaimana jika tanpa hadirnya Lydia, mungkin saja mereka tidak akan pernah tau bagaimana rasanya memiliki majikan yang seperti sahabatnya sendiri. Menguatkan hati saja rasanya sulit.“Mar, kira-kira nyonya udah sadar apa belum ya?” "Kamu pikir nyonya koma? Yang pasti.. Nyonya kali ini lagi pengen tenang. Biarin dulu, karena ujian ini juga berat buat anak gadis seperti nyonya," ujar Surti sambil menghela napas samar.Ada banyak cerita yang dapat ditempuh namun, apakah jalan cerita yang menyakitkan ini akan dilalui dengan mudah oleh Lydia tanpa adanya hambatan apapun setelahnya?Hitam bukan bagian, begitupun putih. Semua warna-warna telah memudar dan juga. Harta paling berharga tak dapat diperhatikan meskipun ia sudah berusaha semaksimal mungkin dalam mencintai tetapi, apabila nyatanya mencintai tak pasti m
Read more
Kelam dalam diam
"Lydia," panggil seseorang membuat Lydia menoleh dan ternyata itu adalah Bayu. "Mengapa?" jawab Lydia menoleh dan suara yang terdengar begitu lembut membuat Bayu tersenyum. “Teman-temanmu mencarimu,” kata Bayu sambil mulai mempersilakan Surti dan Martha masuk ke kamar Lydia dan itu membuat Lydia langsung heboh. "Nyonya bagaimana kabarmu?" "Wanita itu dirawat dengan baik di sini ..?" "Bu, kenapa?" “Maaf Bu.. Pasien yang bernama Lydia masih trauma dan kemungkinan besar akan sulit untuk didekati meskipun itu keluarganya, atau suaminya bahkan setelah ini, karena penyakitnya juga semakin menyebar dan gangguan jiwanya semakin parah sejak saat itu. kecelakaan," sela perawat membuat Martha mengangguk dan menghela napas berat. Ketakutannya terjadi. "Jadi ini nyonya ga bisa kenalin kita berdua?" sela Surti dibalas dengan gelengan kepala perawat sebelum keluar ruangan. Apa yang terjadi juga bukankah itu sebuah ilusi semata yang tergenang dalam pikiran Lydia? Apakah Lydia benar-benar menga
Read more
Luka lama
Perjalanan yang penuh liku-liku akhirnya membuat Lydia bertemu dengan seseorang yang sangat dibencinya. Musuh bebuyutan yang kerap merundungnya waktu SMA. Sedangkan Lydia, ia menatap nanar sekitar dengan susah payah berdiri dan mulai berjalan mendekat ke arah suara tersebut. Bayu yang berada disana juga bergeming. Ia binggung mengapa Lydia seperti mengenali adik lelakinya, "Kalian saling mengenal..?" tanya Bayu dengan menatap satu dengan yang lainnya. "Tentu saja, benar bukan Lydia?" sahut Jefry dengan menyeringai tipis membuat Lydia menatap tajam ke arahnya. "Jangan pernah menyebut namaku dengan mulut kotor anda, Jefry Mario Raja," tadas Lydia membuat Jefry terlonjak karena Lydia sangat agresif. Bayu lagi dan lagi bergeming tanpa mengucap sepatah kata dan hanya mampu berusaha menahan Jefry agar tidak mnyakiti Lydia, "Dasar gadis cupu, tidak berguna, sombong," cela Jefry habis-habisan membuat Lydia mengepalkan tangan dan menahan emosinya. Lydia jelas menginggat jelas bagai
Read more
Kalah bukan berarti harus menyerah
Pesta yang tengah tergelar megah tiba-tiba hening ketika sebuah mobil berhenti dan Lydia keluar dari mobil tersebut, membuat semua takjub dengan yang mereka lihat. Dengan lihai Lydia mulai berjalan dengan berlengak-lengok dan menaiki sebuah panggung pernikahan. Dimana itu adalah suaminya. "Bagaimana rasanya menikah selama lebih dari tiga kali, mas?" tanya Lydia membuat Alan terperanjat dari tempatnya. "Kenapa kamu disini, sialan?" sahut Alan dengan penuh penekanan. "Karena.. Aku istri pertamamu yang berhak mendapat restu darimu. Baiklah, lihatlah gadis cantik ini.. Bukankah mukamu terlalu tebal? Seorang pembully bisa berharap menjadi nyonya.. Menakjubkan sekali," sindir Lydia membuat pengantin wanita yang tadinya duduk turut berdiri karena terkejut. Bagaimana Lydia bisa tau bagaimana masalahnya? "Saya peringatkan, kamu jangan pernah membuat kekacauan dipesta ini, Lydia." "Dan aku hanya memberitahumu, perempuan ini yang melucutiku atas perintah dari Jefry, kakak tingkat y
Read more
Kembalinya Lydia
Singkatnya, mereka berdua pulang dan Lydia juga kembali ke rumah menemui kedua orang yang sudah menunggunya lama. Siapa lagi jika bukan Surti dan Martha? "Eh, itu nyonya kan?" "Mana?" "Itu! Dia pake baju item, itu keknya nyonya tapi kok tumben banget? Dia dapet gaun darimana ya Ti?" "Justru aku yang kau nanya kok malah mbok duluin, tapi kayaknya bukan nyonya, tapi gatau lah, tunggu dia aja ke sini," ujar Surti dengan terus menatap seorang gadis yang tengah hendak berjalan mendekati mereka. Dan benar saja! Itu adalah Lydia. Yang mereka tunggu selama ini. Yang mereka nanti dan yang mereka patuhi. Hanya Lydia seorang. "Lohh nyonya naik apa kesini?! Pasti pegel banget eh, pegel iya, pegel kan nyonya?" latah Surti membuat Martha hanya bisa menahan tawanya. Bagaimana tidak? Surti itu orangnya sangatlah latah. Bahkan, untuk serius saja terkadang Surti itu harus digebrak terlebih dahulu. "Aku kira kalian hadir dipernikahan yang ke-empatnya mas Alan," celetuk Lydia membuat Surti menyem
Read more
Rencana awal
Ketiganya telah sampai ditempat tujuan namun, Lydia juga telah menemui seseorang. Orang yang berpakaian serba hitam dan terlihat cukup misterius. "Nyonya muda, semua telah terbukti. Kecelakaan itu bukan murni kecelakaan melainkan, rem dari mobil tersebut sudah diputus terlebih dahulu," terang lelaki tersebut dengan serius. Lydia jelas tidak terkejut. Ia juga sudah mengerti dan juga ia paham bahwa memang dasarnya, semua ini sudah direncanakan sedari awal. "Terimakasih atas informasinya." "Apakah ada yang bisa diselidiki lagi, nyonya muda?" "Selidiki kasus pembunuhan ayah saya." "Baik nyonya, saya permisi." Tak lama setelahnya, mereka bertiga mulai berbelanja dan bersenang-senang agar tidak memikirkan hal yang memang sudah Lydia abaikan sehingga, Lydia mulai mengembuskan nafas gusar dan mulai menatap Ratna dan Martha, "Kalian jaga rumahku ya..? Anggap rumah sendiri, aku mau ke rumah mas Alan," ujar Lydia dengan mulai memborong baju-baju dan ucapan itu membuat Martha dan Ratna
Read more
Manipulatif
Lydia hanya menyiapkan diri dan ia dengan santai membuka pintu hanya mengenakan tank top dan menatap Alan dengan tatapan tegas, "Ada apa mas? Aku mau tidur," sahut Lydia dengan mengusap-usap matanya. "Ada yang mau saya tanyakan sebentar.""Apa?""Kamu sudah sembuh? Kenapa keluar dari rumah sakit jiwa itu?""Kalau udah keluar tandanya apa mas? Gak mungkin aku balik kesini kalau belum sembuh, udah aku ngantuk."Lydia menutup pintu kamar kembali dan meninggalkan Alan yang terkejut saat pintu itu ditutup dengan kuat. Alan juga tak tinggal lama, ia kembali ke kamar dan memutuskan untuk tidur karena esok harinya ia harus ke kantor dan melakukan meeting dengan perusahaan ternama. Tak terasa malam begitu cepat. Lydia sudah bangun dan mulai membersihkan dirinya, sholat subuh dan setelahnya, Lydia memasak untuk sarapan dan menyediakannya dimeja makan, "Sarapan dulu," ucap Lydia ditepis oleh Alan. "Saya ga sarapan dirumah.""Yaudah.""Kamu gak marah?""Buat apa? Buang-buang tenaga." Alan la
Read more
Kedua pemilik
"Alangkah baiknya kalian berbicara sesuai dengan porsi. Perempuan baik jelas tidak akan merebut apa yang bukan miliknya." Semua orang terkejut mendengar suara Lydia yang begitu nyaring dengan menghampiri Melati dan menatap Sandria secara bergantian. "Mas, sadar atau tidaknya.. Kamu ga akan paham kalau belum merasakan. Nyatanya rumput tetangga akan lebih hijau daripada rumput sendiri karena apa? Karena rumput lama-lama akan mati apabila tidak dirawat sama sekali oleh tuan rumah yang mendiami rumah tersebut." DEG...! Perkataan Lydia jelas saja menohok. Alan juga paham apa maksudnya hingga Lydia memutuskan untuk pergi setelahnya, perkataan itu seolah-olah teguran untuk dirinya. "Mas, mau kemana?" tanya Sandria dan Melati bersamaan. "Saya mau kejar Lydia," sahut Alan dengan menepis tangan kedua istrinya dan memilih untuk mengejar Lydia namun, percuma saja. Lydia tak akan pernah mengulangi kebodohan kesekian kalinya. Lydia mulai memasuki dapur dan memasak didalamnya. Setelahnya, ia
Read more
Rumah kosong akan terasa aneh jika dihuni
Hari ini Bayu mengunjungi kediaman Lydia dengan membawa banyak sekali barang-barang seolah-olah itu adalah seserahan dan keberaniannya sampai ketika Bayu mulai melangkah dan memasuki kediaman Alan. "Langsung saja, kedatangan saya kemari untuk melamar kamu, Lydia," terang Bayu membuat Alan menyemburkan air yang hendak diteguknya. "Apa maksudmu?! Lydia masih istri saya!" tegas Alan dengan melempar semua barang membabi buta. "Kau masih menganggapnya sebagai istri lantas, mengapa kau terus mengulangi kesalahan yang sama setiap waktu?" Skak mat. Alan tak bisa mengucap sepatah kata ataupun alasan yang tepat untuk membantah ucapan Bayu. Bahkan, "Gadis cantik seperti Lydia.. Siapa yang tidak menginginkannya?" sela Bayu semakin membuat keadaan panas. Hanya Lydia yang masih pusing dengan keadaan. Karena hidupnya tiba-tiba. Tiba-tiba ditinggal nikah, tiba-tiba ditinggal meninggal, tiba-tiba diselingkuhi dan sekarang tiba-tiba dilamar. "Sebentar, Bayu.. Aku hargai niat baikmu tapi.. Beri ak
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status